• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENGAWASAN RISIKO BANK SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN PENGAWASAN RISIKO BANK SYARIAH"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENGAWASAN RISIKO

BANK SYARIAH

Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Pemasaran Bank Syariah Dosen Pengampu : Ahmad Hariyadi, M.Pd., MM.

Disusun oleh:

1. Isnaeni Nurul A. (2012115107) 2. Uchni Yuliani(2012115108)

3. Andi Setiawan (2012115111)

4. Diah Intan Safitri (2012115115)

Kelas C

POGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

STAIN PEKALONGAN

2016

(2)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas dari dosen pada mata kuliah Manajemen Pemasaran Bank Syariah tentang “Manajemen Pengawasan Risiko Bank Syariah”.

Tercurah dari segala kemampuan yang ada , kami berusaha membuat makalah ini dengan sebaik mungkin, namun demikian kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan kami, maka dengan sepenuh hati kami mohon maaf dan mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Terakhir kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang sudah membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Risiko Bank Syariah ... 3

B. Manajemen Risiko Pembiayaan Bank Syariah... 3

C. Macam-Macam Risiko yang Dihadapi Bank Syariah... 6

D. Dampak dan Risiko yang Dihadapi Bank Syariah... 9

E. Teknik Mengidentifikasi dan Menilai Risiko... 10

F. Mitigrasi Risiko... 11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 13

DAFTAR PUSTAKA

(4)
(5)

BAB I merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipatied) maupun tidak dapat diperkirakan (unancipatied) yang berdampak negatif pada pendapatan maupun permodalan bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari namun dapat dikelola dan kedalikan. Risiko ini haruslah dimanajemen sedemikian rupa untuk dapat diminimalisir potensi terjadinya.

Setiap perbankan bukan hanya dibank konvensional tapi juga di perbankan syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai macam risiko baik itu eksternal maupun internal yang melekat pada perusahaan. Seperti juga perbankan pada umumnya, maka bank syariah juga memerlukan prosedur dan tata kelola yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha yang dilakukannya, yang disebut sebagai manajemen risiko. Proses manajemen risiko merupakan sistem yang komprehensif yang meliputi penciptaan lingkungan manajemen risiko yang kondisif, memelihara pengukuran risiko yang efesien, proses mitigasi dan monitoring, serta menciptakan sistem kontrol internal yang memadai.

Seiring dengan pertumbuhan perbankan syariah yang sedemikian pesat, maka manajemen risiko menjadi sesuatu yang penting untuk dikelola dengan baik. Risiko dan bank adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainya, tanpa adanya keberanian untuk mengambil risiko maka tidak akan pernah ada bank, hal tersebut dapat dipahami bahwa bahwa bank muncul karena keberanian untuk berisiko dan bahkan bank mampu bertahan karena berani mengambil risiko. Namun jika risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, bank dapat mengalami kegagalan bahkan pada akhirnya mengalami kebangkrutan.

B. Rumusan Masalah

(6)

2. Apa saja jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh perbankan syariah? C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang manajemen pengawasan risiko bank syariah dan apa saja manfaatnya.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh perbankan syariah.

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Risiko Bank Syariah

(7)

Risiko dapat dibedakan atas dua kelompok besar yaitu risiko yang sistematis (systematic risk), yaitu risiko yang diakibatkan oleh adanya kondisi atau situasi tertentu yang bersifat makro, seperti perubahan situasi politik, perubahan kebijakan ekonomi pemerintah, perubahn situasi pasar, situasi krisis atau resesi, dan sebagainya yang berdampak pada kondisi ekonomi secara umum; dan Risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu risiko yang unik, yang melekat pada suatu perusahaan atau bisnis tertentu saja.1

B. Manajemen Risiko Pembiayaan Bank Syariah

Risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya. Risiko menjadi semakin terlihat manakala perekonomian mengalami krisis atau resesi. Kelesuan ekonomi akan berdampak langsung pada menurunnya omzet penjualan perusahaan, sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan untuk dapat memenuhi kewajiban membayar utang-utangnya. Demikian pula jika terjadi kenaikan tingkat bunga.

Kerugian bagi bank semakin bertambah apabila ternyata jaminan bagi pemberian kredit tidaklah memadai atau meng-cover pinjaman yang diberikan. Bank akan mengalami kesulitan yang berat jika ia terbelit dengan masalah kredit macet yang terlampau besar.

1. Pembiayaan Ijarah

Risiko yang timbul dan penyebabnya :

Jika barang milik bank, timbul risiko tidak produktifnya asset iajarah karena tidak adanya nasabah.

 Jika barang bukan milik bank, timbul risiko rusaknya barang oleh nasabah karena pemakaian tidak normal.

 Dalam hal jasa tenaga kerja yang disewakan bank kemudian disewakan kepada nasabah, timbul risiko tidak performnya pemberi jasa.

1 Ir. Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2010, hlm 121

(8)

Penyelesaian :

 Risiko yang timbul karena ketiadaan nasabah merupakan bussines risk yang tidak dapat dihindari.

 Jika risiko timbul karena pemakaian di luar normal, Bank dapat menetapkan kovenan ganti rugi kerusakan barang yang tidak disebabkan oleh pemakaian normal.

 Jika risiko yang timbul karena tidak perform-nya pemberi jasa, Bank dapat menetapkan kovenan bahwa risiko tersebut merupakan tanggung jawab nasabah karena pemberi jasa dipilih sendiri oleh nasabah.

2. Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT).

Risiko yang bisa timbul adalah ketidakmampuan nasabah membayar angsuran dalam jumlah besar di akhir periode. Sedangkan penyebabnya yaitu jika pembayaran dilakukan dengan sistem Ballon Payment (pembayaran angsuran dalam jumlah besar di akhir periode). Risiko tersebut dapat diselesaikan dengan cara memperpanjang jangka waktu sewa.

3. Pembiayaan Salam dan Istishna

Karena kedua akad ini barang diserahkan di akhir akad, maka risiko yang akan dihadapi adalah gagal serah barang dan risiko jatuhnya harga barang. Cara untuk meyelesaikannya adalah sebagai berikut :

 Risiko jatuhnya harga barang diantisipasi dengan menetapkan bahwa jenis pembiayaan ini hanya dilakukan atas dasar kontrak/pesanan yang telah ditentukan harganya.

 Risiko gagal serah dapat diantisipasi bank dengan menetapkan kovenan risiko kolateral 220 %, yaitu 100 % lebih tinggi daripada rasio standar 120 %.

4. Pembiayaan Mudharabah/Musyarakah

Kontrak mudharabah dijalankan oleh bank syariah, merupakan suatu kontrak peluang investasi yang mengandung banyak risiko tinggi. Sebab model kontrak tersebut sarat dengan asymmetric information. Arsimetrik informasi adalah kondisi yang menunjukkan sebagai investor mempunyai informasi dan yang lainnya tidak memilikiinya.

(9)

untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko asimetrik informasi (moral hazard), maka bank syariah (BMI) menerapkan sejumlah batasan-batasan tertentu ketika menyalurkan pembiayaan kepada mudharib yaitu :

 Menerapkan batasan agar porsi modal dari pihak mudharib-nya lebih

 Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang biaya tidak terkontrolnya rendah.

Batasan atau syarat tersebut merupakan bagian dari proses monitoring dan supervisi bank syariah atas pembiayaan mudharabah yang disalurkan. Hasil penelitian Sadr dan Iqbal (2000) menyimpulkan bahwa : dengan meningkatkan pengawasan dan pemantauan, meminimalisasi asimetrik informasi dapat memperkecil terjadinya masalah agensi

5. Pembiayaan Murabahah

Risiko yang akan timbul yaitu tidak bersaingnya bagi hasil kepada dana pihak ketiga. Sedangkan penyebab adalah kenaikan DCMR (Direct Competitors Market Rate), kenaikan ICMR (InDirect Competitors Market Rate), kenaikan ECRI (Expected Competitive Return For Investors). Solusinya yaitu dengan menetapkan jangka waktu maksimal pembiayaan dengan mempertimbangkan :

 Tingkat (marjin) keuntungan saat ini dan prediksi perubahan di masa mendatang yang berlaku di pasar perbankan syariah (DCMR) semakin cepat perubahan DCMR, semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.

 Suku bunga kredit saat ini dan prediksi perubahannya di masa mendatang yang berlaku di pasar perbankan konvensional (ICMR). Semakin cepat perubahan ICRM, semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.

 Ekspektasi bagi hasil kepada Dana Pihak Ketiga yang kompetitif di pasar perbankan syariah. Semakin besar perubahan ekspektasi tersebut

(10)

diperkirakan akan terjadi semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan. 2

C. Macam-Macam Risiko yang Dihadapi Bank Syariah 1. Risiko kredit atau pembiayaan

Risiko kredit diartikan sebagai risiko yang timbul akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya atau risiko kerugian yang berhubungan dengan kemungkinan bahwa suatu counterparty akan gagal untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya ketika jatuh tempo. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktifitas fungsional bank seperti pengkreditan (penyedia dana), treasury dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yaitu tercatat dalam banking book maupun trading book.

2. Risiko Pasar (market risk)

Risiko yang muncul disebabkan oleh adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki yang dapat merugikan bank. Variabel pasar dalam hal ini adalah suku bunga dan nilai tukar termasuk derivasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut yaitu perubahan option.

Risiko pasar antara lain terdapat pada aktifitas bank, seperti kegiatan treasury dan investasi dalam bentuk surat berharga dan pasar uang maupun penyertaan pada lembaga keungan lainnya, penyediaan dana (pinjaman dan bentuk sejenis), dan kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan perdagangan.

3. Risiko Operasional

Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya ketidak cukupan dan atau tidak berfunsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi oprasional bank. Risiko operasional melekat pada setiap aktivitas fungsional bank, seperti kegiatan pengkreditan, treasry dan investasi, oprasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen dan pengelolaan sumber daya manusia.

4. Risiko Likuiditas (liquidity risk)

(11)

Risiko yang antara lain disebabkan karena bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Risiko likuiditas dikategorikan menjadi :

a. Risiko likuditas pasar, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak mampu melakukan setting posisi tertentu dengan harga pasar karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai atau gangguan pasar (market disruption).

b. Risiko likuiditas pendanaan, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain.

5. Risiko Hukum (legal risk)

Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan ini antara lain disebabkan oleh adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tak sempurna.

6. Risiko Reputasi (reputation risk)

Risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif dari masyarakat terhadap bank. 7. Risiko Strategik (strategic risk)

Risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.

8. Risiko Kepatuhan (compliance risk)

Risiko yang disebabkan karena tidak mematuhi atau tidak melaksanakan perturan perundang-undangan atau ketetapan lain yang berlaku. Didalam prakteknya risiko kepatuhan melakat pada risiko bank yang terkait dengan peraturan perundang-undangan.

9. Risiko Modal (capital risk)

Unsur lain yang berhubungan dengan perbankan adalah risiko modal. Salah satu fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana terhadap kerugian yang terjadi pada bank. Jumlah modal yang dibutuhkan untuk melindungi para penyimpan dana berhubungan dengan kualitas dan risiko dari aset bank. Risiko modal berkaitan dengan kualitas aset. Bank yang menggunakan sebagian besar dananya untuk mendanai aset yang berisiko perlu memiliki

(12)

modal penyangga yang besar untuk sandaran bila kinerja aset-aset itu tidak baik, tingkat modal juga penting untuk menyangga rasio likuiditas.3

D. Dampak dan Risiko yang Dihadapi Bank Syariah

Sebagai dampak terjadinya risiko kerugian keuangan langsung, kerugian akibat risiko (risk loss) pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan (stakeholders) bank, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah, serta berdampak juga kepada perekonomian secara umum. Pengaruh risk loss pada pemegang sahaman karyawan adalah langsung, sementara pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian tidak langsung. Berikut akan diuraikan dampak potensial terhadap stakeholders dan ekonomi.

1. Dampak terhadap pemegang saham

a. Penurunan nilai investasi, yang akan memberikan pengaruh terhadap penurunan harga dan/atau penurunan keuntungan,turunnya harga saham menurunkan nilai perusahaan yang berarti turunnya kesejahteraan pemegang saham

b. Hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima sebagai akibat dari turunnya keuntungan perusahaan

c. Kegagalan investasi yang telah dilakukan, hingga yang paling parah adlah kebangkrutan perusahaan yang melenyapkan nilai semua moal disetor

2. Dampak terhadap karyawan

Karyawan suatu bank dapat terpengaruh oleh peristiwa risiko (risk event) yang menimbulkan risk loss terkait dengan keterlibatan mereka. Pengaruh tersebut dapat berupa:

Kegagalan dalam pengelolaan risiko dapat berpengaruh terhadap nasabah. Dampak yang terjadi dapat secara langsung maupun tiak langsung dan tidak seketika dapat diidentifikasikan. Pengaruh risk event yang berlangsung secara

(13)

berkelanjutan, pada gilirannya akan menimbulkan risk loss terhadap kelangsungan usaha bank itu sendiri. Konsekuensi risk loss yang berdampak terhadap nasabah bank, adalah:

a. Merosotnya tingkat pelayanan

b. Berkurangnya jenios dan kualitas produk yang ditawarkan c. Krisis likuiditas sehingga menyulitkan dalam pencairan dana d. Perubahan peraturan

e. Dampak terhadap Perekonomian4

E. Teknik Mengidentifikasi dan Menilai Risiko

Kelompok teknik ini akan membantu Manajemen dalam hal menetapkan focus/memberikan perhatian dan mengakomodasi seluruh kegiatan pengelolaan Risiko. Beberapa diantaranya yang lazim digunakan adalah:

1. Brainstorming groups. Pejabat atau pegawai dari berbagai Satuan Kerja berkumpul untuk mendiskusikan atau menyatakan pendapat (brainstorm) atas sebuah atau beberapa isu.

2. Workshop. LKS sebaiknya mulai memfasilitasi workshop yang focus pada Risiko yang akn menolonh pegawai untuk menetapkan dan memprioritaskan tujuan, mengidentifikasikan, dan menilkai Risiko.

3. Questionnaires. Satuan Kerja Operasional diperlengkapi dengan kuesioner yang berisi tujuan dan risiko yang mungkin timbul.

4. Self-assessment. Para manajer melakukan self-assessmant, dengan bantuan dari SKAI, Divisi Keuangan dan control, atau dari akuntan luar.

5. Filters. Risiko dikaji terhadap beberapa filter seperti dampak yang tidak besar, Risiko yang terkendali, rendahnya tingkat kemungkinan terjadi, dan lain-lain.

6. Assessment matrix. Matrik ini mencangkup seperangkat pertanyaan yang meliputi elemem-elemen dari Manajemen Risiko dan pengendalian intern. Termasuk didalamnya, best practices.

7. Risk identification templates. Satuan Kerja mendapatkan template yang akan membimbing mereka untuk mengidentifikasi dan mengkaji Risiko mulai saat mereka merencanakan dan menjalankan proses.

8. “Bottom up” risk assessments. Satuan Kerja mengidentifikasi dan menilai Risiko. Hasilnya diakumulasi di tingkat pusat.

9. Value at Risk (VaR) model and worst case model. Model ini digunakan untuk menilai Risiko dengan cara mengestimasi potensi rugi terhadap nilai sebuah

4 Mamduh Hanafi, ManajemenRisiko, Yogyakarta, Penerbit UPP STIM YKPN, 2006, hlm

(14)

posisi atau portofolio dalam satu jangka waktu tertentu berdasarkan factor-faktor yang ada di pasar.5

F. Mitigrasi Risiko

Mitigasi risiko adalah suatu metodologi sistematis yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi risiko. Mitigasi risiko dapat dicapai melalui salah satu dari pilihan berikut :

1. Risk Assumption

Menerima risiko potensial dan terus mengoperasikan sistem TI atau untuk menerapkan kontrol untuk menurunkan risiko ke tingkat yang dapat diterima 2. Risk Avoidance

Menghindari risiko dengan menghilangkan penyebab risiko dan / atau konsekuensi (misalnya, mematikan sistem ketika risiko diidentifikasi)

3. Risk Limitation

Membatasi risiko dengan menerapkan kontrol yang meminimalkan dampak merugikan dari ancaman yang berlangsung

4. Risk Planning

Mengelola risiko dengan membangun suatu rencana mitigasi risiko yang memprioritaskan, menerapkan, dan memelihara kontrol

5. Research and Acknowledgment

Untuk mengurangi risiko kerugian dengan menyadari kelemahan atau cacat dan meneliti sebuah kontrol untuk memperbaiki kerentanan

6. Risk Transference

Melakukan transfer risiko dengan menggunakan pilihan lain / pihak ketiga untuk mengganti kerugian, seperti pembelian asuransi.6

5 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Jakarta: Pustaka Alvabet Anggota IKAPI, 2005, hlm, 211.

(15)
(16)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian. Manajemen risiko dalam perbankan syariah adalah suatu upaya yang dilakukan oleh bank syariah untuk mengatur dan mengawasi risiko dengan tujuan meminimalisir risiko agar hasil yang ditargetkan dapat tercapai dengan cara efektif dan efisien.

Risiko yang dihadapi Bank Syariah yaitu diantaranya risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategic, risiko kepatuhan, dan risiko modal.

Manajemen risiko pembiayaan bank syariah sebagai berikut: pembiayaan ijarah, pembiayaan ijarah muntahiya bit tamlik, pembiayaan salam dan istishna, pembiayaan mudharabah/musyarakah, dan pembiayaan murabahah.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grapido Persada.

Arifin, Zainul. 2005. Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: Pustaka Alvabet Anggota IKAPI.

Sulhan, M., dan Ely Siswanto. 2008. Manajemen Bank Konvensional dan Syari’ah. Malang: UIN Malang.

Hanafi, Mamduh. 2006. Manajemen Risiko. Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN.

Referensi

Dokumen terkait

Mbaru Niang adalah rumah tradisional di Wae Rebo, bangunannya yang berbentuk keru - cut merupakan pendekatan dari strukturnya yang merupakan susunan dari lantai-lantain- ya dari

Kecenderungan bahwa kaderi- sasi konservasi dan konservasi etika seni dan budaya muncul sebagai pilar yang tertinggi di dua fakultas berbeda menunjukkan bahwa pengetahuan

Berdasarkan tabel 2.7 dapat diketahui bahwa jumlah terbesar keluarga sangat miskin di wilayah Puskesmas Bandarharjo tahun 2016 yaitu Kelurahan Tanjung Mas sebesar 153 KK

Tertanggung Utama I yang dilahirkan oleh Tertanggung Utama II setelah Polis diterbitkan dan Anda tidak mengajukan permohonan asuransi jiwa PRULink Assurance Account (atau

Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Sikap dan Kepribadian terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Sosial Kabupaten Ciamis). Dilatar belakangi karena Sikap pegawai masih

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 309 siswa. Teknik pengambilan

Berdasarkan penellitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara Passion dan Achievement Goal Orientation pada pelaku Pageant di Jawa Barat pada 200

Kesetiaan pada retailer timbul karena konsumen merasa puas dengan pelayanan, pada jangka panjang akan memberi dampak yaitu munculnya kemungkinan konsumen akan menceritakan