• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL TENAGA MEDIS, BUDAYA KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MUTU PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT WALED KAB. CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL TENAGA MEDIS, BUDAYA KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MUTU PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT WALED KAB. CIREBON"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2, No 4 April 2017

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL TENAGA MEDIS, BUDAYA KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MUTU

Pelayanan kesehatan adalah bentuk pelayanan yang diberikan tenaga medis pada pasien secara baik dan sesuai dengan standar pelayanan profesional. Di Indonesia sendiri pelayanan kesehatan menjadi hak warga negara, khususnya warga negara yang sedang kondisi tidak sehat. Namun, kendati menjadi hak warga negara, pelayanan kesehatan kerap kali diremehkan, bahkan diacuhkan oleh tenaga medis yang seharusnya memberi pelayanan prima untuk setiap pasien-pasien. Banyaknya tenaga medis yang mengacuhkan mutu pelayanan membuat masyarakat dan pasien resah, sehingga menimbulkan beberapa persepsi mengenai hal tersebut. Rumah Sakit Waled yang terletak di Kabupaten Cirebon pun tak luput dari perkara mengnai hal tersebut. Penelitian ini sendiri adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara kompetensi profesional tenaga medis, budaya kerja, gaya kepemimpinan dengan mutu pelayanan pasuen rawat inap di Rumah Sakit Waled. Penelitian ini sendiri dilakukan pada Rumah Sakit Waled dengan rentang waktu penelitian antara Desember 2013 hingga Februari 2014. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Waled. Dari penelitian dan analisis yang dilakukan peneliti, didapati bahwa ada hubungan erat antara kompetensi profesional tenaga medis, budaya kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap mutu pelayanan.

Kata Kunci: Mutu Pelayanan, Budaya Kerja, Gaya Kepemimpinan Pendahuluan

(2)

diberikan kepada masyarakat tergantung pada manajemen dalam organisasi sehingga mampu mencapai tujuan organisasi dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Pelayanan yang baik kepada masyarakat sangat ditentukan oleh peranan sumber daya manusia sebagai pelaku utama yang sangat menentukan dalam poses pencapaian tujuan organisasi.

Terjadi asumsi umum pada ruang publik bahwa pelayanan rumah sakit pemerintah seringkali mengalami kekecewaan demi kekecewaan begitupun di rumah sakit swasta tertentu dan isu itu telah merambah pada dimensi kesan personal atas pelayanan yang belum puas tadi. Hal ini tercermin dari banyaknya keluhan dari masyarakat misalnya tentang lamanya penyelesaian penangannan pasien terlebih jika jatuh pada hari libur, dan lambannya respon pegawai terhadap pasien. Lambannya pelayanan kesehatan telah mengakibatkan terhambatnya kepercayaan publik akan kualitas institusi kesehatan sebagai ruang harapan.

Rumah Sakit Waled sebagai pelaksana penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituntut mampu meningkatkan pelayanan yang optimal, sehingga masyarakat dapat merasakan kepuasan apabila membutuhkan suatu pelayanan, seperti instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi penunjang medis, instalasi pelayanan khusus (fisioterapi Home Care ,One Day Care), pelayanan 24 jam dan lain sebagainya. Agar dapat memberi pelayanan yang memuaskan terhadap pasien maka perlu disiapkan sumber daya manusia baik pegawai maupun tenaga medis yang bekerja dengan baik dan memberi pelayanan yang baik pula. untuk memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap, rumah sakit waled memiliki 396 pegawai, seperti pada tabel berikut.

Tabel 1

Jumlah Seluruh Pegawai Rumah Sakit Waled 2013

No Dokter Jumlah

1 Tenaga Medis 24

2 Tenaga Para Medis 173

3 Tenaga Para Medis Non Perawat

47

4 Tenaga Non Medis 147

Jumlah 396

Sumber : Daftar Rumah Sakit Waled 2013 di kelola

(3)

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Rumah Sakit Waled tetap berpedoman pada ketetapan pemerintah yang mengatur diktum pelayanan rumah sakit kepada masyarakat sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 91 tahun 1993 tentang Pedoman Tata laksana Pelayanan Umum. Dalam keputusan itu disebutkan bahwa pelayanan umum yang dilaksanakan dalam sebuah rangkaian kegiatan terpadu bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, serta terjangkau. Di sisi lain, selain Rumah Sakit Waled, beberapa rumah sakit lain juga seyogyanya harus berpenggang teguh pada aturan tersebut, yang secara sederhana, mereka harus senantiasa memperhatikan setiap pelayanan yang diberikan pada masyarakat. Adapun pelayanan yang dianjurkan untuk diberikan pada masyarakat adalah model pelayanan dengan sifat yang seperti disebutkan pada keputusan menteri di atas.

Pelayanan sendiri memang memberi andil dalam mencapai kepuasaan pasien, dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan. Namun, dalam penerapannya, sebuah pelayanan kesehatan akan dianggap baik apabila pasien merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan.

Pasien rawat inap adalah pasien dengan kuantitas pelayanan yang lebih banyak dibanding dengan rawat jalan. Pasien rawat inap akan dengan mudah menilai pelayanan yang didapatnya dari instansi kesehatan. Hal yang sama juga berlaku pada pasien rawat inap yang ada di Rumah Sakit Waled Kabupaten Cirebon. Sebab, seperti yang disampaikan sebelumnya, mutu pelayanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Waled akan lebih terlihat dibanding dengan pasien lain, sehingga dapat dijadikan rujukan untuk menilai kadar kualitas/mutu pelayanan dari Rumah Sakit Waled.

Mutu pelayanan sendiri adalah satuan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang pada satu pihak menunjukan kepuasaan pasien dan penduduk, serta di lain pihak menunjukkan ketaan pada kode etik dan standar pelayanan profesional yang telah ditetapkan (Depkes RI; 1998). Pada pelaksanaannya sebuah mutu pelayanan akan sangat berkaitan dengan tiga hal, yakni kompetensi profesional tenaga medis, budaya kerja, serta gaya kepemimpinan pada unit pelayanan kesehatan.

(4)

(Mulyasa, 2004; 37-38). Sedangkan Wardiman Djojonegoro (1996) mengungkapkan bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang memiliki hubungan secara kausal dengan standar penilaian yang tereferensi pada performansi yang superior. Adapun kaitannya dengan mutu pelayanan, kompetensi profesional tenaga medis adalah perpaduan antara pengetahuan, nilai, keterampilan, serta sikap yang diterapkan pada pola berpikir dan pengambilan keputusan yang dituangkan dalam dunia medis, yang pada penerapannya, setiap pola berpikir dan pengambilan keputusan yang dilakukan selalu merujuk pada standar pelayanan profesional yang telah ditetapkan.

Budaya kerja sendiri memiliki arti yang beragam. Namun, menurut Mangkunegara (2005: 133) yang dikutip dari Edgar H. Schen, budaya kerja diartikan sebagai sebuah sistem keyakinan dan/atau seperangkat asumsi, nilai, serta norma yang dikembangkan dalam sebuah organisasi, yang pada tahap lebih lanjut digunakan sebagai pedoman bagi tiap anggotanya. Dalam kaitannya dengan mutu pelayanan kesehatan, budaya kerja yang dianut dalam unit pelayanan kesehatan akan sangat berpengaruh pada bagaimana dokter, perawat, bidan, dan/atau pihak lainnya memberikan pelayanan bagi pasien. Budaya kerja memiliki andil dalam membentuk persepsi tenaga medis dalam memberikan pelayanan prima pada setiap pasien yang datang padanya.

Tak berbeda jauh dengan kedua hal di atas, gaya kepempimpinan dalam sebuah unit pelayanan juga sangat memberi andil dalam meningkatkan dan/atau bahkan mengurangi mutu pelayanan. Gaya kepemimpinan sendiri adalah norma atau cara yang digunakan seseorang untuk mempengaruhi orang lain yang dilihatnya (Thoha, 2013: 49). Dalam kaitannya dengan mutu pelayanan, gaya kepemimpinan memiliki andil yang cukup besar, dimana seorang pemimpinan unit pelayanan harus senantiasa mempengaruhi tenaga medis yang dimilikinya agar senantiasa memberi pelayanan prima bagi setiap pasien yang datang.

(5)

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dlakukan pada Rumah Sakit Waled yang terletak di Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2013 hingga Februari 2014 dengan tahapan penelitian meliputi (1) Prasurvai, (2) Uji coba Instrumen, (3) Pengumpulan Data, (4) Analisis Data, dan (5) penulisan laporan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada pada Rumah Sakit Waled, dengan target populasi adalah dokter, tenaga medis, dan administrasi (non medis). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teknik cluster stratified random sampling berdasarkan golongan. Pada tahap lanjutan, teknik pengambian sampel ini kemudian mengarahkan penulis untuk membuat tabel pengelompokan sebagaimana berikut:

Tabel 2

Populasi Target Tenaga Dokter/ Tenaga medis dan pegawai admistrasi/ non medis di Rumah Sakit Waled

Sampel Tenaga Dokter/ Tenaga medis dan pegawai admistrasi/ non medis di Rumah Sakit Waled

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada metode penelitian survey dengan pendekatan korelasional. Metode ini digunakan untuk memudahkan menemukan hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat berdasarkan fakta dan data yang sudah terjadi. Sehingga penelitian dilakukan tanpa ada sesuatu perlakuan (treatment) apapun dari peneliti.

(6)

Gambar 1

Alur Hubungan Variabel Penelitian

Keterangan:

X1 = Kompetensi Profesional Tenaga Medis X2 = Budaya Kerja

X3 = Gaya Kepemimpinan

Y = Mutu Pelayanan pasien rawat inap

Dalam prosesnya instrumen penelitian yang digunakan disini ialah instrumen penelitian yang dikembangan sendiri oleh peneliti. Adapun uraian dari instrumen penelitian yang dimaksud telah penulis rangkum melalui tabel yang ada di bawah ini:

Tabel 4

Instrumen Mutu Pelayanan

No Indikator Butir Pernyataan

1. Cepat 1, 2, 3, 4, 5, 6,

2. Tepat 7, 8, 9, 10, 11, 12

3. Ramah 13, 14, 15, 16, 17, 18

4. Nyaman 19, 20, 21,

5. Kesesuaian hasil 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29

6. Berdaya guna, tepat waktu dan tempat dan efisien

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37

Total 37

Y

X

1

X

3

(7)

Tabel 5

Instrumen Komponen Profesional

No Indikator Butir

1. Aspek kognitif: Pemahaman isi, jiwa, makna undang-undang, peraturan dan ketentuan-ketentuan pelayanan Rumah Sakit

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

2. Aspek afektif: Kepatuhan, ketaatan, serta kompetensi pribadi, sosial dan profesional terhadap semua ketentuan, undang-undang, peraturan dan sistem dan prosedur Rumah Sakit

9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16

3 Aspek strategi kognitif: sebagai suatu kemampuan melakukan berbagai cara dan pendekatan pemecahan masalah Rumah Sakit sesuai dengan tuntutan

misi dan fungsi serta tujuan Rumah Sakit Waled

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

2. Aspek budaya perwujudan nilai dan makna tentang hal-hal operasional kelembagaan Rumah Sakit Waled strategi-strategi yang menentukan masa depan Rumah Sakit Waled

23, 24, 25, 26, 27, 28, 29

5. Aspek budaya perwujudan nilai dan makna tentang lingkungan eksternal dan internal Rumah Sakit Waled

30, 31, 32, 33, 34, 35

(8)

Tabel 7

Instrumen Gaya Kepemimpinan

No Indikator Butir Pernyataan

1. Pola membina hubungan antar manusia 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 2. Pola pelimpahan/pendelegasian tugas dan

wewenang

8, 9, 10, 11, 12, 13,14

3. Pola pengambilan keputusan 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21

4. Pola pemantauan dan pengendalian jalannya organisasi

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner dan tes. Data yang bersifat primer diperoleh langsung dari responden, dan mutu pelayanan didapatkan dari responden dan pasien rawat inap , sedangkan data sekunder yaitu data dari Rumah Sakit Waled.

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan analisis Statistical Program for Social Science (SPSS) for MS Windows Release 10.0 dan dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mencari harga rata-rata, simpangan baku, distribusi frekuensi, modus dan median, serta pembuatan histogram dari skor mutu pelayanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Waled , kompetensi professional tenaga Medis , budaya kerja, gaya kepemimpinan.

2. Analisis Inferensial

(9)

persyaratan analisis yang meliputi (1) uji normalitas, (2) uji homogenitas, dan (3) uji multikolinearitas.

Pengujian normalitas sampling dimaksudkan untuk menguji asumsi bahwa distribusi sampling dari rata-rata sampel mendekati atau mengikuti normalitas populasi. Teknik yang digunakan untuk melakukan pengujian normalitas yaitu dengan teknik Kolmogorov-Smirnov. Untuk pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji Bartlett.

Setelah persyaratan analisis dipenuhi dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Data yang terkumpul dianalisis dengan regresi dan korelasi. Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi sederhana Product Moment dari Pearson. Sedangkan pengujian hipotesis keempat dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Regresi dan Korelasi Jamak (multiple regression and correlation).

Adapun hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho: y = 0 H1 : y1  0 2. Ho: y = 0

H1 : y2  0 3. Ho: y3 = 0

H1 : y3  0 4. Ho: y.123 = 0 H1 : y.123  0 Keterangan :

y1 = Koefisien korelasi antara kompetensi profesional tenaga medis dengan mutu pelayanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Waled.

y2 = Koefisien korelasi antara budaya kerja dengan mutu pelayanan pada pasien di Rumah Sakit Waled

y3 = Koefisien korelasi antara gaya kepemimpinan dengan mutu pelayanan pada pasien di Rumah Sakit Waled

(10)

Hasil Penelitian

1. Mutu Pelayanan pasien Rawat inap Ru mah Saki t Wal ed

Penj el asan data mut u pel a yanan pasi en rawat i nap didasarkan dari hasil pengisi an inst rum en berbentuk kuesi oner. Vari abel m ut u pel a yanan pasi en rawat i nap Rum ah Sakit Waled mempun ya i rentang skor teoreti k antara 37 sampai 185, dan rent ang skor empi ris ant ara 110 sam pai dengan 172. R at a -rat a (M) = 137,77, simpangan baku (S D) = 14,13, m edi an (Me) = 138,00, dan m odus (Mo) = 132. S elanj utn ya dat a mut u pela yanan pasi en rawatinap R umah Sakit Wal ed disaji ka n dal am bent uk dist ri busi frekuensi berdasarkan aturan Sturges seperti disajikan pada t abel 8.

Tabel 8

Distribusi Frekuensi Skor Mutu Pelayanan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Waled

Nomor Interval

Kelas

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

Frekuensi Kumulatif (%)

1 110 – 120 12 11,88 11,88

2 121 – 131 21 20,79 32,67

3 132 – 142 32 31,68 64,35

4 143 – 153 23 22,77 87,12

5 154 – 164 7 6,93 94,05

6 165 – 175 6 5,94 100,00

Jumlah 101 100

(11)

Gambar 2

Mutu Pelayanan Pasien Rawat In ap Rumah S akit Wal ed

2. Komp etensi Prof esion al T enaga Med is berdasarkan aturan S turges seperti di sajikan pada t abel 9.

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi profesional Tenaga Medis

Nomor Interval kelompok rata-rata. Penyebaran (distribusi) skor kompetensi profesional secara visual diperlihatkan dalam bentuk histrogram pada gambar 4.2 berikut.

(12)

Gambar 3 distribu si frekuensi berdasarkan at uran Sturges seperti di saj ikan pada tabel 4.3. (32,67%) responden di bawah kelom pok rat a -rata.

(13)

Penyebaran distribusi skor budaya kerja secara visual dalam bentuk kepemim pinan disaji kan dal am bentuk di stribusi frekuensi berdasarkan aturan St urges sepert i disajikan pada t abel 11.

Tabel 11 (51,48%) responden di bawah kelom pok rat a -rata.

(14)

Pen yebaran (distri busi) skor ga ya kepemimpinan secara visual dal am bentuk hi stogram diperl ihatkan pada gam bar 5.

Gambar 5

Histogram Gaya Kepemi mpinan

Pada tabel 12 di bawah ini dapat dilihat rekapitulasi angka statistik data yang bersumber dari variabel kompetensi profesional Tenaga Medis, budaya kerja, dan gaya kepemimpinan dengan mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled.

Tabel 12

Persyaratan analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar analisis regresi dapat dilakukan, baik untuk keperluan prediksi maupun untuk keperluan pengujian hipotesis. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda, yaitu (1) syarat normalitas data dari suatu regresi sederhana; (2) syarat homogenitas varians kelompok-kelompok skor Y yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan data variabel prediktor (X); (3) syarat kelinieran untuk regresi Y atas X untuk regresi sederhana. Dari ketiga persyaratan tersebut ada dua persyaratan yang disajikan pengujiannya pada bagian ini, yaitu uji persyaratan normalitas dan uji persyaratan

(15)

homogenitas varians kelompok-kelompok skor Y berdasarkan kesamaan data X, sedangkan uji kelinearan bentuk regresi sederhana Y atas X akan diuji pada bagian pengujian hipotesis penelitian.

1. Uji Normali tas

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Ketentuan pengujiannya adalah data berdistribusi normal jika Ho diterima dan tidak berdistribusi normal jika Ho ditolak.

Penguji an pers yaratan norm alit as data dil akukan dengan menggunakan uj i Kolmogorov Smi rnov.

Ho dit erim a, jika ah i t u n g < Dt a b e l Ho ditol ak, ji ka ah i t u n g > Dt a b e l

a. Uji Normali tas Mutu Pelayanan Kei migrasian (Y)

Pertama-tama dihitung nilai-nilai proporsi (P), menentukan KP, menentukan zi, menentukan a1, dan a2. ahitung, dan selanjutnya diambil nilai a tertinggi. Hasil penghitungan diperoleh nilai amax atau ahitung = 0,057. Nilai ini lebih kecil dari Dtabel (n = 101;  = 0,05) sebesar 0,1218. Oleh karena ahitung (0,057) < Dtabel (0,1218), maka data Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normali tas Kompetensi Prof esion al (X1)

Pertama-tama dihitung nilai-nilai proporsi (P), menentukan KP, menentukan zi, menentukan a1, dan a2. ahitung, dan selanjutnya diambil nilai a tertinggi. Hasil penghitungan diperoleh nilai amax atau ahitung = 0,110. Nilai ini lebih kecil dari Dtabel (n = 101;  = 0,05) sebesar 0,1218. Oleh karena ahitung (0,110) < Dtabel (0,1218), maka data X1 berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Normali tas B udaya Kerja (X2)

Pertama-tama dihitung nilai-nilai proporsi (P), menentukan KP, menentukan zi, menentukan a1, dan a2. ahitung, dan selanjutnya diambil nilai a tertinggi. Hasil penghitungan diperoleh nilai amax atau ahitung = 0, 077. Nilai ini lebih kecil dari Dtabel (n = 101;  = 0,05) sebesar 0,1218. Oleh karena ahitung (0,077) < Dtabel (0,1218), maka data X2 berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

d. Uji Normali tas Gaya Kep emi mpin an (X3)

(16)

(n = 63;  = 0,05) sebesar 0,1541. Oleh karena ahitung (0,045) < Dtabel (0, 1541), maka data X3 berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Rangkum an hasil penghitungan norm al itas dapat dilihat pad a tabel 13 berikut .

Tabel 13

Rangku man Anali si s Uji Normali tas (X). Penguji an homogenitas varians dil akukan dengan uji Bart lett.

Proses penguji an ya ng dit empuh adal ah pert ama -t am a membuat pengelompokan dat a Y berdasarkan kesamaan X. S el anjut n ya dihitung nilai -nilai dk, 1/ dk, vari ans si2, log si2, (dk)log si2, (dk) si2. Dari nilai -nilai t ersebut dihitung 2,dan hasi lnya disebut 2h i t u n g.

a. Pengu jian Homogenitas Varian s Y atas X1

Hasil penghitungan untuk penguji an hom ogenit as vari ans Y atas X1 diperol eh 2h i t u n g = 11,54. Nil ai 2t a b e l dengan dk 34 pada  = 0,05 sebesar = 43,8, dan pada  = 0,01 sebesar 50,9. Ol eh karena 2h i t u n g (11,54)< 2t a b e l (50,9), m aka H0 diterima. Hal ini berart i vari ans kel ompok-kel ompok Y atas X1 adalah homogen.

b. Pengu jian Homogeni tas Vari ans Y atas X2

(17)

sebesar 67,5, dan pada  = 0,01 sebesar 76,2. Ol eh karena 2h i t u n g (11,19)< 2t a b e l (37,40), maka H0 dit erim a. Hal i ni berart i bahwa vari ans kelompok -kelompok Y atas X2 adal ah homogen.

c. Pen gujian H omogenitas Varian s Y atas X3

Hasil penghitungan untuk penguji an hom ogenit as vari ans Y atas X3 diperol eh 2h i t u n g = 30,48. Nil ai 2t a b e l dengan dk 43 pada  = 0,05 sebesar 55,8, dan pada  = 0,01 sebesar 63,7. Oleh karena 2h i t u n g (30,48) < 2t a b e l (63,7), maka H0 dit erim a. Hal ini berart i bahwa vari ans kelompok -kelompok Y atas X3 adal ah homogen.

Kesel uruhan hasil uj i homogenitas vari ans dirangkum pada t abel 14 beri kut:

Tabel 14

Rangku man Anali si s Hasi l Uji Homogenitas

Varians Y atas

Pengelompokan

dk 2hitung D.2tabel E. Keterangan

 = 0,05  = 0,01

X1 34 11,54 43,8 50,9 Homogen

X2 48 11,19 67,5 76,2 Homogen

X3 43 30,48 55,8 63,7 Homogen

Keterangan

Y = Mutu Pelayanan Pasien Rawat Inap X1 = Kompetensi Profesional Tenaga Medis X2 = Budaya Kerja

X3= Ga ya Kepemim pinan dk = Deraj at Kebebasan C. Pengujian Hipotesis

Penguji an pers yarat an anali sis m enunj ukkan bahwa skor ti ap vari abel penel itian tel ah m em enuhi pers yarat an untuk dilakukan penguji an st atisti k l ebi h lanjut . Beri kut ini akan di saj ikan penguji an hipot esi s penelit ian.

1. Hubungan antara Kompetensi Profesional Tenaga Medis dengan Mutu

Pelayanan Pasien Rawat Inap

(18)

pel a yanan keimi grasian at as kom pet ensi profesional menghasilkan arah regresi b sebesar 2,69 dan konstanta a sebesar 69,67. Dengan demi kian bentuk hubungan ant ara kedua variabel t ersebut dapat

digambarkan oleh persamaan regresi Ŷ = 69,67 + 2,69X1. Sebelum

di gunakan untuk keperluan prediksi , persam aan regresi ini harus mem enuhi s yarat uji keberarti an (si gnifi kansi ) dan uji keli nearan.

Untuk mengetahui derajat keberartian dan kelinearan persamaan regresi, dilakukan uji F dan hasilnya seperti yang disajikan pada t abel 15.

Tabel 15

Tabel ANAVA Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi Ŷ = 69,67 + 2,69X1

Sumber Varians

dk JK RJK Fhitung Ftabel

= 0,05 = 0,01

Total 101 1937055

Regresi (a) 1 1917101,24

Regresi (b/a) 1 9445,41 9445,41 88,99** 3,94 6,90

Sisa 99 10508,35 106,15

Tuna Cocok 14 2113,29 150,95 1,53ns 1,82 2,32

Galat 85 8395,07 98,77

Keterangan:

** = Regresi sangat signifikan (Fh = 88,99 > Ft = 6,90 pada  = 0,01) ns = Regresi berbentuk linear (Fh = 1,53 < Ft = 1,82 pada  = 0,01) dk = derajat kebebasan

JK = Jumlah Kuadrat

RJK = Rerata Jumlah Kuadrat

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi dan linearitas seperti pada tabel 4.8., dapat diketahui bahwa regresi Ŷ = 69,67 + 2,69X1 sangat signifikan dan linear. Regresi ini mengandung arti bahwa apabila kompetensi profesional pegawai kesehatan ditingkatkan satu satuan, maka mutu pelayanan pasien rawat inap cenderung meningkat sebesar 2,69 satuan pada konstanta 69,67.

(19)

Grafik 1

Gambar Regresi Linear Sederhana Hubungan antara Kompetensi Profesional Tenaga Medis dengan Mutu pelayanan Pasien Rawat Inap

Kekuat an hubungan ant ara vari abel X1 dengan vari abel Y ditunj ukkan oleh koefi si en korelasi (ry 1)sebesar 0,69. Berdasarkan uji keberarti an koefisi en korel asi dengan uji t diperol eh harga th i t u n g sebesar 9,43. Harga tt a b e l pada  = 0,01 dan dk = 99, diperoleh tt a b e l = 2,36. Oleh karena th i t u n g (9,43) > tt a b e l (2,36), m aka koefi si en korelasi sangat si gni fikan. P ada t abel 16, dapat dili hat dengan jel as kekuat an hubungan antara X1 dengan Y.

Tabel 16

Rangkuman Hubungan antara Kompetensi Profesional Tenaga Medis dengan Mutu Pelayanan Pasien Rawat Inap

n ry1 thitung ttabel

= 0,05 = 0,01

101 0,69 9,43** 1,66 2,36

Keterangan

** = Koefisien Korelasi sangat signifikan (th = 9,43 > tt = 2,36) ry1 = Koefisien korelasi antara X1 dengan Y

Berdasarkan hasil penguji an si gnifi kansi seperti t abel 4.9, tern yat a bahwa koefisi en korel asi kom pet ensi profesi onal Tenaga medi s (X1) dengan mutu pela yanan P asien R awat Inap (Y) sangat si gni fikan. Dengan demi kian hipot esis penelit ian yang m en yatakan terdapat hubungan positi f ant ara kompet ensi profesional Tenaga Medis dengan mu tu pel a ya nan Pasien R awat Inap t erbukti kebenarann ya dan

0 100

0 1

Y

69,67

(20)

sangat si gni fikan. Dengan kat a l ai n maki n tinggi kompetensi profesional Tenaga Medi s seorang pegawai Rum ah Sakit Waled akan maki n baik pel a yanann ya.

Koefi sien det erminasi merupakan kuadrat dari ko efi sien korel asi ant ara variabel kom pet ensi profesi onal Tenaga Medis (X1) dengan vari abel m utu pel ayanan P asi en Rawat Inap (Y) dan hasil yang diperoleh sebesar ry 12 = 0,692 = 0,4733. Artin ya sebesar 47,33% vari ans yang terj adi pada m utu pela yanan Pasien Rawat Inap dapat dijel askan

oleh varians Kompetensi profesional melalui regresi Ŷ = 69,67 +

2,69X1.

Apabil a dil akukan pengont rol an t erhadap variabel buda ya kerj a (X2), diperol eh koefisi en korel asi parsi al (ry 1 . 2) sebesar 0,49. Uji si gni fikansi korelasi p arsi al diperol eh harga sebesar th i t u n g = 5,16, sedangkan harga tt a b e l pada  = 0,01 dengan dk = 98, adal ah sebesar 2,36. Oleh karena th i t u n g (5,16) > tt a b e l (2,36), m aka berarti koefisien korel asi parsial sangat si gni fikan.

Apabil a dil akukan pengontrol an t erhadap variabel ga ya kepemim pinan (X3), diperol eh koefi si en korel asi parsi al (ry 1 . 3) sebesar 0,58. Harga th i t u n g = 7,14, sedangkan pada  = 0,01 dengan dk = 98, di perol eh harga tt a b e l = 2,36. Ol eh karena th i t u n g (7,14) > tt a b e l (2,36), m aka koefisi en korelasi parsi al sangat si gni fikan.

(21)

Tabel 17

Rangkuman Korelasi Parsial antara Kompetensi Profesional Tenaga Medis dengan Mutu pelayanan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Waled

n Koefisien Korelasi

Parsial

thitung ttabel

= 0,05 = 0,01

101 ry1.2 = 0,49 5,16** 1,66 2,36

101 ry1.3 = 0,58 7,14** 1,66 2,36

101 ry1.23 = 0,44 4,90** 1,66 2,36 Keterangan:

** = Koefisien korelasi parsial sangat signifikan (th > tt pada  = 0,01) * = Koefisien korelasi parsial signifikan (th > tt pada  = 0,05)

ry1.2 = Koefisien korelasi parsial X1 dengan Y, jika X2 dikontrol ry1.3 = Koefisien korelasi parsial X1 dengan Y, jika X3 dikontrol

ry1.23 = Koefisien korelasi parsial X1 dengan Y, jika X2 dan X3 dikontrol

Harga indeks koefisien korel asi parsi al tersebut m enunjukkan bahwa apabila dilakukan pengontrolan terhadap vari abel bebas lainn ya yait u vari abel buda ya kerj a (X2) dan vari abel g a ya kepemi mpi nan (X3) mengakibatkan t erjadin ya penurunan kadar hubungan at au hubungan menj adi l em ah, nam un tet ap dapat menj el askan hubungan positif dan si gni fikan ant ara vari abel kompet ensi profesional Tenaga Medis dengan m utu pela yan an P asi en R awat Inap .

2. Hubungan antara Budaya Kerja dengan Mutu Pelayanan Pasien Rawat

Inap

Hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan positif antara budaya kerja dengan mutu pelayanan Pasien rawat Inap Rumah Sakit Waled. Penghitungan anali sis regresi sederhana terhadap data vari abel mut u pel a yanan P asien rawat Inap atas budaya kerj a m enghasil kan arah regresi b sebesar 0,62 dan konstant a a sebesar 54,33. Dengan demi kian bentuk hubungan antara kedua vari abel tersebut dapat di gambarkan

oleh persamaan regresi Ŷ = 54,33 + 0,62X2. S ebelum di gunakan untuk

keperluan prediksi , persam aan regresi ini harus m em enuhi s yarat keli nearan dan keberart ian.

(22)

Tabel 18

Tabel ANAVA Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi

Ŷ = 54,33 + 0,62X2

Sumber Varians dk JK RJK Fhitung Ftabel

= 0,05 =0,01

Total 101 1937055

Regresi (a) 1 1917101,24

Regresi (b/a) 1 7857,12 7857,12 64,30** 3,94 6,90

Sisa 99 12096,65 122,19

Tuna Cocok 47 5444,37 115,84 0,91ns 1,60 1,94

Galat 52 6652,27 127,93

Keterangan:

** = Regresi sangat signifikan (Fh = 64,30 > Ft = 6,90 pada  = 0,01) ns = Regresi berbentuk linear (Fh = 0,91 < Ft = 1,60 pada  = ,01) dk = derajat kebebasan

JK = Jumlah Kuadrat

RJK = Rerata Jumlah Kuadrat

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi dan linearitas seperti pada tabel 18., dapat diketahui bahwa regresi Ŷ = 54,33 + 0,62X2 sangat si gni fi kan dan linear. Regresi ini mengandung arti bahwa apabila budaya kerja ditingkatkan satu satuan maka mutu pelayanan pasien Rawat Inap cenderung meningkat sebesar 0,62 satuan pada konstanta 54,33.

Model hubungan antara variabel budaya kerja dengan variabel mutu pelayanan pasien rawat inap melalui persamaan Ŷ = 54,33 + 0,62X2 dapat digambarkan seperti disajikan pada Grafik 2.

Gambar 2

Gambar Regresi Linear Sederhana Hubungan antaraBudaya Kerja

dengan Mutu Pelayanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Waled

0 50 100 150

0 1

Y

X2 Ŷ = 54,33 + 0,6 2X2

(23)

Kekuat an hubungan ant ara vari abel buda ya kerj a (X2) dengan vari abel m utu pelayanan pasi en rawat inap (Y) dit unjukkan ol eh koefisien korel asi ry 2 sebesar 0,63. Uji keberarti an koefisi en korel asi dengan uji t diperol eh harga th i t u n g sebesar 8,02. Harga ttabel pada  = 0,01 dengan dk = 99 diperoleh ttabel = 2,36. Oleh karena thitung (8,02) > ttabel (2,36) maka koefisien korelasi sangat signifikan. Untuk l ebih j el asn ya mengenai kekuatan hubungan X2 dengan Y dapat dilihat pada t abel 19.

Tabel 19

Rangku man Hubun gan an tara Budaya Kerj a d engan Mutu Pel ayan an Pasi rnRawat Inap Ru mah S akit Wal ed

n ry2 thitung ttabel

= 0,05 = 0,01

101 0,63 8,02** 1,66 2,36

Keterangan

** = Koefisien korelasi sangat signifikan (th = 8,02 > tt = 2,36) ry2= Koefisien korelasi X2 dengan Y

Berdasarkan hasil penguji an si gni fi kansi seperti t abel 4.12., tern yat a bahwa koefisien korel asi ant ara buda ya kerj a dengan m utu pel a yanan pasi en rawat Inap sangat signi fikan. Dengan demi kian hipot esi s peneliti an yang mengat akan t erdapat hubungan posi tif ant ara buda ya kerj a dengan mutu pela yanan pasien rawat inap R um ah S aki t Waled t erbukti kebenarann ya. Dengan kata l ai n sem aki n posit if buda ya kerj aRum ah S aki t Waled, akan semaki n baik m utu pela ya nan pasi en rawat Inap Rum ah S akit Wal ed.

Koefi sien det erminasi adal ah kuadrat dari koefisi en korel asi ant ara X2 dengan Y yai t u (ry 22)sebesar 0,632 = 0,3944. Hal i ni berarti sebesar 39,44% vari ans yang t erj adi pada mutu pel a yanan pasi en rawat Inap R um ah S akit Wal ed dapat dij el askan ol eh vari ans budaya kerj a

melalui regresi Ŷ = 54,33 + 0,62X2.

(24)

koefisien korel asi parsial sangat si gnifikan. Apabil a dilakukan pengontrolan terhadap vari abel ga ya kepemim pinan (X3), maka diperoleh koefisien korel asi parsial (ry 2 . 3) sebesar 0,50. Hasil uji si gni fik ansi diperol eh th i t u n g = 5,70, sedangkan dari daftar t abel t pada

 = 0,01 dengan dk = 98, diperol eh harga tt a b e l = 2,36. Oleh karen a th i t u n g (5,70) > tt a b e l (2,36), berart i korel asi parsi al sangat si gnifikan.

Sel anjut n ya apabila dilakukan pengont rolan t erhadap vari abel kompet ensi profesi onal Tenaga Medi s (X1) dan variabel ga ya kepemim pinan (X3) secara bersam a -sama m aka diperol eh koefi si en korel asi parsial (ry 2 . 1 3) sebesar 0,29. Hasil uj i si gni fikansi diperoleh harga th i t u n g = 2,98, sedangkan dari daftar tabel t pada  = 0,05 dengan dk = 97, diperoleh harga tt a b e l = 2,98, dan pada pada  = 0,01 dengan dk = 97, diperol eh harga tt a b e l = 2,36. Ol eh karena th i t u n g (2,98) > tt a b e l (2,36), berarti korel asi parsi al sangat signi fika n. Kekuat an korel asi parsi al ant ara X2 dengan Y jika vari abel lai nn ya dikont rol di rangkum pada tabel 20 berikut ini.

Tabel 20

Rangku man Korel asi Pars ial antara Bu daya Kerja d engan Mutu Pel ayan an Pasi en Rawat In ap Ru mah S akit Wal ed

n Koefisien

Korelasi parsial

thitung ttabel

= 0,05 = 0,01

101 ry2.1 = 0,36 3,82** 1,66 2,36 101 ry2.3 = 0,50 5,70** 1,66 2,36 101 ry2.13 =0, 29 2,98** 1,66 2,36 Keterangan

** = Koefisien korelasi parsial sangat signifikan (th > tt pada  = 0,01) ry2.1 = Koefisien korelasi parsial X2 dengan Y, jika X1 dikontrol

ry2.3 = Koefisien korelasi parsial X2 dengan Y, jika X3 dikontrol ry2.13 = Koefisien korelasi parsial X2 dengan Y, jika X1 dan X3 dikontrol

(25)

Sakit W al ed. Dapat disimpulkan bahwa semakin positif budaya kerja pegawai Rumah Sakit Waled maka semakin baik mutu pelayanan pasien Rawat Inap Rumah Sakit Waled. Sedang jika budaya kerja pegawai Rumah Sakit Waled semakin negatif, maka semakin buruk pelayanan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Waled.

3. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Mutu Pelayanan Pasien

Rawat Inap Rumah Sakit Waled

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan terdapat hubungan positif antara gaya kepemimpinan dengan mutu pelayanan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Waled. Penghitungan lengkap analisi s regresi sederhana t erhadap dat a vari abel mutu pel a yanan pasi en rawa t inap at as ga ya kepemimpinan menghasilkan arah regresi b sebesar 0,63 dan konst ant a a sebesar 11,33. Dengan demikian bentuk hubungan ant ara kedua vari abel

tersebut dapat digambarkan oleh persamaan regresi Ŷ = 11,33 +

0,63X3. S ebelum digunakan untuk kep erluan predi ksi, persam aan regresi ini harus m emenuhi s yarat kelinearan dan keberarti an.

Untuk mengetahui derajat keberartian dan kelinearan persamaan regresi, dilakukan uji F dan hasilnya dapat ditelaah pada tabel 21.

Tabel 21.

Tabel ANAVA Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi

Ŷ = 11,33 + 0,63X3

(26)

ditingkatkan satu satuan maka mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled cenderung meningkat sebesar 0,63 satuan pada konstanta 11,33.

Model hubungan antara variabel gaya kepemimpinan dengan mutu pelayanan pasien rawat inap dengan model persamaan Ŷ = 11,33 + 0,63X3 dapat digambarkan seperti pada grafik 3.

Gambar 3

Gambar Regresi Linear Sederhana Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Dengan Mutu Pelayanan pasien rawat Inap Rumah Sakit Waled

Kekuat an hubungan ant ara variabel gaya kepemimpi nan (X3) dengan variabel m ut u pel a yanan pasi en rawat inap Rum ah S akit Wal ed (Y) ditunj ukkan ol eh koefisi en korelasi (ry 3) sebesar = 0,58. Uji keberarti an koefisi en korel asi dengan uji t diperol eh harga th i t u n g sebesar 6,70, sedangkan dari daftar t pada  = 0,01 dengan dk = 99 diperoleh harga ttabel = 2,36. Ol eh karena th i t u n g (6,70) > tt a b e l (2,36), maka koefisien korel asi sangat si gni fikan. Untuk lebih j elasn ya mengenai kekuatan hubungan X3 dengan Y dapat dilihat pada t abel 22.

Tabel 22

Rangkuman Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Mutu Pelayanan pasien Rawat Inap Rumah Sakit Waled

N ry3 thitung ttabel

= 0,05 = 0,01

101 0,58 6,70** 1,66 2,36

Keterangan

** = Koefisien korelasi sangat signifikan (th = 6,70 > tt = 2,36) ry3 = Koefisien Koefisien korelasi antara X3 dengan Y

0 100

0 1

Y

(27)

Berdasarkan hasi l penguji an si gni fikansi seperti t abel 4.9., tern yat a bahwa koefisi en korel asi ga ya kepemimpinan ( X3) dengan mutu pela yanan pasien rawat inap Rumah Sakit Wal ed (Y) sangat si gni fikan. Dengan demiki an hipot esis penelit ian dit erim a, dan temuan ini men yimpulkan bahwa hubungan posi tif ant ara ga ya kepemimpinan dengan mut u pel a ya nan pasi en rawat inap Rum ah S akit W al ed teruj i kebenarann ya. Dengan kat a l ain sem aki n demokrati s ga ya kepemim pinan di Rumah Sakit Waled, akan sem aki n baik m utu pel a yanan pasi en rawat Inap Rumah S aki t Wal ed..

Koefi sien det erm inasi adal ah kuadrat dari koefisi en korel asi ant ara vari abel g aya kepemimpi nan (X3) dengan vari abel mut u pel a yanan P asi en R awat Inap Rum ah S akit Wal ed (Y) yait u sebesar (ry 32)= (0,582 = 0,3306, yang m enunj ukkan bahwa 33,06 varians yang terjadi pada m utu pel a yanan pasien rawat i nap Rum ah Saki t Wal ed dapat dij el askan oleh varians gaya kepemimpinan melalui regresi Ŷ = 11,33 + 0,63X3.

Apabil a dil akukan pengontrolan terhadap variabel kom pet ensi profesional (X1) m aka diperol eh koefi sien korel asi parsi al (ry 3 . 1) parsi al sebesar 0,40. Harga th i t u n g = 4,37. Harga tt a b e l pada  = 0,01 dengan dk = 98, diperoleh harga tt a b e l= 2,36. Ol eh karena harga th i t u n g (4,37)> tt a b e l= 2,36, maka koefi sien korel asi parsial sangat si gnifi kan.

Apabil a dil akukan pengont rol an t erhadap variabel buda ya kerj a (X2) diperol eh koefi sien korel asi parsial (ry 3 . 2) sebesar = 0,41. Harga th i t u n g = 4,49, sedangkan hargat tt a b e l pada  = 0,01 dengan dk = 98, diperoleh harga tt a b e l= 2,36. Ol eh karena harga th i t u n g (4,49)> tt a b e l( 2,36), maka koefi sien korel asi parsial sangat si gnifi kan.

(28)

Oleh karena harga th i t u n g (3,40) > tt a b e l (2,36), berarti koefisien korel asi parsi al sangat si gni fikan. Selanj utn ya kekuat an korel asi parsi al ant ara X3 dengan Y jika vari abel lai nn ya dikont rol di rangkum pada tabel 23 berikut ini.

Tabel 23

Rangkuman Korelasi Parsial antara Gaya Kepemimpinan dengan Mutu Pelayanan Pasien rawat Inap Rumah Sakit Waled

n ry3.1 = Koefisien korelasi parsial X3 dengan Y, jika X1 dikontrol

ry3.2 = Koefisien korelasi parsial X3 dengan Y, jika X2 dikontrol

ry3.12 = Koefisien korelasi parsial X3 dengan Y, jika X1 dan X2 dikontrol Koefi sien korelasi parsi al tersebut menunjukkan bahwa bila dilakukan pengont rolan t erhadap vari abel bebas lainn ya, t et ap menunjukkan hubungan positi f ant ara ga ya kepemimpinan dengan mutu pel a yanan P asi en R awat Inap yang si gni fika n.

Gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang pimpinan Rumah Sakit Waled akan menjadi panutan, sehingga pegawai Rumah Sakit Waled akan menghasilkan pelayanan yang baik dalam melayani pasien rawat inap

4. Hubungan antara Kompetensi Profesional Tenaga Medis, Budaya Kerja,

dan Gaya Kepemimpinan secara Bersama-sama dengan Mutu Pelayanan

Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Waled

Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kompetensi profesiona tenaga medis l, budaya kerja dan gaya kepemimpinan dengan mutu pelayanan pasien rawat Inap di Rumah Sakit Waled.

(29)

untuk vari abel ga ya kepemimpi nan (X3), serta konst ant a a0 sebesar 4,20. Dengan demi ki an bent uk hubungan ant ara variabel bebas dengan

variabel terikat tersebut dapat digambarkan persamaan regresi Ŷ = 4,20

+ 1,60X1 + 0,25X2 + 0,30X3. Sebelum di gunakan untuk keperl uan prediksi, persam aan regresi ini harus dilakukan uji keberartian regresi.

Untuk mengetahui derajat keberartian persamaan regresi jamak, dilakukan uji F dan hasilnya dapat ditelaah pada tabel 24 berikut ini.

Tabel 24

Tabel ANAVA Uji Signifikansi Regresi

Ŷ = 4,20 + 1,60X1 + 0,25X2 + 0,30X3

Sumber Varians

dk JK RJK Fhitung Ftabel

= 0,05 = 0,01

Regresi 3 11878,39 11878,39 47,56** 3,94 6,90

Sisa 97 8075,38 83,25

Keterangan:

** = Regresi sangat signifikan (Fh = 47,56 > Ft = 6,90 pada  = 0,01) dk = derajat kebebasan

JK = Jumlah Kuadrat RJK = Rerata Jumlah Kuadrat

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi dan linearitas seperti pada tabel 4.17 disimpulkan bahwa regresi Ŷ = 4,20 + 1,60X1 + 0,25X2 + 0,30X3 sangat si gni fikan.

Kekuat an hubungan jam ak ant ara vari abel X1, variabel X2 dan vari abel X3 dengan vari abel Y m enghasil kan koefisi en korel asi sebesar Ry.123 = 0,77. Uji keberarti an dengan m enggunakan uj i F sebesar Fh i t u n g = 47,56. Untuk l e bih jel asn ya m engenai hubungan X1,X2,X3 dengan Y dapat dili hat pada t abel 25

Tabel 25

Rangku man Hubun gan an tara Kompetensi Profes ional Tenaga Med is, Bud aya Kerja, Gaya Kep emi mpi nan s ecara b ersama -sama

dengan Mu tu Pel ayanan pas ien Rawat Inap Ru mah Saki t Wal ed

N Ry.123 Fhitung Ftabel

= 0,05 = 0,01

(30)

Keterangan:

** = Koefisien korelasi sangat signifikan (Fh = 47,56 > Ft = 6,90) Ry.123 = Koefisien korelasi jamak antara X1, X2 , X3 dengan Y Y = Mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled X1 = Kompetensi profesional Tenaga Medis

X2 = Budaya kerja

X3 = Ga ya kepemim pinan

Dari hasil penguji an si gni fi kansi seperti pada t abel 4.18 di at as, dapat di ket ahui bahwa koefisi en korel asi jamak yang diperol eh dalam penelit ian i ni sangat si gni fi kan. Tem uan ini m embuktikan bahwa terdapat hubungan positif ant ara komp et ensi profesi onal Tenaga Medi s, buda ya kerj a, dan ga ya kepemim pinan secara bersam a dengan mutu pela yanan pasien rawat inap Rum ah Sakit Wal ed tel ah teruji kebenarann ya.

Koefisien determinasi adalah sebesar R2y.123 = 0,772 = 0,595. Ini menunjukkan bahwa 59,5% varians yang terjadi pada variabel mutu pelayanan pasien rawat inap dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh varians variabel kompetensi profesional Tenaga medis , budaya kerja, dan gaya kepemimpinan melalui regresi Ŷ = 4,20 + 1,60X1 + 0,25X2 + 0,30X3.

Melihat Koefisien determinasi yang cukup besar, yaitu 59,5 persen berarti selebihnya merupakan sumbangan variabel lain. Nilai persentase sumbangan kompetensi profesional tenaga medis , budaya kerja, dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama terhadap mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled cukup besar. Oleh karena itu faktor kompetensi profesional, budaya kerja, dan gaya kepemimpinan merupakan faktor yang dominan dalam meningkatkan mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled.

(31)

Tabel 26

Peringkat Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

n Koefisien Korelasi Parsial Peringkat 101 ry1.23 = 0,44 Pertama

101 ry3.12 = 0.34 Kedua

101 ry2.13 = 0,29 Ketiga

Kesimpulan:

Merujuk pada analisis dan pembahasan di atas, peneliti dapat menangkap beberapa kesimpulan, yakni:

1. semakin tinggi kompetensi profesional tenaga medis maka semakin baik mutu pelayanan pasien rawat inap. Demikian sebaliknya, semakin rendah kompetensi profesional tenaga medis maka semakin buruk mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled

2. semakin positif budaya kerja Rumah Sakit Waled maka akan semakin baik mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled , Demikian sebaliknya, semakin negatif budaya kerja Rumah Sakit Waled maka semakin buruk mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled.

3. semakin demokratis gaya kepemimpinan di Rumah Sakit Waled maka semakin baik mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled. Demikian sebaliknya, semakin otoriter gaya kepemimpinan di Rumah Sakit Waled maka semakin buruk mutu pelayanan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Waled .

4. semakin tinggi kompetensi profesional tenaga medis, semakin positif budaya kerja, dan semakin demokratis gaya kepemimpinan di Rumah Sakit Waled, maka semakin baik mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled . Demikian sebaliknya, semakin rendah kompetensi profesional tenaga medis, semakin negatif budaya kerja, dan semakin otoriter gaya kepemimpinan, semakin buruk mutu pelayanan pasien rawat inap Rumah Sakit Waled.

(32)

BIBLIOGRAFI

Anwar Prabu Mangkubumi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Depkes RI. 1998. Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Cacingan. Jakarta: Direkoran Jendral P2m & PLP.

Djojonegoro, Wardiman. 1996. Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Hlm: 37 – 38. Bandung: Remaja Rosda Karya

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 91 tahun 1993 tentang Pedoman Tata laksana Pelayanan Umum.

Gambar

Tabel 1 Jumlah Seluruh Pegawai Rumah Sakit Waled 2013
Gambar 1 Alur Hubungan Variabel Penelitian
Tabel 5 Instrumen Komponen Profesional
Tabel 7 Instrumen Gaya Kepemimpinan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Artikel terebut merupakan hasil penelitian para pemerhati/pakar/peneliti bidang matematika dan pendidikan matematika dari berbagai instansi di Indonesia, seperti

Untuk menjawab pertanyaan ekonomi di atas dan juga dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan barang dan jasa

Menurut Arikunto (2010, hlm.194) “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan pribadinya, atau

Based on the data from quasi experimental research at the second year students of MTS Futuhiyah 2 Mranggen, it can be seen that the students’ post test score in

Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan (realibility) yang

Pembahasan dibatasi pada penataan kembali modal sosial sebagai kekuatan yang dimiliki oleh para pengrajin, dan aspek kepercayaan sebagai bagian dari modal sosial

Hasil pengembangan produk berdasarkan mode Design and Development Research (DDR) yang dikembangkan oleh Richey &amp; Klein. Pada penelitian pengembangan awal, hanya

105 dimana dalam butir Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa (1) Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada sipewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh