• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN RATA-RATA TEKANAN DARAH PADA PERAWAT DENGAN KERJA SHIFT PAGI, SIANG DAN MALAM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN RATA-RATA TEKANAN DARAH PADA PERAWAT DENGAN KERJA SHIFT PAGI, SIANG DAN MALAM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN RATA-RATA TEKANAN DARAH PADA PERAWAT DENGAN

KERJA SHIFT PAGI, SIANG DAN MALAM DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Mukhlis Fauzi1, Handoyo2, Madkan Anis3

1,,3Jurusan Keperawatan STKes Muhammadiyah Gombong

2 Prodi Keperawatan Purwokerto

ABSTRACT

Blood pressure is remaining problem for people who have overload activity during work time. This situation is not only happened for people who have work time in the night and afternoon, but also in the morning shift duty. Base on the result of the preliminary interview with the nurses in PKU Muhammadiyah Gombong general hospital, they declare that the have experience of work hard in the evening shift and they have disturbance of sleeping time after night.It can be concluded that it will make the disturbance of human physiology, so that it will influence of human blood pressure.

The aim of this study is to show the blood pressure differences of nurses who work in the morning, afternoon and night shift duty at the PKU Muhammadiyah Gombong general hospital This research was applying descriptive analysis by non-randomized control group pretest posttest design. The population of the study consists of 75 nurses who work medical and surgical ward at PKU Muhannadiyah Gombong general hospital. Purposive sampling method was used to take sample. Of 37 nurses were involved in this study. The data were taken from the sample by measuring blood pressure in each work shift before and after working and the analysis was used paired t-test and Analysis of Varian (ANOVA).

The result shows that there were significant differences of blood pressure after and before morning, afternoon and night shift duty at p 0.000 by paired t test analysis, meanwhile there were also significant differences of blood pressure during morning, afternoon and night shift duty at p=0.000. There are significant differences of blood pressure after and before morning, afternoon and night shift duty. Meanwhile there are also significant differences of blood pressure during morning, afternoon and night shift duty

Keywords: Blood Pressure nurses, Morning Shift, Afternoon Shift And Night Shift duty

PENDAHULUAN

Bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap

orang atau masyarakat untuk

mempertahankan hidup dan

kehidupannya. Agar dapat bekerja

secara baik, setiap orang

memerlukan dukungan

kemampuan kerja, seperti tenaga yang diperoleh dan gizi yang baik,

serta kondisi lingkungan kerja. Pada hakekatnya agar seseorang

atau kelompok pekerja dapat

bekerja secara sehat diperlukan upaya untuk menyerasikan ketiga kemampuan utama yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja. WHO menerapkan bahwa

tatanan yang universal untuk

(2)

adalah keluarga, institusi pendidikan dan tempat waktu kerja (Stanhope, 1998).

Tenaga kerja merupakan

kelompok individu yang terlibat

dalam kegiatan kerja dan

mengharapkan imbalan dalam

bentuk upah kerja. Di Indonesia ketentuan dalam lama kerja yang

dituangkan dalam peraturan

pemerintah adalah 8 jam sehari atau 40 jam dalam 1 minggu. Pemajanan terhadap tenaga kerja beserta lingkungan kerjanya secara terus menerus akan meningkatkan beban fisik dan psikologis bagi

tenaga kerja yang akhirnya

menyebabkan penyakit akibat kerja (Wisaksono, 2004).

Upaya keselamatan dan

kesehatan kerja di dalam sebuah

perusahaan atau organisasi

merupakan suatu keharusan.

Digolongkan suatu keharusan

sehubungan dengan hak-hak

pekerja adalah salah satu unsur yang berhadapan langsung dari berbagai pihak dari pekerjaan dan

kemajuan teknologi. Hal ini

menunjukan bahwa tenaga kerja

adalah aset utama suatu

organisasi, karena selain sebagai pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi sewajarlah bagi tenaga

kerja disediakan perlindungan,

pemeliharaan kesehatan dan

perkembangan kesejahteraan atau jasmani sosial.

Demi alasan ekonomi, giliran kerja (shift working) saat ini menjadi suatu yang wajar bahkan meningkat kepentinganya. Proses industri baik di sektor manufaktur atau jasa dikatakan ekonomis jika menggunakan bentuk mekanisme kerja demikian. Namun demikian manusia sebagai makhluk siang tentunya akan menemui beberapa

kendala psikologis dalam

mengawali sistem giliran kerja yang

demikian, hal ini disebabkan

karena organisme manusia berada pada fase lergitropici (saat bekerja), karena organisme manusia berada

pada malam hari dan fase

tropotropik (saat pengembalian dari pergantian energi) pada malam hari, padahal secara umum dapat

dikatakan, para pekerja yang

mengalami umumnya (day

workers). Ciri utama shift kerja adalah terletak pada sistemnya yang selalu berkesinambungan dan pergantian shift dan jam kerja telah

ditentukan ( ILO, 1983),cit

(Inhiarto, 2006).

Pada penelitian yang

dilakukan oleh (Darliah, Handoyo, dan Asti, 2007), dengan judul

Hubungan antara stress dan

kepuasan kerja terhadap kinerja perawat di IGD dan ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong, pada 25

perawat. Rata-rata responden

mengalami stress sedang dengan kepuasan kerja cukup dan kinerja cukup. Stress yang timbul dari tuntutan pekerjaan dan hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja suatu pekerjaan, akan terpapar stress yang bisa menaikan tekanan darah sepintas dan hipertensi dini cenderung reaktif (Darliah, dkk, 2007).

Perubahan ini berdampak pada perubahan fungsi biologis dan

kesehatanya. Hal ini mudah

dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran suhu badan, nadi, tekanan darah dan lain dari orang yang bekerja malam, dari pada orang yang bekerja pada siang hari

(Sam’maur, 1996).Penurunan

tekanan darah dari tekanan mula-mula dapat berefek negatif bagi para perawat yang sedang bekerja

karena risiko kesalahan kerja

(3)

penurunan kesigapan waktu kerja.

Hal ini dapat mengakibatkan

kecelakaan kerja seperti

memecahkan alat, pada waktu bekerja. Bahkan dapat berakibat lebih fatal yaitu kesalahan dalam memberikan obat, seperti dosis dan

identitas. Dengan demikian di

samping dapat mengakibatkan

kerugian fisik atau meterial bagi perawat juga dapat berakibat fatal bagi pasien (Comuniti, 2007).

Adanya penurunan tekanan darah dalam kurun waktu yang relatif lama dan terus-menerus

cenderung akan menimbulkan

keadaan-keadaan psikologis berupa

lemah jantung yang nantinya

berpengaruh pada produkfitas para tenaga kerja itu sendiri maupun tempat kerjanya sehingga harus diusahakan cara kerja yang sesuai

dengan anjuran dan program

kesehatan kerja.

Berdasarkan studi

pendahuluan pada bulan Januari 2008, terhadap 12 perawat di

ruang rawat inap RS PKU

Muhammadiyah Gombong, yang diwawancarai mengatakan, terjadi peningkatan beban kerja pada shift sore, terjadi ganguan jam tidur

setelah shift malam. Perawat

mengatakan apabila setelah shift malam kepala terasa pusing dan nafsu makan berkurang, serta

penglihatan berkunang-kunang

setelah shift pagi. Adapun untuk menangani kelelahan di malam

hari dari pihak RS PKU

Muhammadiyah Gombong

menyediakan satu bungkus sarimi dan satu telur, untuk di konsumsi pada waktu perawat merasa lapar

atau membutuhkannya. Tetapi

beban kerja selalu berubah dan

berbeda setiap shiftnya, juga

walaupun sama shift, berbeda pula beban kerjanya tergantung banyak

atau sedikit jumlah pasien.

Berdasarkan wawancara dengan para perawat dan dilihat dari jawaban yang penulis peroleh, dapat disimpulkan bahwa akan terjadi bioritme tubuh yang tidak setabil pada masing-masing kerja shift, sehingga akan berpengaruh

pada kesehatan perawat

kedepanya.

Mengingat tanggung jawab dan beban kerja pada perawat dengan pembagian tiga shift dalam sistem pembagian jam tersebut yaitu : shift pagi 7 jam, shift siang 6 jam, dan shift malam 11 jam. Sehingga perawat yang mengalami bekerja pada shift pagi, siang dan

malam akan menimbulakan

permasalahan terutama yang

berkaitan dengan kesehatan badan dan daya kerjanya, misalnya pada

tekanan darah pada jangka

panjang. Berdasarkan uraian di

atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai: perbedaan rata-rata tekanan darah pada perawat dengan kerja shift pagi, siang dan malam di ruang

rawat inap RS PKU

Muhammadiyah Gombong.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

bahwa permasalahan dalam

penelitian yaitu: Adakah perbedaan

rata-rata tekanan darah pada

perawat dengan kerja shift pagi, siang, malam di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gombong. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan rata-rata

tekanan darah pada perawat

dengan kerja shift pagi, siang dan malam di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gombong.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian

(4)

pemikiran dan penentuan matang

tentang hal-hal yang akan

dilakukan sebagai landasan

berpijak serta dapat pula dijadikan dasar penelitian baik oleh peneliti

sendiri maupun orang lain

terhadap kegiatan penelitian

(Arikunto, 2006).

Jenis penelitian ini adalah

penelitian observasional.

Rancangan penelitian yang

digunakan adalah non-randomized control group pretest – postest design. Desain ini digunakan untuk membandingkan hasil tindakan, dimana desain ini dibagi menjadi

dua kelompok yaitu kontrol

sebelum dan kontrol sesudah, yang keduanya diukur sebelum dan sesudah bekerja shift pada pagi,

siang dan malam dengan

pengambilan sampel tidak

dilakukan secara acak atau

random (Notoatmodjo, 2005).

Populasi dalam penelitian ini

adalah semua perawat di ruang

rawat inap RS PKU

Muhammadiyah Gombong

sejumlah 75 perawat.Sampel

adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu

untuk bisa memenuhi dan

mewakili populasi. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive

sampling. Purposive sampling

adalah dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Tehnik ini biasanya

dilakukan oleh penulis karena

beberapa pertimbangan karena

keterbatasan waktu, tenaga dan

dana, sehingga tidak dapat

mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006).

Besar sampel dalam

penelitian ini menggunakan

Nomogram Harry King (Sugiono, 2002).

Rumus Nomogram Harry King : n = P X N

Muhammadiyah, Gombong.

Dengan besar P = 50 %

Jadi n = 50/100 X 75

n = 37.5

n = 37.5 dibulatkan menjadi 37.

Untuk menjawab tujuan

penelitian ini maka dilakukan

analisa data terhadap tekanan darah responden. Analisis data bertujuan untuk menggambarkan

karakteristik responden serta

mengetahui adakah perbedaan

tekanan darah sebelum dan

sesudah bekerja shift.Analisis

bivariat digunakan untuk

mengetahui adakah perbedaan

rata-rata tekanan darah pada

perawat dengan kerja shift pagi, siang dan malam di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gombong. Analisa bivariat yang digunakan adalah mengunakan uji-t, dengan rumus uji t-(test) untuk

membandingkan perbedaan

(5)

perbedaan tekanan darah antara shift pagi, siang dan malam.

HASIL PENELITIAN DAN

BAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukan perbedaan tekanan darah sebelum

dan sesudah bekerja shift pagi, siang dan malam pada perawat dapat dilihat dari uji t-test sebagai berikut:

Perbedaan T ekanan Darah Sistole ,Diastole Sebelum dan Sesudah Shift Pagi,

siang dan malam

Tabel 1. Perbedaan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Shift Pagi, siang dan malam

Tekanan Darah

Mean

N

t

p

Sistol Pagi Pre test 104,59 37 - 4,288 0,00

Post test 108,51 37

Diastole Pagi Pre test 71,81 37 - 3,654 0,00

Post test 75,78 37

Sistol Siang Pre test 104,11 37 - 5,090 0,00

Post test 108,22 37

Diastole Siang Pre test 71,59 37 - 4,558 0,00

Post test 75,27 37

Sistol Malam Pre test 106,16 37 3,943 0,00

Post test 101,16 37

Diastole Malam Pre test 72,92 37 4,701 0,00

Post test 69,78 37

Berdasarkan tabel diatas

menunjukan bahwa nilai

probabilitas <0,05 dengan uji paired t test yang berarti ada perbedaan tekanan darah sebelum

dan sesudah bekerja shift pagi, siang dan malam pada perawat pada tekanan darah systole dan diastole.

Hasil perbedaan tekanan darah antara sebelum dan sesudah bekerja shift

pagi, siang dan malam pada perawat dapat dilihat dari uji Anova sebagai

berikut:

Tabel 2. Perbandingan Tekanan Darah Antara Sebelum dan Sesudah Bekerja Shif Pagi, Siang dan Malam

Pengukuran Tekanan Darah

Mean N F P

Sistol pagi 106,55

37 11,771 0,000

Sistol siang 106,16

Sistol malam 103,66

Diastol pagi 73,79

37 21,297 0,000

Diastol siang 73,43

Diastol malam 71,35

Berdasarkan tabel diatas

tampak bahwa nilai probabilitas <0,05 yang berarti ada perbedaan

tekanan darah sebelum dan

sesudah bekerja shift pagi, siang dan malam pada perawat. Setelah

dilakukan pengolahan

mengunakan tuskey HSD diperoleh

untuk sistole pagi dan siang

(6)

aktifitas di pagi dan siang hari, sehinga untuk shift pagi dan siang

perbedaan tekanan darahnya tidak terlalu menonjol.

Rata-Rata Tekanan Darah Sistole,

Diastole Sebelum dan Sesudah

Shift Siang

Hasil pengukuran rata-rata tekanan darah sistole maupun diastole sebelum bekerja shift siang sebesar 104,11 / 71,591 mmHg sebelum dan 108,22 / 75,27 mmHg sesudah. Dengan masing-masing perbedaan shift pagi 5,050 / -4,558, rata-rata tekanan darah akhir (setelah bekerja shift pagi) selama 3 hari adalah 106,16 / 73,43 mmHg. Dalam hal ini khusus tekanan darah sistole mengalami peningkatan sampai -5,050 mmHg yang masih dalam kondisi normal

yaitu 100 mmHg, sedangkan

tekanan darah diastole masih

dalam batas normal yaitu 73,43 dibandingkan dengan nilai normal dari minimal 60 mmHg.

Secara umum semua fungsi tubuh berada dalam keadaan siap

digunakan pada siang hari.

Sedangkan malam hari adalah

waktu untuk istirahat dan

pemulihan sumberdaya energi

tubuh. Funsi tubuh yang ditandai dengan circardian adalah tidur,

kesiapan untuk bekerja dan

banyak proses otonom, funsi

vegetatif seperti metabolisme,

temperatur tubuh, detak jantung dan tekanan darah. Semua funsi manusia yang telah di pelajari menunjukan siklus harian yang teratur, sehingga untuk shift siang peningkatanya masih dalam posisi yang stabil.

Dari hasil pengujian statistik

dengan uji t-test menunjukan

adanya nilai probabilitas 0,05 yaitu sistole 0.000 dan diastole 0,000

yang berarti ada perbedaan

tekanan darah sebelum dan

sesudah bekerja shift siang pada

perawat. Adapun perbedaanya

dapat dilihat dari mean tekanan darah pada setiap hari sebelum dan sesudah bekerja shift siang selama satu periode pada tabel di atas.

Rata-Rata Tekanan Darah Sistole,

Diastole Sebelum dan Sesudah

Shift Malam

Hasil pengukuran rata-rata tekanan darah sistole maupun diastole sebelum bekerja shift malam sebesar 106,16 / 72,92 mmHg sebelum dan 101,16 / 69,78 mmHg sesudah. Dengan masing-masing perbedaan shift pagi 3,943 / 4,701, rata-rata tekanan darah ahir (setelah bekerja shift pagi) selama 3 hari adalah 103,66 / 71,35 mmHg. Dalam hal ini khusus tekanan darah sistole mengalami

penurunan mendekati kondisi

normal yaitu 100 mmHg,

sedangkan tekanan darah diastole masih dalam batas normal yaitu 69,78 dibandingkan dengan nilai normal dari minimal 60 mmHg.

Variabel utama manusia

yang berkaitan dengan kerja shift adalah cicardian rytm. Funsi-fungsi

tubuh yang meningkat dan

menurun pada malam hari

termasuk temperatur tubuh, detak

jantung, tekanan darah,

kemampuan mental, produksi

adrenalin dan kemampuan fisik. (Shift_Work, 2008)

Beberapa efek shift terhadap tubuh.

1) Mempengaruhi kualitas

tidur

2) Kurangnya kemampuan

(7)

3) Mempengaruhi kemampuan mental.

4) Ganguan kegelisahan

5) Ganguan saluran

pencernaan

Dari hasil pengujian statistik

dengan uji t-test menunjukan

adanya nilai probabilitas 0,05 yaitu sistole 0.000 dan diastole 0,000

yang berarti ada perbedaan

tekanan darah sebelum dan

sesudah bekerja shift siang pada

perawat. Adapun perbedaanya

dapat dilihat dari mean tekanan darah pada setiap hari sebelum dan sesudah bekerja shift malam selama satu periode pada tabel di atas.

Rata-Rata Tekanan Darah Sistole,

Diastole Sebelum dan Sesudah

Shift Pagi , Siang dan Malam

Hasil perbandingan rata-rata tekanan darah shift pagi, siang dan malam di dapatkan nilai F : 11,771 sistole dan F : 31,297 diastole dengan tingkat signifikasi 0,000. dari hasil pengujian statistik

dengan ANOVA menunjukan

adanya nilai signifikasi 0,000 yang berarti ada perbedaan tekanan

darah sebelum dan sesudah

bekerja shift pagi, siang dan malam

pada perawat. Adapun

perbedaanya dapat dilihat dari mean tekanan darah pada setiap hari selama satu periode pada tabel diatas.

Hasil penelitian tersebut

diatas menunjukan bahwa

perbedaan tekanan darah terjadi setiap hari selama satu periode, penurunan tekanan darah terjadi setiap hari selama satu periode,

penurunan tekanan darah

disebabkan karena perawat yang bekerja malam hari mengalami

perubahan fungsi jasmani

circardian yang menurun pada

malam hari. Penurunan fungsi fisiologis tersbut antara lain

menurunya denyut jantung,

volume pernafasan, kelemahan

fisik dan lain-lain (Sylvia & Wilson, 1996).

Tekanan darah dipengaruhin oleh kekuatan dan volume darah dari jantung, kontraksi otot dalam, dinding arteri. Dengan adanya

penurunan fungsi fisiologis

terutama penurunan denyut

jantung yang berfungsi memompa

darah ke aorta, selanjutnya

keseluruh tubuh juga akan

mengalami penurunan. Selain itu dengan penurunan kapasitas fisik

atau kelemahan otot, maka

kekuatan kontraksi dinding arteri juga akan mengalami penurunan. Sehingga darah yang akan kembali

ke jantung berkurang dan

pembagian darah ke tubuh juga

berkurang, akhirnya terjadi

penurunan tekanan darah

(Ganong, 1998).

Hal lain yang dapat

mempengaruhi naik turunya

tekanan darah adalah cukup

tidaknya istirahat setelah bekerja pada malam hari yaitu tidur pada siang hari dengan memperhatikan

kuantitas dan kuanlitas.

Penurunan tekanan darah ini

kemungkinan akan berpengaruh pada kondisi kesehatan perawat

(ILO, 1983). Hal lain dapat

diperkuat adanya keluhan yang dialami perawat selama bekerja atau setelah bekerja malam yaitu

pusing, gangguan pencernaan,

cepat lelah, penurunan nafsu

makan dan sulit tidur.

Penangulangan yang dapat

(8)

1) Perbaikan ritme cicardian di

pengaruhi oleh faktor

permeliharaan yaitu dengan

beristirahat yang cukup baik

kualitas maupun kuantitas

tidur nyeyak di siang hari dengan waktu minimal 6 jam.

Namun dari analisis EEG

menunjukan kualitas tidur di siang hari kurang dibuktikan dengan banyak gerakan tubuh saat tidur. Untuk itu perbalikan ritme circardian terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah bekerja shift malam.

2) Mengatur waktu kerja shift

malam sependek mungkin yaitu maksimal 3 hari dengna satu hari istirahat

3) Menyediakan waktu untuk

kehidupamn santai bersama

keluarga dan kontak sosial lainya

4) Menjaga kesehatan seoptimal

mungkin

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tekanan

darah sebelum dan sesudah

bekerja shift pagi, shift siang dan shift malam pada perawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong.

Saran

1. Bagi Rumah Sakit

a) Mempertimbangkan

kesejahteraan perawat

terutama yang bekerja shift

malam dengan

memperhatikan kesehatan

melalui pembatasan waktu shift antara satu hari sampai 2 hari atau maksimal 3 hari

b) Dari satu rotasi dengan

interval waktu 3 atau 4

minggu sekali diselingi

istirahat satu hari setiap pergantian shift

c) Pemberian informasi (pada

saat meeting atau apel)

mengenai jam biologi,

cyrcardian rhytm dan

pentinya istirahat tidur.

d) Peberian makanan dan

minuman yang cukup untuk

mengimbangi banyaknya

energi yang hilang selama bekerja

2. Bagi Perawat

a) Perawat hendaknya

beristirahat atau tidur yang cukup setelah melaksanakan

shift malam dengan

memperhatikan kualitas dan kuantitas tidur

b) Perawat hendaknya

beristirahat yang cukup

pada saat melaksanakan

shift siang dengan

memperhatikan kondisi

puncak cyrcardian rhytem c) Perawat hendaknya menjaga

kondisi kesehatan dengan

memperhatikan makanan

yang dikonsumsi serta

konsumsi cairan yang

cukup.

DAFTAR PUSTAKA

AlUmah, Basirun. 2006. Metodologi Penelitian. Lembaga Penelitian.

Pengembangan dan

Pengabdian Masyarakat :

Gombong.

Ali, Z. 2001. Pengantar

Keperawatan Professional. Depok.

Bangun, A. P. 2003. Terapi Jantung dan Ramuan Tradisional Untuk Hipertensi. P.T. Rinneka Cipta : Jakarta.

(9)

nsi Akibat Kerja.html. Diakses Tanggal 28 Desember 2007 Jam 22.00 WIB.

Darliah, Luky. 2007. Hubungan

Antara Stres dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat di IGD dan ICU RS

PKU Muhammadiyah

Gombong. Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Gombong. Dempsey, Patricia, Ann& Artur.

Dempsey. 2002. Riset

Istianto, Harfinto. 2006. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Bekerja Shift Malam Pada Perawat Wanita di RSU Kabupaten Magelang. Program

Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Negeri Semarang.

LCC. 2001. The Shift Workers

Perspective. http//www.shift-work.com/shiftwork.html. Diakses Tanggal 28 Desember 2007 Jam 22.00 WIB.

Majalah Human Capital No. 22.

2006. Menjaga Keseimbangan

Jiwa.

http://www.portalhr.com/Hip

ertensi Akibat Kerja.html.

Diakses Tanggal 28 Desember 2007 Jam 22.00 WIB.

Masud, Ibnu. M. S. 1996. Dasar-Dasar Kardio faskuler. EGC : Jakarta.

National Sleep Foundation. 2008. Day Nigt Strategies For Shift

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005.

Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta : Jakarta.

Purwanto. 1998. Menuju

Keperawatan Professional. Akper Depkes: Semarang.

Powersleep Organization. 2008.

Pengaruh Shift Malam

Terhadap Tidur.

http://www.Powersleep.org/s

hiftwork.html. Diakses

Tanggal 15 Febuari 2008, Jam 23.00. WIB.

Rizaldy, Pinzon. 1999. Indeks

Massa Tubuh sebagai Faktor Risiko Hipertensi pada Usia Muda. Fakultas Kedokteran

Universitas Gadah Mada,

Yogyakarta.

http//www.bebankerja.com/s

hiftwork.html. Diakses

Tanggal 15 Desember, 2007, Jam 23.00. WIB

RS PKU Gombong. 2008. Uraian

Tugas Bidang Keperawatan. RS PKU Gombong.

Suma’mur, PK. 1996. Higiene

Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Toko Gunung Agung : Jakarta.

Sambudi, S. 2005. Hubungan

Beban Kerja Terhadap Kecelakaan Akibat Kerja Pada Ibu yang Mengalami Menstruasi.

http//www.bebankerja.com/s

hiftwork.html. Diakses

Tanggal 15 Febuari 2008, Jam 23.00. WIB.

(10)

Stanhope, Marcia. 1998. Perawatan Kesehatan Masyarakat, Suatu Proses dan Praktek Untuk Peningkatan Kesehatan. Asama : Bandung.

Sugiyono. 2006. Pengaruh

Pemberian Meditasi dengan Relaksasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hipertensi di Pantai Wreda Wening Wardoyo Ungaran. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfa Beta : Bandung.

Suharsini, Arikunto. 2006.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta : Jakarta.

Sustrani, L. dkk. 2004. Hipertensi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Sutisno, Hemawan. 1997.

Gangguan System Endokrin,. EGC. Jakarta

Sylvia A. Prince dan Lorraine M. Wilson. 1996. Patofisilogi Edisi 4. EGC : Jakarta.

Tapan, Erik. 2004. Kesehatan

Keluarga Penyakit Ginjal dan Hipertensi. Gramedia : Jakarta.

Wisaksono, Satmoko. 2004. Resiko Pemajanan Benzen terhadap Pekerja dan Cara Pemantauan Biologis. Departemen

Kesehatan RI.

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Shift Pagi, siang dan

Referensi

Dokumen terkait

Akunt nsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara “ menjadi suatu program pendidikan profesi akuntansi yang unggul dan sesuai dengan.

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Patiar, Sri Rustiyaningsih, dan Dwi Handayani (2014) tentang Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Merapi Kabupaten Klaten adalah instansi dibawah Pemerintah Daerah yang bergerak dibidang jasa pelayanan air minum, dalam melayani

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui proses komunikasi dalam jasa pelayanan Klinik Agribisnis pada Prima Tani di Kecamatan Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor, (2)

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari 13 variabel, yaitu : kepuasan kerja pegawai, sebagai variabel terikat (dependent variable), varibel- variabel sumber kekuasaan

[r]

mengumumkan pemenang pada e-lelang sederhana pascakualifikasi sistem gugur untuk pekerjaan:3. Nama Paket

Begitu juga hasil dari sadapan getah dengan garapan 25Ha dengan hasil sadapan dalam 1 Ha sebanyak 1 drum jurigen yang berisi sampai 22-30Kg per harinya maka hasil