KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Kasongan tahun 2016.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Kasongan ini adalah
penyampaian hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Pengadilan
Negeri Kasongan selama tahun 2016. LKjIP ini kami susun berdasarkan Surat Plt. Sekretaris
Mahkamah Agung RI Nomor 323/SEK/OT.01.2/11/2016 tanggal 17 November 2016 dan
ditindak lanjuti dengan Surat dari Ketua Pengadilan Tinggi Palangka Raya Nomor
W16-U/1751/OT.01/XI/2016 tanggal 30 November 2016 perihal Penyampaian LKjIP tahun 2016
dan Dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017.
Penyusunan LKjIP ini bersama-sama dengan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Pengadilan Negeri Kasongan berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (Men PAN) Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja
serta sesuai Tugas Pokok dan Fungsi dan daftar Isisan Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
2016 Pengadilan Negeri Kasongan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini terdiri dari :
• Kata Pengantar
• Ikhtisar Eksekutif
• Bab I Pendahuluan, yang memuat penjelasan umum organisasi yang meliputi
Aspek strategisnya berupa kedudukan, tugas dan fungsi Pengadilan Negeri
Kasongan
• Bab II Perencanaan Kinerja, yang menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian
kinerja tahun 2016
• Bab III Akuntabilitas Kinerja, Bab ini menguraikan Capaian Kinerja Organisasi
untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi dengan melakukan
analisis perbandingan target dengan realisasi tahun 2016, perbandingan realisasi
kinerja tahun 2016 dengan tahun sebelumnya, perbandingan realisasi kinerja tahun
2016 dengan target jangka menengah dalam Reviu Rencana Strategis 2015-2019 PN
Kasongan, Analisis keberhasilan/kegagalan program/kegiatan tahun 2016, dan
analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/kegiatan yang
berhasil menunjang keberhasilan atau menyebabkan kegagalan pencapaian
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan instrument
pertanggung jawaban dan perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan
pengukuran kinerja instansi pemerintah.
Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan integrasi antara keahlian
sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan
lingkungan strategis lokal, nasional, maupun global, dan tetap berada dalam tatanan sistem
administrasi negara. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
program pengadilan serta agar mampu eksis dalam lingkungan yang berubah sangat cepat
seperti dewasa ini, maka Pengadilan Negeri Kasongan sebagai suatu organisasi secara terus
menerus melakukan perubahan kearah perbaikan. Perubahan tersebut disusun dalam suatu
tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan
kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil.
Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis merupakan hal
penting. Oleh karena itu Pengadilan Negeri Kasongan telah berupaya untuk mendefinisikan
apa yang akan dicapai oleh organisasi, mengidentifikasi strategi, memperjelas prioritas
organisasi, dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut. Dengan kata lain perencanaan
strategis Pengadilan Negeri Kasongan ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang bebas dan mandiri.
Akhirnya LKjIP Pengadilan Negeri Kasongan tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi
bahan evaluasi dalam :
a. Penyusunan rencana kinerja;
b. Penyusunan rencana kerja dan anggaran;
c. Menyusun penetapan kinerja;
d. Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan dilingkungan Pengadilan Negeri
Kasongan.
Dengan adanya pemberian tunjangan remunerasi berbasis kinerja telah mendorong
Pengadilan Negeri Kasongan untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efisiensi dan
efektivitas pengadilan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan
peradilan yang bersh, berwibawa, mandiri dan transparan kepada publik atau masyarakat
khususnya pencari keadilan. Hal tersebut diupayakan dengan manajemen sumber daya
manusia yang ada dan memanfaatkan teknologi informasi menuju terwujudnya salah satu
prioritas reformasi yudisial Mahkamah Agung RI yaitu transparansi, akuntabilitas, dan akses
Tugas pengadilan Negeri Kasongan sebagai salah satu Badan Pelaksana Kekuasaan
Kehakiman dan sebagai kawal depan Mahkamah Agung RI adalah menerima, memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara pada tingkat pertama baik perkara pidana maupun
perdata sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2004 jo Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum beserta
penjelasannya yang meliputi penyelesaian sengketa pidana dan perdata.
Mengingat pentingnya pelaksanaan tugas pengadilan yang efektif dan efisien,
Pengadilan Negeri Kasongan menyususn LKjIP dengan upaya dan langkah sebagai berikut :
1. Analisis tugas kepegawaian dan mengadakan peningkatan kualitas kepegawaian/SDM
yang ada, guna mengembangkan dan melaksanakan sistem manajemen kepegawaian yang
berbasis kinerja dengan dukungan pembinaan, pelatihan, studi banding dan kegiatan yang
dapat memberikan nilai plus wawasan SDM;
2. Efisiensi ketatalaksanaan, sebagai upaya menyempurnakan sistem tata laksana
penyelenggaraan manajemen dan administrasi guna terciptanya efisiensi dan efektivitas
tata hubungan kerja dan kewenangan dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi dengan
mengembangkan program antara lain : Penyederhanaan sistem dan prosedur kerja yang
dituangkan dalam uraian tugas (Job Description), Penyempurnaan admnistrasi
perkantoran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan Penyempurnaan sistem
pengeloaan sarana dan prasarana kerja, Penataan dan pengembangan sistem kearsipan
dan kepustakaan yang tertib dan teratur. Pengembangan program tersebut diwujudkan
dengan diterapkannya Standard Operating Procedure (SOP) pada semua sistem
pengeloaan administrasi peradilan baik admnistrasi perkara maupun admnistrasi umum;
3. Peningkatan akuntabilitas, dalam mempertanggung jawabkan kinerja pelaksanaan
penggunaan sumber daya, dimana dalam pelaksanaannya perlu disusun dan
dikembangkan suatu standard kriteria penilaian akuntabilitas. Yang selanjutnya kinerja
tersebut dilakukan penilaian dan evaluasi;
4. Peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai upaya mewujudkan manajemen pelayanan
prima, dalam pengertian produk pelayanan yang cepat, tepat, pasti, efisien, transparan,
akuntabel dan biaya murah bagi masyarakat dengan mengupayakan penataan antara lain :
Pengembangan sistem informasi peradilan dengan mengembangkan website Pengadilan
Negeri Kasongan dengan maksud sebagai akses informasi publik yang lebih efektif, efisien
dan transparan;
5. Peningkatan sistem pengawasan melalui upaya mengoptimalkan pelaksanaan
pengawasan berjenjang dalam setiap unit kerja melalui pengawasan melekat;
6. Optimalisasi koordinasi program pengadilan, dilakukan koordinasi penyusunan program
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ... 2
C. Sistematika Penyajian ... 3
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Kinerja Tahun 2016 ... 4
1. Visi dan Misi ... 4
2. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 5
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok ... 5
B. Perjanjian Kinerja Tahunan 2016 ... 10
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi ... 14
1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja tahun 2016… ... 14
2. Perbandingan antara Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Realisasi Tahun sebelumnya... 33
3. Perbandingan antara Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target jangka menengah RENSTRA 2015-2019 ... 38
4. Analisis Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan Realisasi kinerja 2016. ... 41
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya ... 42
6. Analisis atas program kerja/kegiatan yang mendukung keberhasilan/ kegagalan pencapaian target kinerja 2016 ... 42
B. Realisasi Anggaran ... 43
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 45
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Reformasi yang terjadi di Indonesia membuat segenap komponen bangsa berlomba
untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem, tata kelola dan upaya-upaya lainnya
yang menuju pada perbaikan. Demikian pula dengan Aparatur Negara sebagai salah satu
pilar untuk mewujudkan masyarakat madani dan sejahtera dituntut untuk meningkatkan
kapasitas dan kinerjanya demi keberlangsungan pembangunan nasional.
Reformasi Birokrasi telah menjadi isu sentral dalam penataan pemerintahan dan
pendayagunaan segenap aparatur negara, sehingga reformasi birokrasi dan tata kelola
menjadi prioritas utama dalam Pembangunan Nasional sebagaimana ditegaskan dalam
Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010 – 2014.
Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai pelaksana Kekuasaan Yudikatif, serta
sebagai Peradilan Negara yang tertinggi beserta badan-badan peradilan dibawahnya tak
luput juga dituntut untuk menerapkan Reformasi Birokrasi. Mahkamah Agung tidak hanya
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kekuasaan kehakiman di Indonesia tetapi juga
sebagai puncak manajemen dibidang administrasi, personil, dan finansial serta sarana dan
prasarana. Kebijakan satu atap memberikan tanggung jawab dan tantangan karena
Mahkamah Agung Republik Indonesia dituntut untuk menunjukkan kemampuannya guna
mewujudkan organisasi sebagai lembaga yang profesional, efektif, efisien, transparan serta
akuntabel dalam kerangka pembaharuan peradilan yang komprehensif dan sistematis
demi tercapainya cita-cita pembaharuan badan peradilan secara utuh.
Dalam rangka penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area
akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah
Agung sesuai peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah maka Pengadilan Negeri Kasongan sebagai Pengadilan Tingkat Pertama Kelas
II dibawah Pengadilan Tinggi Palangka Raya dalam naungan Direktorat Peradilan Umum
dilingkungan Mahkamah Agung RI diwajibkan membuat Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) guna mempertanggungjawabkan tugas dan fungsi serta perannya
dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini merupakan bentuk akuntabilitas
dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah
atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam Penyusunan Laporan
Kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan pelaporan Kinerja ini adalah :
1. Memberikan informasi Kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai ;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi Pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.
B.
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Fokus pelaksanaan tugas dan fungsi badan peradilan adalah melaksanakan fungsi
kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu memutuskan suatu sengketa/menyelesaikan
suatu masalah hukum guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dengan didasari keagungan, keluhuran, dan kemulian institusi.
Amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
menegaskan sifat dan karakter Kekuasaan Kehakiman dengan menyatakan “Kekuasaan
Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan” Di dalam Undang-undang No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman juga dikemukakan “Kekuasaan Kehakiman adalah
kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia”
1. Kedudukan
Pengadilan Negeri Kasongan (PN Kasongan) adalah Pengadilan tingkat pertama
kelas II dibawah Pengadilan Tinggi Palangka Raya dalam naungan Direktorat Jenderal
Peradilan Umum dilingkungan Mahkamah Agung RI adalah pelaksana kekuasaan
kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan dengan wilayah Yurisdiksi Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.
Yang meliputi 13 Kecamatan 154 Desa dan 7 kelurahan.
2. Tugas
Sesuai Pasal 50 BAB Kekuasaan Pengadilan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1986
tentang Peradilan Umum, PN Kasongan mempunyai tugas dan wewenang menerima,
memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan
instansi Pemerintah di Daerahnya apabila diminta sebagaimana yang diamanatkan
Pasal 52 Undang Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, PN Kasongan memiliki fungsi sebagai
berikut:
o Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan ;
o Memberikan pelayanan di bidang administrasi perkara Banding, Kasasi dan
Peninjauan Kembali serta administrasi perkara lainnya ;
o Memberikan pelayanan internal kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan
Negeri Kasongan ;
C.
SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) ini menggambarkan pencapaian kinerja
Pengadilan Negeri Kasongan selama tahun 2016 sebagai acuan untuk perbaikan kinerja
dimasa mendatang. Laporan Akuntabilitas ini disusun dengan sistematika sebagaimana
diatur dalam PermenPAN & RB Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 yakni sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan, Bab ini menyajikan penjelasan umum organisasi yang meliputi
Aspek strategisnya berupa kedudukan, tugas dan fungsi Pengadilan Negeri
Kasongan.
BAB II Perencanaan Kinerja, pada Bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian
kinerja tahun 2016
BAB III Akuntabilitas Kinerja, Bab ini menguraikan Capaian Kinerja Organisasi untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi dengan melakukan
analisis perbandingan target dengan realisasi tahun 2016, perbandingan
realisasi kinerja tahun 2016 dengan tahun sebelumnya, perbandingan realisasi
kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah dalam Rencana Strategis
2015-2019 PN Kasongan, Analisis keberhasilan/kegagalan program/kegiatan
tahun 2016, dan analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis
program/kegiatan yang berhasil menunjang keberhasilan atau menyebabkan
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Dan Realisasi Anggaran tahun 2016.
BAB IV Penutup, Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A.
RENCANA KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan
tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan, maka dibuatlah Rencana Strategis
(Renstra) yang ditujukan untuk menjawab segala tuntutan lingkungan strategi baik yang
bersifat lokal, regional, nasional bahkan tuntutan global dalam tatanan sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Penyusunan renstra tentu melalui pendekatan strategis
yang konkrit, agar Pengadilan Negeri Kasongan dapat merealisasikan visi dan misinya
dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan
akuntabilitas kinerjanya.
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Kasongan yaitu selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pelayanannya terhadap masyarakat pencari keadilan, dengan cara
menanamkan rasa memiliki dan meningkatkan kedisiplinan melalui tertib administrasi
dan tertib perkantoran, serta menjalankan tugas secara profesional dengan penuh rasa
tanggung jawab. Pada hakekatnya Rencana Strategis Pengadilan Negeri Kasongan
merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis
untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan,
perbaikan, penertiban, penyempurnaan, dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan
termasuk pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur negara serta pengawasan dan
pengendalian manajemen, agar tercapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas.
1. VISI DAN MISI
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita
dan citra yang ingin diwujudkan. Visi yang berhasil dirumuskan pada 10 September
2009 adalah “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG” Visi Badan
Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merujuk pada Pembukaan UUD 1945,
terutama alinea kedua dan alinea keempat sebagai tujuan Negara Republik Indonesia.
Melalui visi ini, ingin menjadikan Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya sebagai lembaga yang dihormati, dimana didalamnya dikelola oleh hakim
dan pegawai yang memiliki kemuliaan dan kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa
dalam melaksanakan tugas pokoknya. Sehingga Pengadilan Negeri Kasongan
menetapkan visi sebagai berikut :
“TERWUJUDNYA PENGADILAN NEGERI KASONGAN YANG AGUNG.”
Pengadilan Negeri Kasongan menetapkan misi sebagai berikut:
2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan;
3) Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Kasongan;
4) Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri Kasongan;
2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Dari uraian sebelumnya, ingin disampaikan bahwa yang menjadi tujuan utama
Pengadilan Negeri Kasongan, bisa menjadi PENGADILAN NEGERI YANG AGUNG.
Pengadilan Negeri Kasongan dalam mencapai Visi tersebut menetapkan tujuan sebagai
berikut :
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
2. Terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi;
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan; 4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan.
Selanjutnya, ada 7 (tujuh) sasaran strategis yang menjadi prioritas Reviu
Renstra Pengadilan Negeri Kasongan untuk Tahun 2015 – 2019. Ketujuh sasaran
strategis yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
2. Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi;
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan;
4. Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel;
5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal;
6. Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan parameter obyektif;
7. Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien.
3. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK
Tujuh sasaran strategis tersebut merupakan arah bagi Pengadilan Negeri
Kasongan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian
Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
Dalam mewujudkan sasaran strategis ini ditetapkan Indikator Kinerja sebagai
berikut :
• Persentase produktifitas menyelesaikan perkara
• Persentase penyelesaian perkara tepat waktu
• Persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan tahun ini
• Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
• Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana terpadu
• Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak
2. Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan
teknologi informasi.
Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :
• Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui small claim court
• Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi
• Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahuan
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :
• Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya (prodeo)
• Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling (zitting plaats)
• Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum
• Persentase identitas hukum yang terpenuhi
4. Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem
peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel.
Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :
• Integrasi informasi perkara secara elektronik
• Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi)
5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik
internal maupun eksternal.
Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :
• Persentase pengaduan yang ditindak lanjuti
• Persentase temuan yang ditindak lanjuti
• Persentase pemanfaatan databased untuk pemeriksaan baik oleh badan pengawasan maupun badan pemeriksa keuangan (BPK)
• Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan
6. Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan
parameter obyektif.
• Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif
• Persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian
• Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi
• Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif
7. Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif
dan efisien.
Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :
• Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima
• Persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi kerja)
• Persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan
• Persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan.
Pada Tahun 2016, Pengadilan Negeri Kasongan menetapkan target pencapaian
rencana kinerja sebagai berikut :
Unit Organisasi : PENGADILAN NEGERI KASONGAN
Tahun Anggaran : 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2016
(1) (2) (3) (5)
1.
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel
Persentase produktifitas menyelesaikan
perkara 95%
Persentase penyelesaian perkara tepat
waktu 100%
persentase sisa perkara tahun lalu yang
diselesaikan tahun ini 100%
persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum 70%
persentase perkara pidana melalui sistem
2.
persentase keberhasilan penyelesaian
perkara melalui small claim court 10%
persentase keberhasilan penyelesaian
perkara melalui mediasi 20%
persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi
panggilan/pemberitahuan 20%
3.
Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
persentase perkara yang diselesaikan
melalui pembebasan biaya (prodeo) 5%
persentase perkara yang diselesaikan
melalui sidang keliling (zitting plaats) 10%
persentase perkara yang terlayani melalui
posyankum 20%
persentase identitas hukum yang terpenuhi 90%
4.
Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel
integrasi informasi perkara secara
elektronik 100%
transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien
(penguatan regulasi) 100%
5.
Terwujudnya pelaksanaan
pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal
persentase pengaduan yang ditindak lanjuti 95%
persentase temuan yang ditindak lanjuti 95%
persentase pemanfaatan databased untuk pemeriksaan baik oleh badan pengawasan
maupun badan pemeriksa keuangan (BPK) 90%
persentase penurunan pelanggaran kode
etik oleh aparat peradilan 50%
6.
persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan
parameter obyektif 80%
persentase hakim yang telah memiliki
sertifikasi spesialisasi keahlian 60%
persentase pegawai yang telah
mendapatkan pengembangan kompetensi 20%
pedoman persentase SDM yang promosi dan
7.
Meningkatnya pengelolaan
manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien
persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan pelayanan prima 85%
persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi
kerja) 85%
persentase hasil monev dan hasil reviu yang
dijadikan feedback untuk analisa kebijakan 75%
persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima
B.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN NEGERI KASONGAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : JUMADI, S.H.
Jabatan : Sekretaris Pengadilan Negeri Kasongan
Selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama : JUDI PRASETYA, S.H., M.H.
Jabatan : Ketua Pengadilan Negeri Kasongan
Selaku atasan Pihak Pertama, Selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Kasongan, 15 Februari 2016
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
t.t.d t.t.d
JUDI PRASETYA, S.H., M.H. JUMADI, S.H
Lampiran Perjanjian Kinerja 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Unit Organisasi : PENGADILAN NEGERI KASONGAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
2016
(1) (2) (3) (5)
1.
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel
Persentase produktifitas menyelesaikan
perkara (Clearance rate)
95%
Persentase penyelesaian perkara tepat
waktu 100%
persentase penurunan tunggakan perkara
70%
persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum 70%
persentase perkara pidana melalui sistem
peradilan pidana anak 10%
2.
persentase keberhasilan penyelesaian
perkara melalui small claim court 10%
persentase keberhasilan penyelesaian
perkara melalui mediasi 20%
persentase percepatan penyelesaian perkara
melalui pengaturan delegasi
panggilan/pemberitahuan
persentase perkara yang diselesaikan
melalui pembebasan biaya (prodeo) 5%
persentase perkara yang diselesaikan
melalui sidang keliling (zitting plaats) 10%
persentase perkara yang terlayani melalui
persentase identitas hukum yang terpenuhi
90%
4.
Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel
integrasi informasi perkara secara
elektronik
100%
transparansi kinerja peradilan dan
manajerial secara efektif dan efisien
(penguatan regulasi) secara optimal baik internal maupun eksternal
persentase pengaduan yang ditindak lanjuti 95%
persentase temuan yang ditindak lanjuti
95%
persentase pemanfaatan databased untuk
pemeriksaan baik oleh badan pengawasan
maupun badan pemeriksa keuangan (BPK)
90%
persentase penurunan pelanggaran kode
etik oleh aparat peradilan 50%
6.
persentase jabatan yang sudah memenuhi
standar kompetensi sesuai dengan
parameter obyektif
80%
persentase hakim yang telah memiliki
sertifikasi spesialisasi keahlian 60%
persentase pegawai yang telah
mendapatkan pengembangan kompetensi 20%
pedoman persentase SDM yang promosi dan
mutasi berdasarkan parameter obyektif 60%
7.
Meningkatnya pengelolaan
manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien
persentase terpenuhinya kebutuhan
standar sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan pelayanan prima
85%
persentase peningkatan produktifitas
kerja)
persentase hasil monev dan hasil reviu yang
dijadikan feedback untuk analisa kebijakan 75%
persentase tercapainya target kegiatan
prioritas yang mendukung pelayanan prima
peradilan
90%
KEGIATAN ANGGARAN
1. Program dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Mahkamah Agung
Rp3.676.113.000,-
(Tiga milyar enam ratus tujuh puluh enam juta seratus tiga belas ribu rupiah)
2. Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Rp1.681.000.000,-
(satu milyar enam ratus delapan puluh satu juta rupiah)
3. Program peningkatan Manajemen
Peradilan Umum
Rp34.325.000,-
(tiga puluh empat juta tiga ratus dua puluh lima ribu rupiah)
Ditetapkan di : Kasongan.
Pada Tanggal : 15 Februari 2016
Sekretaris Pengadilan Negeri Kasongan Ketua Pengadilan Negeri Kasongan,
t.t.d t.t.d
JUMADI,S.H. JUDI PRASETYA,S.H., M.H.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A.
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi
sedangkan Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk
menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan,
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan
misi organisasi.
Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah
dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran
kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment,
melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja
organisasi.
Untuk mengukur sejauh mana pencapaian kinerja tersebut telah mendekati
perwujudan Visi, misi, tujuan dan sasaran strategisnya maka harus dilakukan pengukuran
dalam beberapa kriteria, antara lain :
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016
2. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2016 dengan capaian kinerja tahun 2015
3. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah dalam
dokumen Rencana Strategis PN Kasongan
Oleh sebab itu untuk mengukur capaian kinerja PN Kasongan pada tahun 2016 ini,
maka akan diuraikan sebagai berikut :
A.1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja tahun 2016
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Kasongan di tahun 2016
dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja
yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah
ditetapkan tercapai atau tidak.
Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun
demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2016 ini.
Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator kinerja tersebut diuraikan
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI
PERSEN
menyelesaikan perkara 95%
2.196 dari 2.234 perkara
98.3%
Persentase penyelesaian
perkara tepat waktu 100%
172 dari 176 perkara
97.7%
persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan tahun ini
100% 31 dari 31
perkara 100%
persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum 70%
163 dari 176 perkara
92.6%
persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana
anak 10% penyelesaian perkara melalui small claim court
10% 0 perkara 0%
persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui
mediasi 20%
0 dari 18
perkara 0%
persentase percepatan
penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi
persentase perkara yang diselesaikan melalui
pembebasan biaya (prodeo) 5% 0 perkara 0%
persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang
keliling (zitting plaats) 10% 0 perkara 0%
persentase perkara yang
terlayani melalui posyankum 20% 45 dari 176 perkara 25.6%
persentase identitas hukum
yang terpenuhi 90%
12 dari 13 permohona
n
4.
integrasi informasi perkara secara elektronik
transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi)
100% 66 SK dari
persentase pengaduan yang ditindak lanjuti
95% 5 dari 5
pengaduan 100%
persentase temuan yang
ditindak lanjuti 95% 17 dari 17 temuan 100%
persentase pemanfaatan databased untuk pemeriksaan baik oleh badan pengawasan maupun badan pemeriksa keuangan (BPK) pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan
persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif
80% 21 dari 21
jabatan 100%
persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi
keahlian 60%
4 dari 6
hakim 66.6%
persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi
20% 7 dari 20
pegawai 35%
pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi
berdasarkan parameter obyektif 60%
10 dari 10
7. efektif dan efisien
persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima
85%
produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi kerja)
85% 26 SKP dari
26 Pegawai 100%
persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan
75% 14 Dari 17
temuan 82,3%
persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang
mendukung pelayanan prima peradilan
90% 100% 100%
Capaian hasil pengukuran kinerja diatas didapat dengan membandingkan realisasi
pekerjaan yang berhasil dilaksanakan dengan target tahunan yang telah ditetapkan
dalam perjanjian kinerja tahun 2016. Sumber data pencapaian realisasi kinerja adalah
Laporan Bulanan, Laporan Tahunan, dan data-data masing-masing kepaniteraan dan
sub bagian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Capaian hasil kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel
Dalam sasaran terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, dan
akuntabel terdiri atas 5 (lima) Indikator Kinerja Utama yaitu :
1. Persentase Produktifitas menyelesaikan perkara;
2. Persentase Penyelesaian perkara tepat waktu;
3. Persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan tahun ini;
4. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum;
5. Persentase perkara pidana melalui system peradilan pidana anak;
Adapun pencapaian target kinerja Pengadilan Negeri Kasongan Tahun 2016 pada
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Utama %Target %Realisasi %Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) perkara tahun lalu yang diselesaikan
a. Persentase Produktifitas menyelesaikan Perkara
Untuk indikator Persentase Produktifitas menyelesaikan perkara pada tahun 2016
ditetapkan target sebesar 95% dan pada realisasinya mencapai 98,3% dengan
jumlah perkara yang diputus sebanyak 2.196 dari 2.234 perkara yang terdaftar dan
diregister, dengan rincian sebagai berikut :
- Perkara Perdata gugatan 14 dari 18 Perkara, - Perdata Permohonan 15 dari 16 perkara, - Pidana biasa/khusus 114 dari 146 perkara, - Pidana Anak 5 dari 6 perkara,
- Pidana cepat 10 dari 10 perkara,
- dan pidana lalu lintas 2.007 dari 2.007 perkara. Sehingga tercapai Persentase pencapaian sebesar 98,3%.
Nilai tersebut didapat dari perbandingan antara perkara yang diputus dan
diminutasi dan disampaikan kepada para pihak pencari keadilan dengan jumlah
perkara yang diregister.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
1) Perdata
Perkara perdata terdiri dari Gugatan dan Permohonan. Perkara gugatan pada
tahun 2016 :
Masuk : 18 Perkara
Putus : 13 Perkara
Cabut : 1 perkara
Sisa : 4 Perkara
Perkara perdata Permohonan tahun 2016 :
Masuk : 16 Perkara
Putus : 13 Perkara
Cabut : 2 Perkara
Sisa : 1 Perkara
2) Pidana
Pidana terdiri dari pidana Biasa, Anak, cepat, dan lalu lintas
Perkara Pidana Biasa tahun 2016 :
Masuk : 146 Perkara
Putus : 114 Perkara
Sisa : 32 Perkara
Perkara Pidana Anak tahun 2016 :
Masuk : 6 Perkara
Putus : 5 Perkara
Sisa : 1 Perkara
Perkara Pidana cepat tahun 2016 :
Masuk : 10 Perkara
Putus : 10 Perkara
Sisa : 0 Perkara
Perkara Pidana Lalu Lintas tahun 2016 :
Masuk : 2.007 Perkara
Putus : 2.007 Perkara
Sisa : 0 Perkara
b. Persentase Penyelesaian Perkara tepat waktu
Untuk indikator Persentase Penyelesaian perkara tepat waktu pada tahun 2016
ditetapkan target sebesar 100% dan pada realisasinya mencapai 97,7% dengan
jumlah perkara yang diputus tidak lebih dari 5 bulan sebanyak 172 dari 176
perkara, dengan perincian sebagai berikut :
- Perkara Perdata Gugatan : 14 Perkara diputus sebelum 5 bulan - Perkara Perdata Permohonan : 13 Perkara diputus sebelum 5 bulan - Dan ada 4 Gugatan Perdata yang diputus lebih dari 5 bulan
Perkara Gugatan yang melebihi jangka waktu 5 bulan tersebut telah dilaporkan
oleh Ketua Majels Hakim yang bersangkutan kepada KPN, KPT, dan Mahkamah
Agung.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
c. Persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan tahun ini
Untuk indikator Persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan pada tahun
2016 ditetapkan target sebesar 100% dan pada realisasinya mencapai 31 perkara
dari 31 perkara yang tersisa pada tahun 2015 dengan perincian sebagai berikut :
- Perkara Pidana : 26 Perkara telah diputus pada tahun 2016 - Perkara Perdata : 5 perkara telah diputus pada tahun 2016 sehingga tercapai Persentase pencapaian sebesar 100%.
Nilai tersebut didapat dari perbandingan antara Sisa perkara yang diputus dan
diminutasi kemudian disampaikan kepada para pihak pencari keadilan dalam
jangka waktu 5 bulan dengan jumlah sisa perkara yang belum diputus pada tahun
sebelumnya.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
Untuk pencapaian pada sasaran ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Perdata
Untuk Perkara Perdata terdapat sisa dari tahun 2015 yang terdiri dari perkara
Gugatan sebanyak 5 perkara, dan tidak ada sisa perkara permohonan. semuanya
telah diputus pada tahun 2016.
2) Pidana
Untuk Perkara Pidana terdapat sisa 26 perkara pidana biasa tahun 2015 yang
telah diputus pada tahun 2016.
d. Persentase Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Untuk indikator Persentase Perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum pada
tahun 2016 ditetapkan target sebesar 70% dan pada realisasinya mencapai 92,6%
dengan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 163 dari
176 Perkara.
Adapun Perincian perkara yang mengajukan Upaya Hukum sebanyak 13 perkara
adalah sebagai berikut :
- Perkara Pidana : 6 Perkara dari 145 perkara - Perkara Perdata : 7 Perkara dari 31 perkara
e. Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak
Untuk indikator Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak
pada tahun 2016 ditetapkan target sebesar 10% dan pada realisasinya tercapai
3,9% dengan jumlah perkara pidana anak sebanyak 6 perkara dari 152 perkara
pidana yang terregister sepanjang tahun 2016.
Dan keenam perkara pidana anak tersebut diselesaikan melalui system peradilan
pidana anak.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
2. Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi
Dalam sasaran meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi ini terdiri dari 3 (tiga) indikator utama. Adapun
pencapaian realisasi kinerja Pengadilan Negeri Kasongan pada tahun 2016 adalah
sebagai berikut :
No Sasar
an Strategis
Indikator Kinerja
Utama %Target %Realisasi %Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui small claim court
Small claim court atau yang lebih dikenal dengan Gugatan Sederhana adalah upaya inovasi Mahkamah Agung untuk memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan
melalui mekanisme beracara yang sederhana. Gugatan sederhana ini diatur melalui
Di Pengadilan Negeri Kasongan, sepanjang tahun 2016 belum ada perkara gugatan
sederhana yang didaftarkan, sehingga pencapaian untuk indikator ini masih 0%
sedangkan target yang di tetapkan 10%.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan serta
register perkara.
Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi
Untuk indikator persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi
ditetapkan target 20% dari jumlah perkara perdata yang terdaftar dalam satu
tahun. Sepanjang tahun 2016, perkara perdata gugatan yang diregister sebanyak 18
perkara, dan 14 Perkara dilakukan mediasi, sedangkan 4 perkara lainnya diputus
melalui mekanisme Verstek. Namun belum ada satupun perkara gugatan tersebut
yang dapat diselesaikan melalui mediasi. Sehingga untuk tahun 2016 realisasi
kinerja pada indicator ini masih 0%.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
b. Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi
panggilan/pemberitahuan
Untuk indikator Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan
delegasi panggilan/pemberitahuan ditetapkan target sebesar 20%. Pengaturan
delegasi ini mendapat perhatian khusus dari Mahkamah Agung sebagai upaya
mempersingkat jangka waktu penyelesaian perkara yang seringnya berlarut-larut
manakala pihak penggugat dan tergugat tidak berada dalam satu wilayah hukum.
Pengaturan delegasi ini diatur melalui SEMA Nomor 6 tahun 2014. Pengadilan
Negeri Kasongan sebagai komitmennya melaksanakan SEMA ini sudah menunjuk
koordinator delegasi, membuat email khusus untuk penanganan delegasi, dan
sudah menerapkan pembaruan data delegasi melalui SIPP. Sepanjang tahun 2016,
dari 18 perkara perdata gugatan yang terdaftar, 9 diantaranya dilaksanakan melalui
pengaturan delegasi. Sehingga persentase pencapaian pada indikator ini mencapai
50%.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
3. Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin
Dalam sasaran Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin terdiri dari
4 (empat) indikator kinerja utama yaitu :
1). Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya (prodeo);
2). Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling (zitting plaats); 3). Persentase perkaar yang terlayani melalui Posyankum/Posbakum;
4). Persentase Identitas hukum yang terpenuhi;
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Utama %Target %Realisasi %Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
keliling (zitting plaats)
a. Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya (prodeo)
Dalam indikator kinerja persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan
biaya (prodeo) ditetapkan target sebesar 5%.
Pembebasan biaya perkara (Prodeo) merupakan wujud komitmen Mahkamah
Agung untuk pelaksanaan bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu
berdasarkan SEMA Nomor 10 tahun 2010 tentang Pedoman Bantuan Hukum.
Pada tahun 2016, di Pengadilan Negeri Kasongan tersedia anggaran untuk
membiayai perkara prodeo sebesar Rp2.350.000,- (dua juta tiga ratus lima puluh
ribu rupiah).
Namun sepanjang tahun 2016 belum ada masyarakat yang mengajukan
permohonan pembebasan biaya perkara (prodeo) sehingga anggaran untuk itu
tidak terserap dan realisasi pencapaian untuk indikator ini 0%.
Sumber data Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling (zitting plaats)
pengadilan. Dalam indikator kinerja ini ditetapkan target sebesar 10%. Dalam
tahun 2016, di Pengadilan Negeri Kasongan tidak terdapat perkara zitting plaats
karena PN Kasongan memang tidak mempunyai tempat menyidang perkara di luar
gedung pengadilan, dan juga tidak ada penganggaran untuk program zitting plaats.
PN Kasongan yang wilayah yurisdiksinya Kabupaten Katingan dianggap cukup
dapat di jangkau oleh seluruh masyarakat sehingga belum perlu diadakan program
zitting plaats. Sehingga realisasi pencapaian untuk indicator ini masih 0%. Sumber data Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
c. Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum
Posyankum (Pos Pelayanan Hukum) atau disebut juga Posbakum (Pos Bantuan
Hukum) adalah salah satu program unggulan Mahkamah Agung untuk
meningkatkan akses peradilan pada masyarakat.
Di Pengadilan Negeri Kasongan dalam pelaksanaan posbakum/posyankum bekerja
sama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) EKA HAPAKAT.
Untuk tahun 2016 dalam indicator kinerja ini ditetapkan target 20% dan dalam
realisasinya mencapai 25,6% dimana ada 45 perkara yang terlayani melalui
posyankum dari 176 perkara yang diregister.
Sumber Laporan Kepaniteraan Hukum.
d. Persentase identitas hukum yang terpenuhi
Perkara Perdata Permohonan yang terdaftar di Pengadilan Negeri Kasongan
sepanjang tahun 2016 sebanyak 13 perkara. Dan dari ke-13 perkara tersebut 12
diantaranya adalah permohonan tentang perubahan nama maupun perbaikan
kesalahan dalam akta lahir sebagai identitas hukum. Hanya ada 1 perkara
permohonan tentang pengangkatan anak.
Berdasarkan data di atas maka realisasi pencapaian target pada indikator kinerja
ini mencapai 92,3% sedangkan target yang ditetapkan adalah sebesar 90%.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.
4. Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang
sistem peradilan yang sederhana, transparan, dan akuntabel
Dalam sasaran terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan
menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan, dan akuntabel terdiri
atas 2 (dua) indikator kinerja utama yakni integrasi informasi perkara secara
elektronik dan transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan
efisien (penguatan regulasi). Pencapaian target kinerja Pengadilan Negeri
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Utama %Target %Realisasi %Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
secara efektif dan
efisien (penguatan
regulasi)
100%
100%
100%
a. Integrasi informasi perkara secara elektronik
Untuk indikator integrase informasi perkara secara elektronik ditetapkan target
100% dan pencapaian kinerja Pengadilan Negeri Kasongan di tahun 2016 juga
mencapai 100%. Hal ini diukur dari jumlah perkara yang terinput di dalam Sistem
Informasi Penelusuran Perkara/Case Tracking system (SIPP/CTS) yakni
keseluruhan jumlah perkara yang terdaftar dan diperiksa di Pengadilan Negeri
Kasongan sejak dari tahap pendaftaran, pemeriksaan di persidangan, putusan
sampai pada tahap minutasi terinput secara lengkap dan update. Untuk tahun 2016
ada 196 perkara yang terinput dalam SIPP/CTS. Selain dalam aplikasi SIPP/CTS
informasi perkara dalam hal ini putusan pengadilan juga dapat diakses oleh
masyarakat umum melalui Direktori Putusan yang juga selalu di perbarui oleh
petugas yang telah ditetapkan manakala putusan tersebut telah dibacakan di dalam
Sidang terbuka. Dalam tahun 2016 jumlah putusan yang diinput dalam direktori
putusan sebanyak 45 (empat puluh lima) perkara.
Sumber data adalah aplikasi SIPP/CTS dan Direktori Putusan.
b. Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan
regulasi)
Untuk indikator transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan
efisien (penguatan regulasi) ditetapkan target 100%. Indikator ini dihitung
satu tahun yang mengatur secara khusus tentang transparansi kinerja dan
manajerial peradilan.
Sepanjang Tahun 2016 Ketua Pengadilan Negeri Kasongan telah mengeluarkan
SK-SK yang bertujuan untuk semakin meningkatkan transparansi kinerja dan
manajerial peradilan diantaranya adalah SK Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi,
SK Tim Penyusunan SOP, SK Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Pengadilan Negeri,
SK Job Description masing-masing pegawai, Dan lain sebagainya. Oleh karena itu
dapatlah dikatakan pencapaian Pengadilan Negeri Kasongan untuk indikator ini
pada tahun 2016 mencapai 100%.
Sumber data laporan sub bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.
5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara
optimal baik internal maupun eksternal
Dalam sasaran terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan
secara optimal baik internal maupun eksternal terdiri dari 4 (empat) indikator
kinerja utama, yang pencapaiannya pada tahun 2016 dapat diuraikan sebagai
berikut :
No Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Utama %Target %Realisasi %Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) etik oleh aparat peradilan
a. Persentase Pengaduan yang ditindak lanjuti
Untuk indikator Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti pada tahun 2016
ditetapkan target sebesar 95% dan pada realisasinya di Pengadilan tidak ada
Pengaduan yang secara khusus ditujukan kepada Pengadilan Negeri Kasongan
tentang pelayanan maupun kinerja aparat peradilan. Surat Pengaduan yang masuk
dan dicatat dalam buku Register Pengaduan di Kepaniteraan Hukum adalah
Pengaduan masyarakat yang ditembuskan ke Pengadilan Negeri Kasongan untuk
diketahui karena kebanyakan tentang sengketa hukum didalam masyarakat itu
sendiri.
Sepanjang tahun 2016 terdapat 5 (lima) pengaduan yang ditembuskan ke PN
Kasongan, dan kesemuanya dicatat dan diarsipkan dengan baik. Karena pengaduan
tersebut tidaklah ditujukan ke PN Kasongan maka tindak lanjutnya hanyalah
berupa pencatatan register dan pengarsipan. Sehingga dapatlah dikatakan
pengaduan yang ditindak lanjuti mencapai realisasi 100%.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Hasil Pengaduan Masyarakat, laporan
bulanan dan laporan tahunan.
b. Persentase temuan yang ditindaklanjuti
Untuk indikator Persentase temuan yang ditindak lanjuti pada tahun 2016
ditetapkan target 95%. Sepanjang tahun 2016, PN Kasongan mendapatkan 1 (satu)
kali pengawasan regular dari Hakim Tinggi Pengawas Pengadilan Tinggi Palangka
Raya yakni pada tanggal 25-26 Oktober 2016. Dari hasil pengawasan tersebut
diperoleh 17 temuan dalam bidang manajemen peradilan, kinerja pelayanan publik,
administrasi perkara dan administrasi umum. Dari 17 hasil temuan tersebut
kesemuanya telah berhasil ditindak lanjuti dan diselesaikan. Sehingga dapatlah
dikatakan hasil pencapaian pada indikator kinerja ini mencapai 100%.
Selain pengawasan regular di atas, sepanjang tahun 2016 Pengadilan Negeri
Kasongan juga mendapat beberapa kali pembinaan dan asistensi yaitu :
1. Pembinaan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Palangka Raya, Bapak H. Arif
Supratman, S.H., M.H. pada tanggal 21 juli 2016;
2. Asistensi dalam rangka Akreditasi oleh Hakim Tinggi Auditor Bapak Tony
Pribadi, S.H., M.H. pada tanggal 7 November 2016;
3. Asistensi dalam rangka Akreditasi oleh Hakim Tinggi Auditor Bapak Dolman
Sinaga, S.H., M.H. pada tanggal 20 Desember 2016;
4. Asistensi dalam rangka Akreditasi oleh Hakim Tinggi Bapak Bambang Kustopo,
S.H., M.H. pada tanggal 28 Desember 2016.
Pada indikator kinerja persentase pemanfaatan databased untuk pemeriksaan baik oleh badan pengawasan maupun badan pemeriksa keuangan (BPK) ditetapkan
target sebesar 90%. Pencapaian kinerja ini dinilai berdasarkan kemutakhiran data
yang diinput dalam aplikasi yang besangkutan sehingga dapat menjadi databased
yang menunjang saat dilakukannya pengawasan. Pada tahun 2016 Pengadilan
Negeri Kasongan selalu melakukan pemutakhiran data dalam aplikasi-aplikasi
penunjang TUPOKSI seperti SIPP/CTS, Direktori Putusan, Komdanas, SIMARI,
SIMAK-BMN, SIMPONI, SAIBA, SIMANTAP, PERSEDIAAN, SIKEP, SIMPEG, dan
lain-lain. Karena data yang selalu dimutakhirkan itu maka dapatlah dikatakan
pencapaian realisasi dalam indikator kinerja ini mencapai 100%.
d. Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan
Pada indikator persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan
ditetapkan target sebesar 50% dan pada realisasinya selama tahun 2016 tidak
terdapat laporan/pengaduan dugaan pelanggaran kode etik oleh Hakim dan
Pegawai pada Pengadilan Negeri Kasongan. Oleh sebab itu pada indicator kinerja
ini realisasi pencapaian 100%.
Walaupun ada pengaduan yang terregister pada tahun 2016 namun itu bukanlah
pengaduan terhadap pelayanan maupun kinerja pegawai PN Kasongan, tetapi
pengaduan umum masyarakat yang ditembuskan ke PN Kasongan.
Sumber data yang digunakan adalah Laporan Pengaduan, Laporan bulanan, laporan
tahunan.
6. Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan
parameter obyektif
Dalam sasaran terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan
berdasarkan parameter obyektif terdapat 4 (empat) indikator kinerja utama yaitu :
1) Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan
parameter obyektif;
2) Persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian;
3) Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi;
4) Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter
obyektif.
Pada tahun 2016 pencapaian realisasi Pengadilan Negeri Kasongan dalam sasaran
strategis ini dapat digambarkan sebagai berikut :
No Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Utama %Target %Realisasi %Pencapaian
6 yang telah memiliki sertifikasi yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif
60% 100% 166,6%
a. Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan
parameter obyektif;
Pada indikator kinerja persentase jabatan yang sudah memenuhi standar
kompetensi sesuai dengan parameter obyektif ini ditetapkan target sebesar
80%. Pada pengadilan Negeri Kasongan sebagai pengadilan tingkat pertama
terdapat 2 jenis jabatan yakni struktural dan fungsional.
- Jabatan Struktural terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Panitera, Sekretaris,
Panitera Muda Hukum, Panitera Muda Pidana, Panitera Muda Perdata,
Kepala Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan,
Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan Organisasi tata laksana, Kepala sub
Bagian Umum dan keuangan.
- Jabatan fungsional terdiri atas Hakim, Panitera Pengganti, dan Jurusita.
Pada tahun 2016 di Pengadilan Negeri Kasongan jumlah pegawai yang
menduduki jabatan struktural maupun fungsional sebanyak 21 orang, dan
keseluruhannya telah memenuhi standar kompetensi baik dari sisi pendidikan,
golongan, dan masa bekerja.
Sehingga dapatlah dikatakan pencapaian untuk target kinerja ini mencapai
100%.
b. Persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian;
Hakim di Pengadilan Negeri Kasongan pada tahun 2016 berjumlah 6 orang,
dengan komposisi 1 orang Ketua, 1 orang Wakil Ketua, dan 4 orang hakim. Dari
keenam orang Hakim tersebut ada 4 orang Hakim yang telah mendapatkan
sertifikasi spesialisasi keahlian diantaranya :
- Sertifikasi hakim tindak pidana korupsi; - Sertifikasi hakim perkara Pemilukada; - Sertifikasi hakim anak;
- Sertifikasi hakim lingkungan;
Target pencapaian pada indikator ini ditetapkan sebesar 60% dan melihat
komposisi di atas pencapaian kinerja di Pengadilan Negeri Kasongan pada
tahun 2016 sebesar 66%.
Sumber data Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.
c. Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi;
Berdasarkan data pegawai terakhir tertanggal 31 desember 2016 jumlah
Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan Negeri Kasongan sebayak 26 orang, yang
terdiri dari Hakim 6 orang, Pegawai 20 orang. Dari ke-20 orang pegawai
tersebut yang pernah mendapatkan pengembangan kompetensi berupa diklat
sebanyak 7 orang. Adapun diklat yang pernah diikuti antara lain :
- Diklat Sekretaris
- Diklat Bendahara
- Diklat Panitera Pengganti - Diklat SIPP
- Diklat penyusunan laporan keuangan
Dari indikator kinerja ini ditetapkan target sebesar 20% dan melihat kondisi
diatas maka realisasi pencapaian di pengadilan negeri kasongan pada tahun
2016 sebesar 35%.
Sumber data Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.
d. Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter
obyektif.
Untuk indikator persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan
parameter obyektif ditetapkan target sebesar 60% dan pada realisasinya di
Pengadilan Negeri Kasongan pada tahun 2016 terdapat 10 orang Pegawai yang
mutasi dan promosi. Mutasi dan promosi dari PN Kasongan sebanyak 5 (lima)
(satu) orang yang mendapat Promosi tanpa mutasi karena menduduki jabatan
Ketua Pengadilan Negeri dari sebelumnya sebagai Wakil Ketua.
Mutasi dan promosi dari PN Kasongan didasarkan pada parameter yang objektif
yakni dinilai pada kemampuan, masa kerja, dan latar belakang pendidikan dan
golongan.
Sehingga realisasi pencapaian pada indicator ini dapat dikatakan mencapai
100%.
Sumber data yang digunakan adalah Data sub bagian Kepegawaian dan
Organisasi Tata Laksana.
7. Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel,
efektif, dan efisien
Dalam sasaran meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara
akuntabel, efektif dan efisien terdapat 4 (empat) indikator kinerja utama yang
realisasi pencapaiannya dapat diuraikan sebagai berikut :
No Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Utama %Target %Realisasi %Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi kerja)
85% 100% 117.6%
yang mendukung pelayanan prima peradilan
a. Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan pelayanan prima
Dalam indikator kinerja ini pada tahun 2016 ditetapkan target sebesar 85%.
Indikator ini dinilai berdasarkan keadaan sarana dan prasarana yang ada di
Pengadilan Negeri Kasongan dalam mendukung terwujudnya pelayanan prima.
Sepanjang tahun 2016 sarana dan prasarana yang ada di Pengadilan Negeri
Kasongan sudah cukup memadai. Fasilitas publik sebagai pendukung pelayanan
prima seperti ruang laktasi, perpustakaan, ruang tunggu dan perangkat
keterbukaan informasi sudah tersedia dan berfungsi cukup baik.
Sehingga pencapaian untuk indikator kinerja ini dapat dikatakan mencapai
100%.
b. Persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi
kerja)
Indikator kinerja persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM ini diukur
berdasarkan nilai SKP setiap pegawai yang ada di Pengadilan Negeri Kasongan.
Target kinerja untuk indikator ini ditetapkan sebesar 85%. Pada tahun 2016,
dari 26 orang pegawai di PN Kasongan kesemuanya telah membuat SKP dan
mengukur hasil kinerjanya selama 1 tahun. Kesemuanya berhasil mencapai
target yang sudah ditetapkan dan mendapat nilai pada kisaran Baik sampai Baik
Sekali.
Oleh sebab itu dapat dinilai bahwa dalam indikator ini tercapai realisasi 100%.
Sumber data Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.
c. Persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan
Indikator kinerja persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan
feedback untuk analisa kebijakan ditetapkan target 75%. Berdasarkan hasil pengawasan didapat 17 temuan, dan dari temuan tersebut didapat 14 temuan
yang menjadi alasan/pertimbangan dibuatnya kebijakan berupa Surat
Keputusan KPN diantaranya adalah SK Penetapan Role Model.
Oleh sebab itu realisasi pencapaian indicator ini pada tahun 2016 mencapai
82,3%.
d. Persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan
prima peradilan.
Dalam indikator kinerja persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang
mendukung pelayanan prima ditetapkan target sebesar 90%. Indikator ini
dinilai dengan melakukan perbandingan kegiatan prioritas yang mencapai
target dengan kegiatan prioritas yang direncanakan untuk mendukung
pelayanan prima.
Kegiatan prioritas yang ada di pengadilan negeri pada tahun 2016 meliputi :
- penyelesaian perkara perdata dan pidana tepat waktu
- pengiriman perkara yang mengajukan upaya hokum tepat waktu
- pelaksanaan program pembebasan biaya perkara (prodeo)
- pelaksanaan Program Posyankum/Posbakum
- Pelaksanaan Meja Informasi dan Pengaduan
- pelaksanaan integrasi informasi perkara secara elektronik.
Dari kegiatan prioritas diatas semua telah berhasil dilaksanakan, sehingga
realisasi pencapaian untuk indikator kinerja ini mencapai 100% sedangkan
target yang ditetapkan 90%.
A.2. Perbandingan antara Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Realisasi Tahun
sebelumnya.
Dalam menghitung perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan tahun
sebelumnya (2015) digunakanlah indikator kinerja utama tahun sebelumnya, yang
mana hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut :
PENGUKURAN KINERJA
Unit Organisasi : PENGADILAN NEGERI KASONGAN
3 Meningka lulus diklat non yudisial
Dari gambaran pencapaian diatas dapat dilihat bahwa secara umum terdapat
peningkatan realisasi kinerja pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 walaupun ada
beberapa indikator yang menurun.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari segi Kuantitas maupun Kualitasnya. Peningkatan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Peningkatan penyelesaian perkara
- Persentase perkara yang diselesaikan :
Untuk indikator Persentase perkara yang diselesaikan pada tahun 2015 tercapai
realisasi sebesar 98.4% dan pada tahun 2016 tercapai realisasi sebesar 98.3%
terdapat sedikit penurunan dalam hal persentase. Namun apabila kita telaah