• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waspadai Musuh musuh Durian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Waspadai Musuh musuh Durian"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

“Ini sih ‘kuburan’ durian,” ujar seorang rekan yang ikut

bertandang ke sebuah kebun di Leuwiliang, Bogor. Komentar

rekan itu wajar lantaran hampir seluruh pohon sudah

bercabang dua mulai dari permukaan tanah. Sebuah pertanda

tidak dilakukannya pemangkasan pada saat tanaman masih

muda. Tanaman bercabang dua itu tidak akan bertahan lama

Waspadai

Musuh-musuh

(2)

Belah dua, terlambat dipangkas

Onny Untung

K

ebun seluas 5 hektar itu berisi pohon-pohon durian setinggi 5—6 m. Umurnya diperkirakan sekitar 7—8 tahun. Kebanyakan tak berbuah, walaupun terlihat beberapa pentil sebesar kepalan tangan bergelantungan di beberapa pohon. Jika batangnya dicermati, tampaklah nekrosis basah dekat lekukan batang. Trubus

mengorek kulit pohon itu sehingga terlihat batang cokelat kemerahan. Ciri khas serangan penyakit kanker batang.

Daun pohon tersebut banyak yang mengerut dan berubah bentuk. Pada

permukaan ada bercak mengering berwarna cokelat terang; tepinya cokelat gelap. Beberapa ranting terlihat mati dan belum dipangkas. Bercak daun Rhizoctonia diduga sebagai penyebabnya.

(3)

Lingkungan

Kanker batang dan bercak daun hanyalah dua dari 21 penyakit paling berbahaya yang terdata menyerang durian: akar, batang, daun, dan buah. Angka ini belum termasuk risiko serangan hama yang jumlahnya juga tak kalah banyak. Apalagi jika ditambah

dengan kelainan fisiologis, seperti

kekurangan nutrisi, buah matang sebelah, atau buah berair.

Kebun durian tadi berubah menjadi “kuburan” karena terganggunya keseimbangan antara inang, patogen, dan lingkungan. Ini memang teori karena toh, tak ada satu pun kebun durian yang pernah disambangi

Trubus, bebas 100% dari serangan penyakit.

B a g i p e k e b u n p r o f e s i o n a l , serangan penyakit boleh datang, asal intensitasnya tidak terlalu merugikan. Untuk itu, sejumlah perlakuan diterapkan. Prinsip ini yang membedakan kebun durian y a n g d i r a w a t i n t e n s i f d e n g a n k e b u n t r a d i s i o n a l . D i k e b u n tradisional seluruhnya diserahkan pada kemurahan hati alam. Jadi, kerugian akibat serangan penyakit tak dihiraukan.

B e r d a s a r k a n p e n g a l a m a n para pekebun, serangan penyakit umumnya diatasi dengan 3 cara. Pertama tindakan preventif berupa

pemilihan batang bawah, pemupukan, pembentukan tajuk, dan pemangkasan rutin. Kedua pemakaian pestisida dan terakhir eradikasi alias pemusnahan.

Tindakan pertama dan ketiga relatif lebih mudah dilakukan oleh pekebun. Tindakan kedua, yakni pemakaian pestisida kerapkali membuat repot. Penerapan teknik itu memerlukan pengetahuan khusus tentang ciri-ciri penyakit yang menyerang. Berdasarkan pengetahuan itulah maka dapat ditentukan pestisida yang cocok untuk menanggulanginya.

Repotnya ciri akibat serangan patogen (virus, bakteri, cendawan, protozoa, nematoda) banyak yang mirip dengan gejala penyakit non-patogen. Kasus yang sering muncul untuk nonpatogen ialah: keracunan herbisida, stres air, kekurangan nutrisi, pencahayaan ekstrim, dan suhu. Untuk memastikan penyebab serangan, berikut disajikan 10 hama dan penyakit paling berbahaya di kebun durian beserta ciri, penyebab, dan penanggulangannya.

Kanker batang

(4)

Kulit batang dikorek dan dilabur pestisida

Penanaman Durian, Mardi

ini sulit dideteksi. Di kebun ia biasa menyerang pohon berumur 5—6 tahun, terutama setelah berbuah. Serangan kanker batang dapat mematikan tanaman sampai 50%.

Ir. Moh. Reza Tirtawinata, MS berpendapat, penyakit ini muncul karena perubahan suhu mendadak. Misal, peralihan dari musim kemarau ke hujan. Cendawan tidak aktif di musim kemarau dan mengganas tatkala kelembapan meningkat karena turun hujan.

Gejala awal berupa bercak kecil di cabang, k e m u d i a n m e l e b a r d a n b a s a h k a r e n a mengeluarkan blendok.

Phytophthora palmivora

ini kemudian merasuk k e b a t a n g . K a l a u kulitnya dikikis, akan terlihat batang terserang berwarna cokelat tua. Serangan berat di batang m e n y e b a b k a n d a u n rontok, ranting kering, sampai akhirnya pohon mati.

I r . M i d i a n S i m a n j u n t a k , M B A menduga kanker batang h a s i l “ k e r j a s a m a ” simbiose mutualisma antara hama penggerek batang dan cendawan,

meski belum diketahui yang lebih dulu menyerang, penggerek atau cendawan. Hama membuat lubang sebesar jarum di tanaman, sehingga kapilernya bocor dan mengeluarkan air. Akibatnya batang lembap. Cendawan kian merajalela. Bila bagian yang sakit dikorek, terdapat semacam larva.

(5)

s amp ai ter l ih at ja r in g an k ay u yang sehat. Bekas korekan dioles fungisida. Yang bisa dipakai, antara lain Previcur N dengan dosis 2 ml/l atau Melody Duo 2 g/l. Pilihan lain Ridomil 3—5 ml/l.

Pengalaman Soetanto menunjuk-kan, olesan fungisida cukup efektif. Bercak tidak berkembang dan bekas kerokan tertutup kembali. Sodik, mandor kebun durian hepe milik Mushadi di Jonggol, mengatasinya dengan menempelkan kapas yang basah karena sebelumnya dicelup ke Tamaron.

Di Thailand dan Malaysia durian dilindungi dari penyakit ini dengan olesan di batang. Pekebun di sini bisa mengoleskan bubur bordo atau TB—192 ke batang pohon. Bubur bordo dibuat sendiri dari 150 g terusi, 150 g kapur tohor/gamping, dan 10 l air. Terusi dan kapur ditumbuk kemudian dilarutkan. Larutan ini masih harus diencerkan dalam 10 l air sebelum dioleskan ke batang pohon.

Cara lain yang dianjurkan Reza

ialah mencari durian spesifik lokasi.

Durian yang besar dan bagus ini ditanam untuk dijadikan batang bawah. Teknik top working yang dilakukan Bernard Sadhani (Trubus

edisi Desember 2000) juga menjadi salah satu solusi.

Busuk buah Phytophthora

Phytophthora palmivora juga menyerang buah. Pekebun di Malaysia dan Indonesia sama-sama repot menanggulanginya. Serangan muncul ketika musim hujan tiba. Buah muda maupun yang sudah matang menjadi sasaran. Kalau terkena buah pasti tidak laku dijual. Tingkat kerugian bisa mencapai 40%.

Serangan dimulai dengan muncul bercak di kulit buah. Mula-mula warnanya cokelat, kemudian perlahan-lahan menjadi hitam. Pembusukan kulit ini lama-kelamaan masuk ke daging buah.

Seluruh fungisida yang dipakai mengatasi kanker batang juga cocok untuk menanggulangi serangannya di buah. Tanaman terserang disemprot dan diulang 3—4 hari kemudian kalau cuaca mendung dan hujan. Sejumlah 4—5 pohon di sekitarnya juga ikut disemprot. Untuk pencegahan rutin, frekuensi penyemprotan 1—2 minggu sekali.

Karat daun

Serangan Rhizoctonia solani

(6)

Sebagian tajuk meranggas karena karat

Durian Diseases and Disorders

dan ranting sehingga menurunkan produksi buah. Tak ada satu pun kebun durian yang lolos dari serangannya. Penyakit ini penular-annya cepat sekali. Bibit channee paling mudah terserang, apalagi kalau daun saling bertumpuk.

Kehadiran cendawan Rhizoctonia diawali dari adanya bercak kecil

basah di daun. Bercak kian lebar dan mengering. Warna-nya berubah menjadi cokelat. Lama-kelama-an daun gugur. Pada serangan intensitas tinggi, cabang menjadi gundul.

Penyakit ini diatasi dengan menyemprot-kan Rovral WP atau Folicur WP sebanyak 2 g/l air. Frekuensi penyemprotan sama seperti pada penang-gulangan serangan ulat penggerek buah dan kanker batang.

Kapang

Kapang Trentepohlia

h a n y a l a h p e r t a n d a bahwa kebun itu terlalu l e m b a p . Wa r n a n y a o r a n y e k a l a u k e n a sinar matahari. Kalau ternaungi berwarna putih kehijauan. Ia tidak menimbulkan efek negatif. Seandai-n y a k a p a Seandai-n g t e r l a l u t e b a l ( 3 — 4 m m ) , p e m u n c u l a n b a k a l bunga pada cabang/ batang terhambat.

(7)

Busuk karena penggerek buah Lubang gerekan di kulit buah

Busuk karena phytophthora Durian terserang kutu putih

Foto-foto : Dok.

T

rubus

(8)

Kapang, disusul serangan phytophthora palmivora

Kapang, tanda kelembapan tinggi

Ulat penggerek di batang utama

Ranting putus gara-gara penggerek

Syah

Angkasa

(9)

Gejala awal kanker batang

Bercak kanker batang dikorek sampai ke lapisan yang sehat

Dilabur dengan campuran

fungisida dan bakterisida Ciri serangan rayap

Onny Untung

Onny Untung

(10)

Akar durian terserang kutu putih

Gejala akhir serangan karat daun

Durian Diseases and Disorders

(11)

Akar lateral terinfeksi Rigidoporus

Durian Diseases and Disorders

basah. Begitu dikerok, kambium sudah berubah warna menjadi cokelat.

Varietas lokal tahan serangan kapang. Pada montong dan channee, kapang memperpendek umur karena ditunggangi Phytophthora.

Menurut Reza Tirtawinata, di kebun buah Mekarsari batang durian disikat sebagai antisipasi. Kalau sudah telanjur muncul kapang, batang digosok dengan larutan algasida atau fungisida yang mengandung benomyl, thiram, atau tembaga.

Beda lagi anjuran I r. Yo s S u t i y o s o . E n t o m o l o g i n i m e n y a r a n k a n p e m a k a i a n campuran fungisida d a n h e r b i s i d a . I a menyebutkan beberapa alternatif, seperti: Derosal, Benlate, atau Dithane dengan dosis 1 g/l. Bisa juga memakai Score 1 cc/l. Salah satu bahan itu dicampur Gesapax 80 WP atau Amitrina dengan dosis

3 g/l. Pemakaiannya disemprotkan atau dikuas, cukup satu kali.

Akar putih

Durian yang ditanam di kebun bekas karet atau singkong berisiko

terserang Rigidoporus lignosus atau

Basidiomycetes. Sebuah kebun durian di Jonggol menghadapi masalah ini karena di sana dahulu perkebunan karet.

Ciri serangan cendawan agak sulit dideteksi. Sebab gejala serangan pada daun mirip kekurangan nutrisi. D a u n b e r u b a h w a r n a m e n j a d i kuning, cokelat, mengerut sampai akhirnya rontok. Akar terserang m e m a n g t e r l i h a t d i b e l i t o l e h

rhizomorph putih. Untuk itu tanah perlu dibongkar. Serangan pada akar

ini akan menimbulkan kematian jika tidak segera ditanggulangi sejak dini.

(12)

Ulat menembus biji

Dok.

T

rubus

singkong, lada, cabai, pepaya, kopi, kentang, albasia, mangga, dan belimbing disingkirkan. Lubang tanam disiram Bayleton 2 ml/l. Penyiraman bisa dilakukan saat tanam atau kepada pohon terserang. Frekuensi penyiraman pada pohon terserang 3—4 hari sekali. Sebagai tindakan preventif, siram 2 minggu sekali.

Ulat penggerek buah

“ T i n g k a t k e h i l a n g a n mencapai 50%—70%,” ujar Reza menggambarkan besarnya kerugian pekebun. Waktu Trubus berkunjung ke sebuah kebun durian di Subang, memang terlihat sejumlah besar durian muda ber-serakan di bawah tajuk. Memang tidak semua buah rontok disebabkan ulat. Ada beberapa varietas yang akan merontokkan buah kalau daya d u k u n g n y a tidak memadai. Perontokan ini d i m a k s u d k a n u n t u k mempertahankan diri.

Buah rontok gara-gara ulat pasti memiliki ciri khas, yakni ada lubang di buah tersebut. Di Indonesia ulat penggerek buah terpenting ialah Tirathaba ruptilinea. Buktinya, durian yang dilepas sebagai varietas unggul selalu mencantumkan t i n g k a t k e r e n t a n a n t e r h a d a p

Tirathaba ruptilinea. Ngengat itu mempunyai larva berbentuk ulat hitam kecokelatan. Ulat menetas dari telur yang diletakkan di kulit buah. Kemudian ia masuk ke daging buah dan mengoroknya sampai busuk.

(13)

Abnormal karena kutu putih

Dok.

T

rubus

kulit. Di dalam buah ia masuk terus sampai ke biji dan diam di sana sambil menyantap makanan.

Daging buah yang dilewati dibiarkan membusuk. Ia tinggal di situ sampai buah rontok. Begitu buah gugur ia loncat dan berkepompong di tanah sampai berubah lagi jadi ngengat baru. Berkeliaranlah ia mencari durian baru untuk bersarang.

Ir. Final Prajnanta, MM dari Aventis menyarankan, ulat disemprot Decis EC atau Buldog EC. Dosisnya 1 ml/l. Frekuensi penyemprotan seperti untuk menanggulangi busuk buah. Semprotan setiap 2 minggu sejak buah masih pentil sampai menjelang panen bisa meminimalkan intensitas serangan. Kalau sudah ada serangan, frekuensi penyemprotan ditingkatkan 3—4 hari sekali. Yang disemprot hanya pohon terserang dan 4—5 pohon di sekitarnya.

Ti n d a k a n p r e v e n t i f i a l a h mencangkul tanah di bawah tajuk. Dengan demikian kepompong ngengat mati. Buah gugur karena penggerek ini dikumpulkan dan dibakar.

Kutu putih

Pernah melihat bentuk durian yang abnormal, salah satu sisi bengkok, atau tak ada pongge di juring? Itulah akibat serangan kutu putih Pseudococcus pada buah muda. Ia menyerang daun, bunga, dan

buah. Kutu putih memang tidak menyebabkan kerusakan total, tetapi sering dijumpai di kebun-kebun.

Menurut Reza, kutu putih terutama berkumpul di buah-buah yang bergerombol. Saking rapat jaraknya, duri mereka bersentuhan. Hama ini bekerja sama dengan semut yang menjadi agen. Karena kutu putih mengeluarkan cairan manis, semut pun berdatangan. Telur kutu putih terinjak-injak dan terbawa kian kemari sehingga menyebar ke buah lain, daun, atau bunga.

(14)

Buah berdempet, rawan serangan kutu putih

Dok.

T

rubus

yang terkenal di Sembahe – jalur jalan Medan—Brastagi—selalu bengkok, kemungkinan besar karena kutu putih. Rasa buah tidak terpengaruh oleh serangan hama ini. Serangan pada buah tua tak menimbulkan efek merugikan. Hanya saja pekebun terpaksa menyikatnya supaya kulit durian menjadi bersih.

Penanggulangan kutu putih memakai Decis EC atau Buldok EC dengan dosis 1 ml/l. Frekuensi penyemprotan setiap 3—4 hari sekali pada serangan berat. Sebagai tindakan pencegahan, penyemprotan cukup 2 minggu sekali selama buah masih muda.

Rayap

“Kuburan” durian di Leuwiliang juga menghadapi problema rayap. P a d a b e b e r a p a p o h o n t a m p a k terowongan terbuat dari tanah yang menempel di batang. Rayap memang hanya menyantap bagian tanaman yang sudah mati. Namun, ia juga mengeluarkan cairan yang mempercepat kematian kulit batang. Akibatnya—kalau dibiarkan— serangan semakin meluas.

(15)

Serangan penggerek batang sangat mematikan

Syah

Angkasa

rayap. Sanitasi lingkungan cara pencegahan paling efektif. Tak ada bonggol kayu yang dibiarkan membusuk. Penaburan 30—50 gram Furadan biasanya menjadi salah satu anjuran. Final Prajnanta menyarankan pemakaian Regent SC dengan dosis 5 ml/l. Cara pemberiannya bisa disemprotkan, disiram, atau diinjeksi.

Penggerek batang

Durian terserang penggerek batang sudah lazim terjadi.

Meskipun tidak seganas k a n k e r b a t a n g , t e t a p i kehadirannya menurunkan produktivitas. Bahkan kalau batang utama terserang, tanaman bisa mati. Jika Anda memiliki pohon durian, amati apakah ada lubang kecil di batang atau cabang. Di lubang itu biasanya terlihat serbuk kayu atau kotoran. Itulah ciri khas serangan

Batocera naminator dan

Xyleutes leuconotus. Awalnya ia menggigit k u l i t k a y u , k e m u d i a n meletakkan telur di situ. Telur menetas dan ulatnya m a s u k k e b a t a n g a t a u cabang. Di sana ia merusak phloem dan xylem sehingga transportasi air dan zat hara

ke seluruh tanaman terganggu. Daun dan cabang terserang mati. Lama-kelamaan pohonnya ikut mati.

(16)

Tanaman membusuk karena penggerek batang

ialah menginfus. Batang dibor dengan sudut 45o sedalam 3—10

cm. Selanjutnya di atas lubang itu digantungkan botol berisi seliter insektisida sistemik. Melalui selang kecil, insektisida itu dimasukkan ke lubang. Selesai diinfus, lubang ditutup lilin untuk mencegah kehadiran penyakit blendok.

Ulat tanah

Serangan ulat tanah kepada durian jarang dilaporkan. Namun, belakang-an ini beberapa kebun diserbelakang-ang sang ulat akar ini. Lokasi kebun

tersebar di Subang, Cileungsi, dan Jonggol. Ulat tanah berwarna putih, berbulu, dan gemuk ini menghabiskan akar muda sehingga pohon menjadi kering. Durian di kebun buah Mekarsari pernah terserang hama ini, tetapi ia kemudian menghilang tanpa diberi perlakuan sama sekali.

Reza Tirtawinata mengata-kan, hama ini sulit ditang-gulangi. Sebab, untuk itu perlu membongkar tanah. Ia mengan-jurkan hama ini diatasi pada saat siklus dewasa, yakni dalam bentuk kumbang.

Final Prajnanta mengan-jurkan tanah dibongkar dan disiram insektisida. Alternatif yang bisa dipakai ialah Regent 50 SC (bahan aktif fipronil) dengan konsentrasi 5 ml/l. Pilihan lain Decis 2,5 EC (bahan aktif deltamethrin) dengan konsentrasi 2 ml/l. Siramkan di sekitar perakaran dengan minimum volume 300 ml per tanaman. Biasanya setelah disiram, keesokan hari ulat sudah mati.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Tanah Datar ditemukan keragaman morfologi tanaman durian baik dari segi bentuk tajuk, batang, daun, bunga,

Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran

)ita ketahui bersama, bagian pokok dari tumbuhan itu hanya ada tiga pokok saja, yaitu akar,  batang dan daun. %edangtkan bagian-bagian lain dari itu hanyalah penjelma salah satu

Hasil karakterisasi morfologi untuk bentuk pohon durian (Jorong, Bulat, dan Lonjong), Permukaan batang (kasar dan halus), Bentuk daun (lonjong, bulat panjang dan bulat telur) dan

Salah satu penyebab turunnya produksi jeruk siam di Kalimantan Barat yaitu adanya serangan penyakit yang menyerang organ akar, batang, daun dan buah tanaman jeruk.. Data

Beberapa jenis hama hanya menyerang sasaran utama bagian daun atau batang, dahan, akar, ubi, bunga, buah, dan biji, namun ada pula hama yang menyerang lebih dari satu bagian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Tanah Datar ditemukan keragaman morfologi tanaman durian baik dari segi bentuk tajuk, batang, daun, bunga,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,