| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -89
PENGARUH PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN, KESADARAN , PERSEPSI TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
Oleh : Siti Nurlaela
Universitas Islam Batik Surakarta
ABSTRACT
Penelitian tentang pengaruh pengetahuan pan pemahaman, kesadaran, persepsi terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan terhadap kemauan membayar pajak dan menganalisis pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan membayar pajak serta untuk menganalisis pengaruh persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak, dari penelitian tersebut menunjukan pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan tidak terlalu berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukan nilai signifikansi 001 sehingga hanya berpengaruh pada tingkat alpha 10%. poin-poin yang tidak berpengaruh signifikan berkaitan dengan kewajiban mendaftarkan NPWP, sosialisasi peraturan melalui training dan pengenaan sanksi pajak. Kesadaran akan pentingnya membayar pajak tidak mempengaruhi kemauan membayar pajak oleh wajib pajak. Hasil penelitian menunjukan nilai signifikansi variabel ini sebesar 111. Hal ini membuktikan bahwa responden belum sadar bahwa pembayaran pajak merupakan suatu hal yang sangat penting bagi Negara. Persepsi yang baik terhadap sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak oleh wajib pajak. Penggunaan atau perubahan/penggantian sistem perpajakan memberikan dampak positif terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini membuktikan bahwa modernisasi sistem perpajakan sudah memberikan hasil yang positif. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel independen bersama-sama terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini membuktikan bahwa 3 (tiga) variabel independen kalau tidak dipisah-pisahkan mempengaruhi variabel dependen sangat signifikan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pemahaman, Kesadaran, Wajib Pajak
A.Latar Belakang
Indonesia menganut sistem self
assessment yang memberikan
kepercayaan terhadap wajib pajak
menghitung, memperhitungkan,
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -90 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kemauan wajib pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya
merupakan hal penting dalam
penarikan pajak. Penyebab kurangnya
kemauan wajib pajak untuk
membayar pajak antara lain adalah asas perpajakan, yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak langsung dinikmati oleh para wajib pajak. Harus disadari bahwa jalan-jalan raya yang halus, pusat-pusat kesehatan masyarakat, pembangunan-pembangunan sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya yang
dapat dinikmati masyarakat itu
merupakan hasil dari pembayaran pajak. Masyarakat sendiri dalam kenyataannya tidak suka membayar pajak karena masyarakat tidak pernah tahu wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak. Kemauan membayar pajak
merupakan suatu nilai dimana
seseorang rela untuk membayar,
mengorbankan, atau menukarkan
sesuatu untuk memperoleh barang atau jasa (Widaningrum, 2007). Kemauan membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang
digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum negara dengan
tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) secara langsung (Vanesa dan Hari, 2009).
B.Perumusan Maslah Penelitian
Perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : 1) Apakah pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak? 2) Apakah kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak? 3) Apakah
persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak? 4) Apakah pengetahuan dan pemahaman, kesadaran, persepsi ber pengaruh secara simultan terhadap kemauan membayar pajak ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
perpajakan terhadap kemauan
membayar pajak. 2) Untuk
menganalisis pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kemauan
membayar pajak. 3) Untuk
menganalisis pengaruh persepsi yang
baik atas efektifitas sistem
perpajakan terhadap kemauan
membayar pajak.
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -91 pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya serta memberikan masukan mengenai tindakan yang dapat diambil Kantor Pelayanan
Pajak kota Surakarta guna
mengetahui penyebab ketersediaan wajib pajak orang pribadi yang
dilayaninya dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya.
D.Tijauan Teori
1. Pajak di Indonesia
Sumber penerimaan terbesar
negara adalah pajak. Peranan
penerimaan perpajakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun persentase terhadap seluruh pendapatan Negara. Smeets dalam Wirawan B, dan Burton (2008:6) mendefinisikan pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya
kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hal individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran
pemerintah. Dengan demikian,
beberapa unsur yang melekat pada pajak adalah: Iuran atau kontribusi wajib rakyat kepada negara. Pajak
dipungut oleh pemerintah
berdasarkan undang-undang
sehingga bersifat memaksa. Tanpa
jasa timbal atau kontraprestasi secara langsung yang dapat ditunjukan. Digunakan untuk membiayai rumah
tangga negara. Secara khusus
undang-undang menambahkan
bahwa penggunaan iuran pajak
adalah untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat (pemerataan
kesejahteraan).
2. Kemauan Membayar Pajak
Kemauan adalah dorongan dari dalam diri seseorang berdasarkan pertimbangan pemikiran dan perasaan yang menimbulkan suatu kegiatan untuk tercapainya tujuan tertentu. Sedangkan, Kemauan membayar pajak
merupakan suatu nilai dimana
seseorang rela untuk membayar,
mengorbankan atau menukarkan
sesuatu untuk memperoleh barang dan
jasa (Widaningrum 2007 dalam
Widayamti dan Nurlis 2010).
Berdasarkan definisi tersebut kemauan
membayar pajak dapat diartikan
sebagai suatu nilai yang rela
dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang
digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) secara langsung (Ratum dan Priyino 2009). Kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu kondisi
administrasi perpajakan suatu negara,
Pelayanan pada wajib pajak,
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -92 (2008) menunjukkan bahwa kemauan
membayar pajak didukung oleh
pengetahuan dan pemahaman terhadap
peraturan perpajakan, persepsi
terhadap sanksi pajak, kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, persepsi terhadap petugas pajak, dan persepsi terhadap kemudahan dalam pelaksanaan sistem pajak.
3. Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan.
Terdapat beberapa indikator
bahwa wajib pajak mengetahui dan
memahami peraturan perpajakan.
Pertama, kepemilikan NPWP setiap
wajib pajak yang memiliki
penghasilan wajib pajak untuk
mendaftar dari untuk memperoleh NPWP sebagai salah satu sarana untuk
mengadminitrasian pajak. Kedua,
pengetauan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. Apabila wajib pajak telah
mengetahui dan memahami
kewajibannya sebagai wajib pajak,
maka mereka akan melakukan
kewajiban tersebut, salah satunya adalah pelaporan SPT dam membayar
pajak apabila tekah terutang. Ketiga,
pengetahuan dan pemahaman
mengenai sanksi perpajakan. Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajiban perpajakan
mereka. Hal ini tentu akan mendorong setiap wajib pajak yang taat akan menjalankan kewajibannya dengan
baik. Keempat, pengetahuan dan
pemahaman mengenai PTKP, PKP dan tarif pajak. Dengan mengetahui dan memahami mengenai tarif pajak yang berlaku, maka akan mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajak sendiri secara benar.
Kelima, wajib pajak mengetahui dan
memahami peraturan perpajakan
melalui sosialisasi yang dilakukan
oleh KPP, dan yang keenam, wajib
pajak mengetahui dan memahami
peraturan pajak melalui training
perpajakan yang mereka ikuti
(Widayanti dan Nurlis 2010). 4. Kesadaran Membayar Pajak.
Kesadaran merupakan unsur
dalam manusia untuk memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi tehadap realitas. Terdapat tiga bentuk kesadaran utama
terkait pembayaran pajak. Pertama,
Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
pembangunan Negara dengan
menyadari hal ini, Wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga
negara. Kedua, Kesadaran bahwa
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -93 merugikan negara. wajib pajak mau
membayar pajak karena memahami penundaan membayar pajak dan pengurangan beban pajak berdampak
pada pengurangan sumber daya
finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan Negara.
Ketiga, Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan
membayar karena pembayaran
didasari memiliki landasan hokum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
5. Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan.
Persepsi dapat dikatakan
sebagai proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir,
menafsirkan yang memungkinkan
situasi, peristiwa yang dapat
memberikan kesan perilaku yang positif atau negatif (Robbins, 1996). Sedangkan efektifitas dapat dikatakan suatu pengukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kualitas,
kwantitas dan waktu) telah tercapai. (Widayanti dan Nurlis 2010).
Hal-hal yang mengindikasi efektifatas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain.
Pertama, adanya pelaporan melalui E-SPT dan Filing. Wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah
dan cepat. Kedua, pembayaran melalui
E-Banking yang memudahkan wajib
pajak dapat melakukan pembayaran
dimana saja dan kapan saja. Ketiga,
penyampaian SPT melalui drop box
yang dapat dilakukan di berbagai tempat, tidak harus di KPP tempat
wajib pajak terdaftar. Keempat, Bahwa
peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak terdaftar.
Dan yang kelima, pendaftaran NPWP
yang dapat dilakukan secara online melalui e-register dan website pajak, untuk mendapat NPWP lebih cepat.
E.METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis datanya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistik dalam rangka pengujian hipotesis. Penelitian ini terdiri dari satu variabel
dependen dan tiga variabel
independen. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kemauan
membayar pajak bagi para wajib pajak
prang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas yang tercatat di KPP kota Surakarta. Kemauan membayar pajak faktor-faktornya antara lain: 1)
Konsultasi sebelum melakukan
pembayaran pajak. 2) Informasi
mengenai cara dan tempat pembayaran pajak. 3) Informasi mengenai batas
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -94
Membuat alokasi dana untuk
membayar pajak. 5) Wajib Pajak menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk membayar pajak. Sedangkan variabel independen dalam penelitian
ini adalah pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan
perpajakan, kesadaran membayar
pajak,persepsi yang baik atas
efektifitas perpajakan.
Variabel-variabel yang akan
diukur tersebut adalah : Pengetahuan
dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, Pendaftaran NPWP bagi setiap wajib pajak yang memiliki
penghasilan. Pengetahuan dan
pemahaman mengenai hak dan
kewajiban sebagai wajib pajak.
Pengetahuan dan pemahaman
mengenai sanksi perpajakan.
Pengetahuan dan pemahaman
mengenai PTKP, PKP dan tarif pajak.
Wajib pajak mengetahui dan
memahami tentang peraturan
perpajakan melalui sosialisasi.
Pengetahuan dan pemahaman
peraturan pajak melalui traning.
Kesadaran Membayar Pajak, Pajak merupakan bentuk partisipasi dalam
menunjang pembangunan negara.
Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Membayar pajak tidak sesuai dengan yang seharusnya yang
dibayar akan merugikan negara.
Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan. Pelaporan melalui
e-SPT dan e-Filing. Pembayaran
melalui e-Bangking. Penyampaian
SPT melalui drop box. Peraturan
perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet. Pendaftaran
NPWP melalui e-Register dan
website.
F. Sumber Data dan Responden.
Sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian yaitu data primer dan sekunder. Data primer
bersumber dari kuesioner yang
disebarkan kepada sempel atau
responden terpilih yaitu wajib pajak
orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas. Sedangkan data
sekunder bersumber dari studi
kepustakaan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di kantor pelayanan pajak kota Surakarta dan masih tergolong wajib pajak efektif. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik
purphose sampling.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitan merupakan alat bantu fasilitas yang digunakan
dalam mengumpulkan data agar
pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
lebih baik. Instrumen dalam
penelitian ini berupa angket
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -95
tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi tertulis dari responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner langsung dan bersifat tertutup. Dengan
demikian responden menjawab
tentang dirinya sendiri dan jawaban telah tersedia sehingga responden tinggal memilih.
H. Metode analisis data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi
berganda. Persamaan yang dapat
dirumuskan berdasarkan hipotesis
yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
Y = α+ βX1 + βX2 + βX3 + ε Keterangan :
Y = kemauan membayar pajak ( willingness to psy tax)
A = konstanta B = koefisien regresi
X = faktor-faktor kemauan membayar pajak (willingness to pay tax)
e = eror
1. Uji reliabilitas
Indikator-indikator yang diamati yang telah dirumuskan reliable dan valid, maka perlu dilakukan pengujian reabilitas dan validitas. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
realiabel jika memberikan nilai
cronbach alpha > 0.6 (Nunnally, 1960 dalam Ghozali 2006).
2. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Untuk mengetahui apakah suatu item dikatakan valid atau tiadak maka dilakukan pembandingan antara koefisien r dihitung dengan koefisien r table. Jika r dihitung lebih besar dari r table berarti item valid. Sebaliknya jika r dihitumg lebih kecil dari r table berarti item tidak valid.
3. Uji Asumsi Klasik.
Uji asumsi klasik yang digunakan
meliputi uji normalitas, uji
multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal atau
residual memiliki distribus normal atau tidak (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah memiliki data yang terdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik
(Ghozali, 2006). Apabila
menggunakan grafik, normalitas
umurnya dideteksi dengan melihat table histogram. Namun dengan hanya
melihat table histogram bisa
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -96 jumlah sampel yang kecil. Dapat juga
menggunakan metode yang lebih
handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. b) Uji
Multikolonieritas. Uji
multikolonieritas adalah keadaan
dimana antara dua variabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna (priyatno, 2009). Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas
(independen). Dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar VIF maka semakin medekati terjadinya
masalah multikolinearitas. Pada
sebagian besar penelitian
menyebutkan bahwa apabila
Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi masalah multikolinearitas. c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi.
Terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamantan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Individual tes (uji t).Individual tes menguji kemampuan masing-masing variabel X untuk menjelaskan
variabel Y. pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai
koefisien r hasil penelitian (t hitung)
dengan nilai nilai t table. Selain itu, uji
t dapat dilakukan dengan melihat nilai
signifikansinya. Nilai signifikansi
yang dipakai sebagai batas adalah sebesar 5%.
Global Test (uji F) Uji F menguji kemampuan seluruh variabel X (X1, X2, X3) secara bersama-sama untuk menjelaskan perilaku Y. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai F hasil
penelitian (F hitung) dan
membandingkannya dengan nilai F tabel. Nilai F hitung yang lebih besar daripada F tabel menunjukkan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen
.
I. Hasil Dan Pembahasan
Jumlah Kuesioner yang
disebarkan untuk mendukung penelitian ini berjumlah 45 buah. Dari jumlah ini tidak ada responden yang
tidak mengembalikan kuesioner.
Namun dalam kuesioner yang dikembalikan terdapat 5 kuesioner yang cacat sehingga tidak dimasukkan
dalam rekapitulasi kuesioner.
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -97 kuesioner, deskripsi data responden
yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Jenis Kelamin Responden
dengan jenis kelamin laki-laki lebih
banyak dari pada responden
perempuan. Responden laki-laki
berjumlah 22 orang atau 55%
sedangkan responden perempuan
berjumlah 18 orang atau 45%.
Tingkat Pendidikan Pilihan
tingkat pendidikan yang terdaftar dalam kuesioner adalah SD, SLTP, SLTA, Diploma, Sarjana. Ringkasan tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada bagan IV.1 di bawah ini. Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan responden dibagi menjadi 7 (tujuh) yaitu, Pengacara, Notaris, Dokter, Konsultan, Pemilik salon, Akuntan, dan Pedagang.
Lama pekejaan dibagi kedalam 3 (tiga) interval, yaitu dibawah 5 tahun, antara 5-10 tahun, dan diatas 10 tahun.
Observasi dilakukan dengan
membagi kuesioner terhadap
responden-responden di KPP Pratama Surakarta. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner diwakili beberapa pilihan, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS). Tidak Setuju (TS). Setuju (S). dan Sangat Setuju (SS). Untuk pengolahan data, masing-masing jawaban dikonversi menjadi
nilai angka. Nilai angka yang
digunakan adalah 1 untuk STS, 2 untuk TS, 3 untuk S, 4 untuk SS. Berdasarkan hasil kuesioner ini, nilai
mean masing-masing variabel dapat diketahui.
J. Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis 1. Nilai t hitung
variabel pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan adalah 3.587 dengan tingkat probabilitas
(signifikansi) 0.001. Nilai t dapat
dilihat pada tabel signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 40-3-1 = 36 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Dan hasil yang
diperoleh untuk t tabel sebesar 2,028.
Dan hasil pengujian output spss nilai t
hitung > t tabel (3.587 > 2,028) dan signifikansi 0.001 lebih kecil dari 0,05 (0.001 < 0,05) hal ini berarti H1 diterima. Dari hasil pengujian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan pemahaman akan peraturan pajak
berpengaruh terhadap kemauan
mambayar pajak. Berdasarkan
rekapitulasi jawaban responden, hal yang perlu menjadi perhatian dalam hal pengetahuan dan pemahaman
terhadap peraturan perpajakan
berkaitan dengan training yang
dilakukan. Selama sosialisai yang
dilakukan kantor pajak. Hasil
penelitian menunjukan bahwa
responden kurang setuju bahwa
pengetahuan dan pemahamna
peraturan perpajakan diperoleh dari
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -98
Hipotesis 2 .Nilai t hitung variabel
kesadaran membayar pajak adalah 1.630 dengan tingkat probabilitas
(signifikansi) 0.111. Nilai t dapat
dilihat pada tabel signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df=n-k-1 atau 40-3-1=36 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Dan hasil yang diperoleh
untuk t tabel sebesar 2,028. Dan hasil
pengujian output spss nilai t hitung < t
tabel (1.630 < 2,028) dan signifikansi 0.111 lebih besar dari 0,05 (0.111 > 0,05) hal ini berarti H2 ditolak. Dari
hasil pengujian diatas dapat
disimpulkan bahwa kesadaran
membayar pajak tidak berpengaruh
langsung terhadap kemauan
membayar pajak. Hasil rekapitulasi hasil kuesioner, terdapat 2 (dua) yang
memiliki variabel kesadaran
membayar pajak yang mempunyai
variasi jawaban lebih, yaitu
pertanyaan nomor 3 dan nomor 4.
Kedua pertanyaan ini berkaitan
dengan timbulnya kerugian Negara akibat pengurangan serta penundaan
pembayar pajak. Tidak semua
responden setuju tentang adanya kerugian Negara yang timbul akibat pengurangan atau penundaan pajak.
Tidak adanya pengaruh yang
signifikan atas kesadaran pajak
terhadap kemauan membayar pajak
menunjukkan bahwa masyarakat
(khususnya responden penelitian)
belum memahami arti penting pajak bagi Negara.
Hipotesis 3. Nilai t hitung
variabel persepsi atas efektifitas sistem perpajakan adalah 0.000 dengan tingkat probabilitas (signifikasi) 0.000.
Nilai t dapat dilihat pada tabel
signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df=n-k-1 atau 40-3-1 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah varibel independen). Dan hasil
yang diperoleh untuk t tabel sebesar
0.000. Dan hasil pengujian ouput spss nilai t hitung > t tabel (0.000 < 2,028) dan signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0,05 (0.000 < 0,05) hal ini berarti H3 ditolak. Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi yang baik akan efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Efektivitas sistem perpajakan yang diteliti dalam penelitian meliputi pembayaran pajak, penyampaian SPT, dan pembuatan NPWP. Rekapitulasi hasil kuesioner menunjukan bahwa responden setuju terdapat pengaruh yang baik atas sistem perpajakan terhadap pelayanan kepada wajib pajak. Walaupun secara
umum sistem perpajakan
meningkatkan efektivitas pelayanan, masih diperlukan beberapa perbaikan agar sistem perpajakan berjalan lebih baik lagi. Bagian sitem perpajakan yang memerlukan perbaikan terutama
adalah bagian yang nilai mean-nya
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -99 k adalah jumlah variabel independen).
Hasil yang diperoleh untuk f tabel
sebesar 3,252. Karena f hitung lebih
besar dari f tabel (0,000 < 3,252) dan signigikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05), hal ini berarti H4 diterima. Dari hasil pengujian diatas,
dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan dan pemahaman akan
peraturan perpajakan, kesadaran
membayar pajak, dan persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan
secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak.
I. KESIMPULAN
Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan tidak terlalu
berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukan nilai signifikansi 001 sehingga hanya berpengaruh pada tingkat alpha 10%. poin-poin yang tidak berpengaruh signifikan berkaitan dengan kewajiban
mendaftarkan NPWP, sosialisasi
peraturan melalui training dan
pengenaan sanksi pajak. Kesadaran akan pentingnya membayar pajak
tidak mempengaruhi kemauan
membayar pajak oleh wajib pajak. Hasil penelitian menunjukan nilai signifikansi variabel ini sebesar 111.
Hal ini membuktikan bahwa
responden belum sadar bahwa
pembayaran pajak merupakan suatu hal yang sangat penting bagi Negara. Persepsi yang baik terhadap sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak oleh wajib pajak. Penggunaan atau
perubahan/penggantian sistem
perpajakan memberikan dampak
positif terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini membuktikan bahwa modernisasi sistem perpajakan sudah
memberikan hasil yang positif.
Terdapat penagruh yang signifikan antara variabel-variabel independen
bersama-sama terhadap kemauan
membayar pajak . hal ini
membuktikan bahwa 3 (tiga) variabel
independen kalau tidak
dipisah-pisahkan mempengaruhi variabel
dependen sangat signifikan.
Daftar Pustaka
Duwi Priyanto. 2009. SPSS untuk
Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate, Gava Media, Yogyakarta.
Devano. S dan Siti Rahayu. 2006.
Perpajakan: Konsep, Teori, dan
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -100
Jonathan Sarwono.2006. Analisis Data
Penelitian Menggunakan SPSS,
Andi, Yogyakarta.
Tatiana Vanessa Rantung dan Priyo Hari
Adi. 2009. Dampak Program
Sunset Policy Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar, Makalah Simposium Nasional Perpajakn II.
Lusi Triana. 2012. Anlisa Penerapan
Sunset Policy dan Pengaruhnya Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran,
Makalah Simposium Nasional Perpajakan V.
Ferry Dwi Prasetyo.2006. Analisis
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemilik Usaha Kecil Menengah dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan di Daerah Jogjakarta. Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta.
Purwono, Hery 2010. Dasar-Dasar
Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sanjaya, Okta. 2010 Analisis
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kemauan Masyarakat dalam Membayar Pajak: Studi Kasus pada Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung.
Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
Widaningrum, 2013. Identifikasi
Kemampuan dan Kemauan
Membayar Masyarakat
Berpenghasilan Menengah Rendah.
Gibson, dkk. 1995. Organisasi Jilid I:
Perilaku. Stuktur, Proses (terjemahan Djarkasih). Jakarta: Erlangga.
Irianto, Slamet Edi. 2005. Politik
Perpajakan:Demokrasi Negara.
Yogyakarta: UII Press.
Kotler, Philip, 1995. Manajemen
Pemasaran: Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian di Indonesia oleh Ancella Anitawati Hermawan,
Buku Satu Jakarta: Salemba Empat
Machfoed, Mas’ud. 1999. Studi Persepsi
Mahasiswa Terhadap
Profesionalisme Dosen Akuntansi Perguruan Tinggi. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol.3 No. 1 Hal 2-28
Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Denpasar Timur. Implication for Future Research.
Journal of Markiting 49 (4), hal 41-50.
Priyatno, Duwi.2009. SPSS Untuk
Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivarite.Yogyakarta: Gava Media.
Lewa, Rina, Hakim. 2009. Faktor-faktor
| Jurnal Paradigma Vol. 11, No. 02, Agustus 2013 – Januari 2014 -101
orang pribadi memiliki NPWP di Makasar Barat.
Santi Anisa Nurmala. 2012. Analisis
Pengetahuan kesadaran
perpajakan, sikap
rasional,lingkungan,sanksi denda dan sikap fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak (studi empiris pada WPOP diwilayah KPP Pratam Semarang).
Arum Harjanti Puspa. 2012. Pengaruh
kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas (Studi di wilayah KPP Pratama Cilacap).
Widayanti dan Nurlis, 2010.
Faktor-Kaktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang