• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran JICA Dalam Proyek Pembangunan Mass

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran JICA Dalam Proyek Pembangunan Mass"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Mata Kuliah Politik Kerjasama dan Bantuan Luar

Negeri

“Peran JICA Dalam Proyek Pembangunan

Mass

Rapid

Transit

di Jakarta“

Oleh :

Beni Setiadi (115120400111035)

Dwi Ratna (0911240007)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Politik Kerjasama dan Bantuan Luar Negeri dengan pembahasan Project MRT Jakarta dan Peran JICA.

Makalah ini disajikan sesuai dengan ketentuan agar memudahkan pemahaman para pembaca terhadap isi dari makalah. Makalah ini dirangkum dari berbagai sumber yang berkaitan dengan pembahasan tersebut diatas. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca dan segala pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Malang, 18 November 2013 Hormat kami,

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejak awal tahun 2013 hingga menjelang penghujungnya, rumor tentang pembangunan MRT (Mass Rapid Transit) sudah santer terdengar. Seakan trauma, banyak pro dan kontra tentang wacana ini. Para pengamat dan masyarakat yang awam takut program pembangunan ini mandeg seperti monorel dalam rezim sebelumnya.

Disisi lain pembangunan MRT ini mendesak untuk dilaksanakan mengingat tingkat kepadatan penduduk di Jakarta terus naik, tingkat mobilitas migrasi pun makin tinggi, namun tingkat pembangunan jalan sebagai sarana lalu lintas hampir stagnan. Ketakutan akan kemungkinan kemacetan permanen ditanggapi serius oleh pemerintah mengingat Jakarta sebagai Ibukota Indonesia dan pusat kegiatan ekonomi Indonesia.

Banyak pula yang kurang paham tentang bagaimana program ini berjalan serta dari mana dana yang digunakan untuk melaksanakan program ini. Atas dasar tersebut di atas, kami mengangkat topik bahasan Project MRT Jakarta dan Peran JICA.

1.2 Rumusan Masalah

Apa itu MRT?

Apa latar belakang program MRT?

Bagaimana Rancangan Proyek MRT Oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?

Bagaimana Implementasi Bantuan dan Proporsi Keterlibatan JICA Pada Proyek MRT di Jakarta?

Apa motif Bantuan JICA dalam Program Pembangunan MRT JABODETABEK?

1.3 Tujuan

(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian MRT

MRT singkatan dari Mass Rapid Transit, yang secara harfiah berarti moda transportasi yang dapat membawa sejumlah besar penumpang secara cepat. MRT dibagi dalam dua jenis:

Berdasarkan bentuk fisik dibedakan menjadi BRT (Bus Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit) yang merupakan kereta listrik, dioperasikan menggunakan gerbong KA sesingkat monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti yang ada di Jabodetabek saat ini.

Berdasarkan Area Layanandibagi menjadi Metro yang lingkupnya hanya dalam perkotaan dan Commuter Rail yang merupakan bentuk MRT untuk mengangkut penumpang dari pinggiran kota ke kota dan membawa mereka kembali ke zona penyangga (pinggiran kota).

Jenis MRT yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta adalah berbasis rel MRT tipe Heavy Rail Transit.1

2.2 Latar belakang MRT

Pembangunan MRT didasari oleh beberapa pertimbangan, tak hanya untuk jangka pendek namun untuk jangka panjang. Berikut beberapa pertimbangan yang mendasari pembangunan MRT di JABODETABEK:

Estimasi total kemacetan lalu lintas di Jakarta : Pertumbuhan jalan di Jakarta saat ini kurang dari 1 persen per tahun dan sehari-hari setidaknya lebih 1.000 mobil baru turun ke jalan Jakarta (Jakarta Dishub DKI data ) . Studi yang dilakukan oleh Japan International Corporation Agency ( JICA ) pada 2004 menyebutkan bahwa jika tidak ada perbaikan pada sistem transportasi di Jakarta , diperkirakan bahwa lalu lintas Jakarta akan secara total macet pada tahun 2020 (Studi pada Integrated Transportation Master Plan , SITRAMP II ) .

1 http://www.jakartamrt.com/webmrt/index.php?

(5)

Table 1.1 Grafik Kepadatan Penduduk di JABODETABEK

Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Pelangi pada 2005 diperkirakan Rp 12,8 triliun / tahun yang meliputi nilai waktu , biaya bahan bakar , dan biaya kesehatan . Sementara berdasarkan SITRAMP II 2004 menunjukkan bahwa jika sampai tahun 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem transportasi maka kerugian ekonomi diperkirakan akan mencapai Rp65 triliun / tahun .

Polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor berkontribusi 80 persen dari polusi di Jakarta . MRT Jakarta sendiri didukung oleh listrik sehingga tidak menghasilkan emisi CO2 ke kota .

Berdasarkan studi ini , jelas bahwa DKI Jakarta sangat membutuhkan angkutan massal yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi solusi transportasi alternatif bagi masyarakat dan juga ramah lingkungan .

(6)

kota. Kehidupan kota dan kegiatan ekonomi tergantung pada seberapa mudah warga perjalanan / mobilitas dan seberapa sering mereka dapat melakukan itu ke berbagai tujuan di kota . Tujuan utama dalam membangun sistem MRT adalah memberikan kesempatan kepada warga untuk meningkatkan bepergian / mobilitas mereka kualitas dan kuantitas lebih dapat diandalkan , dapat dipercaya , aman , nyaman , terjangkau dan lebih ekonomis .2

Program pembangunan MRT merupakan turunan dari MPA (Master Plan Study for Establishing Metropolitan Priority Area for Investment and Industry)3 yang

selanjutnya diimplementasikan menjadi MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025)4 yang dikelola oleh KP3EI (Komite

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)5. Latar belakang

terbetuknya badan serta program ini adalah mengimplementasikan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, maka visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”.

Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250-USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0-4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4-7,5 persen pada periode 2011-2014, dan sekitar 8,0-9,0 persen pada periode 2015-2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011-2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.

2 http://www.jakartamrt.com/webmrt/index.php?

option=com_content&view=article&id=65&Itemid=104&lang=en diakses 18 November 2013

(7)

Table 1.2 Latar belakang MP3EI

2.3 Rancangan Proyek MRT Oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Mengingat bahwa masalah kemacetan di Jakarta yang sudah terlalu pelik, maka Pemprov DKI Jakarta merencanakan pembangunan sebuah moda transportasi yang terintegrasi dengan moda angkutan lainnya yang mampu mengangkut banyak penumpang yang disebut Mass Rapid Transit atau MRT dengan skema Heavy Rail

Transit yang direncanakan mampu untuk mereduksi serta mengurai kemacetan ibukota.

(8)

provinsi menyepakati proporsi sebesar 42% bagi pemerintah pusat dan 58% pemerintah provinsi.

Sejarah awal dari pembangunan proyek MRT ini sudah ada sebagai wacana dari tahun 2002 terkait dengan The Study on Integrated Trasnportation Master Plan for

Jabodetabek Phase II. Serta pada tahun 2004 Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan

Kementerian Perhubungan menyepakati MoU tentang pengembangan MRT dengan prioritas Koridor Lebak Bulus - Bunderan HI yang kemudian pada tahun 2005 dibuat suatu bentuk studi oleh tim dari Special Assistance for Project Formation (SAPROF) dari JBIC hasil dari kesepakatan antara pemerintah RI dan JBIC. Kemudian pada tanggal 28 November 2006 disetujui peminjaman dari pemerintah RI kepada JBIC sebesar 1,869 Milyar Yen sebagai dana untuk Engineering Services dari bagian atas Loan Agreement

tahap 1. Kemudian di tahun 2008 dibentuk suatu BUMD yang secara khusus mengatur terkait MRT yakni PT MRT Jakarta atas rekomendasi dari JICA yang disertai dengan pengiriman tenaga ahli guna melaksanakan feasibility study. Kemudian di tahun 2009

Loan Agreement tahap 2 senilai 48,15 Milyar Yen sebagai bagian kedua dari total pinjaman untuk Proyek MRT6.

MRT yang berbasis rel rencananya akan membentang sejauh 110.8 Km yang terbagi atas Koridor Selatan- Utara (Lebak Bulus – Kampung Bandan 23.8 Km), Koridor Timur-Barat sepanjang 87 Km. Hal ini dipilih karena berdasarkan pertimbangan jalur perekonomian yang sangat pesat untuk masa kini dan masa depan.

Pembangunan Koridor Selatan – Utara rencananya akan dilakukan dalam dua tahap, yakni:

 Tahap 1: Pembangunan Lebak Bulus – Bunderan HI sepanjang 15,7 Km ditargetkan mulai beroperasi secara efektif pada tahun 2016 dan proyek tersebut hingga kini telah mencapai proses pembangunan fisik yang dimulai tahun 2012

 Tahap 2: Pembangunan yang melanjutkan jalur dari Bunderan HI – Kampung Bandan sejauh 8.1 Km dan ditargetkan mulai beroperasi pada 2018 mendatang.

 Koridor Timur – Barat hingga saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan dan ditargetkan sudah beroperasi pakung lambat pada 2027

Ilustrasi proyek MRT:

(9)

Source: jakartamrt.com

(10)

Source: jakartamrt.com

(11)

diantaranya terdapat Bunderan HI, Dukuh Atas, Setia Budi, Bendungan Hilir, Istoram dan Senayan yang ditargetkan selesai pada 2016 mendatang. Kemudian pembangunan tahap kedua akan menyambung darui pembangunan sebelumnya yakni dari Bunderan HI ke Kampung Bandan yang ditargetkan rampung pada 2018. Dan yang terakhir akan dibangun pula Koridor Timur – Barat yang diperkirakan selesai pada 2024.

Dalam pengerjaannya, perusahaan kontraktor dalam negeri atau operator lokal yakni BUMN yang bergerak di sektor kosntruksi, Wika yang juga bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Hal ini dikarenakan syarat peminjaman dari JICA tidak mengharuskan perusahaan kontraktor dari Jepang sebagai operator utama pembangunan proyek MRT di Jakarta.

Selain itu, dalam proses eksekusi proyek, kemudian diadakan rapat tender untuk proyek layang MRT Jakarta yang terbagi atas paket proyek CP 101 dan CP 102 dan pada akhirnya dimenangkan oleh gabungan perusahaan kontraktor Jepang dan Indonesia yaitu Konsorsium Tokyu – WIKA serta Konsorsium Obayashi-Shimizu – Jaya Konstruksi7. Kemudian beberapa paket proyek lainnya dimenangkan oleh

perusahaan konstruksi Jepang. Seperti diketahui kosntruksi proyek MRT Jakarta terdapat delapan paket dimulai dari Paket Konstruksi Layang (Surface Section) yaitu CP 101, CP 102, CP 103. Kemudian untuk Paket Konstruksi Bawah Tanah (Underground) terdiri atas CP 104, CP 105, dan CP 106. Selain itu dua paket selanjutnya yakni CP 107 dan CP 108 merupakan paket proyek Railway System & Trackwork dan Rolling Stock.

2.4 Implementasi Bantuan dan Proporsi Keterlibatan JICA Pada Proyek MRT di Jakarta

Dalam proyek pembangunan Mass Rapid Transit di Jakarta, JICA sebagai mitra kerjasama utama dari Pemerintah RI yang merupakan gabungan antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI, berandil besar dalam proyek tersebut yang mencakup sector transportasi dan mendanai sebesar 120 Milyar Yen yang akan dibagi kedalam beberapa bagian pemberian dana pinjaman (Loan Agreement) yang kemudian pembayaran dalam jangka waktu 40 tahun dengan bunga 0,4% per tahun lewat JBIC atau

Japan Bank for International Cooperation. Target dari pemasaran atas proyek ini adalah

7

(12)

guna mengalihkan masyarakat agar mau menggunakan transportasi umum sehingga jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di jalanan Jakarta dapat berkurang. Terkait dengan bantuan tersebut, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menyatakan bahwa merasa diuntungkan dengan pemberian kredit lunak selama 40 tahun dan dalam pengerjaannya, perusahaan kontraktor lokal diperbolehkan untuk mengerjakan proyek tersebut

Hal tersebut sebagai tindak lajut dari hasil penelitian yang dilakukan oleh JICA di tahun 2004 tentang Study on Integrated Transportation Master Plan II (SITRAMP II) yang menghasilkan kesimpulan bahwa apabila tidak ada peningkatan perbaikan dalam sistem transportasi ibukota Jakarta guna mengurai kemacetan, maka diprediksi bahwa pada tahun 2020 Jakarta akan mengalami kemacetan total yang permanent serta kan mengalami kerugian ekonomi mencapai 65 triliun rupiah per tahun8. Selain itu juga

belum lagi ditambah dampak polusi udara yang berkontribusi 80% dari pencemaran udara akibat dari emisi gas buang kendaraan bermotor.

Maka JICA berkomitmen dengan pemerintah RI selaku operator dalam proyek MRT tersebut untuk memberikan kredit lunak. Selain itu JICA juga berperan besar dalam keberlangsungan proyek tersebut dalah hal bantuan teknis atau technology transfer

sesuai dengan pernyataan dari Chief Representative JICA Indonesia yakni Kohara Motofumi yang menyatakan bahwa siap untuk berkomitmen lebih dalam membantu memberikan jasa konsultan serta manajemen dalam pembangunan MRT di Jakarta9.

JICA telah ikut andil sejak tahun 2004 ketika mereka melakukan sebuah riset terkait masalah kemacetan di Jakarta, sehingga ketika masa;ah sudah dipetakan, solusi yang dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta atas kerjasama dengan JICA mengimplementasikan proyek MRT. Pemberian dana pinjaman hingga bantuan taknis langsung diberikan melalui organisasi-organisasi kerjasama dari Jepang sesuai dengan spesifikasi taknis bantuan sehingga menempatkan JICA sebagai payung besar dari semua instrument bantuan terkait proyek MRT di Jakarta ini. Sebagai contoh, salah satu afilisasi dari JICA adalah JBIC atau Japan Bank for International Cooperation dalam sector pendaan, selain itu juga ada JMEC atau Japan Market Expansion Competition sebagai regulator dari perusahaan kontraktor Jepang yang ingin ikut ambil bagian dalam

(13)

pengerjaan proyek MRT ini. Seperti Konsorsium Tokyu yang ikut andil dalam proyek ini juga tidak lepas dari peran JMEC.

Hal terpenting tentu saja dari sektor pendanaan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa Indonesia dalah hal ini pemerintah pusat dan pemerintah provinsi menerima dana pinjaman dari JICA secara teknisnya, dana tersebut hingga saat ini telah 42% diterima dalam keberlangsungan proyek MRT tersebut. Dana tersebut diterima oleh Kementerian Keuangan kemudian dana tersebut dihibahkan pada pemerintah provinsi yang selajutnya diperuntukkan bagi PT MRT Jakarta sebagai badan BUMD yang mengatur proyek MRT di Jakarta yang diatur dalam kontrak tertentu dan kemudian membayar pada para operator lokal maupun asing dalam tahap eksekusi pengerjaan proyek.

Dalam hal pengawasan, proyek MRT ini diawasi langsung dalam fungsi pelaporan pada JICA selaku badan yang memberikan dana pinjaman oleh pemerintah RI yang didalamnya terdapat koordinasi antara pemerintah pusat dan juga pemerintah provinsi. Selain itu JICA melalui badan atau lembaga lainnya juga turut serta dalam pembangunan teknis proyek yang dikontrol oleh JMEC.

(14)

Source: jakartamrt.com

Maka proporsi dari bantuan yang diberikan oleh JICA tidak hanya sebagai pemberi kredit lunak saja, melainkan juga transfer teknologi yang kemudian diaplikasikan pada proyek MRT. Selain itu, JICA juga membantu dalam maintenance terkait proyek hingga dalam kurun waktu tertentu sampai pada proyek MRT yang terakhir. Sehingga dalam keseluruhannya, proyek MRT ini dapat dikerjakan dan ditargetkan rampung secara menyeluruh hingga lebih dari 40% merupakan andil dari JICA pada proyek MRT di Jakarta ini.

2.5 Motif Bantuan JICA dalam Program Pembangunan MRT JABODETABEK

(15)

orientation” dari bantuan Jepang. Namun hal ini menyebabkan banyak protes dalam intern Jepang, terlebih dari pihak swasta dan bisnis. Hal tersebut yang menjadi dasar mulau banyaknya NGO di bidang bantuan luar negeri, baik yang bersifat sosial maupun bisnis. Konsep NGO inilah yang diadaptasi oleh JICA dan mengakibatkan JICA menjadi organisasi independent.

Pembangunan MRT JABODETABEK menggandeng JICA sebagai partner kerja mereka. JICA mencairkan 200 milyar Yen atau setara dengan 20 triliun rupiah dengan jangka waktu pembayaran 40 tahun. Diharapkan dengan bentuan pinjaman ini pembangunan MRT tidak mandeg ditengah jalan seperti monorel.10 Selain bantuan tunai,

pemerintah Indonesia juga meminta JICA lebih lanjut terlibat dalam jasa konsultan dan manajemennya. 11

Melihat bantuan JICA yang berupa pinjaman berjangka serta tenaga penunjang, diprediksi membuat proyek MRT bersifat terikat dengan JICA dalam jangka panjang. Selain jangka bayar yang selama 40 tahun serta tenaga penunjang untuk manajemen jangka panjang membuat jalinan kerjasama pemerintah Indonesia dengan JICA berkelanjutan. Bisa jadi, setelah pembangunan MRT selesai, untuk masalah perawatan serta manajemen MRT Indonesia, memerlukan tenaga ahli khusus dari Jepang.

Solusi yang bisa digunakan untuk memutus ketergantungan ini adalah dengan bekerjasama kembali dengan JICA namun dalam bidang peningkatan skill masyarakat menengah ke bawah yang juga menjadi program unggulan JICA. Hal ini diharapkan akan menekan tingkat ketergantungan negara Indonesia akan bantuan secara hutang atau teknis dari Jepang sehingga jika ada masalah pada teknologi Jepang, dapat diatasi oleh Negara Indonesia sendiri.

10

http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-cicilan-40-tahun-dari-jica-untuk-proyek-mrt-menguntungkan.html diakses 18 November 2013

11

(16)

BAB III KESIMPULAN

(17)

REFFERENCE

http://www.jakartamrt.com/webmrt/index.php?

option=com_content&view=article&id=64&Itemid=102&lang=en diakses 18 November 2013

http://www.jakartamrt.com/webmrt/index.php?

option=com_content&view=article&id=65&Itemid=104&lang=en diakses 18 November 2013

http://www.jica.go.jp/english/news/press/2011/110707.html diakses 18 November 2013 http://www.kp3ei.go.id/in/main_ind/content2/49/57 diakses tanggal 18 November 2013 Jakartamrt.com/webmrt/index.php?

option=com_content&view=article&id=51&ltemid=94&lang=id

finance.detik.com/read/2013/09/23/163841/4/wika-dan-jaya-konstruksi-cs-jadi-pemenang-proyek-rute-layang-mrt-jakarta

Jakartamrt.com/webmrt/index.php?

option=com_content&view=article&id=51&ltemid=94&lang=id

www.ivestor.co.id/home/pemprov-dki-ajak-jica-terlibat-dalam-proyek-mrt/51996 http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-cicilan-40-tahun-dari-jica-untuk-proyek-mrt-menguntungkan.html diakses 18 November 2013

http://www.suarapembaruan.com/home/soal-mrt-pemprov-dki-jakarta-lanjutkan-kerja-sama-dengan-jica/30977 diakses 18 November 2013

Landcaster, Carol. 2007. Foreign Aid (Diplomacy, Development, and Domestic Politics).

Gambar

Table 1.1 Grafik Kepadatan Penduduk di JABODETABEK
Table 1.2 Latar belakang MP3EI

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4 menunjukkan bahwa semua rataan tiap kombinasi perlakuan pada peubah amatan tinggi tanaman 4 MST memiliki kriteria keragaman fenotipe yang sempit setelah

Skema bagan alir dalam tahapan penelitian tentang analisis kualitas website terhadap kepuasan pengguna dengan metode webqual 4.0 pada Rumah Wisata Keramik

[r]

DAVYSUKAMTA & PARTNERS Structural Engineers Secara struktur , gedung tinggi adalah suatu gedung dimana rancangannya ditentukan oleh stiffness. DAVYSUKAMTA &

Pada kejadian tanah longsor tanggal 23 Februari 2014 seperti pada dengan menggunakan aplikasi GMSPLW dari hasil pengolahan data MTSAT kanal IR1 yang berfungsi

Nah jika Anda ingin mencari informasi di internet saya sarankan selalu menggunakan jasa “ Dukun Internet Dukun Internet Dukun Internet Dukun Internet ” yang satu ini,

Jika T:V > W adalah transformasi linier dari sebuah ruang vektor V yang berdimensi n kepada sebuah ruang vektor W, maka di dalam kasus khusus di mana V=Rn-, W=Rm-, dan T:Rn >

5) Pengelolaan sampah saat ini kurang memperhatikan faktor non teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih