• Tidak ada hasil yang ditemukan

GI TELUK LEMBU.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GI TELUK LEMBU.doc"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN OPERASI

(SOP)

GARDU INDUK TELUK LEMBU

NO. UPBSBT/PED/OPS/022/TLMBU

Februari 2011

PT PLN (PERSERO)

PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN SUMATERA UPB SUMATERA BAGIAN TENGAH

1

1

2

3

4

5

6

(2)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI TELUK LEMBU No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/022/TLMBU

Berlaku Efektif : Februari 2011

I. LEMBAR PENGESAHAN

No Nama Pembuat Pedoman Jabatan Tanda Tangan Tanggal

1 Hasanuddin, ST Asman Op UPB

Sumbagteng

2 Safnir BY Spv Pengendalian

Op Real Time

3 Ismail Hakim JE Pengendalian

Op Real Time

4 M Alfin Syukri JE Pengendalian

Op Real Time

5 Feri Mardani JE Pengendalian

Op Real Time

DIPERIKSA DAN DISAHKAN

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Asep Samsudin Manajer UPB Sumbagteng

Mukhiar M. Manajer UPT Pekanbaru

3

(3)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI TELUK LEMBU No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/022/TLMBU

Berlaku Efektif : Februari 2011

II. DAFTAR DISTRIBUSI

No. Bidang/Unit/Pelakasana Personil

1 P3B Sumatera Dispatcher P3BS

2 UPB Sumbagteng Manajer

Asman Operasi

Supervisor Perencanaan dan Evaluasi

Dispatcher UPB Sumbagteng

3 UPT Pekanbaru Manajer

Manajer Tragi

Operator Gardu Induk Teluk Lembu

III. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN

5

69

70

71

72

73

(4)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI TELUK LEMBU No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/022/TLMBU

Berlaku Efektif : Februari 2011

IV. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN

Revisi

ke Tanggal Halaman Paragraf Alasan Disahkanoleh Fungsi/Jabatan TandaTangan

1 Februari

2011 2, 3,4 & 5 Pemutakhiran SOP & Penambahan Instalasi Baru

Asep

Samsudin Manajer UPB SBT

*)

*) Catatan : Ruang/Space formulir catatan perubahan dokumen ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

7

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

(5)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI TELUK LEMBU No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/022/TLMBU

Berlaku Efektif : Februari 2011

KATA PENGANTAR

Pedoman Operasi Gardu Induk ini adalah Bahasa Kesatuan Operasional bagi Para Pelaku Operasi di Lingkungan PT PLN ( Persero ) P3B Sumatera yang sudah tergabung dalam Subsistem Sumbagteng guna diperolehnya operasi sistem yang handal, ekonomis dan aman serta diperolehnya kecepatan pemulihan sistem dari kondisi gangguan ke kondisi normal, dan yang lebih penting agar terhindar dari kesalahan operasi yang berakibat fatal terhadap peralatan maupun para pelaku operasi itu sendiri.

Wewenang dan tanggung jawab operasi antara kedua belah pihak dalam hal ini UPB Sumbagteng dan UPT Pekanbaru untuk menjalankan tugas masing-masing dituangkan di dalam pedoman ini.

Pedoman Operasi Gardu Induk edisi ini merupakan hasil kesepakatan dan pembahasan yang disesuaikan dengan kebutuhan operasi dan keadaan sistem mutakhir.

Pedoman operasi ini akan selalu dimutakhirkan mengikuti kebutuhan operasi dan perkembangan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.

Lubuk Alung , Februari 2011 Manajer UPB Sumbagteng

Asep Samsudin

9

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

(6)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA

PEDOMAN OPERASI GI KILIRANJAO UPB SUMBAGTENG

No. Dokumen : UPBSBT/PED/UPBS/M001/PO Berlaku Efektif : SEPTEMBER 2006

DAFTAR ISI

Halaman

I. LEMBAR PENGESAHAN...ii

II. DAFTAR DISTRIBUSI...iii

III. NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN...iii

IV. CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR...viii

1 PENDAHULUAN...1

1.1 Maksud dan Tujuan...1

2 TUGAS DAN WEWENANG...1

2.1 Operator Gardu Induk...1

3 KONDISI NORMAL...2

3.1 Konfigurasi Normal GI Teluk Lembu...2

3.2 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi Terencana...2

3.3 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi tidak Terencana...2

3.4 Rekonfigurasi Jaringan...3

4 KONDISI GANGGUAN...3

4.1 Padam Total ( tegangan hilang)...3

4.1.1 Operator Gardu Induk...3

4.2 Gangguan Parsial...4

4.2.1 Operator Gardu Induk...5

5 MENGATASI GANGGUAN...5

5.1 Operator Gardu Induk...5

6 KONDISI DARURAT...5

6.1 Operator Gardu Induk...5

7 KOMUNIKASI OPERASIONAL...5

7.1 Alur komunikasi...5

7.2 Media komunikasi berdasarkan urutan prioritas...6 11

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

(7)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI TELUK LEMBU No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/022/TLMBU

Berlaku Efektif : Februari 2011

8 ATURAN TAMBAHAN...6

8.1 Pengoperasian Instalasi Baru...6

8.2 Gangguan Internal Trafo...6

8.3 Gangguan Permanen pada Penghantar 150 kV...6

8.4 Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor...6

8.5 Gangguan UFR pada PMT 150 kV dan Penyulang 20 kV...6

8.6 Gangguan UVLS pada PMT 20 kV Trafo...6

8.7 Gangguan UVR pada PMT 20 kV Trafo...6

8.8 Gangguan OLS pada PMT 20 kV Trafo dan Penyulang 20 kV...6

8.9 Gangguan OVR pada PMT 150 kV...7

8.10Gangguan UVLS pada PMT 20 kV Trafo...7

8.11Gangguan UVR pada PMT 20 kV Trafo...7

8.12Lain – lain...7

KOSAKATA...8

13

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

(8)

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

PEDOMAN OPERASI GI TELUK LEMBU No. Dokumen : UPBSBT/PED/OPS/022/TLMBU

Berlaku Efektif : Februari 2011

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3–1 Konfigurasi GI Teluk Lembu...2 Gambar 4–1 PMT yang dibuka di GI Teluk Lembu saat hilang tegangan...4 Gambar 7–1 Alur Komunikasi...5

15

208

(9)

1 PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan SOP ini merupakan pedoman dan petunjuk bagi Dispatcher dan Operator Gardu Induk untuk melaksanakan manuver dalam mengatasi gangguan listrik pada instalasi yang sedang beroperasi di GI Teluk Lembu

Manuver pengoperasian dan manuver pembebasan pada instalasi tegangan tinggi, baik secara remote control (R/C) dari UPB Sumbagteng maupun secara lokal dari gardu induk adalah wewenang dan tanggung jawab Dispatcher UPB Sumbagteng.

Pelaksanaan manuver oleh Operator Gardu Induk merupakan pelimpahan wewenang dari Dispatcher UPB Sumbagteng atau dapat dikatakan Operator Gardu Induk sebagai kepanjangan tangan Dispatcher UPB Sumbagteng.

Pedoman Operasi ini bertujuan untuk mengatur koordinasi pekerjaan operasional yang berkaitan dengan Interkoneksi antara GI Teluk Lembu dan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.

2 TUGAS DAN WEWENANG

2.1 Operator Gardu Induk Manuver PMT 150 kV serta PMS Line dan Bus yang tidak dapat diremote dari Dispatcher UPB Sumbagteng, dilakukan oleh Operator Gardu Induk atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

3 KONDISI NORMAL

3.1

Konfigurasi Normal GI Teluk Lembu

GRDSK 2 GRDSK 1 GI TLMBU

(10)

Gambar 3–1 Konfigurasi GI Teluk Lembu

3.2 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi Terencana

Pemeliharaan instalasi penyaluran yang direncanakan dapat dilaksanakan setelah ada kesepakatan yang dibahas pada pertemuan bulanan antara PT PLN (Persero) P3BS, UPT Pekanbaru, UPB Sumbagteng, Cabang Pekanbaru dan Sektor Pekanbaru.

3.3 Pemeliharaan / Perbaikan Instalasi tidak Terencana

Pemeliharaan instalasi penyaluran yang tidak terencana dapat dilaksanakan setelah ada permintaan dari UPT Pekanbaru dan mendapat persetujuan UPB Sumbagteng. Jika terkait dengan pemadaman konsumen dan atau instalasi PLTD Aggreko Riau harus mendapat persetujuan dari Cabang Pekanbaru. PMS Terbuka PMS Tertutup PMT Terbuka PMT Tertutup B A 150 kV

PLTG Teluk Lembu Unit 1 16 MW Unit 2 16 MW Unit 3 17 MW TR 2 60 MVA F J ati PS F C en da na F M

TQ F Cem

ara F S uria n F M era nti F K ulim 20 kV Sp

are Exp F

(11)

Jika terkait dengan instalasi PLTG Teluk Lembu dan PLTD Teluk Lembu harus mendapat persetujuan dari Sektor Pekanbaru.

3.4 Rekonfigurasi Jaringan Untuk mempertahankan kondisi keandalan sistem atau untuk manuver keandalan dalam rangka pemeliharaan, maka dilakukan rekonfigurasi jaringan yang bersifat sementara, dan segera dikembalikan ke kondisi normal apabila pekerjaan pemeliharaan telah selesai. Pelaksanaan manuver pembebasan dan penormalan instalasi yang tidak dapat diremote dari Dispatcher UPB Sumbagteng, dilakukan oleh Operator Gardu Induk atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

4 KONDISI GANGGUAN

4.1 Padam Total ( tegangan hilang)

Jika terjadi gangguan hilang tegangan di Gardu Induk Teluk Lembu, Operator Gardu Induk harus memastikan bahwa penunjukan kV meter pada panel penghantar dan rel (busbar) menunjuk nol dan selanjutnya melaksanakan tugas sesuai dengan batas wewenangnya.

(12)

4.1.1 Operator Gardu Induk 1. Memberikan informasi sementara kepada UPB Sumbagteng bahwa Gardu Induk Teluk Lembu kehilangan tegangan,

2. Membuka PMT-PMT untuk persiapan pengiriman atau penerimaan tegangan dari Gardu Induk lain. Pembukaan PMT-PMT tersebut di atas dilakukan secara manual oleh Operator Gardu Induk. PMT-PMT yang dibuka yaitu :

1. PMT 150 kV Pht Garuda Sakti 2,

2. PMT 20 kV semua Penyulang kecuali PS, Feeder Cendana, Express Feeder Gubernur, PMT 20 kV PLTG Riau Power, PMT 20 kV PLTD Aggreko Riau, PMT 20 kV PLTD Teluk Lembu.

3. Mencatat dan mereset semua indikator dan rele yang muncul,

4. Menyesuaikan tap Trafo,

5. Melaporkan kepada Dispatcher UPB Sumbagteng bahwa Gardu Induk Teluk Lembu sesuai dengan SOP dan siap menerima tegangan.

GRDSK 1

GRDSK 2 GI TLMBU

B A

150 kV

PLTG Teluk Lembu Unit 1 16 MW Unit 2

16 MW Unit 3

17 MW

TR 2 60 MVA

F J

ati F Cen

da

F M

TQ F Cem F Suria F Mera F Kulim

20 kV

Sp

are Exp F

ee

Ex

p F

ee

Ex

p F

ee

F K

ura F Aka

sia

F P

lay

w

F S

un

gk

A B

TR 1 60 MVA

(13)

Gambar 4–2 PMT yang dibuka di GI Teluk Lembu saat hilang tegangan

4.2

Gangguan Parsial Jika terjadi gangguan parsial atau PMT trip, operator harus memastikan indikator PMT tersebut dalam posisi keluar.

4.2.1 Operator Gardu Induk 1. Memberikan informasi sementara kepada

UPB Sumbagteng bahwa telah terjadi gangguan,

2. Mencatat dan mereset semua indikator dan rele yang muncul,

3. Melaporkan kepada Dispatcher UPB Sumbagteng bahwa instalasi yang terganggu siap menerima tegangan.

5 MENGATASI GANGGUAN

5.1 Operator Gardu Induk Menutup kembali PMT pada butir 4.1.1 dan 4.2 atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

6 KONDISI DARURAT

6.1 Operator Gardu Induk Jika terjadi kondisi darurat pada instalasi tegangan tinggi, Operator Gardu Induk dapat segera membebaskan peralatan dari tegangan dan selanjutnya melaporkan segera kepada Dispatcher UPB Sumbagteng.

7 KOMUNIKASI OPERASIONAL

7.1

Alur komunikasi Dalam pengoperasian Sistem Tenaga Listrik

di Sistem Sumbagteng, baik dalam kondisi normal maupun gangguan digambarkan sebagai berikut :

DISPATCHER UPB SUMBAGTENG

PS

PLTG Riau Power 20 MW PLTD

Aggreko Riau 50 x 0,85 MW PLTD

Teluk Lembu 5 MW PMS Terbuka

PMS Tertutup PMT Terbuka PMT Tertutup

PMS Terbuka PMS Tertutup PMT Terbuka PMT Tertutup

(14)

Gambar 7–3 Alur Komunikasi

7.2

Media komunikasi

berdasarkan urutan prioritas

1. Radio, 2. PLC,

3. Telepon Telkom, 4. HP (Hand Phone).

8 ATURAN TAMBAHAN

8.1 Pengoperasian Instalasi

Baru Mengacu kepada SOP Pengoperasian InstalasiBaru.

8.2

Gangguan Internal Trafo Pengoperasian kembali trafo yang trip dengan indikasi Differensial, REF, Bucholz, Jansen, Sudden Pressure, Fire protection harus dikonfirmasi siap operasi oleh Asman Ophar atau Manajer Tragi ke Asman Operasi dan Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.3

Gangguan Permanen pada Penghantar 150 kV

Pengoperasian kembali penghantar 150 kV yang trip dengan indikasi Auto Reclose Final trip atau SOTF harus dikonfirmasikan siap operasi oleh Asman Ophar atau Manajer Tragi, setelah ada pemeriksaan di jaringan, ke Asman Operasi dan Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.4

Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor

Pengoperasian Reaktor dan Kapasitor untuk pengaturan tegangan atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.5

Gangguan UFR pada PMT 150 kV dan Penyulang 20 kV

Pengoperasian kembali PMT 150 kV dan penyulang 20 kV yang trip dengan indikasi Under Frekwensi Rele (UFR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.6 Gangguan UVLS pada

PMT 20 kV Trafo Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafo yang tripdengan indikasi Under Voltage Load Shedding (UVLS) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng. 8.7 Gangguan UVR pada PMT

(15)

perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.8

Gangguan OLS pada PMT 20 kV Trafo dan Penyulang 20 kV

Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafo dan penyulang 20 kV yang trip dengan indikasi Over Load Shedding (OLS) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.9 Gangguan OVR pada PMT

150 kV Pengoperasian kembali PMT 150 kV yang tripdengan indikasi Over Voltage Rele (OVR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.10 Gangguan UVLS pada PMT

20 kV Trafo Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafo yang tripdengan indikasi Under Voltage Load Shedding (UVLS) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng. 8.11 Gangguan UVR pada PMT

20 kV Trafo Pengoperasian kembali PMT 20 kV Trafo yang tripdengan indikasi Under Voltage Rele (UVR) atas perintah Dispatcher UPB Sumbagteng.

8.12 Lain – lain Semua Pedoman Operasi Gardu Induk terdahulu yang tidak sesuai dengan pedoman operasi ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Lubuk Alung, Februari 2010

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT PEKANBARU

MANAJER,

MUKHIAR M.

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPB SUMBAGTENG

MANAJER,

(16)

KOSAKATA

Blackout : Padam total

Dispatcher P3BS : Pelaksana pengendali operasi P3BS

Dispatcher UPB Sumbagteng : Pelaksana pengendali operasi UPB Sumbagteng

GI : Gardu Induk

KV : Kilo Volt

MVA : Mega Volt Ampere

Operator Gardu Induk : Pelaksana operasi di pusat listrik / gardu induk

PMS : Pemisah (disconnecting switch)

PMS tanah : Earthing switch

PMT : Pemutus tenaga (circuit breaker)

SCADA : Supervisory Control And Data Acquisition

SUTT : Saluran Udara Tegangan Tinggi

UPB Sumbagteng : Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian Tengah

UPT Pekanbaru : Unit Pelayanan Transmisi Pekanbaru

Feeder : Penyulang

31

239

Gambar

Gambar 3–1  Konfigurasi GI Teluk Lembu
Gambar 4–2  PMT yang dibuka di GI Teluk Lembu saat hilang teganganPMS Tertutup

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 dimaksudkan untuk

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS 16.0.. Tabel 4.2

Berdasarkan teori-teori yang telah disampaikan, maka dapat diasumsikan bahwa pengawas madrasah sebagai input dalam penelitian merupakan tenaga kependidikan dan

Demodulasi fase adalah proses pelepasan suatu sinyal informasi dari sinyal pembawa dimana sinyal yang termodulasi berubah sesuai dengan fase sinyal informasinya.. 2.2 Kelebihan

Perkuliahan ini bertujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa memahami teori peluang secara lebih mendalam dengan pendekatan aksioma... Lingkup bahasannya meliputi:

Pada pengobatan anemia megaloblastik dalam kehamilan sebaiknya diberikan terapi oral asam folat bersama-sama dengan zat besi. Tablet asam folat diberikan dalam dosis 5-10

Namun setelah dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dalam Pasal 1 butir 2 menjelaskan

Hasil dari penelitian menyatakan kondisi kapasitas beberapa ruas jalan di Kecamatan Tembalang masih dapat menampung arus lalu lintas dan beberapa ruas jalan lainnya