BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, kita tidak akan bisa lepas dengan teknologi yang semakin berkembang pesat. Salah satunya adalah perkembangan Teknologi Informasi yang secara tidak sengaja sudah menjadi kebutuhan pokok dalam segala hal dalam kehidupan kita. Bekal kemampuan menggunakan dan memanfaatkan perangkat teknologi merupakan salah satu faktor kunci untuk mengejar ketertinggalan SDM Indonesia dari bangsa-bangsa lain. Program-program pendidikan dan latihan secara formal maupun non formal yang memberikan bekal ketrampilan dan kemampuan dalam menggunakan dan memanfaatkan perangkat teknologi menjadi prioritas kebutuhan
Kapanpun dan dimanapun kita berada pasti kita membutuhkan suatu informasi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dengan teknologi yang semakin berkembang saat ini membuat kita mudah dalam memperoleh informasi. Namun dalam sebuah organisasi, instansi, dan sebagainya merasa bahwa informasi merupakan kebutuhan yang sangat pokok dalam mengembangakan sebuah organisasi mereka. Kebutuhan informasi yang tidak terpenuhi akan memberikan hambatan dalam kemajuan suatu organisasi itu sendiri.
Oleh karena itu kebutuhan akan informasi yang sangat besar terhadap sebuah organisasi perlu adanya pembelajaran lebih dalam dalam menganalisis kebutuhan informasi mana yang di prioritaskan dalam sebuah organisasi tersebut. Pada makalah ini penulis akan menjabarkan bagaimana studi kebutuhan informasi tersebut di kembangkan sehingga menjadi sebuah informasi yang bermanfaat dan berdampak baik bagi organisasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari kebutuhan informasi?
2. Apa yang dimaksud dengan study kebutuhan informasi? 3. Apa tujuan study kebutuhan sistem?
4. Apa saja jenis dari kebutuhan sistem?
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengertian kebutuhan informasi
2. Untuk mengetahui hakikat dari study kebutuhan informasi 3. Untuk mengetahui tujuan dari study kebutuhan informasi 4. Untuk mengetahui jenis study kebutuhan informasi
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis dapat mengembangkan wawasan yang dimiliki tentang study kebutuhan informasi;
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang apa, mengapa dan bagaimanakah tentang study kebutuhan informasi;
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Kebutuhan Informasi a. Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan merupakan salah satu aspek psikologis yang menggerakan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar bagi manusia untuk berusaha. Pada dasarnya melakukan pekerjaan memiliki tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia menurut tingkatan dan intensitasnya meliputi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan juga kebutuhan tersier. Semua kebutuhan sebagian besar dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, agama, dan waktu yang ada disekitar manusia itu hidup.
Menurut Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya. Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini. Berikut jenjang piramida dari Abraham Maslow:
Gambar. 2.1 Jenjang Tingkat Kebutuhan
Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang paling dasar dari manusia seperti sandang pangan papan. Ketika kebutuhan dasar ini belum terpenuhi maka semua kebtuhan lainnya akan ditinggalkan dan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan ini.
2. Kebutuhan Keamanan (Safety)
Setelah kebutuhan dasar terpenuhi muncul kebutuhan akan adanya keamanan untuk dirinya seperti bebas dari rasa takut dan cemas, bebas dari teror, bebas dari rasa sakit, bebas dari penjajah, dll. Pada dasarnya kebutuhan fisiologis dan keamanan merupakan kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan jangaka pendek, sedangkan keamanan adalah ebutuhan hidup jangka panjang.
3. Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging and Love)
Jenjang kebutuhan berikutnya yaitu kebutuhan dimiliki atau bagian dari kelompok sosial dan cinta. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki..
4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen)
Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5. Kebutuhan Aktuaalisasi Diri
Ketika semua kebutuhan telah terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan aktualisasi diri. kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhankebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.
kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan yang dikehendaki.
b. Pengertian Informasi
McFadden, dkk (1999) mendifinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Menurut Davis (1999), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Deni Darmawan (2013), menyatakan bahwa informasi merupakan sejumlah data yang sudah diolah atau diproses melalui prosedur pengelolaan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya sesuai dengan kebutuhan.
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan data tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.
Jadi intinya untuk membedakan informasi dengan data adalah jika informasi mempunyai kandungan “makna”, sedangkan data tidak. Pengertian makna disini merupakan hal yang sangat penting, karena berdasarkan maknalah penerima dapat memahami informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk menarik suatu kesimpulan bahkan mengambil kesimpulan.
Menurut Mc Leod (1998) mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri:
1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian tingkat akurai informasi biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menunjukan hasil yang sama berarti informasi tersebut dianggap akurat.
2. Tepat waktu, artinya informasi tersebut harus bersedia aau harus adasaat informasi itu diperlukan.
3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Jika suatu organisasi membutuhkan suatu informasi, maka informasi yang didapat harus sesuai dengan tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
4. Lengkap, artinya informasi itu harus diberikan secara lengkap.
untuk penentuan dan penyebaran tanda-tanda kesalahan serta umpan balik guna mencapai tujuan kontrol.
c. Kebutuhan Informasi
Informasi tidak hanya dibutuhkan dan dipakai untuk kepentingan internal dalam organisasi saja, tetapi juga dipakai oleh pihak eksternal. Pemakai internal meliputi staf operasional, manajemen tingkat atas hingga manajemen tingkat bawah, sedangkan pemakai eksternal adalah pelanggan, pemegang saham, pemasok atau mitra kerja, dan lain-lain.
Banyak para ahli yang definisikan tentang kebutuhan informasi. Diantaranya menurut The Library Assiciation mengemukakan kebutuhan informasi yaitu kemampuan seseorang dalam mengutahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya tentang sesuatu subyek tertentu adalah tidak mencukupi.
Menurut Zipperer (1993 : 70-73), kebutuhan informasi dianggap sebagai kesenjangan dalam memahami sesuatu, yaitu ketika seseorang mengalami situasi di mana mereka harus membuat keputusan, menjawab pertanyaan, menempatkan fakta-fakta, memecahkan masalah atau memahami sesuatu. Selanjutnya menurut Chaplin (1993), kebutuhan informasi adalah permintaan terhadap informasi, yang merupakan perwujudan dari adanya rasa kekurangan dalam diri manusia.
Crawford (dalam Devadason, 1996) mengemukakan bahwa kebutuhan informasi sulit didefinisikan dan diukur karena melibatkan proses kognitif dengan tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Hal senada juga diungkapkan Krikelas (1983) yang menyatakan bahwa adanya kesulitan dalam menentukan kebutuhan informasi, yakni membedakan kapan kebutuhan itu disadari dan bagaimana kebutuhan itu diungkapkan.
Kebutuhan informasi biasanya didorong oleh situasi problematik yang terjadi dalam diri manusia, pada lingkungan internalnya, yang dirasakan tidak memadai untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketidak memadai ini meneyebabkan ia merasa harus memperoleh masukan (input) dari sumber-sumber di luar dirinya. Kebutuhan informasi di sini merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi kekosongan tertentu dalam diri manusia, yaitu dalam kondisi pengetahuannya yang merasa kekurangan.
kebutuhan informasi merupakan suatu informasi yang diinginkan untuk dimiliki seseorang dalam rangka kegiatannya.
B. Hakikat StudiKebutuhan Informasi
Informasi merupakan salah satu jenis sumberdaya yang paling utama yang dimiliki oleh suatu organisasi apapun jenis organisasi tersebut. Tanpa informasi maka tidak akan ada organisasi yang mampu bertahan. Informasi melalui komunikasi menjadi perekat bagi suatu organisasi sehingga organisasi tersebut bisa bersatu. Melihat perannya yang begitu penting bagi suatu organisasi maka informasi, sebagaimana sumberdaya lainnya, harus dikelola dengan baik.
Studi kebutuhan informasi merupakan objek penelitian yang mulai dilakukan secara intensif pada tahun 70-an, dengan pusat perhatian pada persoalan, “bagaimana informasi itu bisa terasa sebagai kebutuhan?,” dengan harapan agar hasil kajian tidak hanya menjawab persoalan proses pemberian pelayanan, tetapi juga proses terbentuknya kebutuhan informasi di dalam diri manusia. (Pendit, 1992). Dengan kata lain, menganalisis sebuah kebutuhan informasi berarti melakukan sebuah kajian terhadap mengapa informasi itu bisa dibutuhkan, dicari, didapatkan dan akhirnya digunakan, informasi mengenai apa saja dan dalam media berbentuk apa yang dibutuhkan. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah dari mana informasi diperoleh dan bagaimana distribusi informasi dilakukan hingga sampai kepada orang yang memerlukannya.
Kebutuhan banyak diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang dan harus dipenuhi. Kebutuhan informasi merupakan hal paling penting bagi seseorang, tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi, apa pun itu tentu memerlukan informasi untuk mendukung pekerjaan sehari-harinya.
Dalam kehidupan yang sebenarnya, kebutuhan informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information wants). Jika seseorang sudah yakin bahwa suatu informasi benar-benar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi (information demands) Menurut Khulthau (1991) memberikan batasan tentang kebutuhan informasi. Khulthau menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan.
bagi organisasi tersebut. Kebutuhan informasi bagi setiap angota organisasi berbeda-beda antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Studi kebutuhan informasi atau mempelajari kebutuhan informasi yang akan diambil dapat mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan nantinya. Kebutuhan informasi bagi anggota dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan.
C. Tujuan Dari Study Kebutuhan Informasi
Secara umum tujuan mempelajari kebutuhan informasi yang diperlukan merupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pencari informasi untuk mengetahui seberapa penting atau pengaruh dari informasi yang akan kita dapat dalam mengambil keputusan. Untuk mengetahui kebutuhan informasi seseorang mestilah menggunakan berbagai metode untuk memperoleh informasi didalam berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan informasi. Tetapi tidak ada satu metode yang dapat memenuhi kebutuhan informasi tersebut selain sebuah seleksi yang hati-hati dan memadukan berbagai teknik yang akan dipilih bergantung kepada pencari informasi yang memerlukannya.
Menurut Koswara (1998) tujuan melakukan studi kebutuhan informasi secara umum adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya jumlah pemakai informasi. Dikarenakan jumlah pemakai yang semakin bertambah dalam setiap tahunnya, sehingga meningkatnya permintaan informasi oleh para pemakai yang membutuhkan informasi.
b. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan industri. Perkembangan IPTEK yang semakin pesat membuat para pemakai informasi menjadi lebih lebih membutuhkan informasi lebih untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
c. Meningkatnya spesialisasi bersamaan dengan meningkatnya keterkaitan dan ketergantungan antara berbagai cabang ilmu pengetahuan.
d. Kerjasama antar Negara dalam skala besar dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi dan industri.
e. Kesibukan pemakai informasi yang semakin tinggi dan komprehensif.
f. Perilaku pemakai informasi yang heterogen (umur, pangkat, jabatan, bidang keilmuan, pekerjaan)
D. Jenis-jenis Study Kebutuhan Informasi
1. Kebutuhan informasi yang obyektif, yaitu kebutuhan yang seharusnya ada kalau seseorang mau mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi obyektif ini menentukan ruang lingkup informasi potensial obyektif;
2. Kebutuhan informasi subyektif, yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang sebagai persyaratan untuk suksesnya pencapaian tujuan. Kebutuhan jenis ini menentukan ruang lingkup informasi potensial subyektif. Namun yang sering menjadi permasalahan adalah kebutuhan informasi yang disadaripun kerapkali tidak selalu mudah untuk merumuskannya informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.
2. Kebutuhan afektif. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Dalam hal ini, berbagai media sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Misalnya, orang membeli radio, televisi, dan menonton film, tidak lain karena mencari hiburan.
3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.
4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs). Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.
5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs). Ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan dan pengalihan.
E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Menurut Wilson yang dikutip oleh Ishak (2006) menguraikan tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu:
1. Kebutuhan individu (person). Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs), kebutuhan kognitif (cognitive needs). Ketiga kebutuhan ini secara langsung mempengaruhi kebutuhan informasi.
2. Peran sosial (social role). Peranan sosial meliputip peran kerja (work role), tingkat kinerja (performance level), peranan ini akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu.
3. Lingkungan (environment). Faktor lingkungan meliputi llingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial-budaya (social-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment), lingkungan fisik (physical environment), faktor lingkungan ini mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.
BAB III PENUTUP A. Simpulan
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan informasi untuk memenuhi hasrat ingin tahunya akan suatu hal yang belum ia ketahui. Kebutuhan informasi itu muncul pada diri manusia ketika dia merasa ada kekurangan yang dirasakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam hidupnya. kekurangan ini meneyebabkan ia merasa harus memperoleh masukan dari sumber-sumber di luar dirinya. Kebutuhan informasi merupakan hal paling penting bagi seseorang, tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi, apa pun itu tentu memerlukan informasi untuk mendukung pekerjaan sehari-harinya. Sekalipun dalam organisasi, informasi merupakan salah satu jenis sumberdaya yang paling utama yang dimiliki oleh suatu organisasi apapun jenis organisasi tersebut. Tanpa informasi maka tidak akan ada organisasi yang mampu bertahan.
Studi kebutuhan informasi atau mempelajari kebutuhan informasi yang akan diambil dapat mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan nantinya. Kebutuhan informasi bagi anggota dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan. Secara umum tujuan mempelajari kebutuhan informasi yang diperlukan merupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh para pencari informasi untuk mengetahui seberapa penting atau pengaruh dari informasi yang akan kita dapat dalam mengambil keputusan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Deni. _. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: UPI PRESS
Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1: Pengantar. Diterj. Oleh Andreas S. Adiwardana. Cetakan Kesebelas, PT Ikrar Mandiriabadi.
Fatta, Hanif Al. 2010. Analisis Kebutuhan Sistem. [Online]. Tersedia: http://journal.amikom.ac.id/index.php/KIDA/article/viewFile/4514/2281. [02 Oktober 2015]
Haryanto. 2010. Teori Hierarki Keutuhan Maslow. [Online]. http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/. [01 Oktober 2015]
Jayadi, Ahmad. (2009). Kebutuhan informasi-Literatur. Pdf [online]. Tersedia: http://lib.ui.c.id. [10 Oktober 2015]
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI
Pujianto. 2009. Analisis Kebutuhan Sistem. [Online]. Tersedia: http://pujianto.blog.ugm.ac.id/files/2009/12/Analisis-Kebutuhan-Sistem-II.pdf. [02 Oktober 2015]