• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koordinasi Komunikasi dan Supervisi MBS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Koordinasi Komunikasi dan Supervisi MBS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KOORDINASI, KOMUNIKASI, DAN SUPERVISI DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

OLEH.

NUR INDAH FITRI

NIM. 2012-41-164

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

(2)

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini tersusun atas kumpulan berbagai referensi yang dikumpulkan oleh teman-teman kelompok seklian. Referensi yng berupa sumber pustaka maupun informasi dari berbagai media yang telah diseleksi dan berkaitan dengan judul makalah ini.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak yang membantu proses pembuatan makalah hingga telah tersusun secara sistematis. Akhir kata penulis berhap agar makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Ambon, Oktober 2014

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar ………. .

2

Daftar isi ……….

.

3

Bab I ……….

.

4

Bab II ……….

.

6

Bab III ……….

.

23

Daftar Pustaka ……….

.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan berlakunya Undang – undang Otonomi daerah, dimana akan terjadi desentralisasi Pemerintahan, maka setiap daerah dituntut untuk memiliki sumber daya masyarakat yang berkualitas dalam menghadapi persaingan dan mampu menyerap arus informasi yang terus mengalir begitu cepatnya. Undang-Undang Pendidikan No. 20/2003 telah memberikan tanggung jawab lebih besar dan otoritas langsung kepada sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah (Schools Based Management/SBM). SBM yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat, orang tua, para praktisi yang teoritisi pendidikan dapat dibentuk untuk meningkatkan kualitas sekolah dengan pengelolaan bersama antara sekolah dan masyarakat. Dengan begitu diharapkan sekolah serta masyarakat dapat ikut berkonstribusi dalam peningkatan mutu pendidikan dasar secara signifikan. Meski demikian terdapat keragaman yang besar dalam kemampuan sekolah di setiap daerah untuk melaksanakan otoritas yang telah diberikan tersebut. Guna mencapai tujuan desentralisasi pendidikan tersebut, pemerintah melakukan restrukturisasi dalam penyelenggaraan pendidikan, terutama yang berkenaan dengan struktur kelembagaan pendidikan, mekanisme pengambilan keputusan dan manajemen pendidikan di pusat dan daerah .

(5)

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi MBS terhadap koordinasi yang harus dilakukan di sekolah?

2. Bagaimanakah implementasi MBS terhadap komunikasi yang harus dilakukan sekolah?

3. Bagaimanakah implementasi MBS terhadap supervisi yang dilakukan disekolah? C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Koordinasi Dalam Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam manajemen berbasis sekolah koordinasi berkaitan dengan penempatan berbagai kegiatan yang berbeda-beda pada keharusan tertentu, sesuai dengan aturan yang berlaku untuk mecapai tujuan dengan sebaik-baiknya melalui proses yang tidak membosankan. Koordinasi sering dimaknai sebagai kerjasama. Padahal, koordinasi lebih daripada kerjasama karena dalam koordinasi juga terkandung sinkronisasi.

Pada hakikatnya pengkoordinasian merupakan upaya untuk menyelaraskan satuan-satuan, pekerjaan-pekerjaan, dan orang-orang agar bekerja dengan tertibdan seirama menuju ketercapaiannya tujuan tanpa terjadinya (chaos), penyimpangan, percekcokkan, dan kekosongan kerja (vaccum). Jadi, koordinasi dapat dimaknai sebagai proses penyatupaduan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit lembaga, untuk mencapai tujuan lembaga secara efektif dan efisien.

Koordianasi bukan upaya sesaat, tapi merupakan upaya berkesinambungan dan berlangsung terus menerus untuk menciptakan dan mengembangkan kerjasama serta mempertahankan keserasian dan keselarasan tindakan, antara pegawai maupun unit lembaga sehingga sasaran-sasaran yang telahditetapkan dapat diwujudkan sesuai dengan rencana.

Handayaningrat (1992) mengemukakan karakteristik koordinasi sebagai berikut:

a. Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu koordinasi menjadi wewenang dan tanggung jawab pimpinan sehingga dapat dikatakan bahwa pimpimnan bias berhasil jika melakukan koordinasi.

b. Koordinasi adalah kerjasama. Hal ini karena kerjasama merupakan syarat mutlak terselenggaranya koordinasi.

c. Koordinasi merupakan proses yang terus menerus, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga.

d. Pengaturan usaha kelompok secara teratur karena merupaka konsep yang diterapkan dalam kelompok untuk mecapai tujuan bersama.

e. Kesatuan tindakan merupakan inti koordinasi. Pimpimnan merupakan pengatur usaha-usaha dan tindakan-tindakan individu sehingga diperoleh keserasian dalam mencapai hasil bersama.

(7)

Selain karakteristik koordinasi, terdapat lima prinsip utama koordinasi untuk kepentingan diatas, yaitu:

a. Koordinasi harus dimulai dari tahap perencanaan awal

b. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi kepentingan bersama.

c. Merupakan proses yang terus menerus dan berkesinambungan d. Merpakan pertemuan-pertemuan bersama untuk mencapai tujuan.

e. Perbedaan pendapat harus diakui sebagai pengayaan dan harus dikemukakan secara terbuka dan diselidiki dalam kaitannya dengan situasi secara keseluruhan.

1. Manfaat Koordinasi

Manfaat koordinasi antara lain, melakukan gerak sentripental, yaitu gerakan untuk mengembalikan kegiatan yang terpisah-pisah kedalam kesatuan untuk mengembalikan kegiatan yang terpisah-pisah kedalam kesatuan kegiatan induknya. Hal ini penting karena pengelompokkan tugas-tugas dalam lembaga kedalam unit-unit, biro, bagian, direktorat, seksi, dan lain-lain dapat menimbulkan suatu kekuatan yang memisahkan diri dari kekuatan induknya. Dengan demikian bahaya spesialisasi yang terlalu jauh dalam lembaga dapat dipertemukan melalui koordinasi.

Koordinasi sangat penting untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas dari pencapaian tujuan lembaga. maka manfaat koordinasi dalam MBS dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Menghilangkan dan menghindarkan perasaan terpisahkan satu sama lain antara pengawas, kepala sekolah, guru, dan para petugas di sekolah.

b. Menghindarkan perasaan atau pendapat bahwa dirinya atau jabatannya merupakan yang paling penting.

c. Mengurangi dan menghindarkan kemungkinan timbulnya pertentangan sekolah atau anatara pejabat pelaksana.

d. Menghindarkan timbulnya rebutan fasilitas.

e. Menghindari timbulnya peristiwa menunggu yang memakan waktu lama

f. Menghindarakan kemungkinan terjadi kekembaran pekerjaan sesuatu kegiatan oleh sekolah

g. Menghindarkan kemungkinan terjadinya kekosongan pekerjaan suatu program oleh sekolah atau kekosongan pengerjaan tugas oleh para kepala sekolah.

h. Menumbuhkan kesadaran para kepala sekolah untuk saling memberikan bantuan antara satu sama lain terutama bagi mereka yang berada pada wilayah yang sama. i. Menumbuhkan kesadaran para kepala sekolah untuk memberitahu maslah yang

(8)

j. Memberikan jaminan tentang kesatuan langkah diantara para kepala sekolah atau para guru.

k. Menjamin adanya kesatuan langkah dan tindakan diantara para kepala sekolah. l. Menjamin kesatuan sikap diantara para kepala sekolah

m. Menjamin kesatuan kebijaksanaan diantara para kepala sekolah dalam wilayah tertentu.

Berdasaran uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa manfaat utama koordinasi dalam MBS adalah untuk menumbuhkan sikap egaliter, serta meningkatkan rasa kesatuan dan persatuan diantara para kepala sekolah dan guru-guru dengan tetap menghargai wewenang dan kewajiban masing-masing. Dengan demikian setiap kepala sekolah maupun guru-guru tidak dapat terjebak dalam kepentingan masing-masing sehingga dapat melakukan perannya secara efektif dan efisisen dalam mencapai tujuan sekolah secara menyeluruh.

2. Macam-macam Koordinasi

Secara eoritis dapat dikemukakan beberapa macam koordinasi sesuai dengan ruang lingkup dan arah kegiatannya. Berdasarkan ruang lingkup, koordianasi dapat diidentifikasi menjadi beberapa tipe:

a. Koordinasi vertical. Terjadi antara para pejabat-pejabat dan bagian-bagian, sub-sub bagian dan staf lembaga yang berada di bawahnya.

b. Koordinasi horizontal. Terjadi antara pejabat yang memiliki hieraki yang sama dalam suatu lembaga, antarpejabatdari berbagai lembaga yang sederajat atau satu level. c. Koordinasi fungsional. Terjadi antarpejabat, antarunit, dan antar lembaga, atas dasar

kesamaan fungsi dan kepentingan.

d. Koordinasi diagonal. Terjadi antar pejabat atau unit yang memiliki perbedaan, baik dalam fungsi maupun tingkat hierarkinya.

(9)

ekstern termasuk koordinasi fungsional. Dalam koordinasi eksternyang bersifat fungsional, koordinasi itu hanya bersifat horizontal dan diagonal.

3. Cara Melakukan Koordinasi

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk berkoordinasi, seperti pendapat Sutarto (1983) mengenai cara-cara koordinasi yaitu:

a. Mengadakan pertemuan informal diantara para pejabat b. Mengadakan pertemuan formal antarpejabat

c. Membuat edaran berantai kepada pejabat yang diperlukan d. Memuat penyebaran kartu pejabat yang diperlukan

e. Mengangkat coordinator

Pada hakikatnya koordinasi dapat dilakukan formal maupun informal.koordinasi formal dilakukan dengan adanya usaha impersonal, seperti dalam kehidupan birokrasi, membuat peraturan atau pedoman. Sementara cara-cara informal dapat dilakukan dengan pembicaraan dan konsultasi pada saat bertemu diluar kepentingan dinas.

Manajemen berbasis sekolah dapat ditinjau melalui pendekatan proses dan pendekatan tugas. Oleh karena itu dalam MBS koordinasi dapat dilakukan dalam setiap tahap dari proses dan bidang garapan manajemen tersebut. Koordinasi dalam MBS mencakup semua program pengelolaan terhadap subjek, objek, dan bidang garapan sekolah.

B. Komunikasi Dalam Manajemen Berbasis Sekolah

Komunikasi dalam MBS dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi intern dan ekstern.

1. Komunikasi Intern

Komunikasi intern yang terbina dengan baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan masalah sekolah menjadi tugas bersama.

(10)

sekolah merupakan hal yang urgen. Kurang komunikasi akan mengakibatkan kurang tercapainya hasil yang diinginkan.

Dalam suatu sekolah yang memiliki komunikasi yang bururk akan mengakibatkan hubungan tidak harmonis antara personil sekolah dan cenderung memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri. Sehingga jika terjadi suatu masalah pada sekolah akan sulit menemukan titik temu antara para personil sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah wajib untuk membina komunikasi intern yang baik agar personil sekolah mau dan mampu meningkatkan kemampuan kinerja masing-masing. Selain itu komunikasi yang baik dapat menciptakan suasana yang hangat dan menari.

Komunikasi intern akan sangat dirasakan manfaatnya terutama bagi seorang pemula. Yang awalnya memiliki rasa canggung menjalani rutinitas dalam dunia yang baru namun teman-temannya yang sudah berada lebih awal akan mampu membantunya dan membuat kondisi menjadi lebih nyaman. Komunikasi intern bukan hanya untuk pemula namun juga untuk pegawai yang sudah ada akan senantiasa memerlukan komunikasi yang baik untuk mengetahiu pendapat orang lain mengenai suatu maslah. Bantuan rekan kerja akan sangat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam pekerjaan.

Dalam komunikasi intern terdapat prinsip-prinsip komunikasi sebagai berikut:

a. Bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tetapi bertindak sebagai fasilitator yang mendorong suasana demokratis dan kekeuargaan.

b. Mendorong para guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan maslah, serta dapat harus mendorong aktivitas danrkreatifitas guru c. Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka, dan mendidik guru-guru

untuk mau menerima pendapat orang lain secara objektif.

d. Mendorong para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang paling baik dan meaati keputusan tersebut.

e. Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil keputusan secara redaksional.

Prinsip-prinsip diatas akan membuat kepala sekolah menerapkan prinsip demokratis dengan memandang bahwa para guru bukan hanya menjadi pembantunya tetapi sebagai mitra atau partner kerja dalam kelompok. Dalam kepemimpinan seperti ini disebut “bekerja di luar dan di dalam sekaligus”.

(11)

contoh seminggu sekali. Waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah sangat bergantung pada pertemuan antarpersonil. Makin jarang pertemuan diadakan, makin lama masalah akan mendapat jalan keluar. Dalam pertemuan tersebut, kepala sekolah akan bertindak sebagai pimpinan dan guru-guru akan mengemukakan pendapat tentang masalah yang dihadapi untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan professional para guru.

Dalam diskusi biasanya akan memunculkan hal baru yang harus diketahui guru. Misalnya kebijakan baru departemen pendidikan yang harus segera diketahui oleh para guru maupun atau guru yang telah kembali dari penataran akan membagikan hal-hal yang didapat selama kegiatan tersebutb yang belum diketahui oleh rekan guru yang lain. Keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan dan keprofesionalan personilnsekolah dengan menyelenggarakan diskusi dan tany jawab. Jika hal ini dapat dilakukan secara berkesinambungan akan tersa besar manfaatnya untuk pemecahan masalah dan pengembangan kemampuan dan kinerja personil sekolah.

2. Komunikasi Ekstern

Komunikasi ekstern merupakan komunikasi yang antara sekolah denga lingkunan sekitar untuk mendapatken masukan-masukan dari lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah. Komunikasi ekstern meliputi komunikasi sekolah dengan orangtua siswa, dan komunikasi sekolah dengan masyarakat, baik individu maupun melembaga.

i. Hubungan Sekolah dengan Orang tua

Terdapat hal-hal yang mendasari hubungan kerjasama antara orang tua dengan sekolah, yaitu: 1. Adanya kesamaan tanggung jawab, dalam UU telah dikemukakan bahwa pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. 2. Adanya kesamaan tujuan, untuk menjadikan putra-putrinya menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, yang trampil, kreatif, demokratis, serta berguna bagi bangsa dan Negara.

Tujuan hubungan Sekolah dengan orang tua juga dapat diuraikan sebagai berikut:

(12)

diberikan secara tertulis maupun dengan kunjungan guru. Dengan memahami kekurangan dan kelebihan peserta didik dapat bersama-sama membinanya.

b. Bantuan keuangan dan barang-barang. Orang tua peserta didik dapat memberikan bantuan keuangan atau barang-barang baik secara perorangan maupun melembaga melalui lembaga BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan)

c. Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik. Akhir-akhir ini banyak kasus yang melibatkan siswa seperti tawuran. Oleh karena itu guru dan orang tua dapat bekerja sama untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

d. Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak. Dengan mengetahui kelebihan serta minat dan bakat peserta didik, orang tua dan guru membuat rencana bersama orang tua peserta didik untuk mengembangkannya.

Untuk menjalin hubungan antara sekolah dan orang tua dapat dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya:

a. Melalui dewan sekolah. Dewan sekolah dibentuk untuk menyukseskan kelancaran proses belajar mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Dibentuknya dewan sekolah berkaitan dengan maslah relevansi pendidikan yang diwujudkan melalui MBS agar apa yang dilaksanakan di sekolah sejalan dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

b. Melalui BP3. Oragnisasi ini merupakan organisasi orang tua peserta didik yang bertugas dan berfungsi untuk memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan sekolah. Bantuan ini terutama berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar. Selain itu BP3 harus berusaha membantu menyukseskan program-program sekolah.

c. Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan. Kegiatan ini berlanngsung di akhir semester. Orang tua sebisa mungkin tidak diwakilkan sebab kepala sekolah dan wali kelas akan memberikan penjelasan kepada orang tua peserta didik tentang kegiatan belajar mengajar pada umumnya, khususnya tentang prestasi peserta didik dan kelemahan-kelemahan yang perlu ditingkatkan oleh orang tua di rumah.

(13)

di rumah mengawasi dan membantu seorang anak belajar dan mengulang pelajaran yang di dapatkan di sekolah. Hal ini dimaksudkan agar orang tua juga member perhatian kepada anaknya sekaligus bekerjasama dengan sekolah untuk lebih mengutkan pemahaman materi yang diajarkan di sekolah.

Dalam bidang pengembangan bakat. Guru dan orang tua harus menngetahui bakat peserta didik dan anaknya agar bakat yang dimiliki oleh anak dapat dikembangkan dan tersalurkan dengan baik. Sebagai contoh anak yang memiliki bakat bermusik dapat diarahkan untuk masuk ke kegiatan ekstrakurikuler musik di sekolah dan didukung penuh oleh orang tua.

Dalam bidang pendidikan mental sebagai contoh, menghadapi masalah kesulitan percaya diri karena kondisi lingkungan keluarga selalu meremehkan anak dan kurang perhatian oleh anggota keluarga membuat mindset anak menjadi orang yang minder, kurang pergaulan dan tidak percaya diri. Situasi demikian harus diupayakan agar tidak menggangu perkembangan keperibadian peserta didik terlalu jauh. Sekolah akan membantu anak tersebut dengan memberikan semangat dan motivasi melalui bimbingan konseling terhadap anak, membantu anak berbaur dengan teman-teman lainnya dan membantu anak mendapatkan rasa percaya diri.

Dalam bidang kebudayaan terutama dalam melestarikan budaya daerah agar tidak punah. Anak di sekolah diberikan wawasan budaya dan kearifan lokal yang membuat anak menjadi bangga dengan kebudayaannya. Namun apabila dirumah keluarga anak tidak menghargai budaya setempat maka sikap anak terhadap kebudayaannya tidak akan terlihat. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama orang tua dan sekolah agar tujuan diatas dapat tercapai.

Dalam kerjasama antara sekolah dengan orang tua bukan hanya untuk saling mendukung melalui bidang-bidang yang telah diuraikan, tetapi juga dalam memecahkan masalah peserta didik bersama-sama. Masalah yang menyangkut peserta didik secara umum diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Masalah yang berhubungan denga keadaan tubuhnya b. Masalah yang berhubungan dengan keadaan mentalnya c. Masalah yang berhubungan dengan belajarnya

(14)

peserta ddik yang membuat dirinya belajar tidak optimal. Apabila ada masalah yang tidak dapat ditangani oleh sekolah dan orang tua, maka guru akan menyarankan urang tua menyekolahkan anaknya di sekolah luarbiasa yaitu:

a. SLB/A= untuk anak tuna netra

b. SLB/B= untuk anak tuna rungu-bicara c. SLB/C= untuk anak tuna mental d. SLB/D= untuk anak cacat tubuh e. SLB/E= untuk anak tuna laras

Namun berdasarkan perkembangan kurikulum yang ada, anak-anak berkebutuhan khusus juga bias sekolah di sekolah biasa bersama anak lain yang normal. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan guru perlu menanamkan pengertian kepada seluruh peserta didik di sekolah tersebut agar anak yang memiliki kelainan tidak menjadi cemoohan.

ii. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan kelompok dan individu-individu yang berusaha menyelengarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Sekolah menghendaki agar peserta didik dapat menjadi manusia pembanguna yang berkualitas, demikian halnya masyarakat menghendaki tenaga-tenaga yang terampil dan demokratis ini diharapkan dating dari sekolah. Karena itu, sekolah dan masyarakat memiliki kesamaan tujuan.

Tujuan tersebut melalui dimensi kepentingan sekolah adalah:

a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah c. Memperlancar kegiatan belajar mengajar

d. Memperoleh bantuan dan dukungan masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

Tujuan melalui dimensi kepentingan masyarakat adalah:

a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(15)

c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat

d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya

Selain itu hubungan sekolah dengan masyarakat adalah saling membantu serta mengisi dan menggalang bantuan keuangan, bangunan, serta barang.

Masyarakat dpat menyelenggarakan pendidikan yang bersifat spesialisasi maupun pembinaan keperibadian anak. Contohnya : belajar salat, membaca Al-Qur’an, bermain piano, beladiri sebagai pengisi waktu yang baik daripada anak asik dan sibuk dengan permainan games di komputer dan video games. Hal ini harus diwaspadai orang tua, sekolah, dan masyarakat, dengan menjalin hubungan yang lebih baik. Melalui MBS semoga hal ini dapat diwujudkan sehingga tercetak generasi penerus yang gemilang.

Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat sangat luas. Contohnya seklah akan melaksanakan pementasan seni. Maka kelompok peserta didik yang terdapat dalam ekstrakurikuler seni music, tari, rupa, dan teater dapat melakukan kerjasama dengan komunitas atau sanggar yang ada di masyarakat untuk mencapai hasil terbaik dan memuaskan pada saat pentas seni melalui pembimbingan oleh sanggar dan komunitas maupun kolaborasi.

Contoh lain dalam bidang lingkungan hidup. Sekolah bersama-sama dengan masyarakat menumbuhkan kesadara untuk mencintai, melestarikan dan menjaga lingkungan hidup sekitar dengan berbagai cara seperti penanaman pohon, melakukan tindakan daur ulang, hingga kegiatan yang sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Dalam rangka MBS hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dijalin melalui:

(16)

pendidikan yang diwujudkan melalui MBS agar apa yang dilaksanakan di sekolah sejalan dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

b. Lembaga BP3. Bantuan dari masyarakat baik individu maupun kelompok dapat diberikan berupa uang, alat bantu pendidikan, gedung maupun barang-barang kebutuhan sekolah dapat langsung diberikan kepada pengurus BP3 kepada sekolah yang membutuhkannya.

c. Melalui konsultasi. Sekolah dapat melakuakn konsultasi dengan ahli yang berad di masyarakat. Sebagai contoh peserta didik mengalami fobia berada dalam ruangan yang sempit. Guru dapat berkonsultasi dengan terapis yang menangani kasus fobia untuk mendapatkan solusi untuk peserta didik.

d. Melalui pameran yang dilakukan di akhir tahun ajaran menampilkan hasil karya dan kreatifitas peserta didik. Masyarakat dapat berpartisipasi dengan tokoh masyarakat. Kegiatan ini dapat bertujuan juga untuk menggalang dana dari masyarakat yang membeli barang-barang yang dijual dalam pameran.

C. Supervisi dalam Manajemen Berbasis Sekolah

Di era globalisasi ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang signifikan sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Tak terkecuali bidang pendidikan. Dalam pembelajaran penggunaan teknologi semakin kreatif dan inovatif sebagai media pembelajaran. Seorang guru harus selalu memperbaharui informasi dan penguasaan teknologi untuk pembaruan proses belajar mengajar menjadi lebih kreatif dan inovatif.

Pada dasarnya guru memiliki cukup tinggi untuk berkreasi dan berkinerja namun banyak factor yang menghambat mereka dalam mengembangkan potensinya secara optimal. Oleh karena itu diperlukan pembinaan yang berlangsung secara berkesinambungan dan terus-menerus dengan program yang terarah dan sistematis. Hal ini lebih diperlukan lagi untuk implementasi paradigm pendidikan baru seperti MBS. Program pembinaan guru dan personil pendidikan dinamakan supervisi. Supervisi pendidikan dpat dimaknai sebagai kegiatan pemantauan oleh kepala sekolah dan Pembina terhadap implementasi MBS termasuk pelaksanaa kurikulum, penilaiankegian belajar mengajar di kelas, pelurusan penympangan, peningkatan keadaan, perbaikan program, dan pengembangan kemampuan professional gur.

(17)

ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemampuan dan kinerja tenaga kependidikan di kegiatan pembelajaran yang disediakan untuk membantu guru dalam menjalankan pekerjaannya agar lebih baik

Menurut Sahertian (1990) supervisi merupakan uasaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi, membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual maupun kolektif, agar lebih menerti dan lebih efektif dlam mewujudkan seluruh fungsi pengajaransehingga dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu sehingga dapat berpartisipasi lebih cepat dalam masyarakat demokrasi modern.

Pada hakiakatnya supervisi mengandung beberpa kegiatan pokok, yaitu pembinaan kontinyu, pengembangan kemampuan profeional personil, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik. Dalam supervisi terdapat proses pelayanan untuk membantu dan membina guru-guru sehingga terjadi perbaikan dan peningkatan professional guru yang akan ditransfer kedalam perilaku mengajar sehingga tercipta suasana yang lebih baik dan meningkatkan pertumbuhan peserta didik.

Berdasarkan berbagai pengeriatan dan hakikat supervisi, tujuan supervisi pengajaran adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan merekan guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik.

Secara khusus Ametembun (1981) mengemukakan sebagai berikut:

a. Membina kepala sekolah dan para guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.

b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guruuntuk mempersiapkan peserta didiknya memnjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.

(18)

d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehansif serta memperbesar kesdiaan untuk tolong-menolong

e. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk meningkatkan kinerja secara maksimal dalam profesinya

f. Membantu kepala sekolah untuk memulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat

g. Melindungi orang-orang yang disupervisi agar terhindar dari tuntutan tidak wajar dan kriti-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.

h. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevalasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kretifitas peserta didik

i. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan diantara guru.

Dalam supervisi penelitian merupakan kegiatan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi pendidikan. Hasil analisis dan kesimpulan penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan tindakan dan langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki dan mengembangkan situasi pendidikan dan pengajaran.

Penilaian merupaka tindak lanjut untuk mengetahui faktor—faktor yang mempengaruhi system pendidikan dan pengajaran yang telah diteliti sebelumnya. Penilaian dititk beratkan pada aspek-aspek positif yang dpat dikembangakan dari orang yang disupervisi. Meskipun demikian kekurangan dan kelemhannya tidak akan diabaikan.

Perbaikan dilakuakn berdasarkan penelitian dan penilaian. Dalam hal ini supervisior telah mengetahui dan memahami kondisi pendidikan serta berbagai fasilitas dan upaya yang digunakan : apakah baik atau buruk, memmuaskan atau tidak, mengalami kemajuan atau tidak, mencapai target atau tidak. Berkenaan dengan kekurangan tugas supervisior selanjutnya mencari jalan pemecahan, mengarahkan perbaikan, meningkatkan keadaan, dan melakuakan penyempurnaan-penyempurnaan. Pengembangan merupakan upaya untuk senantias memperthankan hal-hal yang baik dari hasil penelitian dan penilaian.

Dalam pelaksnaan supervisi, berikut merupakan tugas supervisior yng dikuti oleh sahertian mengutip pendapat Gwyn :

(19)

b. Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun bersama

c. Membantu seluruh staf sekolah untuk melaksanakan proses belajar-mengajar yang lebih efektif

d. Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif e. Membantu guru secara individual

f. Membantu guru agar dapat menilai peserta didik dengan lebih baik g. Menstimulir guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya

h. Membantu guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh rasa aman i. Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah

j. Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.

Untuk menyeleanggarakan supervisi, supervisior dapat memilih teknik-teknik supervisi yang tepat sesuai tujuan yang akan dicapai. Teknik dimaksud antara lain: kunjungan dan observasi kelas, pembicaraan individual, demonstrasi mengajar, dan perpustakaan professional.

Kunjungan dan observasi kelas sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi proses balajar mengajar secara langsung. Melalui teknik ini kepala sekolah secara langsung dapat mengamati kegiatan utama guru, mengajar, menggunakan metode, teknik mengajar dan faktor yang mempengaruhinya. Hasil observasi ini bermanfaat untuk supervisior bersama guru untuk menentukan cara-cara paling tepat untuk meningkatkan kondisi proses belajar mengajar. Teknik kunjungan danobservasi kelas dapat dilakukan dengan tiga pola. Kunjungan dengan tidak memberitahu guru kelas, kunjungan dengan memberithu guru kelas, dan kunjungan berdasarkan undangan guru kelas. Pemilihan pola ini disesuaikan dengan tujuan kunjungan.

Teknik pembicaraan individual biasanya melengkapi teknik kunjungan dan observasi kelas. Teknik ini juga dapat dilakukan tanpa adanya kunjungan dan observasi kelas. Pembicaraan individual merupakan alat supervisi yang penting karena dalam kesempatan tersebut supervisior dapat bekerja sama secara individual dengan guru dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

(20)

proses belajar mengajar yang baik. Kesempatan demonstrasi mengajar sebagai salah satu alternatif penampilan tertentu karena tidak ada cara mengajar paling baik untuk setiap tujuan.

Guru baiknya merupakan kelompok ‘Reading people’ dan menjadi bagian dari masyarakat belajar, yang menjadikan belajar sebagai kebutuhan hidupnya. Untuk kepentingan tersebut, dibutuhkan sumber belajar seperti buku. Buku merupakan gudang ilmu dan sebagai salah satu sumber pengetahuan yang utama. Sehubungan dengan itu diperlukan buku-buku yang menunjang guru sesuai bidang kajiannya melalui adanya perpustakaan di sekolah. Manfaat perpustakaan salah satunya sangat penting bagi peningkatan dan pertumbuhan jabatan guru. Sehingga salah satu teknik supervisi adalah teknik perpustakaan professional.

Selain teknik-teknik supervisi individu yang telah dijaabarkan diatas, terdapat teknik supervisis yang bersifat kelompok. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 : 86). Teknik supervisi kelompok antara lain:

a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru

Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan supervisi (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisi memasuki suasana kerja yang baru. Pada pertemuan orientasi, supervisior diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisie hal-hal sebagai berikut (Sahertian, 2008):

1. System kerja yang berlaku disekolah itu

2. Proses dan mekanisme administrasi organisasi sekolah

3. Tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah 4. Tindak lanjut dalam bentuk diskusi dan lokakarya

5. Kunjungan ke tempat-tempat yang berkaitan dengan sumber belajar 6. Makan bersama

b. Rapat Guru

(21)

c. Diskusi

Teknik diskusi kelompok dilakukan untuk bertukar informasi atau mencapai suatu keputusan tentang masalah bersama. Kegiatan ini berlangsung dalm beberapa bentuk diantaranya: panel, seminar, lokakarya, konfrensi, dan sebagainya. Kegiatan diskusi di sekolah dapat dikembangkan melalui rapat sekolah untuk membahas masalah yang terjadi di sekolah itu. Selanjutnya oleh Morrant (1981) mengemukakan program pengembangan berbasis sekolah yaitu sejenis pengembangan aktivitas guru yang berjalan diatas dasar pikiran sekolah untuk semata-mata keuntungan bagi guru terhadap suatu sekolah.

d. Workshop

Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat workshop antara lain:

1. Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari guru tersebut

(22)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Koordinasi merupakan penempatan berbagai kegiatan yang berbeda-beda pada keharusan tertentu, sesuai dengan aturan yang berlaku untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya melalui proses yang tidak membosankan. Karakteristik koordinasi menunjukkan bahwa keselarasan tindakan perlu selalu diupayakan untuk mencapai tujuan bersama, dan koordinasi yang memadai tidak datang begitu saja, tetapi perlu dikondisikan, dibina, dijaga, serta dikembangkan secara terus menerus dan berkesinambungan. Koordinasi dapat berjalan dengan baik apabila memperhatikan prinsip koordinasi. Manfaat koordinasi untuk mengembalikan kegiatan-kegiatan yang terpisah-pisah ke dalam kesatuan kegiatan induknya. Berdasarkan ruang lingkupnya koordinasi dibagi dua, yaitu koordinasi intern dan ekstern.

Komunikasi harus selalu dilakukan oleh sekolah. Komunikasi tersebut bias bersifat intern, antara personil sekolah dan secara ekstern, antara sekolah dengan orang tua peserta didik dengan masyarakat. Tujuan komunikasi ini dapat menjadi pemecahan masalah yang dihadapi seputar proses belajar mengajar dan persoalan kebutuhan sekolah. Hal ini terjadi karena kerjasama saling support dari berbagai komponen.

Supervisi yaitu suatu kegiatan yang menekankan pada pembinaan dan peningkatan kemampuan serta kinerja tenaga kependidikan di sekolah dalam melaksanakan tugas. Tujuan supervisi adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik. Supervisor hendaknya dapat memilih teknik- teknik supervisi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Teknik-teknik tersebut, antara lain kunjungan dan observasi kelas, pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, dan perpustakaan professional.

B. SARAN

(23)

kewajiban dan wewenang masing-masing sehingga dapat menjalankan perannya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan sekolah secara menyeluruh

2. Agar terjadinya proses kerjasma antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat perlu dijalin komunikasi yang bai sesuai dengan MBS.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2001. Panduan Monitoring dan Evaluasi dalam Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Dikmenum

Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

• Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah?. dengan membantu guru melalui dukungan

Prosedur Supervisi Akademik merupakan rangkaian kegiatan Supervisi untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada Kepala Sekolah dan Guru agar termotivasi melakukan perbaikan

guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, 3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan

Kemungkinan supervisi pada masa yang akan datang bisa di kemukakan dua macam, yang satu meninjau supervisi dari sudut professional guru (terpusat pada pengembangan

Dalam proses pelaksanaan supervisi pendidikan sering terjadi miskomunikasi antara pengawas dengan guru dan kepala sekolah, sehingga mengakibatkan pada beberapa hal,

Tujuan Supervisi Pendidikan Supervisi yang dilaksankaan di SD Pertiwi bertujuan untuk membantu guru agar lebih mengerti kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi saat proses

Artinya supervisi bermakna pemberian layanan pembinaan kepada para guru yang pada tujuan akhirnya membawa perbaikan pada situasi pendidikan secara umum dan peningkatan kualitas proses

Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah aktivitas dan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh seorang profesional untuk membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam memperbaiki