BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Setting dan karakteristik subjek penelitian merupakan suatu keterangan mengenai lokasi tempat dan waktu penelitian yang akan digunakan.
3.1.1Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di SD N 2 Kalangbancar. Lokasi sekolah tersebut berada di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Peneliti mengambil tempat tersebut dengan pertimbangan karena sekolah tersebut nyaman dan jauh dari keramaian. Sehingga akan mempermudah dalam melakukan penelitian.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 untuk mendapat data penelitian. Peneliti juga menyesuaikan dengan jadwal belajar di sekolah tersebut. Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Tahapan Februari Maret April Mei
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Analisi Data
Berdasarkan tabel alokasi waktu penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Februari sampai bulan Mei 2015. Pada bulan Februari digunakan untuk melakukan persiapan. Selanjutnya akhir bulan Maret sampai awal bulan April digunakan untuk melaksanakan tindakan penelitian. Pada minggu ketiga bulan April sampai awal bulan Mei digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Selanjutnya pada minggu kedua digunakan untuk menyusun laporan serta mempersiapkan untuk ujian.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 3 adalah suka bermain, senang bekerjasama, dan mempunyai tingkat rasa ingin tahu yang tinggi. Namun siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran sehingga memiliki hasil belajar yang rendah.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian ini menggunakan PTK model spiralyang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988) yang setiap siklus/ penelitiannya terdiri atas tiga langkah, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Secara rinci ditunjukkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 3.2 Model Spiral menurut Kemmis dan Taggart
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1Prosedur Tindakan pada Siklus I
Prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus I diuraikan sebagai berikut. 3.3.1.1Perencanaan
pembelajaran yang akan dilakukan. Berdasarkan data observasi dan wawancara dengan guru kelas di SD N 2 Kalangbancar, kelas 3 memiliki nilai dan motivasi yang rendah dalam menulis. Berikut hal-hal yang akan dilakukan peneliti pada tahap perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu (1) menyusun rencana pembelajaran menulis melalui model pembelajaran Cooperative Learning, (2) menyusun pedoman observasi, (3) menyusun rancangan evaluasi, (4) mempersiapkan alat dokumentasi.
3.3.1.2Tindakan
Tindakan merupakan bentuk pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru. Tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran menulis melalui model pembelajaran Cooperative Learning dilaksanakan dalam tiga tahap proses belajar mengajar, yaitu tahap apersepsi, tahap proses pembelajaran, dan tahap evaluasi.
Tahap apersepsi merupakan tahap dimana guru mengawali proses pembelajaran dengan memberi salam sapaan kepada siswa dan memberikan ilustrasi berupa gambar seorang penulis puisi yang belum diketahui siswa yaitu Khairil Anwar, dengan tujuan agar siswa menjadi tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penyampaian tujuan pembelajaran juga perlu disampaikan diawal agar siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
nilai yang dipilihnya. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat menyenangi dan memiliki perasaan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya. Setelah timbul perasaan senang dan bangga, siswa harus menegaskan atau meyakini kebenaran nilai yang telah dipilihnya dan menuliskannya pada rubrik penilaian yang telah disiapkan oleh guru.
Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran dan tentang teknik yang sudah diterapkan.
3.3.1.3 Observasi
Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati meliputi respon dan keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas, serta sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Jenis data yang diobservasi oleh peneliti adalah data tes dan nontes. Data tes yang berupa hasil tes menulis dan sikap siswa pada waktu menulis. Melalui hasil observasi data tes dapat diketahui kekurangan dan kelebihan siswa dalam menulis, sehingga peneliti dapat memperbaiki kekurangan hasil observasi data tes siklus I, untuk dilaksanakan pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihan pada hasil observasi I dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Data nontes berupa observasi dan dokumentasi foto, dengan tujuan dapat diketahui perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran melalui model Cooperative Learning.
3.3.1.4Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengkaji hal-hal yang telah terjadi pada tahap tindakan, yang dilakukan diakhir pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi dapat diketahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran menulis melalui model Cooperative Learning, peneliti menyusun perbaikan terhadap rencana awal tes siklus I jika hasil tes menunjukkan belum memenuhi target nilai yang telah ditentukan, akan dilakukan perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus II. Masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan pemecahannya pada siklus II, sedangkan kelebihan-kelebihan dari pembelajaran siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan.
3.3.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II
Pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.3.2.1 Perencanaan
Perencanaan kegiatan pada siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap perencanaan ini meliputi: (1) penyempurnaan rencana pembelajaran menulis melalui model Cooperative Learning berdasarkan rencana pembelajaran siklus I, (2) membuat perbaikan pada pedoman observasi (3) mempersiapkan alat evaluasi, dan (4) mempersiapkan alat dokumentasi.
3.3.2.2 Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan tindakan pada siklus I dengan tahap yang sama meliputi apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Pada tahap ini yang terpenting adalah guru harus menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menulis pada siklus I. bimbingan dan arahan dilakukan agar hasil dan pelaksanaan menulis pada siklus II menjadi lebih baik.
menstimulus siswa agar mengingat pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan diikuti siswa.
Proses pembelajaran melalui model Cooperative Learning mulai dilaksanakan setelah siswa dan kondisi kelas benar-benar terkendali. Guru meminta siswa untuk merumuskan tentang materi menulis dan kriteria menulis yang baik dengan memberikan arahan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dijelaskan. Guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa secara bebas untuk memilih nilai yang diyakininya baik dari beberapa alternatif nilai yang telah ditawarkan oleh guru. Guru meminta siswa untuk memikirkan dan mempertimbangkan konsekuensi yang akan didapat sebagai akibat dari alternatif nilai yang dipilihnya. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat menyenangi dan memiliki perasaan bangga terhadap nilai yang menjadi pilihannya. Kemudian guru meminta siswa untuk menegaskan atau meyakini kebenaran nilai yang telah dipilihnya dan menuliskannya pada rubrik penilaian yang telah disiapkan oleh guru.
Pemberian solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa pada siklus II, misalnya dengan memberikan penjelasan kepada siswa tentang kata yang efektif dalam menulis, dan kreteria menulis yang baik.Siswa melakukan kegiatan pembelajaran seperti pada siklus I.
3.3.2.3 Observasi
Refleksi pada siklus II dilakukan dengan mengoreksi kendala atau kelemahan dari pembelajaran menulis yang ditemukan dari awal perencanaan ssampai akhir pembelajaran pada siklus I untuk kemudian diatasi pada siklus II.
Refleksi dilakukan dengan harapan mampu mengetahui keefektifan penggunaan model Cooperative Learning dalam pembelajaran menulis, yaitu mengetahui peningkatan menulis siswa dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah aspek menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia melalui model Cooperative Learning siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar Kabupaten Grobogan. Peneliti mengambil subjek tersebut dalam penelitian ini dengan alasan sebagai berikut:
1) Berdasarkan saran dan masukan dari guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar Kabupaten Grobogan, bahwa keterampilan aspek menulis kelas 3 masih rendah.
2) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, siswa kurang semangat dan terkesan acuh selama mengikuti proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru.
3.5 Variabel Penelitian
Variable pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaituvariabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
3.5.1 Variabel independent (variabel x )
Tabel 3.2
Kisi-kisi Variabel X
No Langkah Cooperative Learning
Indikator Item
1. Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar serta memotivasi siswa
Menyampaikan tujuan
memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok belajar
kelompok belajar membimbing siswa dalam kelompok belajar? 5. Mengevaluasi hasil belajar
siswa
Evaluasi
1. Apakah guru memberikan evaluasi kepada siswa?
6. Memberi penghargaan hasil belajar
Memberikan
penghargaan 1. Apakah guru memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa? 3.5.2 Variabel dependent (variabel y)
Variabel dependent menurut Sutriyono (2014:22) sering disebut sebagai variabel output, kriteria, atau konsekuen. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia. Hasil belajar itu sendiri menurut Sudjana (2010:22) merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dari skor evaluasi pada akhir pelajaran.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes.Berikut uraian tentang instrumen tes dan nontes.
3.6.1 Instrumen Tes
Aspek yang dinilai dalam tes menulis antara lain: (1) penggunaan huruf yang tepat, (2) penggunaan tanda baca yang tepat, (3) pilihan kata, (4) keruntutan kalimat.
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian
No Aspek penilain Rentang skor Skor
Maksimal
SB B C K
1
Penggunaan huruf yang tepat
19-25 15-18 7-12 0-6 25
2
Penggunaan tanda baca yang tepat
19-25 15-18 7-12 0-6 25
3
Pilihan kata 19-25 15-18 7-12 0-6 25
4
Keruntutan kalimat
19-25 15-18 7-12 0-6 25
Jumlah 100
Keterangan: SB: Sangat Baik B : Baik
C : Cukup K : Kurang
Tabel 3.4 Rentang Skor dan Kategori Penilaian
No Rentang Skor Kategori
1
85-100 Sangat Baik
2
75-84 Baik
3
65-74 Cukup
4
0-64 Kurang
3.6.2 Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan berupa pedoman observasi dan dokumentasi foto.
3.6.2.1 Pedoman Observasi
Peneliti melakukan observasi pada saatpembelajaran berlangsung, dengan mengamati perilaku siswa yang meliputi aspek: (1) siswa merespon dan serius dalam mendengarkan penjelasan guru, (2) siswa bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran, (3) keaktifan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan, (4) siswa memperhatikan model pembelajaran Cooperative Learning, (5) siswa aktif dan serius dalam mengerjakan tugas, dan (6) sikap dan tanggapan siswa yang tidak meremehkan pembelajaran dengan mengumpulkan tugas. Untuk memberikemudahan dan mengefektifkan waktu pelaksanaan observasi, peneliti memberi tanda check lish (√) pada lembar panduan.
3.6.2.2 Pedoman Dokumentasi Foto
Proses pengambilan gambar dilakukan oleh rekan peneliti dengan harapan tidak mengganggu proses pembelajaran. Aktivitas yang didokumentasikan adalah pada saat guru memberikan apersepsi, guru menyampaikan materi melalui model Cooperative Learning, siswa mengisi rubrik penilaian, siswa menulis, dan ketika siswa menunjukkan hasil pekerjaannya di depan kelas.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan nontes untuk mengukur peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Cooperative Learning.
3.7.1 Teknik Tes
Teknik tes dilakukan pada siklus I dan siklus II disetiap akhir pembelajaran.
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II Standar
Teknik nontes yang digunakan meliputi teknik observasi dan teknik dokumentasi.
3.7.2.1 Teknik Observasi
Teknik observasi yang dilakukan peneliti merupakan bentuk pengamatan yang dilakukan peneliti dibantu rekan dan guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dan tim pengamat lainnya berkolaborasi dalam mengamati setiap aktivitas siswa dan saling mengkondisikan keadaan kelas terutama agar siswa tidak tegang, gugup dan tak terlihat sedang diteliti.
lembar observasi selama melakukan observasi, (3) peneliti mencatat hal-hal khusus dan menarik yang terjadi selama observasi, dan (4) menganalisis dan mendeskripsikan hasil observasi.
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru No Halyang
Diamati
Indikator No item
1 Pra
pembelajaran
Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media yang akan digunakan
1- 4
Melakukan kegiatan apersepsi
Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
2 Kegiatan Awal Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar 5- 7 Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
3 Kegiatan Inti Memberikan penjelasan tentang materi pelajaran
8 - 21
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Melakukan pengelompokan dalam kegiatan pembelajaran
Memberikan poin kepada kelompok yang mengerjakan tugas dengan tepat
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami
4 Kegiatan Akhir Menyimpulkan pelajaran 22– 26 Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa
Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa No Halyang
Diamati
Indikator No item
1 Pra
pembelajaran
Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran 1 2 Kegiatan Awal Menjawab apersepsi dari guru 2– 4
Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru
Memperhatikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan
3 Kegiatan Inti Menyimak materi yang disampaikan oleh guru 5 - 17 Aktif bertanya ketika proses pembelajaran
Mencatat materi yang disampaikan guru melalui media gambar
Antusias terhadap materi yang disampaikan guru menggunakan media gambar
Melakukan diskusi dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning
Melakukan kerjasama dengan sesama anggota kelompok
4 Kegiatan Akhir Menyimpulkan materi yang telah dipelajari 18– 21 Memberikan salam penutup
Rentang kriteria skor aktivitas guru maupun siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus Sturges (Sugiyono , 2010:36) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung rentang data
R = Skor maksimal – skor minimal
Skor maksimal diperoleh dari jumlah indikator observasi guru atau siswa dikalikan dengan skala penilaian tertinggi (4), sedangkan skor minimal diperoleh dari jumlah indikator observasi aktivitas guru atau siswa dikalikan dengan skala penilaian terendah (1).
nmerupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian. c. Menghitung Panjang Kelas
P = 𝑹𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑲𝒆𝒍𝒂𝒔𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍
Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka dapat diketahui kriteria skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Skor Aktivitas Guru
Rentang Kriteria
26 – 42 Sangat kurang
43 – 59 Kurang
60 – 76 Cukup baik
77 – 93 Baik
94 – 110 Sangat baik
Tabel 3.10
Kriteria Skor Aktivitas Siswa
Rentang Kriteria
21 – 34 Sangat kurang
35 – 48 Kurang
49 – 62 Cukup baik
63 – 76 Baik
77 – 90 Sangat baik
3.7.2.2 Teknik Dokumentasi
Proses pengambilan data dengan teknik dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dalam mengambil gambar dibantu rekan sejawat dengan tujuan tidak terjadi perubahan perilaku siswa dan tidak mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan instrumen yang digunakan dalam pengambilan data maka hasil yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif.
3.8.1 Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes menulis setelah dilakukan pembelajaran melalui model Cooperative Learning pada siklus I dan siklus II. Hasil tersebut dihitung dengan cara menghitung skor yang diperoleh siswa, menghitung skor keseluruhan dari seluruh aspek yang diperoleh siswa, menghitung skor rata-rata dan menghitung persentase dengan rumus sebagai berikut.
SP = SK
R x 100
Keterangan:
SP : Skor Persentase SK : Skor Keseluruhan R : Jumlah Responden
Hasil perhitungan data dengan teknik kuantitatif ini kemudian dipaparkan dalam bentuk analisis deskriptif disertai dengan angka-angka yang menjelaskan tentang hasil tindakan , yang kemudian dapat dilakukan perbaikan, peningkatan yang lebih baik dari hasil belajar maupun tingkah laku siswa.
3.8.2 Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi foto, dengan cara menganalisis lembar observasi yang telah diisi oleh siswa dan guru. Dari hasil analisis tersebut peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran menulis melalui model Cooperative Learning pada siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar.
3.8.3 Uji Validitas
Gay (1983) menyatakan bahwa instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen penelitain, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen yang valid mempunyi validitas tinggi. Menurut Ali dalam Mawardi (2011:32) dapat digunakan pedoman skor koefisien kolerasi (rix) sebagai berikut:
0,00 - 0,20 : dianggap tidak ada viliditas 0,21 - 0,40 : validitas rendah
Berikut ini hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II: Tabel 3.11
Validitas Instrumen Penelitian Siklus Idan siklus II
Siklus I Siklus II
Nomor soal
Kriteria Kategori Nomor Soal
Kriteria Kategori
1 0,34 Validitas rendah 1 0,61 Validitas tinggi 2
0,34 Validitas rendah 2 0,86 Validitas sempurna 3 0,60 Validitas sedang 3 0,61 Validitas tinggi 5
0,63 Validitas tinggi 4 0,86 Validitas sempurna 6
0,31 Validitas rendah 14 0,86 Validitas sempurna 11
0,63 Validitas tinggi 15 0,39 Validitas rendah
3.8.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat memiliki hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Semakin reliabel suatu suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat mengatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.
Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Mawardi (2011:32) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut: A ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7< A < 0,8 : dapat diterima 0,8< A ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Cronbach's Alpha N of Items
.823 15
Dari 15 soal, hasil uji reliabilitas soal siklus I yang dilihat pada kolom Cronbach's Alphaadalah sebesar 0,823. Angka tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas bagus.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
.819 15
Dari 15 soal, hasil uji reliabilitas soal siklus II yang dilihat pada kolom Cronbach's Alphaadalah sebesar 0,819. Angka tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas bagus.
3.9 Tingkat Kesulitan Instrumen
Yang dimaksud dengan tarafkesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya rendah. Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficulty index). Taraf kesukaran dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
p = taraf kesukaran
B = subjek yang menjawab betul
J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
Tabel 3.14
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,100 Mudah
Tabel 3.15
Hasil Analisis Taraf Kesukaran Item Soal Siklus I
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,30 Sukar 8, 9 2
0,31 – 0,70 Sedang 1, 2, 6, 10, 11 5
0,71 – 0,100 Mudah 3, 5, 7 3
Total 10
Berdasarkan tabel taraf kesukaran soal siklus I maka dapat diketahui tingkat kesukaran soal pada siklus I dengan kriteria mudah sebanyak 3 yaitu soal nomor 3, 5, dan 7. Kriteria sedang sebanyak 5 yaitu soal nomor 1, 2, 6, 10, 11. Sedangkan pada kriteria sukar sebanyak 2 yaitu soal nomor 8 dan 9.
Tabel 3.16
Hasil Analisis Taraf Kesukaran Item Soal Siklus II
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,30 Sukar 4, 15 2
0,31 – 0,70 Sedang 8, 9 10, 14 4
0,71 – 0,100 Mudah 1, 2, 3, 6 4
Total 10
Berdasarkan tabel kesukaran soal siklus II kriteria mudah sebanyak 4 yaitu nomor 1, 2, 3, 6. Kriteria sedang sebanyak 4 yaitu nomor 8, 9, 10, 14 dan kriteria sukar sebanyak 2 yaitu nomor 4, 11.
3.10 Indikator Keberhasilan
prosesdan indikator hasil. Indikator proses dan indikator hasil akan dijelaskan sebagai berikut.
a) Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning berbantuan media gambar. Aktivitas guru dan siswa dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 13. Berdasarkan kriteria skor aktivitas guru dan kriteria skor aktivitas siswa, menunjukkan selisih rentang kriteria skor aktivitas guru sebesar 16 dan kriteria skor aktivitas siswa sebesar 13.
b) Indikator Hasil