• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Kasongan tahun 2016.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Kasongan ini adalah

penyampaian hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Pengadilan

Negeri Kasongan selama tahun 2016. LKjIP ini kami susun berdasarkan Surat Plt. Sekretaris

Mahkamah Agung RI Nomor 323/SEK/OT.01.2/11/2016 tanggal 17 November 2016 dan

ditindak lanjuti dengan Surat dari Ketua Pengadilan Tinggi Palangka Raya Nomor

W16-U/1751/OT.01/XI/2016 tanggal 30 November 2016 perihal Penyampaian LKjIP tahun 2016

dan Dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017.

Penyusunan LKjIP ini bersama-sama dengan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Pengadilan Negeri Kasongan berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara (Men PAN) Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja

serta sesuai Tugas Pokok dan Fungsi dan daftar Isisan Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun

2016 Pengadilan Negeri Kasongan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini terdiri dari :

• Kata Pengantar

• Ikhtisar Eksekutif

Bab I Pendahuluan, yang memuat penjelasan umum organisasi yang meliputi

Aspek strategisnya berupa kedudukan, tugas dan fungsi Pengadilan Negeri

Kasongan

Bab II Perencanaan Kinerja, yang menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian

kinerja tahun 2016

Bab III Akuntabilitas Kinerja, Bab ini menguraikan Capaian Kinerja Organisasi

untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi dengan melakukan

analisis perbandingan target dengan realisasi tahun 2016, perbandingan realisasi

kinerja tahun 2016 dengan tahun sebelumnya, perbandingan realisasi kinerja tahun

2016 dengan target jangka menengah dalam Reviu Rencana Strategis 2015-2019 PN

Kasongan, Analisis keberhasilan/kegagalan program/kegiatan tahun 2016, dan

analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/kegiatan yang

berhasil menunjang keberhasilan atau menyebabkan kegagalan pencapaian

(3)
(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan instrument

pertanggung jawaban dan perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan

pengukuran kinerja instansi pemerintah.

Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan integrasi antara keahlian

sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan

lingkungan strategis lokal, nasional, maupun global, dan tetap berada dalam tatanan sistem

administrasi negara. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas

program pengadilan serta agar mampu eksis dalam lingkungan yang berubah sangat cepat

seperti dewasa ini, maka Pengadilan Negeri Kasongan sebagai suatu organisasi secara terus

menerus melakukan perubahan kearah perbaikan. Perubahan tersebut disusun dalam suatu

tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan

kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil.

Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis merupakan hal

penting. Oleh karena itu Pengadilan Negeri Kasongan telah berupaya untuk mendefinisikan

apa yang akan dicapai oleh organisasi, mengidentifikasi strategi, memperjelas prioritas

organisasi, dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut. Dengan kata lain perencanaan

strategis Pengadilan Negeri Kasongan ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas pokok dan

fungsinya sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang bebas dan mandiri.

Akhirnya LKjIP Pengadilan Negeri Kasongan tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi

bahan evaluasi dalam :

a. Penyusunan rencana kinerja;

b. Penyusunan rencana kerja dan anggaran;

c. Menyusun penetapan kinerja;

d. Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan dilingkungan Pengadilan Negeri

Kasongan.

Dengan adanya pemberian tunjangan remunerasi berbasis kinerja telah mendorong

Pengadilan Negeri Kasongan untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efisiensi dan

efektivitas pengadilan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan

peradilan yang bersh, berwibawa, mandiri dan transparan kepada publik atau masyarakat

khususnya pencari keadilan. Hal tersebut diupayakan dengan manajemen sumber daya

manusia yang ada dan memanfaatkan teknologi informasi menuju terwujudnya salah satu

prioritas reformasi yudisial Mahkamah Agung RI yaitu transparansi, akuntabilitas, dan akses

(5)

Tugas pengadilan Negeri Kasongan sebagai salah satu Badan Pelaksana Kekuasaan

Kehakiman dan sebagai kawal depan Mahkamah Agung RI adalah menerima, memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan perkara pada tingkat pertama baik perkara pidana maupun

perdata sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2004 jo Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum beserta

penjelasannya yang meliputi penyelesaian sengketa pidana dan perdata.

Mengingat pentingnya pelaksanaan tugas pengadilan yang efektif dan efisien,

Pengadilan Negeri Kasongan menyususn LKjIP dengan upaya dan langkah sebagai berikut :

1. Analisis tugas kepegawaian dan mengadakan peningkatan kualitas kepegawaian/SDM

yang ada, guna mengembangkan dan melaksanakan sistem manajemen kepegawaian yang

berbasis kinerja dengan dukungan pembinaan, pelatihan, studi banding dan kegiatan yang

dapat memberikan nilai plus wawasan SDM;

2. Efisiensi ketatalaksanaan, sebagai upaya menyempurnakan sistem tata laksana

penyelenggaraan manajemen dan administrasi guna terciptanya efisiensi dan efektivitas

tata hubungan kerja dan kewenangan dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi dengan

mengembangkan program antara lain : Penyederhanaan sistem dan prosedur kerja yang

dituangkan dalam uraian tugas (Job Description), Penyempurnaan admnistrasi

perkantoran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan Penyempurnaan sistem

pengeloaan sarana dan prasarana kerja, Penataan dan pengembangan sistem kearsipan

dan kepustakaan yang tertib dan teratur. Pengembangan program tersebut diwujudkan

dengan diterapkannya Standard Operating Procedure (SOP) pada semua sistem

pengeloaan administrasi peradilan baik admnistrasi perkara maupun admnistrasi umum;

3. Peningkatan akuntabilitas, dalam mempertanggung jawabkan kinerja pelaksanaan

penggunaan sumber daya, dimana dalam pelaksanaannya perlu disusun dan

dikembangkan suatu standard kriteria penilaian akuntabilitas. Yang selanjutnya kinerja

tersebut dilakukan penilaian dan evaluasi;

4. Peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai upaya mewujudkan manajemen pelayanan

prima, dalam pengertian produk pelayanan yang cepat, tepat, pasti, efisien, transparan,

akuntabel dan biaya murah bagi masyarakat dengan mengupayakan penataan antara lain :

Pengembangan sistem informasi peradilan dengan mengembangkan website Pengadilan

Negeri Kasongan dengan maksud sebagai akses informasi publik yang lebih efektif, efisien

dan transparan;

5. Peningkatan sistem pengawasan melalui upaya mengoptimalkan pelaksanaan

pengawasan berjenjang dalam setiap unit kerja melalui pengawasan melekat;

6. Optimalisasi koordinasi program pengadilan, dilakukan koordinasi penyusunan program

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ... 2

C. Sistematika Penyajian ... 3

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Kinerja Tahun 2016 ... 4

1. Visi dan Misi ... 4

2. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 5

3. Program Utama dan Kegiatan Pokok ... 5

B. Perjanjian Kinerja Tahunan 2016 ... 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi ... 14

1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja tahun 2016… ... 14

2. Perbandingan antara Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Realisasi Tahun sebelumnya... 33

3. Perbandingan antara Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Target jangka menengah RENSTRA 2015-2019 ... 38

4. Analisis Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan Realisasi kinerja 2016. ... 41

5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya ... 42

6. Analisis atas program kerja/kegiatan yang mendukung keberhasilan/ kegagalan pencapaian target kinerja 2016 ... 42

B. Realisasi Anggaran ... 43

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 45

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Reformasi yang terjadi di Indonesia membuat segenap komponen bangsa berlomba

untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem, tata kelola dan upaya-upaya lainnya

yang menuju pada perbaikan. Demikian pula dengan Aparatur Negara sebagai salah satu

pilar untuk mewujudkan masyarakat madani dan sejahtera dituntut untuk meningkatkan

kapasitas dan kinerjanya demi keberlangsungan pembangunan nasional.

Reformasi Birokrasi telah menjadi isu sentral dalam penataan pemerintahan dan

pendayagunaan segenap aparatur negara, sehingga reformasi birokrasi dan tata kelola

menjadi prioritas utama dalam Pembangunan Nasional sebagaimana ditegaskan dalam

Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010 – 2014.

Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai pelaksana Kekuasaan Yudikatif, serta

sebagai Peradilan Negara yang tertinggi beserta badan-badan peradilan dibawahnya tak

luput juga dituntut untuk menerapkan Reformasi Birokrasi. Mahkamah Agung tidak hanya

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kekuasaan kehakiman di Indonesia tetapi juga

sebagai puncak manajemen dibidang administrasi, personil, dan finansial serta sarana dan

prasarana. Kebijakan satu atap memberikan tanggung jawab dan tantangan karena

Mahkamah Agung Republik Indonesia dituntut untuk menunjukkan kemampuannya guna

mewujudkan organisasi sebagai lembaga yang profesional, efektif, efisien, transparan serta

akuntabel dalam kerangka pembaharuan peradilan yang komprehensif dan sistematis

demi tercapainya cita-cita pembaharuan badan peradilan secara utuh.

Dalam rangka penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area

akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah

Agung sesuai peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah maka Pengadilan Negeri Kasongan sebagai Pengadilan Tingkat Pertama Kelas

II dibawah Pengadilan Tinggi Palangka Raya dalam naungan Direktorat Peradilan Umum

dilingkungan Mahkamah Agung RI diwajibkan membuat Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) guna mempertanggungjawabkan tugas dan fungsi serta perannya

dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan

(8)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini merupakan bentuk akuntabilitas

dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah

atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam Penyusunan Laporan

Kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Tujuan pelaporan Kinerja ini adalah :

1. Memberikan informasi Kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja

yang telah dan seharusnya dicapai ;

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi Pemerintah untuk

meningkatkan kinerjanya.

B.

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Fokus pelaksanaan tugas dan fungsi badan peradilan adalah melaksanakan fungsi

kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu memutuskan suatu sengketa/menyelesaikan

suatu masalah hukum guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 dengan didasari keagungan, keluhuran, dan kemulian institusi.

Amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

menegaskan sifat dan karakter Kekuasaan Kehakiman dengan menyatakan “Kekuasaan

Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan” Di dalam Undang-undang No. 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman juga dikemukakan “Kekuasaan Kehakiman adalah

kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia

1. Kedudukan

Pengadilan Negeri Kasongan (PN Kasongan) adalah Pengadilan tingkat pertama

kelas II dibawah Pengadilan Tinggi Palangka Raya dalam naungan Direktorat Jenderal

Peradilan Umum dilingkungan Mahkamah Agung RI adalah pelaksana kekuasaan

kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan

keadilan dengan wilayah Yurisdiksi Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.

Yang meliputi 13 Kecamatan 154 Desa dan 7 kelurahan.

2. Tugas

Sesuai Pasal 50 BAB Kekuasaan Pengadilan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1986

tentang Peradilan Umum, PN Kasongan mempunyai tugas dan wewenang menerima,

memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan

(9)

instansi Pemerintah di Daerahnya apabila diminta sebagaimana yang diamanatkan

Pasal 52 Undang Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, PN Kasongan memiliki fungsi sebagai

berikut:

o Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan ;

o Memberikan pelayanan di bidang administrasi perkara Banding, Kasasi dan

Peninjauan Kembali serta administrasi perkara lainnya ;

o Memberikan pelayanan internal kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan

Negeri Kasongan ;

C.

SISTEMATIKA PENYAJIAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) ini menggambarkan pencapaian kinerja

Pengadilan Negeri Kasongan selama tahun 2016 sebagai acuan untuk perbaikan kinerja

dimasa mendatang. Laporan Akuntabilitas ini disusun dengan sistematika sebagaimana

diatur dalam PermenPAN & RB Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 yakni sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan, Bab ini menyajikan penjelasan umum organisasi yang meliputi

Aspek strategisnya berupa kedudukan, tugas dan fungsi Pengadilan Negeri

Kasongan.

BAB II Perencanaan Kinerja, pada Bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian

kinerja tahun 2016

BAB III Akuntabilitas Kinerja, Bab ini menguraikan Capaian Kinerja Organisasi untuk

setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi dengan melakukan

analisis perbandingan target dengan realisasi tahun 2016, perbandingan

realisasi kinerja tahun 2016 dengan tahun sebelumnya, perbandingan realisasi

kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah dalam Rencana Strategis

2015-2019 PN Kasongan, Analisis keberhasilan/kegagalan program/kegiatan

tahun 2016, dan analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis

program/kegiatan yang berhasil menunjang keberhasilan atau menyebabkan

kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Dan Realisasi Anggaran tahun 2016.

BAB IV Penutup, Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi

serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

(10)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A.

RENCANA KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan

tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan, maka dibuatlah Rencana Strategis

(Renstra) yang ditujukan untuk menjawab segala tuntutan lingkungan strategi baik yang

bersifat lokal, regional, nasional bahkan tuntutan global dalam tatanan sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Penyusunan renstra tentu melalui pendekatan strategis

yang konkrit, agar Pengadilan Negeri Kasongan dapat merealisasikan visi dan misinya

dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan

akuntabilitas kinerjanya.

Rencana Strategis Pengadilan Negeri Kasongan yaitu selalu berusaha untuk

meningkatkan mutu pelayanannya terhadap masyarakat pencari keadilan, dengan cara

menanamkan rasa memiliki dan meningkatkan kedisiplinan melalui tertib administrasi

dan tertib perkantoran, serta menjalankan tugas secara profesional dengan penuh rasa

tanggung jawab. Pada hakekatnya Rencana Strategis Pengadilan Negeri Kasongan

merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis

untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan,

perbaikan, penertiban, penyempurnaan, dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan

termasuk pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur negara serta pengawasan dan

pengendalian manajemen, agar tercapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas.

1. VISI DAN MISI

Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita

dan citra yang ingin diwujudkan. Visi yang berhasil dirumuskan pada 10 September

2009 adalah “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG” Visi Badan

Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merujuk pada Pembukaan UUD 1945,

terutama alinea kedua dan alinea keempat sebagai tujuan Negara Republik Indonesia.

Melalui visi ini, ingin menjadikan Mahkamah Agung dan badan peradilan di

bawahnya sebagai lembaga yang dihormati, dimana didalamnya dikelola oleh hakim

dan pegawai yang memiliki kemuliaan dan kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa

dalam melaksanakan tugas pokoknya. Sehingga Pengadilan Negeri Kasongan

menetapkan visi sebagai berikut :

TERWUJUDNYA PENGADILAN NEGERI KASONGAN YANG AGUNG.”

Pengadilan Negeri Kasongan menetapkan misi sebagai berikut:

(11)

2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan;

3) Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Kasongan;

4) Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri Kasongan;

2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Dari uraian sebelumnya, ingin disampaikan bahwa yang menjadi tujuan utama

Pengadilan Negeri Kasongan, bisa menjadi PENGADILAN NEGERI YANG AGUNG.

Pengadilan Negeri Kasongan dalam mencapai Visi tersebut menetapkan tujuan sebagai

berikut :

1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;

2. Terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi;

3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan; 4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan.

Selanjutnya, ada 7 (tujuh) sasaran strategis yang menjadi prioritas Reviu

Renstra Pengadilan Negeri Kasongan untuk Tahun 2015 – 2019. Ketujuh sasaran

strategis yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;

2. Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi;

3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan;

4. Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel;

5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal;

6. Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan parameter obyektif;

7. Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien.

3. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK

Tujuh sasaran strategis tersebut merupakan arah bagi Pengadilan Negeri

Kasongan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian

Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

(12)

Dalam mewujudkan sasaran strategis ini ditetapkan Indikator Kinerja sebagai

berikut :

Persentase produktifitas menyelesaikan perkara

Persentase penyelesaian perkara tepat waktu

Persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan tahun ini

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum

Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana terpadu

Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak

2. Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan

teknologi informasi.

Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :

Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui small claim court

Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi

Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/pemberitahuan

3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :

Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya (prodeo)

Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling (zitting plaats)

Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum

Persentase identitas hukum yang terpenuhi

4. Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem

peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel.

Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :

Integrasi informasi perkara secara elektronik

Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi)

5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik

internal maupun eksternal.

Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :

Persentase pengaduan yang ditindak lanjuti

Persentase temuan yang ditindak lanjuti

Persentase pemanfaatan databased untuk pemeriksaan baik oleh badan pengawasan maupun badan pemeriksa keuangan (BPK)

Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan

6. Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan

parameter obyektif.

(13)

Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif

Persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian

Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi

Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif

7. Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif

dan efisien.

Indikator kinerjanya adalah sebagai berikut :

Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima

Persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi kerja)

Persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan

Persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima peradilan.

Pada Tahun 2016, Pengadilan Negeri Kasongan menetapkan target pencapaian

rencana kinerja sebagai berikut :

Unit Organisasi : PENGADILAN NEGERI KASONGAN

Tahun Anggaran : 2016

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

2016

(1) (2) (3) (5)

1.

Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

Persentase produktifitas menyelesaikan

perkara 95%

Persentase penyelesaian perkara tepat

waktu 100%

persentase sisa perkara tahun lalu yang

diselesaikan tahun ini 100%

persentase perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum 70%

persentase perkara pidana melalui sistem

(14)

2.

persentase keberhasilan penyelesaian

perkara melalui small claim court 10%

persentase keberhasilan penyelesaian

perkara melalui mediasi 20%

persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi

panggilan/pemberitahuan 20%

3.

Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

persentase perkara yang diselesaikan

melalui pembebasan biaya (prodeo) 5%

persentase perkara yang diselesaikan

melalui sidang keliling (zitting plaats) 10%

persentase perkara yang terlayani melalui

posyankum 20%

persentase identitas hukum yang terpenuhi 90%

4.

Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel

integrasi informasi perkara secara

elektronik 100%

transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien

(penguatan regulasi) 100%

5.

Terwujudnya pelaksanaan

pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal

persentase pengaduan yang ditindak lanjuti 95%

persentase temuan yang ditindak lanjuti 95%

persentase pemanfaatan databased untuk pemeriksaan baik oleh badan pengawasan

maupun badan pemeriksa keuangan (BPK) 90%

persentase penurunan pelanggaran kode

etik oleh aparat peradilan 50%

6.

persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan

parameter obyektif 80%

persentase hakim yang telah memiliki

sertifikasi spesialisasi keahlian 60%

persentase pegawai yang telah

mendapatkan pengembangan kompetensi 20%

pedoman persentase SDM yang promosi dan

(15)

7.

Meningkatnya pengelolaan

manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien

persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang

mendukung peningkatan pelayanan prima 85%

persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi

kerja) 85%

persentase hasil monev dan hasil reviu yang

dijadikan feedback untuk analisa kebijakan 75%

persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan prima

(16)

B.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PENGADILAN NEGERI KASONGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : JUMADI, S.H.

Jabatan : Sekretaris Pengadilan Negeri Kasongan

Selanjutnya disebut Pihak Pertama

Nama : JUDI PRASETYA, S.H., M.H.

Jabatan : Ketua Pengadilan Negeri Kasongan

Selaku atasan Pihak Pertama, Selanjutnya disebut Pihak Kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Kasongan, 15 Februari 2016

Pihak Kedua, Pihak Pertama,

t.t.d t.t.d

JUDI PRASETYA, S.H., M.H. JUMADI, S.H

(17)

Lampiran Perjanjian Kinerja 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Unit Organisasi : PENGADILAN NEGERI KASONGAN

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

2016

(1) (2) (3) (5)

1.

Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

Persentase produktifitas menyelesaikan

perkara (Clearance rate)

95%

Persentase penyelesaian perkara tepat

waktu 100%

persentase penurunan tunggakan perkara

70%

persentase perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum 70%

persentase perkara pidana melalui sistem

peradilan pidana anak 10%

2.

persentase keberhasilan penyelesaian

perkara melalui small claim court 10%

persentase keberhasilan penyelesaian

perkara melalui mediasi 20%

persentase percepatan penyelesaian perkara

melalui pengaturan delegasi

panggilan/pemberitahuan

persentase perkara yang diselesaikan

melalui pembebasan biaya (prodeo) 5%

persentase perkara yang diselesaikan

melalui sidang keliling (zitting plaats) 10%

persentase perkara yang terlayani melalui

(18)

persentase identitas hukum yang terpenuhi

90%

4.

Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel

integrasi informasi perkara secara

elektronik

100%

transparansi kinerja peradilan dan

manajerial secara efektif dan efisien

(penguatan regulasi) secara optimal baik internal maupun eksternal

persentase pengaduan yang ditindak lanjuti 95%

persentase temuan yang ditindak lanjuti

95%

persentase pemanfaatan databased untuk

pemeriksaan baik oleh badan pengawasan

maupun badan pemeriksa keuangan (BPK)

90%

persentase penurunan pelanggaran kode

etik oleh aparat peradilan 50%

6.

persentase jabatan yang sudah memenuhi

standar kompetensi sesuai dengan

parameter obyektif

80%

persentase hakim yang telah memiliki

sertifikasi spesialisasi keahlian 60%

persentase pegawai yang telah

mendapatkan pengembangan kompetensi 20%

pedoman persentase SDM yang promosi dan

mutasi berdasarkan parameter obyektif 60%

7.

Meningkatnya pengelolaan

manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien

persentase terpenuhinya kebutuhan

standar sarana dan prasarana yang

mendukung peningkatan pelayanan prima

85%

persentase peningkatan produktifitas

(19)

kerja)

persentase hasil monev dan hasil reviu yang

dijadikan feedback untuk analisa kebijakan 75%

persentase tercapainya target kegiatan

prioritas yang mendukung pelayanan prima

peradilan

90%

KEGIATAN ANGGARAN

1. Program dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Mahkamah Agung

Rp3.676.113.000,-

(Tiga milyar enam ratus tujuh puluh enam juta seratus tiga belas ribu rupiah)

2. Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Rp1.681.000.000,-

(satu milyar enam ratus delapan puluh satu juta rupiah)

3. Program peningkatan Manajemen

Peradilan Umum

Rp34.325.000,-

(tiga puluh empat juta tiga ratus dua puluh lima ribu rupiah)

Ditetapkan di : Kasongan.

Pada Tanggal : 15 Februari 2016

Sekretaris Pengadilan Negeri Kasongan Ketua Pengadilan Negeri Kasongan,

t.t.d t.t.d

JUMADI,S.H. JUDI PRASETYA,S.H., M.H.

(20)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A.

CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi

sedangkan Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk

menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan,

untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan

misi organisasi.

Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah

dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran

kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment,

melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja

organisasi.

Untuk mengukur sejauh mana pencapaian kinerja tersebut telah mendekati

perwujudan Visi, misi, tujuan dan sasaran strategisnya maka harus dilakukan pengukuran

dalam beberapa kriteria, antara lain :

1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

2. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2016 dengan capaian kinerja tahun 2015

3. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah dalam

dokumen Rencana Strategis PN Kasongan

Oleh sebab itu untuk mengukur capaian kinerja PN Kasongan pada tahun 2016 ini,

maka akan diuraikan sebagai berikut :

A.1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja tahun 2016

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Kasongan di tahun 2016

dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja

yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah

ditetapkan tercapai atau tidak.

Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun

demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2016 ini.

Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator kinerja tersebut diuraikan

(21)

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI

PERSEN

menyelesaikan perkara 95%

2.196 dari 2.234 perkara

98.3%

Persentase penyelesaian

perkara tepat waktu 100%

172 dari 176 perkara

97.7%

persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan tahun ini

100% 31 dari 31

perkara 100%

persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum 70%

163 dari 176 perkara

92.6%

persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana

anak 10% penyelesaian perkara melalui small claim court

10% 0 perkara 0%

persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui

mediasi 20%

0 dari 18

perkara 0%

persentase percepatan

penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi

persentase perkara yang diselesaikan melalui

pembebasan biaya (prodeo) 5% 0 perkara 0%

persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang

keliling (zitting plaats) 10% 0 perkara 0%

persentase perkara yang

terlayani melalui posyankum 20% 45 dari 176 perkara 25.6%

persentase identitas hukum

yang terpenuhi 90%

12 dari 13 permohona

n

(22)

4.

integrasi informasi perkara secara elektronik

transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan regulasi)

100% 66 SK dari

persentase pengaduan yang ditindak lanjuti

95% 5 dari 5

pengaduan 100%

persentase temuan yang

ditindak lanjuti 95% 17 dari 17 temuan 100%

persentase pemanfaatan databased untuk pemeriksaan baik oleh badan pengawasan maupun badan pemeriksa keuangan (BPK) pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan

persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan parameter obyektif

80% 21 dari 21

jabatan 100%

persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi

keahlian 60%

4 dari 6

hakim 66.6%

persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi

20% 7 dari 20

pegawai 35%

pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi

berdasarkan parameter obyektif 60%

10 dari 10

(23)

7. efektif dan efisien

persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pelayanan prima

85%

produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi kerja)

85% 26 SKP dari

26 Pegawai 100%

persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan

75% 14 Dari 17

temuan 82,3%

persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang

mendukung pelayanan prima peradilan

90% 100% 100%

Capaian hasil pengukuran kinerja diatas didapat dengan membandingkan realisasi

pekerjaan yang berhasil dilaksanakan dengan target tahunan yang telah ditetapkan

dalam perjanjian kinerja tahun 2016. Sumber data pencapaian realisasi kinerja adalah

Laporan Bulanan, Laporan Tahunan, dan data-data masing-masing kepaniteraan dan

sub bagian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Capaian hasil kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan, dan Akuntabel

Dalam sasaran terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, dan

akuntabel terdiri atas 5 (lima) Indikator Kinerja Utama yaitu :

1. Persentase Produktifitas menyelesaikan perkara;

2. Persentase Penyelesaian perkara tepat waktu;

3. Persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan tahun ini;

4. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum;

5. Persentase perkara pidana melalui system peradilan pidana anak;

Adapun pencapaian target kinerja Pengadilan Negeri Kasongan Tahun 2016 pada

(24)

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Utama %Target %Realisasi %Pencapaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) perkara tahun lalu yang diselesaikan

a. Persentase Produktifitas menyelesaikan Perkara

Untuk indikator Persentase Produktifitas menyelesaikan perkara pada tahun 2016

ditetapkan target sebesar 95% dan pada realisasinya mencapai 98,3% dengan

jumlah perkara yang diputus sebanyak 2.196 dari 2.234 perkara yang terdaftar dan

diregister, dengan rincian sebagai berikut :

- Perkara Perdata gugatan 14 dari 18 Perkara, - Perdata Permohonan 15 dari 16 perkara, - Pidana biasa/khusus 114 dari 146 perkara, - Pidana Anak 5 dari 6 perkara,

- Pidana cepat 10 dari 10 perkara,

- dan pidana lalu lintas 2.007 dari 2.007 perkara. Sehingga tercapai Persentase pencapaian sebesar 98,3%.

Nilai tersebut didapat dari perbandingan antara perkara yang diputus dan

diminutasi dan disampaikan kepada para pihak pencari keadilan dengan jumlah

perkara yang diregister.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

(25)

1) Perdata

Perkara perdata terdiri dari Gugatan dan Permohonan. Perkara gugatan pada

tahun 2016 :

Masuk : 18 Perkara

Putus : 13 Perkara

Cabut : 1 perkara

Sisa : 4 Perkara

Perkara perdata Permohonan tahun 2016 :

Masuk : 16 Perkara

Putus : 13 Perkara

Cabut : 2 Perkara

Sisa : 1 Perkara

2) Pidana

Pidana terdiri dari pidana Biasa, Anak, cepat, dan lalu lintas

Perkara Pidana Biasa tahun 2016 :

Masuk : 146 Perkara

Putus : 114 Perkara

Sisa : 32 Perkara

Perkara Pidana Anak tahun 2016 :

Masuk : 6 Perkara

Putus : 5 Perkara

Sisa : 1 Perkara

Perkara Pidana cepat tahun 2016 :

Masuk : 10 Perkara

Putus : 10 Perkara

Sisa : 0 Perkara

Perkara Pidana Lalu Lintas tahun 2016 :

Masuk : 2.007 Perkara

Putus : 2.007 Perkara

Sisa : 0 Perkara

b. Persentase Penyelesaian Perkara tepat waktu

Untuk indikator Persentase Penyelesaian perkara tepat waktu pada tahun 2016

ditetapkan target sebesar 100% dan pada realisasinya mencapai 97,7% dengan

jumlah perkara yang diputus tidak lebih dari 5 bulan sebanyak 172 dari 176

perkara, dengan perincian sebagai berikut :

(26)

- Perkara Perdata Gugatan : 14 Perkara diputus sebelum 5 bulan - Perkara Perdata Permohonan : 13 Perkara diputus sebelum 5 bulan - Dan ada 4 Gugatan Perdata yang diputus lebih dari 5 bulan

Perkara Gugatan yang melebihi jangka waktu 5 bulan tersebut telah dilaporkan

oleh Ketua Majels Hakim yang bersangkutan kepada KPN, KPT, dan Mahkamah

Agung.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

c. Persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan tahun ini

Untuk indikator Persentase sisa perkara tahun lalu yang diselesaikan pada tahun

2016 ditetapkan target sebesar 100% dan pada realisasinya mencapai 31 perkara

dari 31 perkara yang tersisa pada tahun 2015 dengan perincian sebagai berikut :

- Perkara Pidana : 26 Perkara telah diputus pada tahun 2016 - Perkara Perdata : 5 perkara telah diputus pada tahun 2016 sehingga tercapai Persentase pencapaian sebesar 100%.

Nilai tersebut didapat dari perbandingan antara Sisa perkara yang diputus dan

diminutasi kemudian disampaikan kepada para pihak pencari keadilan dalam

jangka waktu 5 bulan dengan jumlah sisa perkara yang belum diputus pada tahun

sebelumnya.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

Untuk pencapaian pada sasaran ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Perdata

Untuk Perkara Perdata terdapat sisa dari tahun 2015 yang terdiri dari perkara

Gugatan sebanyak 5 perkara, dan tidak ada sisa perkara permohonan. semuanya

telah diputus pada tahun 2016.

2) Pidana

Untuk Perkara Pidana terdapat sisa 26 perkara pidana biasa tahun 2015 yang

telah diputus pada tahun 2016.

d. Persentase Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum

Untuk indikator Persentase Perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum pada

tahun 2016 ditetapkan target sebesar 70% dan pada realisasinya mencapai 92,6%

dengan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 163 dari

176 Perkara.

Adapun Perincian perkara yang mengajukan Upaya Hukum sebanyak 13 perkara

adalah sebagai berikut :

- Perkara Pidana : 6 Perkara dari 145 perkara - Perkara Perdata : 7 Perkara dari 31 perkara

(27)

e. Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak

Untuk indikator Persentase perkara pidana melalui sistem peradilan pidana anak

pada tahun 2016 ditetapkan target sebesar 10% dan pada realisasinya tercapai

3,9% dengan jumlah perkara pidana anak sebanyak 6 perkara dari 152 perkara

pidana yang terregister sepanjang tahun 2016.

Dan keenam perkara pidana anak tersebut diselesaikan melalui system peradilan

pidana anak.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

2. Meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui

pemanfaatan teknologi informasi

Dalam sasaran meningkatkan penyederhanaan proses penanganan perkara melalui

pemanfaatan teknologi informasi ini terdiri dari 3 (tiga) indikator utama. Adapun

pencapaian realisasi kinerja Pengadilan Negeri Kasongan pada tahun 2016 adalah

sebagai berikut :

No Sasar

an Strategis

Indikator Kinerja

Utama %Target %Realisasi %Pencapaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui small claim court

Small claim court atau yang lebih dikenal dengan Gugatan Sederhana adalah upaya inovasi Mahkamah Agung untuk memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan

melalui mekanisme beracara yang sederhana. Gugatan sederhana ini diatur melalui

(28)

Di Pengadilan Negeri Kasongan, sepanjang tahun 2016 belum ada perkara gugatan

sederhana yang didaftarkan, sehingga pencapaian untuk indikator ini masih 0%

sedangkan target yang di tetapkan 10%.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan serta

register perkara.

Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi

Untuk indikator persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi

ditetapkan target 20% dari jumlah perkara perdata yang terdaftar dalam satu

tahun. Sepanjang tahun 2016, perkara perdata gugatan yang diregister sebanyak 18

perkara, dan 14 Perkara dilakukan mediasi, sedangkan 4 perkara lainnya diputus

melalui mekanisme Verstek. Namun belum ada satupun perkara gugatan tersebut

yang dapat diselesaikan melalui mediasi. Sehingga untuk tahun 2016 realisasi

kinerja pada indicator ini masih 0%.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

b. Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi

panggilan/pemberitahuan

Untuk indikator Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan

delegasi panggilan/pemberitahuan ditetapkan target sebesar 20%. Pengaturan

delegasi ini mendapat perhatian khusus dari Mahkamah Agung sebagai upaya

mempersingkat jangka waktu penyelesaian perkara yang seringnya berlarut-larut

manakala pihak penggugat dan tergugat tidak berada dalam satu wilayah hukum.

Pengaturan delegasi ini diatur melalui SEMA Nomor 6 tahun 2014. Pengadilan

Negeri Kasongan sebagai komitmennya melaksanakan SEMA ini sudah menunjuk

koordinator delegasi, membuat email khusus untuk penanganan delegasi, dan

sudah menerapkan pembaruan data delegasi melalui SIPP. Sepanjang tahun 2016,

dari 18 perkara perdata gugatan yang terdaftar, 9 diantaranya dilaksanakan melalui

pengaturan delegasi. Sehingga persentase pencapaian pada indikator ini mencapai

50%.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

3. Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin

Dalam sasaran Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin terdiri dari

4 (empat) indikator kinerja utama yaitu :

1). Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya (prodeo);

2). Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling (zitting plaats); 3). Persentase perkaar yang terlayani melalui Posyankum/Posbakum;

4). Persentase Identitas hukum yang terpenuhi;

(29)

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Utama %Target %Realisasi %Pencapaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

keliling (zitting plaats)

a. Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya (prodeo)

Dalam indikator kinerja persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan

biaya (prodeo) ditetapkan target sebesar 5%.

Pembebasan biaya perkara (Prodeo) merupakan wujud komitmen Mahkamah

Agung untuk pelaksanaan bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu

berdasarkan SEMA Nomor 10 tahun 2010 tentang Pedoman Bantuan Hukum.

Pada tahun 2016, di Pengadilan Negeri Kasongan tersedia anggaran untuk

membiayai perkara prodeo sebesar Rp2.350.000,- (dua juta tiga ratus lima puluh

ribu rupiah).

Namun sepanjang tahun 2016 belum ada masyarakat yang mengajukan

permohonan pembebasan biaya perkara (prodeo) sehingga anggaran untuk itu

tidak terserap dan realisasi pencapaian untuk indikator ini 0%.

Sumber data Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling (zitting plaats)

(30)

pengadilan. Dalam indikator kinerja ini ditetapkan target sebesar 10%. Dalam

tahun 2016, di Pengadilan Negeri Kasongan tidak terdapat perkara zitting plaats

karena PN Kasongan memang tidak mempunyai tempat menyidang perkara di luar

gedung pengadilan, dan juga tidak ada penganggaran untuk program zitting plaats.

PN Kasongan yang wilayah yurisdiksinya Kabupaten Katingan dianggap cukup

dapat di jangkau oleh seluruh masyarakat sehingga belum perlu diadakan program

zitting plaats. Sehingga realisasi pencapaian untuk indicator ini masih 0%. Sumber data Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

c. Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum

Posyankum (Pos Pelayanan Hukum) atau disebut juga Posbakum (Pos Bantuan

Hukum) adalah salah satu program unggulan Mahkamah Agung untuk

meningkatkan akses peradilan pada masyarakat.

Di Pengadilan Negeri Kasongan dalam pelaksanaan posbakum/posyankum bekerja

sama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) EKA HAPAKAT.

Untuk tahun 2016 dalam indicator kinerja ini ditetapkan target 20% dan dalam

realisasinya mencapai 25,6% dimana ada 45 perkara yang terlayani melalui

posyankum dari 176 perkara yang diregister.

Sumber Laporan Kepaniteraan Hukum.

d. Persentase identitas hukum yang terpenuhi

Perkara Perdata Permohonan yang terdaftar di Pengadilan Negeri Kasongan

sepanjang tahun 2016 sebanyak 13 perkara. Dan dari ke-13 perkara tersebut 12

diantaranya adalah permohonan tentang perubahan nama maupun perbaikan

kesalahan dalam akta lahir sebagai identitas hukum. Hanya ada 1 perkara

permohonan tentang pengangkatan anak.

Berdasarkan data di atas maka realisasi pencapaian target pada indikator kinerja

ini mencapai 92,3% sedangkan target yang ditetapkan adalah sebesar 90%.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

4. Terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan menunjang

sistem peradilan yang sederhana, transparan, dan akuntabel

Dalam sasaran terwujudnya sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan

menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan, dan akuntabel terdiri

atas 2 (dua) indikator kinerja utama yakni integrasi informasi perkara secara

elektronik dan transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan

efisien (penguatan regulasi). Pencapaian target kinerja Pengadilan Negeri

(31)

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Utama %Target %Realisasi %Pencapaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

secara efektif dan

efisien (penguatan

regulasi)

100%

100%

100%

a. Integrasi informasi perkara secara elektronik

Untuk indikator integrase informasi perkara secara elektronik ditetapkan target

100% dan pencapaian kinerja Pengadilan Negeri Kasongan di tahun 2016 juga

mencapai 100%. Hal ini diukur dari jumlah perkara yang terinput di dalam Sistem

Informasi Penelusuran Perkara/Case Tracking system (SIPP/CTS) yakni

keseluruhan jumlah perkara yang terdaftar dan diperiksa di Pengadilan Negeri

Kasongan sejak dari tahap pendaftaran, pemeriksaan di persidangan, putusan

sampai pada tahap minutasi terinput secara lengkap dan update. Untuk tahun 2016

ada 196 perkara yang terinput dalam SIPP/CTS. Selain dalam aplikasi SIPP/CTS

informasi perkara dalam hal ini putusan pengadilan juga dapat diakses oleh

masyarakat umum melalui Direktori Putusan yang juga selalu di perbarui oleh

petugas yang telah ditetapkan manakala putusan tersebut telah dibacakan di dalam

Sidang terbuka. Dalam tahun 2016 jumlah putusan yang diinput dalam direktori

putusan sebanyak 45 (empat puluh lima) perkara.

Sumber data adalah aplikasi SIPP/CTS dan Direktori Putusan.

b. Transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan efisien (penguatan

regulasi)

Untuk indikator transparansi kinerja peradilan dan manajerial secara efektif dan

efisien (penguatan regulasi) ditetapkan target 100%. Indikator ini dihitung

(32)

satu tahun yang mengatur secara khusus tentang transparansi kinerja dan

manajerial peradilan.

Sepanjang Tahun 2016 Ketua Pengadilan Negeri Kasongan telah mengeluarkan

SK-SK yang bertujuan untuk semakin meningkatkan transparansi kinerja dan

manajerial peradilan diantaranya adalah SK Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi,

SK Tim Penyusunan SOP, SK Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Pengadilan Negeri,

SK Job Description masing-masing pegawai, Dan lain sebagainya. Oleh karena itu

dapatlah dikatakan pencapaian Pengadilan Negeri Kasongan untuk indikator ini

pada tahun 2016 mencapai 100%.

Sumber data laporan sub bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.

5. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara

optimal baik internal maupun eksternal

Dalam sasaran terwujudnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan

secara optimal baik internal maupun eksternal terdiri dari 4 (empat) indikator

kinerja utama, yang pencapaiannya pada tahun 2016 dapat diuraikan sebagai

berikut :

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

Utama %Target %Realisasi %Pencapaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) etik oleh aparat peradilan

(33)

a. Persentase Pengaduan yang ditindak lanjuti

Untuk indikator Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti pada tahun 2016

ditetapkan target sebesar 95% dan pada realisasinya di Pengadilan tidak ada

Pengaduan yang secara khusus ditujukan kepada Pengadilan Negeri Kasongan

tentang pelayanan maupun kinerja aparat peradilan. Surat Pengaduan yang masuk

dan dicatat dalam buku Register Pengaduan di Kepaniteraan Hukum adalah

Pengaduan masyarakat yang ditembuskan ke Pengadilan Negeri Kasongan untuk

diketahui karena kebanyakan tentang sengketa hukum didalam masyarakat itu

sendiri.

Sepanjang tahun 2016 terdapat 5 (lima) pengaduan yang ditembuskan ke PN

Kasongan, dan kesemuanya dicatat dan diarsipkan dengan baik. Karena pengaduan

tersebut tidaklah ditujukan ke PN Kasongan maka tindak lanjutnya hanyalah

berupa pencatatan register dan pengarsipan. Sehingga dapatlah dikatakan

pengaduan yang ditindak lanjuti mencapai realisasi 100%.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Hasil Pengaduan Masyarakat, laporan

bulanan dan laporan tahunan.

b. Persentase temuan yang ditindaklanjuti

Untuk indikator Persentase temuan yang ditindak lanjuti pada tahun 2016

ditetapkan target 95%. Sepanjang tahun 2016, PN Kasongan mendapatkan 1 (satu)

kali pengawasan regular dari Hakim Tinggi Pengawas Pengadilan Tinggi Palangka

Raya yakni pada tanggal 25-26 Oktober 2016. Dari hasil pengawasan tersebut

diperoleh 17 temuan dalam bidang manajemen peradilan, kinerja pelayanan publik,

administrasi perkara dan administrasi umum. Dari 17 hasil temuan tersebut

kesemuanya telah berhasil ditindak lanjuti dan diselesaikan. Sehingga dapatlah

dikatakan hasil pencapaian pada indikator kinerja ini mencapai 100%.

Selain pengawasan regular di atas, sepanjang tahun 2016 Pengadilan Negeri

Kasongan juga mendapat beberapa kali pembinaan dan asistensi yaitu :

1. Pembinaan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Palangka Raya, Bapak H. Arif

Supratman, S.H., M.H. pada tanggal 21 juli 2016;

2. Asistensi dalam rangka Akreditasi oleh Hakim Tinggi Auditor Bapak Tony

Pribadi, S.H., M.H. pada tanggal 7 November 2016;

3. Asistensi dalam rangka Akreditasi oleh Hakim Tinggi Auditor Bapak Dolman

Sinaga, S.H., M.H. pada tanggal 20 Desember 2016;

4. Asistensi dalam rangka Akreditasi oleh Hakim Tinggi Bapak Bambang Kustopo,

S.H., M.H. pada tanggal 28 Desember 2016.

(34)

Pada indikator kinerja persentase pemanfaatan databased untuk pemeriksaan baik oleh badan pengawasan maupun badan pemeriksa keuangan (BPK) ditetapkan

target sebesar 90%. Pencapaian kinerja ini dinilai berdasarkan kemutakhiran data

yang diinput dalam aplikasi yang besangkutan sehingga dapat menjadi databased

yang menunjang saat dilakukannya pengawasan. Pada tahun 2016 Pengadilan

Negeri Kasongan selalu melakukan pemutakhiran data dalam aplikasi-aplikasi

penunjang TUPOKSI seperti SIPP/CTS, Direktori Putusan, Komdanas, SIMARI,

SIMAK-BMN, SIMPONI, SAIBA, SIMANTAP, PERSEDIAAN, SIKEP, SIMPEG, dan

lain-lain. Karena data yang selalu dimutakhirkan itu maka dapatlah dikatakan

pencapaian realisasi dalam indikator kinerja ini mencapai 100%.

d. Persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan

Pada indikator persentase penurunan pelanggaran kode etik oleh aparat peradilan

ditetapkan target sebesar 50% dan pada realisasinya selama tahun 2016 tidak

terdapat laporan/pengaduan dugaan pelanggaran kode etik oleh Hakim dan

Pegawai pada Pengadilan Negeri Kasongan. Oleh sebab itu pada indicator kinerja

ini realisasi pencapaian 100%.

Walaupun ada pengaduan yang terregister pada tahun 2016 namun itu bukanlah

pengaduan terhadap pelayanan maupun kinerja pegawai PN Kasongan, tetapi

pengaduan umum masyarakat yang ditembuskan ke PN Kasongan.

Sumber data yang digunakan adalah Laporan Pengaduan, Laporan bulanan, laporan

tahunan.

6. Terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan berdasarkan

parameter obyektif

Dalam sasaran terwujudnya transparansi pengelolaan SDM lembaga peradilan

berdasarkan parameter obyektif terdapat 4 (empat) indikator kinerja utama yaitu :

1) Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan

parameter obyektif;

2) Persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian;

3) Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi;

4) Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter

obyektif.

Pada tahun 2016 pencapaian realisasi Pengadilan Negeri Kasongan dalam sasaran

strategis ini dapat digambarkan sebagai berikut :

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

Utama %Target %Realisasi %Pencapaian

(35)

6 yang telah memiliki sertifikasi yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter obyektif

60% 100% 166,6%

a. Persentase jabatan yang sudah memenuhi standar kompetensi sesuai dengan

parameter obyektif;

Pada indikator kinerja persentase jabatan yang sudah memenuhi standar

kompetensi sesuai dengan parameter obyektif ini ditetapkan target sebesar

80%. Pada pengadilan Negeri Kasongan sebagai pengadilan tingkat pertama

terdapat 2 jenis jabatan yakni struktural dan fungsional.

- Jabatan Struktural terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Panitera, Sekretaris,

Panitera Muda Hukum, Panitera Muda Pidana, Panitera Muda Perdata,

Kepala Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan,

Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan Organisasi tata laksana, Kepala sub

Bagian Umum dan keuangan.

- Jabatan fungsional terdiri atas Hakim, Panitera Pengganti, dan Jurusita.

Pada tahun 2016 di Pengadilan Negeri Kasongan jumlah pegawai yang

menduduki jabatan struktural maupun fungsional sebanyak 21 orang, dan

keseluruhannya telah memenuhi standar kompetensi baik dari sisi pendidikan,

golongan, dan masa bekerja.

Sehingga dapatlah dikatakan pencapaian untuk target kinerja ini mencapai

100%.

(36)

b. Persentase hakim yang telah memiliki sertifikasi spesialisasi keahlian;

Hakim di Pengadilan Negeri Kasongan pada tahun 2016 berjumlah 6 orang,

dengan komposisi 1 orang Ketua, 1 orang Wakil Ketua, dan 4 orang hakim. Dari

keenam orang Hakim tersebut ada 4 orang Hakim yang telah mendapatkan

sertifikasi spesialisasi keahlian diantaranya :

- Sertifikasi hakim tindak pidana korupsi; - Sertifikasi hakim perkara Pemilukada; - Sertifikasi hakim anak;

- Sertifikasi hakim lingkungan;

Target pencapaian pada indikator ini ditetapkan sebesar 60% dan melihat

komposisi di atas pencapaian kinerja di Pengadilan Negeri Kasongan pada

tahun 2016 sebesar 66%.

Sumber data Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.

c. Persentase pegawai yang telah mendapatkan pengembangan kompetensi;

Berdasarkan data pegawai terakhir tertanggal 31 desember 2016 jumlah

Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan Negeri Kasongan sebayak 26 orang, yang

terdiri dari Hakim 6 orang, Pegawai 20 orang. Dari ke-20 orang pegawai

tersebut yang pernah mendapatkan pengembangan kompetensi berupa diklat

sebanyak 7 orang. Adapun diklat yang pernah diikuti antara lain :

- Diklat Sekretaris

- Diklat Bendahara

- Diklat Panitera Pengganti - Diklat SIPP

- Diklat penyusunan laporan keuangan

Dari indikator kinerja ini ditetapkan target sebesar 20% dan melihat kondisi

diatas maka realisasi pencapaian di pengadilan negeri kasongan pada tahun

2016 sebesar 35%.

Sumber data Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.

d. Pedoman persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan parameter

obyektif.

Untuk indikator persentase SDM yang promosi dan mutasi berdasarkan

parameter obyektif ditetapkan target sebesar 60% dan pada realisasinya di

Pengadilan Negeri Kasongan pada tahun 2016 terdapat 10 orang Pegawai yang

mutasi dan promosi. Mutasi dan promosi dari PN Kasongan sebanyak 5 (lima)

(37)

(satu) orang yang mendapat Promosi tanpa mutasi karena menduduki jabatan

Ketua Pengadilan Negeri dari sebelumnya sebagai Wakil Ketua.

Mutasi dan promosi dari PN Kasongan didasarkan pada parameter yang objektif

yakni dinilai pada kemampuan, masa kerja, dan latar belakang pendidikan dan

golongan.

Sehingga realisasi pencapaian pada indicator ini dapat dikatakan mencapai

100%.

Sumber data yang digunakan adalah Data sub bagian Kepegawaian dan

Organisasi Tata Laksana.

7. Meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel,

efektif, dan efisien

Dalam sasaran meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara

akuntabel, efektif dan efisien terdapat 4 (empat) indikator kinerja utama yang

realisasi pencapaiannya dapat diuraikan sebagai berikut :

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

Utama %Target %Realisasi %Pencapaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi kerja)

85% 100% 117.6%

(38)

yang mendukung pelayanan prima peradilan

a. Persentase terpenuhinya kebutuhan standar sarana dan prasarana yang

mendukung peningkatan pelayanan prima

Dalam indikator kinerja ini pada tahun 2016 ditetapkan target sebesar 85%.

Indikator ini dinilai berdasarkan keadaan sarana dan prasarana yang ada di

Pengadilan Negeri Kasongan dalam mendukung terwujudnya pelayanan prima.

Sepanjang tahun 2016 sarana dan prasarana yang ada di Pengadilan Negeri

Kasongan sudah cukup memadai. Fasilitas publik sebagai pendukung pelayanan

prima seperti ruang laktasi, perpustakaan, ruang tunggu dan perangkat

keterbukaan informasi sudah tersedia dan berfungsi cukup baik.

Sehingga pencapaian untuk indikator kinerja ini dapat dikatakan mencapai

100%.

b. Persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM (SKP dan penilaian prestasi

kerja)

Indikator kinerja persentase peningkatan produktifitas kinerja SDM ini diukur

berdasarkan nilai SKP setiap pegawai yang ada di Pengadilan Negeri Kasongan.

Target kinerja untuk indikator ini ditetapkan sebesar 85%. Pada tahun 2016,

dari 26 orang pegawai di PN Kasongan kesemuanya telah membuat SKP dan

mengukur hasil kinerjanya selama 1 tahun. Kesemuanya berhasil mencapai

target yang sudah ditetapkan dan mendapat nilai pada kisaran Baik sampai Baik

Sekali.

Oleh sebab itu dapat dinilai bahwa dalam indikator ini tercapai realisasi 100%.

Sumber data Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana.

c. Persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan feedback untuk analisa kebijakan

Indikator kinerja persentase hasil monev dan hasil reviu yang dijadikan

feedback untuk analisa kebijakan ditetapkan target 75%. Berdasarkan hasil pengawasan didapat 17 temuan, dan dari temuan tersebut didapat 14 temuan

yang menjadi alasan/pertimbangan dibuatnya kebijakan berupa Surat

Keputusan KPN diantaranya adalah SK Penetapan Role Model.

Oleh sebab itu realisasi pencapaian indicator ini pada tahun 2016 mencapai

82,3%.

(39)

d. Persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang mendukung pelayanan

prima peradilan.

Dalam indikator kinerja persentase tercapainya target kegiatan prioritas yang

mendukung pelayanan prima ditetapkan target sebesar 90%. Indikator ini

dinilai dengan melakukan perbandingan kegiatan prioritas yang mencapai

target dengan kegiatan prioritas yang direncanakan untuk mendukung

pelayanan prima.

Kegiatan prioritas yang ada di pengadilan negeri pada tahun 2016 meliputi :

- penyelesaian perkara perdata dan pidana tepat waktu

- pengiriman perkara yang mengajukan upaya hokum tepat waktu

- pelaksanaan program pembebasan biaya perkara (prodeo)

- pelaksanaan Program Posyankum/Posbakum

- Pelaksanaan Meja Informasi dan Pengaduan

- pelaksanaan integrasi informasi perkara secara elektronik.

Dari kegiatan prioritas diatas semua telah berhasil dilaksanakan, sehingga

realisasi pencapaian untuk indikator kinerja ini mencapai 100% sedangkan

target yang ditetapkan 90%.

A.2. Perbandingan antara Realisasi Kinerja tahun 2016 dengan Realisasi Tahun

sebelumnya.

Dalam menghitung perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan tahun

sebelumnya (2015) digunakanlah indikator kinerja utama tahun sebelumnya, yang

mana hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut :

PENGUKURAN KINERJA

Unit Organisasi : PENGADILAN NEGERI KASONGAN

(40)

(41)

3 Meningka lulus diklat non yudisial

Dari gambaran pencapaian diatas dapat dilihat bahwa secara umum terdapat

peningkatan realisasi kinerja pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 walaupun ada

beberapa indikator yang menurun.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari segi Kuantitas maupun Kualitasnya. Peningkatan

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Peningkatan penyelesaian perkara

- Persentase perkara yang diselesaikan :

Untuk indikator Persentase perkara yang diselesaikan pada tahun 2015 tercapai

realisasi sebesar 98.4% dan pada tahun 2016 tercapai realisasi sebesar 98.3%

terdapat sedikit penurunan dalam hal persentase. Namun apabila kita telaah

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis ini menunjukkan besar tegangan stres, kenaikan temperatur, tegangan rongga dan kapasitansi pada isolasi XLPE dan PVC untuk kabel bawah tanah NA2XSEBY 20 KV, yang

pembelajaran jarak jauh.Pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 dengan belajar dari rumah/belajar jarak jauh dengan menggunakan media interaksi yang disiapkan oleh

Skor aktivitas siswa secara klasikal atau secara keseluruhan pada siklus II pertemuan 1 dapat digambarkan yaitu Pada aspek 1 yaitu Siswa memahami permasalahan secara umum

Sehingga dalam penelitian ini penulis berusaha mengetahui apakah komunikasi anggaran yang memerlukan penegasan faktual, dan wewenang yang dimiliki atasan dalam

Selama gelembung-gelembung uap masih kontak dengan permukaan pipa baja disana terjadi pemanasan lebih dan dengan proses berulang-ulang terjadinya gelembung, maka dapat membentuk

*aba bukan merupakan ukuran kinerja yang rele)an bagi unit pemerintah. Oleh Karena itu, diperlukan alat ukur kinerja yang lain yang lebih tepat. Sampai saat inn,

Bagi orang yang hidup dalam masyarakat, konsep tentang agama merupakan bagian tidak terpisahkan dari pandangan hidup dan sangat diwarnai oleh perasaan mereka

Sesungguhnya aktivitas kegiatan pemasaran ini perlu dilakukan baik di bidang bisnis (perusahaan) maupun di bidang pendidikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan