• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Kesiswaan Berdasarkan Model Discrepancy di SDN 1 Reco Wonosobo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Kesiswaan Berdasarkan Model Discrepancy di SDN 1 Reco Wonosobo"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

56 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri 1 Reco berada di Dusun Anggrunggondok, Desa Reco, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Pada tahunpelajaran 2016/2017 sekolah ini terakriditasi B. SD Negeri 1 Reco merupakan beberapa sekolah yang memiliki jumlah siswa yang sangat banyak di Kecamatan Kertek. Pada tahun pelajaran 2016/2017 jumlah siswa SD Negeri 1 Reco berjumlah 352 siswa. Berikut ini adalah data siswa SD Negeri 1 Reco pada tahunpelajaran 2016/2017:

Tabel 4.1

Data Siswa SD Negeri 1 Reco Tahun Pelajaran 2016/2017

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Kelas

I 56 2

II 64 2

III 52 2

IV 50 2

V 71 2

VI 59 1

Jumlah 352 11

(2)

57 Jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri 1 Reco berjumlah 17 orang yang terdiri atas seorang Kepala Sekolah, 11 guru kelas, 1 guru PAI, 1 guru Penjaskes, 1 pegawai perpustakaan, dan 1 penjaga.

SDN1 Reco memiliki Visi “Unggul dalam prestasi berdasarkan Iptak dan Iptek, berperilaku yang sehat, berbudaya lingkungan, serta berwawasan nasional dan global”. Dengan indikator visi:

1.Terwujudnya peserta didik yang berprestasi berdasarkan iptak dan iptek

2.Terwujudnya peserta didik yang berperilaku sehat, berbudaya dan berwawasan

Selanjutnya visi SD Negeri 1 Reco dijabarkan dalam misi sebagai berikut:

1.Membimbing siswa memiliki dasar-dasar akhlak mulia dan budi pekerti luhur.

2.Membina siswa memiliki kemampuan akademik, kreatif, berfikir kritis, pemberani, tanggung jawab dan mandiri.

3.Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

(3)

58 5.Menumbuhkembangkan kegiatan yang

berwawasan iptek. 4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Evaluasi Desain Program Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco

Dalam tahapan ini peneliti akan menyajikan data yang berkaitan dengan latar belakang program, tujuan program, manfaat program dan rancangan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco.

4.2.1.1 Latar Belakang Program Manajemen Kesiswaan

Dalam melengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah ketua program, dan guru di SDN 1 Reco dan didukung dengan studi dokumentasi pada juknis program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

“Yang melatar belakangi pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco adalah kebutuhan pengelolaan kesiswaan yang baik dan jumlah siswa yang sangat banyak.” (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

(4)

59 “Potensi siswa yang ada di SDN 1 Reco sangat

perlu untuk dikembangkan untuk

meningkatkan mutu sekolah, sehingga pengelolaan kesiswaan sangat penting dalam menunjang prestasi” (Wawancara Dengan Ketua Program Manajemen Kesiswaan, 21 September 2017)

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang guru di SDN 1 Reco :

“Tuntutan dari masyarakat yang

menginginkan anak-anak yang sekolah di SDN 1 Reco untuk berprestasi.Selain itu jumlah siswa yang banyak juga menjadikan alasan sekolah melaksanakan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco.” (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

(5)

60 maka memerlukan pengelolaan yang baik untuk menunjang prestasi siswa guna meningkatkan prestasi sekolah.

Dari datadi atas nampak bahwa latar belakang dilaksanakannya program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco adalah lingkungan sekolah yang mendukung, potensi siswa yang perlu dikembangkan, tuntutan dari wali siswa, dan kebutuhan pengelolaan siswa yang baik agar dapat menunjang prestasinya. Dengan jumlah siswa yang dimiliki SDN 1 Reco sekolah memerlukan cara mengelola yang baik supaya dari hasil pengelolaan siswa dapat menunjang prestasi sekolah. Tingkat kepedulian masyarakat sekitar juga sangat mendukung dengankebijakan-kebijakan sekolah yang diimbangi dengan tuntutan prestasi yang baik. 4.2.1.2. Tujuan Program Manajemen Kesiswaan

Untukmelengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah ketua pelaksana program, dan guru di SDN 1 Reco dan didukung dengan studi dokumentasi. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

(6)

61 (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada juga di sampaikan oleh ketua pelaksana program. Adapun hasil wawancara sebagai berikut:

“Meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat

satuan pendidikan dasar. Dengan

menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.” (Wawancara

Dengan Ketua Program Manajemen

Kesiswaan, 21 September 2017)

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah seorang guru di SDN 1 Reco:

“Tujuan dari manajemen kesiswaan adalah untuk meningkatkan prestasi sekolah melalui program pelayanan kepada siswa, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa yang akan menunjang kualitas pendidikan di sekolah.” (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

Sedangkan hasil studi dokumen pada petunjuk pelaksanaan program yang di berikan kepada penulis juga tertera tujuan Program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco. Adapun tujuan Program manajemen kesiswaan di SDN 1 Recoadalah sebagai berikut:

(7)

62 2.Memberikan Pelayanan Secara Maksimal

Kepada Siswa.

3.Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Psikomotorik Siswa.

4.Menyalurkan dan Mengembangkan Kemampuan, Bakat dan Minat Siswa.

5.Menyalurkan Aspirasi, Harapan dan Memenuhi Kebutuhan Siswa.”

(8)

63 4.2.1.3. Manfaat Program Manajemen Kesiswaan

Untuk melengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru di SDN 1 Reco. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

“Meningkatnya efektifitas pegelolaan kesiswaan di sekolah. Tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya dan dana (tidak terjadi pemborosan). Meningkatkan kualitas lulusan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu bermasyarakat. Terciptanya kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah.”(Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Sementara itu menurut ketua pelaksana program manfaat dari program manajemen kesiswaan ini adalah:

“Meningkatnya efektifitas pengelolaan sekolah dalam bidang kesiswaan. Adanya kepuasan kerja bagi semua warga sekolah. Meningkatkan prestasi di bidang akademik dan nonakademik dari siswa di sekolah. Tercapainya efektifitas penggunaan dana dalam pengelolaan sekolah.” (Wawancara

Dengan Ketua Program Manajemen

Kesiswaan, 21 September 2017)

(9)

64 “Meningkatnya prestasi siswa baik dibidang akademik maupun non akademik. Serta efektifitas pengelolaan sekolah yang semakin membaik.” (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa manfaat dari program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco adalah untuk meninngkatkan pengelolaan bidang kesiswaan di sekolah. Tercapainya efektifitas penggunaan dana dalam pengelolaan sekolah terutama dibidang kesiswaan. Menumbuhkan kepuasan kerja bagi semua warga sekolah. Dan meningkatkan mutu siswa baik di bidang akademik maupun non akademik serta kelulusan siswa.

4.2.1.4. Rancangan Program Manajemen Kesiswaan

Untuk melengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, ketua pelaksana program, dan guru di SDN 1 Reco. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

(10)

65 sesuai dengan kebutuhan.” (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada disampaikan oleh ketua pelaksana program, adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

“Program dirancang sesuai dengan kemampuan sekolah dan mengacu pada pedoman yang ada. Program manajemen kesiswaan yang kami laksanakan antaralain adalah PPDB, orientasi siswa, pencatatan dan pelaporan, serta kelulusan.” (Wawancara

Dengan Ketua Program Manajemen

Kesiswaan, 21 September 2017)

Pendapat yang sama disampaikan oleh salah satu guru di SDN 1 Reco. Adapun hasilnya sebagai berikut:

“Dalam merancang program, pihak pengelola mengacu pada kebutuhan dan kemampuan sekolah dalam melaksanakan manajemen kesiswaan” (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

(11)

66 baru, orientasi siswa, pencatatan dan pelaporan, serta kelulusan.

4.2.2 Evaluasi Instalasi Program Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco

Dalam tahapan ini peneliti akan menyajikan data yang berkaitan dengan strategi pelaksanaan program, sarana prasarana penunjang program, pembiayaan program, SDM yang melaksanakan program, dan kaitan program dengan kurikulum. 4.2.2.1 Strategi Pelaksanaan

Dalam melengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, ketua pelaksana program dan guru di SDN 1 Reco. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

“Perencanakan program manajemen

kesiswaan melalui musyawarah yang melibatkan beberapa komponen yang terkait dengan sekolah yaitu guru, komite sekolah, orang tua siswa, dan narasumber yang berkopeten.” (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada juga disampaikan oleh ketua pelaksana program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco.

(12)

67 yang berkompeten dan menyusun kegiatan berdasarkan pedoman yang kami gunakan dan menyesuaikan dengan kurikulum sekolah, ketersediaan sarana prasarana, SDM pendukung serta pembiayaan di sekolah.”

(Wawancara Dengan Ketua Program

Manajemen Kesiswaan, 21 September 2017)

Pendapat yang sama disampaikan oleh salah satu guru di SDN 1 Reco, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Dalam perencanaannya semua komponen terlibat, terutama kami sebagai pelaksana program. Pembagian tugas disesuaikan dengan kompetensi masing-masing, dan mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan.” (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

(13)

68 4.2.2.2. Sarana Prasarana

Dalam melengkapi data mengenai ketersediaan saran prasarana sekolah dalam melaksanakan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, ketua pelaksana program dan guru (bidang administrasi aset sekolah) di SDN 1 Reco. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

“Sarana prasarana yang dibutuhkan dalam melaksanakan program manajemen kesiswaan antara lain Bangunan fisik, alat pembelajaran meliputi alat peraga dan laboratorium, dan media pendidikan lainnya.” (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada disampaikan oleh ketua pelaksana program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco, hasilnya sebagai berikut:

“Sarana prasarana yang dimiliki sekolah seperti bagunan fisik, alat pembelajaran meliputi alat peraga dan laboratorium, dan media pendidikan lainnya masih kurang memadahi dan belum mampu memenuhi kebutuhan secara optimal.” (Wawancara

Dengan Ketua Program Manajemen

Kesiswaan, 21 September 2017)

(14)

69 “Bangunan fisik sekolah masih kurang memadahi untuk membagi rombel di kelas, jumlah meja dan tempat duduk juga masih kurang, penataan administrasi juga masih kurang tertata dan cenderung asal-asalan.” (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

Dari hasil wawancara di atas nampak bahwa sarana prasarana yang dibutuhkan dalam melaksanakan manajemen kesiswaan antara lain adalah bangunan fisik, KIT pembelajaran, laboratorium, dan media pendidikan lainya. Kondisi sarana prasarana yang dimiliki saat ini cukup baik akan tetapi kurang memadahi untuk mengoptimalkan pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco. Jumlah kelas yang tersedia di sekolah juga kurang sesuai dengan jumlah siswa yang dimiliki, sehingga dalam menentukan rombongan belajar sekolah mengalami kesulitan.

4.2.2.3. Pembiayaan

(15)

70 “Pembiayaan program manajemen kesiswaan ini kami ambilkan dari dana BOS yang diterima sekolah dalam 3 bulan sekali, akan tetapi dana BOS tidak selalu kami terima tepat waktu sehingga cukup menggangu dalam melaksanakan program”. (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Pendapat yang sama disampaikan oleh ketua pelaksana program, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Selain dari dana BOS pembiayaan program manajemen di sekolah juga berasal dari sumbangan donatur, akan tetapi penggunaan dana dari donatur akan digunakan apabila dana BOS sekolah sudah tidak mampu lagi membiayai program ini.” (Wawancara Dengan Ketua Program Manajemen Kesiswaan, 21 September 2017)

Hal senada disampaikan oleh guru yang menjabat bendahara program, adapun hasil wawancara sebagai berikut:

“Hampir seluruh pembiayaan dalam melaksanakan program ini diambilkan dari dana BOS sekolah. Namun apabila ada kendala dalam persediaan dana BOS maka baru menggunakan anggaran dari donatur atau pihak lain”. (Wawancara Dengan Bendahara Program, 25 September 2017)

(16)

71 kemungkinan menggunakan dana dari donatur, hal ini apabila dana BOS sekolah sudah tidak mampu lagi membiayai pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco. Adapun kendala yang dialami sekolah dalam pembiayaan program manajemen kesiswaan adalah keterlambatan dana BOS sampai ke sekolah, sehingga cukup mengganggu pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco.

4.2.2.4. Sumber Daya Manusia

Untuk memenuhi data ini penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah, ketua pelaksana program dan guru di SDN 1 Reco. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:

“SDM yang ada di SDN 1 Reco masih belum mencukupi untuk melaksanakan program manajemen kesiswaan, hal ini terjadi karena jumlah guru yang ada di sekolah masih kurang.” (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada disampaikan oleh ketua pelaksana program, adapun hasilnya sebagai berikut:

(17)

72 Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salahsatu guru di SDN 1 Reco, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Untuk memenuhi kekurangan yang ada pihak sekolah berusaha mencari tenaga profesional lain, terutama SDM yang berkompeten di aspek pengembangan dan pembinaan.”(Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

Dari hasil waancara di atas nampak bahwa dalam memenuhi kebutuhan SDM untuk melaksanakan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco masih memerlukan tambahan SDM. Untuk memenuhi kebutuhan tambahan SDM tersebut pihak sekolah telah mencari tenaga profesional yang berkompeten dalam bidanngnya. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan SDM dalam melaksanakan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco telah terpenuhi, dan pembagian tugasnya sudah sesuai dengan tupoksi masing-masing.

4.2.2.5. Kurikulum

(18)

73 sekolah. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai berikut:

“Kurikulum yang kami guanakan adalah KTSP. Untuk itu perancangan program kami sesuaikan dengan kurikulum tersebut.” (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada disampaikan ketua pelaksana program, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Kami selaku pelaksana program terlebih

dahulu menyesuaikan semua aspek

manajemen kesiswaan dengan kurikulum yang kami buat terlebih dahulu. Penyesuaian ini bertujuan supaya program yang akan berjalan nanti tidak melenceng dari kurikulum sekolah.” (Wawancara Dengan ketua Program Manajemen Kesiswaan, 21 September 2017)

Pendapat yang sama disampaikan salahsatu guru pelaksana program, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Program dibuat berdasarkan kurikulum sekolah, diantaranya jadwal pelaksanaan dan jenis kegiatan pada program manajemen kesiswaan”. (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

(19)

74 siswa, serta pengembangan dan pembinaan siswa serta kegiatan kelulusan.

Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi nampak bahwa program manajemen kesiswaan yang ada di SDN 1 Reco sudah sesuai dan mengacu pada kurikulum sekolah yang telah dibuat. 4.2.3 Evaluasi Proses Program Manajemen Kesiswaan

Dalam tahapan ini peneliti akan menyajikan data yang berkaitan dengan pelaksanaan program, evaluasi (controling) pada program, serta hambatan-hambatan yang dialami selama melaksanakan program manajemen kesiswaan.

4.2.3.1. Pelaksanaan Program

Dalam melengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, ketua pelaksana program dan guru pelaksana serta observasi langsung ke sekolah. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai berikut:

“Pelaksanaan program manajemen kesiswaan di sekolah kami meliputi aspek penerimaan siswa baru, orientasi, pencatatan dan pelaporan kesiswaan,pengembangan dan pembinaan, serta kelulusan. Secara keseluruhan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco berjalan dengan baik sesuai

(20)

75 direncanakan.”(Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada disampaikan oleh ketua pelaksana program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Pelaksanaan program sudah berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Sebelum program dilaksanakan semua pihak yang terlibat telah mendapatkan sosialisasi terlebihdahulu dari kepala sekolah dan ketua pelaksana program.”(Wawancara ketua Program Manajemen Kesiswaan, 21 September 2017)

Pendapat yang sama disampaikan oleh guru pelaksana program, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Kami semua bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Adapun kegiatan yang kami laksanakan, selalu ada pengawasan dari kepala sekolah.kepala sekolah juga memberikan rewerd dan punishmen kepada kami untuk menjaga pelaksanaan program”. (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

(21)

76 pelaksanaan aspek pengembangan dan pembinaan (ekstrakurikuler) ada ketidak sesuaian dengan prosedur. Dalam prakteknya program pengembangan yang seharusnya menampung bakat dan minat siswa, hanya memilih siswa yang memiliki bakat dibidang tertentu yang sesuai dengan program yang di jalankan.

Dari hasil wawancara dan observasi yang ada di atas nampak bahwa secara keseluruhan pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco berjalan dengan baik. Pihak-pihak yang terlibat (SDM) telah bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing. Akan tetapi pelaksanaan program di aspek pengembangan dan pencatatan siswa masih kurang sesuai dengan prosedur yang ada.

4.2.3.2. Evaluasi Program

Dalam melengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, ketua pelaksana program dan guru pelaksana.Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai berikut:

(22)

77 (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal yang sama disampaikan oleh ketua pelaksana program, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Saat program berlangsung biasanya diadakan evaluasi kepada pihak-pihak terkait (pelaksana program) guna mememperbaiki segala kekurangan dan ketidak sesuaian pelaksanaan dengan petunjuk kerja. Guna memotivasi pelaksana porogram biasanya diadakan supervisi dan pemberian reward dan punishment.”(Wawancara Dengan Ketua pelaksana program, 21 September 2017)

Pendapat yang sama disampaikan oleh guru pelaksana program, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Evaluasi selalu dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program dan hambatan yang dialami selama malaksanakan program. Segala kekurangan selama melaksanakan program dijadikan sebagai perbaikan pada program berikutnya.” (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

(23)

78 4.2.3.3. Hambatan Pelaksanaan

Dalam melengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, guru (ketua pelaksana program) dan guru. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai berikut:

“Hambatan yang selama ini dihadapi dalam melaksanakan program manajemen kesiswaan antara lain adalah ketersedian sarana prasarana yang kurang memadahi, kurangnya SDM pelaksana karena keterbatasan jumlah, kurangnya standar kualifikasi dari SDMpelaksana program, dan juga pembiayaan program manajemen kesiswaan.”(Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada disampaikan oleh guru (ketua pelaksana program), adapun hasilnya sebagai berikut:

“Kurangnya SDM menjadi hambatan kami dalam melaksanakan program, ditambah lagi SDM yang sudah ada pun kualifikasinya masih belum sesuai standar (bukan bidangnya). Selain itu dana BOS yang diterima sekolah kadang-kadang dan cukup sering mengalami keterlambatan sampai di sekolah sehingga membuat pelaksanaan program menjadi terhambat.” (Wawancara Dengan ketua Program Manajemen Kesiswaan, 21 September 2017)

(24)

79 “Dana BOS yang kami gunakan untuk membiayai program manajemen kesiswaan tidak selalu tepat waktu datangnya, bahkan pernah terlambat hingga hampir 1 bulan.”(Wawancara Dengan bendahara BOS, 25 September 2017)

Hasil wawancara di atas juga didukung dengan

studi dokumentasi. Adapun hasil studi dokumentasi pada

laporan bulan tenaga pendidik nampak masih terdapat 2

guru kelas yang hanya lulusan SPG dan jika ingin

membagi rombel yang sesuai dengan aturan pemerintah

masih kekurangan guru. Tentu saja hal ini tidak sesuai

dengan ketentuan dari pemerintah yang mensyaratkan

bahwa guru harus lulusan dari S1 dan jumlah siswa

dalam masing-masing rombel maksimal 28 anak.

(25)

80 4.2.4 Evaluasi Produk Program Manajemen Kesiswaan

Dalam tahapan ini penelitia akan menyajikan data yang berkaitan dengan apa yang dihasilkan dari pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco.

4.2.4.1. Ketercapaian Program

Dalam melengkapi data ini penulis melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, ketua pelaksana program dan guru serta melaksanakan oservasi di sekolah. Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai berikut:

“Hasil yang kami peroleh dalam melaksanakan program manajemen kesiswaan adalah meningkatnya prestasi akademik maupun non-akademik siswa. Meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada pihak sekolah.” (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, 19 September 2017)

Hal senada disampaikan oleh salah satu guru di SDN 1 Reco, hasilnya sebagai berikut:

(26)

81

(Wawancara Dengan Ketua Program

Manajemen Kesiswaan, 21 September 2017)

Pendapat yang sama di sampaikan oleh salah satu guru di SDN 1 Reco, adapun hasilnya sebagai berikut:

“Beberapa siswa dari sekolah ini lebih sering menjadi langganan juara dibeberapa efen perlombaan. Partisipasi dan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah ini juga meningkat terbukti dari tahun ke tahun jumlah siswa baru di sekolah ini tidak mengalami perubahan yang signifikan, meskipun banyak sekolah swasta yang menawarkan jasa pendidikan kepada mereka.” (Wawancara Dengan Guru Pelaksana, 25 September 2017)

(27)

82 kebanggaan dari sekolah ini adalah selalu dalam urutan 5 besar tingkat kecamatan dalam kelulusan (UN). Partisipasi dan kepercayaan masyarakat terhadap SDN 1 Reco juga bertambah. Hal ini dapat dibuktikan dari PPDB di setiap tahunnya yang stabil dan cenderung meningkat.

4.2.5 Perbandingan Program

Pada bagian ini disajikan mengenai kesenjangan-kesenjangan yang ada dalam pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco.

4.2.5.1. Perbandingan Pada Aspek Desain

(28)

83 Tabel 4.2

Perbandingan Rancangan Program Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco Dengan Standar

Manajemen Kesiswaan

Rancangan SDN 1 Reco

Standar Manajemen Kesiswaan

1) Penerimaan siswa baru.

2) Orientasi siswa baru

pencatatan dan

pelaporan siswa.

3) Pengembangan dan

pembinaan siswa.

4)Kelulusan.

1) Analisis kebutuhan siswa baru.

(Permendiknas No.24 dan No.41 Tahun

2007 tentang Standar Sarana dan

Prasarana serta Stdandar Proses)

2) Penerimaan siswa baru. (Permendiknas No.

19 Tahun 2007 tentang standar

pengelolaan)

3) Seleksi siswa baru. (Permendiknas No. 19

Tahun 2007 tentang standar pengelolaan)

4) Orientasi siswa baru. (Permendiknas No. 19

Tahun 2007 tentang standar pengelolaan)

5) Pengelompokan siswa.

6) Pembinaan dan pengembangan siswa.

(Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang

standar pengelolaan)

7) Penyelenggaraan layanan khusus

(bimbingan konseling, perpus, dan

kesehatan). (Permendiknas No. 19 Tahun

2007 tentang standar pengelolaan)

8) Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi siswa.

9) Kelulusan dan alumni.

(Permendiknas No. 19 dan No.20 Tahun

(29)

84 Dari data di atas nampak bahwa kesenjangan terjadi pada rancangan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco. Nampak bahwa belum ada analisis kebutuhan siswa baru. Padahal itu penting untuk mengetahui kemampuan sekolah dalam menampung jumlah siswa baru. Seleksi siswa baru dalam rancangan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco melebur menjadi satu dengan penerimaan siswa baru. Pengelompokan siswa juga hanya berdasarkan pada kesetaraan jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin. Tidak adanya layanan khusus yang diberikan sekolah kepada siswa seperti layanan bimbingan dan konseling, layanan kesehatan, dan layanan perpustakaan. Padahal layanan perpustakaan dapat dilaksanakan di SDN 1 Reco karena sekolah telah memiliki perpustakaan yang cukup memadahi.

4.2.5.2Perbandingan Pada Aspek Instalasi

(30)

85 aspek perencanaan sarana prasarana pendukung dalam menerapkan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco. Kesenjangan tersebut dapat kita lihat dalam tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3

Kesenjangan Perencanaan Sarana Prasarana Pendukung Dalam Penerapan Program Manajemen

Kesiswaan di SDN 1 Reco

Realitas di lapangan Aturan pemerintah 1.Jumlah rombel yang pemerintah adalah 28 siswa per kelas.

2.Kualifikasi tenaga pendidik menurut pemerintah minimal adalah S1.

(31)

86 dan ketersediaan ruang kelas jumlah siswa dalam setiap rombel di SDN 1 Reco menjadi tidak ideal karena rata-rata diisi oleh lebih dari 28 anak. Kualifikasi tenaga pendidik nampak juga masih kurang ideal karena di SDN 1 Reco masih terdapat beberapa guru yang hanya lulusan dari SPG. Padahal menurut pemerintah kualifikasi tenaga pendidik di sekolah minimal S1.

4.2.5.3. Perbandingan Pada Aspek Proses

(32)

87 Tabel 4.4

Kesenjangan Pelaksanaan Pengembangan Dan Pembinaan Siswa di SDN 1 Reco Dengan Prosedur

Pelaksanaan

Pelaksanaan di sekolah Standar Pelaksanaan 1.Pelaksanaan kegiatan

pengembangan bakat dan minat siswa disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan sekolah.

1.Pelaksanaan kegiatan pengembangan bakat dan minat siswa disesuaikan dengan aspirasi siswa.

(33)

88 4.2.5.4. Perbandingan Pada Aspek Produk

Dalam evaluasi komponen produk program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco meliputi aspek ketercapaian program. Dari hasil penelitian nampak bahwa pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco memberikan peningkatan prestasi baik dibidang akademik maupun non akademik. Prestasi tersebut diantaranya adalah juara 1 lomba menyanyi tunggal tingkat kabupaten di tahun 2016, juara 2 lomba volley putra di tahun 2015, 2016, dan 2017, juara 1 lomba tilawah tahun 2015, juara 3 lomba LCC di tahun 2016, juara 2 lomba dokter kecil tahun 2015, 2016, dan 2017.

(34)

89 4.2.6Kendala dan Penyelesaian Kendala Program

Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco

Kendala yang di hadapi SDN 1 Reco dalam melaksanakan program manajemen kesiswaan antara lain adalah:

1. Perencanaan yang kurang baik karena tidak sesuai dengan standar dari pelaksanaan manajemen kesiswaan.

2. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadahi sehingga prestasi yang diperoleh menjadi tidak maksimal.

3. Pelaksanaan program yang masih belum sesuai dengan juknis yang telah dibuat.

4. Keterbatasan Sumber Daya Manusia baik dari kwalitas maupun kwantitas.

Dari beberapa kendala yang dialami SDN 1 Reco maka untuk mengatasi haltersebut diatas peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Perancangan program Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco harus benar-benar mengacu atau disesuaikan dengan standar yang ada.

(35)

90 3. Pelaksanaan program harus disesuaikan dengan juknis agar tidak terjadi kesenjangan

4. Mengangkat tenaga hoonorer yang berkompeten dalam bidangnya dan memberi motivasi kepada guru yang belum memenuhi kualifikasi standar pendidikan.

4.2.7 Keberlanjutan Program

(36)

91 Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco telah mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan kepercayaan masyarakat sekitar terhadap sekolah semakin bertambah, dimana mereka tetap menyekolahkan anak-anak mereka di SDN 1 Reco. Dan semakin meningkatnya prestasi siswa SDN 1 Reco baik dibidang akademik maupun non akademik.

Melalui hasil evaluasi dengan model

Discrepancy dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang diperoleh sekolah dalam menerapkan program manajemen kesiswaan ini. Diantaranya adalah meningkatnya prestasi siswa baik dibidang akademik maupun non akademik. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.

(37)

92 4.3 Pembahasan

4.3.1Pembahasan Evaluasi Desain Program Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco

Mengacu pada hasil penelitian bahwa desain program manajemen kesiswaan meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, serta rancangan program. Latar belakang dilaksanakanya suatu program merupakan alasan pokok (landasan utama) mengapa suatu program dilaksanakan disuatu tempat.

Latar belakang program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco adalahlingkungan sekolah yang mendukung, potensi siswa yang perlu dikembangkan, tuntutan dari wali siswa, dan kebutuhan pengelolaan siswa yang baik agar dapat menunjang prestasinya. Tujuan yang nampak pada program manajemen kesiswaan adalah meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui pemberian layanan yang maksimal kepada siswanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ali Imron (2011:12) bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk mengatur kegiatan peserta didik agar menunjang proses belajarnya, sehingga tujuan pendidikan di sekolah tercapai.

(38)

93 program merupakan suatu hal yang penting untuk menentukan keberhasilan program. Program akan berjalan dengan baik jika program tersebut dirancang dengan baik pula.

(39)

94 alumni, serta layanan khusus yang menunjang manajemenpeserta didik.

Pendapat Sururi dan Sukarti tentang ruang lingkup manajemen kesiswaan ini diperkuat dengan pedoman pengelolaan yang ada dalam Standar Nasional Pendidikan Indonesia. Standar Nasional Pendidikan Indonesia yang menukung pendapat Sururi dan Sukarti antara lain standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar penilaian, dan standar proses.

Dengan demikian hasil penelitian pada aspek desain manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco menunjukkan adanya kesenjangan. Kesenjangan ini terdapat pada aspek rancangan program (ruang lingkup) manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco dengan panduan yang ada.

4.3.2Pembahasan Evaluasi Instalasi Program Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco

(40)

95 program agar dapat berjalan dengan baik. Perencanaan program berisi tentang macam-macam kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan, SDM yang melaksanakan, dan sarpras apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan program manajemen kesiswaan.

Ketersediaan sarana prasarana sekolah sangat mempengaruhi pelaksanaan program. Sarana yang paling diperlukan adalah ketersediaan bangunan fisik sekolah. Bangunan fisik ini penting untuk menampung siswa disekolah. Jumlah bangunan fisik ini harus sesuai dengan jumlah siswa di sekolah. Hal ini sejalan dengan Permendikbud No.22 tahun 2016 tentang rasio rombongan belajar tiap kelas untuk SD/MI adalah 28 siswa per kelasnya. Rasio jumlah siswa dalam kelas ini tentu saja akan berpengaruh pada efektifitas pelayanan kepada siswa.

(41)

96 diploma empat (D-IV)atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI).

Namun kenyataannya di SDN 1 Reco masih terdapat rombongan belajar yang kapasitasnya melebihi standar dan masih terdapat guru yang kualifikasi pendidikannya masih SPG. Hal ini tentu saja menimbulkan kesenjangan antara kenyataan dengan standar (aturan) yang ada. Dengan demikian maka evaluasi pada aspek instalasi program manajenem kesiswaan di SDN 1 Reco masih terdapat kesenjangan pada sarana prasarana dan SDM pendukung.

4.3.3Pembahasan Evaluasi Proses Program Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco

(42)

97 Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Saraswati Salatiga : Kajian Manajemen Kesiswaan”. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 bidang kesiswaan berjalan baik jika didukung dengan aspek yang baik pula dan akan terhambat apabila semua aspek yang diperlukan tidak sesuai atau tidak terpenuhi. Dari hasil penelitian oleh Surahman maka dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan proram harus sesuai dengan aspek-aspek yang diperlukan.

(43)

98 Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua pelaksanaan program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco berjalan dengan baik. Dengan adanya kesenjangan, dimana pelaksanaan pengembangan dan pembinaan siswa di SDN 1 Reco idealnya mengacu pada kebutuhan siswa itu sendiri, bukan mengacu pada kebutuhan sekolah. Akan tetapi yang terjadi di SDN 1 Reco malah sebaliknya pelaksanaan pengembangan dan pembinaan siswa mengacu pada kebutuhan sekolah, bukan mengacu pada kebutuhan siswa.

4.3.4Pembahasan Evaluasi Produk Program Manajemen Kesiswaan di SDN 1 Reco

(44)

99 Penjelasan di atas sejalan dengan pendapat Imron (2011:12) tentang tujuan manajemen kesiswaan yaitu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan psikomotor peserta didik, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa program manajemen kesiswaan di SDN 1 Reco memberikan hasil yang baik. Namun hasil itu dirasa kurang maksimal karena pada tahab-tahap sebelumnya masih terdapat kesenjangan pada beberapa aspek manajemen kesiswaan.

Gambar

Tabel 4.1 Data Siswa SD Negeri 1 Reco Tahun Pelajaran
Perbandingan Rancangan Program Manajemen Tabel 4.2 Kesiswaan di SDN 1 Reco Dengan Standar
Tabel 4.3
Tabel 4.4 Kesenjangan Pelaksanaan Pengembangan Dan

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan model laboratorium virtual ini diharapkan dapat melatih mahasiswa menyelesaikan permasalahan fisika, sehingga kemampuan pemecahan masalah pada mahasiswa

Moschino Original terbaru ini tergolong tas dengan kualitas yang tinggi yang mana diproduksi oleh perusahaan Moschino INC yang berpusat di italia, selain tas sebenarnya produk

penelitian penyebab turunnya persentasi TBI minuman isotonik Mizone tersebut di kalangan konsumen terkait dengan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi Perilaku

Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang, yaitu sama-sama bertujuan untuk mengetahui pengaruh Citra Merek dan Iklan terhadap Perilaku Pembelian Konsumen,

Data dikumpulkan dengan metode simak atau penyimakan, yaitu menyimak ungkapan larangan yang digunakan oleh masyarakat petani Tabanan, baik secara lisan maupun

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALY REPETITION (AIR) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas II SMKN 12

Menurut Putri (2007) dikutip dari buku Untung (2008) definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah ‘komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi

Bangladesh dianggap sebagai negara tempat kelahiran ― ilmu kredit mikro ‖ ( microcredit science) berbentuk Bank Perdesaan, atau dalam bahasa Bengali Grameen Bank,