• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Dasar dan Esensi Ajaran Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kerangka Dasar dan Esensi Ajaran Islam"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka Dasar dan Esensi Ajaran Islam

KERANGKA DASAR DAN ESENSI AJARAN ISLAM

A.KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM

1. Pengertian Islam dan Ruang Lingkup Ajarannya

Sebelum membicarakan ruang lingkup agama Islam (dinul Islarn) , terlebih dahulu akan kita fahami

arti Islam. Kata Islam, berasal dari kata “as la ma - yus li mu -Is la man' artinya, tunduk, patuh, menyerahkan diri. Kata Islam terambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang artinya selamat,

sejahtera, tidak cacat, tidak tercela. Dari akar kata sa la ma itu juga terbentuk kata salmun, silmun

artinya damai patuh dan menyerahkan diri. Sedangkan kata agama , menurut bahasa Al-Qur'an banyak

digunakan kata din, istilah yang lain juga digunakan oleh Al-Qur”an misalnya millah, shalat. Din dalam bahasa Smit berarti Undang-undang atau hukum. Dalam Al-Qur'an kata din mempunyai arti yang berbeda-beda :

l. Din berarti “agama” dalam surat Al-Fath 28 di sebutkan :

“Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar di menangkan-Nya terhadap semua agama, Dan cukuplah Allah sebagai saksi "

2. Din berarti “ibadah” surat Al-Mukrninun : 14.

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.

3. Din berarti “kekuatan” surat Luqman : 32.

“Dan apabila mereka dilamun ombak yan g besar seperti gunung mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. .. ”

4. Din berarti pembalasan hari Qiamat. (Surat Asy-Syuara : 82)

(2)

Islam adalah nama yang di berikan oleh Allah sendiri, dibeberapa ayat Al-Qur'an menyebutkannya :

I/

“Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam”(QS. Ali Imran : 19)

“Barang siapa yang mencari agama selain Allah, tidak akan diterima dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi .”(QS. Ali Imran:85)

“Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu sebagai agamamu.”(QS. Al-Maidah : 3)

Pendidikan Agama Islam 45

Kedua kata tersebut din dan Islam bila digabungkan menjadi Dinul Islam yang biasa juga dipakai istilah Agama Islam. Agama Islam menurut terminologi banyak disampaikan oleh para ulama dan

cendikiawan, antara lain dikutipkan di sini menurut Abullah Al-Masdoosi (cenikiawan muslim asal

Pakistan) yang dikutip Endang Saifuddin Anshari :”menumt pandangan Islam, agama ialah kaidah hidup

yang diturunkan kepada ummat manusia, sejak manusia digelar ke atas buana ini, dan terbina dalam

bentuknya yang terakhir dan sempuma dalam Al-Qur'an yang suci yang diwahyukan Allah kepada

Nabi-Nya yang terakhir yakni Muhammad bin Abdullah sebagai Rasulullah SAW., satu kaidah hidup

yang memuat tuntunan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia baik spiritual maupun

material (Endang Saifuddin Anshari; 1976: 79)

Orang yang melakukan aslama (masuk Islam) dinamakan muslim (orang yang berserah diri) kepada

Allah Swt .

(3)

pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati (QS. Al-Baqarah : 102)

Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia, ajaran dari seluruh nabi dan rasuhaya yang pemah

di utus oleh Allah SWT pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam agama bagi Adam

a.s, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dan Nabi Isa a.s. Islam sebagai agama Nabi Ibrahim dan manusia sebelumnya. Firman Allah Swt :

“Dan Dia tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan, ikutlah agama tuanmu Ibrahim.

Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari a'ahulu.”(QS. Al-Haj j ;78) “Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Yakub, Ibrahim berkata .'

SesungguhnyaAllah telah memilih agama Islam ini sebagai agamamu. Sebab itu janganlah kamu mati

melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah 1 132)

Kemudian pengakuan Nabi Yusuf (putra Nabi Yakub) dalam sebuah doanya;

“Ya. Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku sebagian tabir mimpi. Tuhanku pencipta langit dan bumi. Engkau pelindungku

di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan “Islam " dan gabungkanlah aku dengan

or-ang-orang shalih”(QS. Yusuf : 101)

Mengenai Nabi Sulaiman, Allah berfinnan :

“Berkata ia (Bulqis) .' Wahai pembesar sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang

berharga. Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya : Dengan (menyebut) nama

(4)

sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah

diri (masukIslam).(QS. An-Naml : 29-31)

Islam juga agama Nabi Isa a.s. Seperti dalam firman Allah :

“Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata ia : Siapakah yang

akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agamaAllah (Islam) ? Para Hawariyin

(sahabat-46 Pendidikan Agama Islam

sahabat setia) menjawab : Kami penolong-penolong agama Allah, kami beriman kepada Allah dan

salcsikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim (QS. Ali Imran : 52) Islam merupakan agama Allah yang di wahyukan kepada para Rasul-rasulnya untuk di ajarkan kepada manusia yang di bawa dari generasi-generasi, dari angkatan ke angkatan berikutnya. Ia merupakan

hidayah (petunjuk) bagi seluruh manusia dalam kehidupamya di dunia, merupakan manisfestasi dari

sifat Rahman dan Rahim (Kasih- Sayang) Allah SWT.

Islam sebelum diutus Muhammad Saw bersifat lokal yakni hanya untuk kepentingan suku, bangsa

dan daerah-daerah tertentu saja serta terbatas pula periodenya. Islam yang disampaikan para Rasul secara

estafet bak mata rantai yang sambung menyambung, tetapi mereka dalam satu kesatuan tugas yang

diemban yaitu menyampaikan tugas risalah ilahiyah (tauhid) yang menyampaikan ajaran dan peringatan

bagi manusia. Di samping itu dilengkapi dengan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan dari Tuhan

berdasar atas hajat dan kebutuhan masa itu.

(5)

berbagai suku dan golongan di muka bumi dan akan di sampaikan kepada manusia sampai akhir zaman.

Kepada Islamlah manusia di perintahkan Allah untuk berkiblat dalam satu komando yaitu 1 ”Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad (Nabi terakhir) utusan Allah “

Firman Allah swt :

“Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta

alam (QS. Al-Anbiya: 107) Firman Allah SWT :

Artinya: “Katakanlah (Muhammad) .' “Hai manusia, sesungguhya aku adalah utusanAllah kepadamu

semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, karena itu berimanlah kamu kepadaAllah dan Rasul-N ya, Nabi yang

Ummi yang beriman kepadaAllah dan Kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya) dan taatilah Dia, agar

kamu mendapatpetunjuk (QS. Al-A 'raf' 1 58)

Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw untuk

disampaikan serta di teruskan kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan

keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan muamalah (syariah) yang menentukan proses

berpikir, merasa dan berbuat, dan proses terbentuknya kata hati.

Agama adalah jalan hidup (way of life) yang merupakan sumber sistem nilai yang harus di jadikan

pedoman oleh manusia. Dengan kata lain Islam merupakan arah petunjuk, pedoman dan pendorong

bagi manusia untuk menghadapi dalam memecahkan berbagai problem hidup dengan cara yang benar,

yang sesuai dengan fitrah dan kodrat kemanusiannya sebagai makhluk Allah Swt.

(6)

Pendidikan Agama Islam 47

ketiganya mempunyai pengertian yang berbeda tetapi dalam praktek satu sama lain saling terkait dan

tidak dapat dipisahkan.

Iman artinya membenarkan dengan hati, mengucapkan dalam perkataan dan merealisasikan dalam

perbuatan akan adanya Allah Swt, dengan segala Kemaha sempumaan-Nya, para Malaikat, Kitab-kitab

Allah, para Nabi dan Rasul, hari akhir serta Qadha dan Qadhar.

Islam artinya taat, tunduk, patuh dan menyerahkan diri dari segala ketentuan yang telah di tetapkan

Allah Swt. Yang terdiri atas Syahadatain (dua kalimat Syahadat), Shalat, Puasa, Zakat dan Haji bagi

yang mampu.

Ihsan artinya berakhlak serta berbuat shalih sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah (interaksi) dengan sesama makhluk dilaksanakan dengan penuh keikhlasan

seakan-akan Allah menyaksikan gerak-geriknya sepanjang waktu meskipun ia sendiri tidak melihatnya. Secara garis besamya ruang lingkup agama Islam mencakup :

1 _ Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT) Firman Allah SWT :

“Dan Aku tidak meciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembahKu ” (QS. Az-Zariyat: 56)

Hubungan manusia dengan Allah disebut pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan untuk kepentingan Allah, Allah tidak berhajat (berkepentingan) kepada siapapun, pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada asal penciptaannya yaitu Fitrah (kesucian)Nya agar kehidupan manusia diridhai oleh Allah Swt.

Firman Allah SWT :

(7)

menunaikan zakat dan yang demikian itulah orang-orang yang lurus. ” (QS. Al-B ayyinah: 5) 2. Hubungan manusia dengan manusia

Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan,

kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang aj aran-ajaran yang berkenaan dengan : hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyarakatan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling menolong antara sesama manusia.

Firman Allah SWT :

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”. (Q.S. Al-Maidah : 2)

43 Pendidikan Agama Islam

Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup berkelompok, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan saling mengisi sehingga manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Demikian pula keragaman daerah asal.

Tidak pada tempatnya andaikata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab kelebihan suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, wama kulit, kecantikan/ketampanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari takwanya. Allah berfirman :

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kamu ialah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat: 13).

3 Hubungan Manusia dengan Makhluk Lainnya/lingkungarmya.

Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat bagi manusia. Alam raya ini vvujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptakan oleh Allah dengan sengaja dan dengan hak. Firman Allah 1

(8)

Dan Firman-Nya:

Artinya: “Wahai Tuhan kami, Tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari api neraka ” (QS. Ali Imran 191)

Manusia dikaruniai akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khlifah di muka bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum Allah. Alain diciptakan oleh Allah dan dipertmtukkan bagi kepentingan manusia.

Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang untuk mengelola dan mengolah serta memanfaatkan alam ini. Allah berfirman :

Artinya: "Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk

flrepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu

nikmat-Nya lahir dan bathin (QS. Luqman: 20) Juga Firman Allah :

Artinya' Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya (QS. Hud : 61)

Pendidikan Agama Islam 49

Dua finnan Allah di atas menjelaskan bahwa alam ini untuk manusia dan manusia diperintahkan untuk memakmurkamiya, serta memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Hanya saja dalam memanfaatkan alam ini manusia harus mengerti batas-batasnya, tunduk dan patuh pada aturan-aturan yang telah digariskan oleh Sang Pencipta alam ini

2. KLASIFIKASI AGAMA DAN AGAMA ISLAM

Cukup banyak agama yang ada di dunia ini, sekedar menyebut contoh agama Sinto, Kong Hu Cu, Bahai, Budha, Katolik, Protestan, Hindu, Islam dan lain-lainnya.

Namun dari sekian banyak agama ini oleh para ahli diklasifikasikan ke dalam dua golongan (berdasar tolok ukur tertentu). Salah satu tolok ukur yang dapat dipergunakan adalah asal (sumber)

ajaran agama. Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama tersebut dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

(9)

2. Agama Ra°yu (cultural religion/natural religion) agama ardhi, agama bumi,kadang disebut agama budaya dan agama alam.

Agama wahyu adalah agama yang ajarannya diwahyukan oleh Allah (Tuhan) kepada ummat manusia melalui Rasul-Nya. Sedangkan agama ra'yu adalah agama yang aj aran-ajarannya diciptakan oleh manusia sendiri, tidak diwahyukan oleh Allah melalui Rasul-Nya. Berikut ini akan dibedakan ciri masing-masing agama di atas ;

50 Pendidikan Agama Islam

Ciri agama Wahyu/samawi/langit Ciri agama ra”yu/ardhi/ bumi/budaya Agama wahyu dapat dipastikan

kelahirannya

Disampaikan melalui utusan atau Rasul Allah yang bertugas menyampaikan dan menjelaskan lebih lanjut wahyu yang diterimanya dengan berbagai cara dan dan upaya. Memiliki kitab suci yang

keotentikannya bertahan tetap Sistem merasa dan berfikimya tidak inheren dengan sistem merasa dan berfikir tiap segi kehidupan masyarakat, malahan menuntut supaya sistem merasa dan berfikir mengabdikan diri kepada agama Aj arannya serba tetap, tetapi tafsiran dan pandangannya dapat berubah dengan perubahan akal.

Konsep ketuhanannya monoteisme mutlak

(10)

alam nyata dalam perjalanan ilmu satu demi satu terbukti

kebenarannya, mengenai alam ghaib dapat diterima oleh akal.

Sistem nilai ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan hakekat kemanusiaan. Melalui agama Wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil (sempuma) yang bersih dari dosa.

Agama ra'yu tidak dapat dipastikan kelahirannya

Tidak mengenal utusan atau Rasul Allah. Yang mengajarkan agama budaya adalah filsof atau pendiri agama tersebut.

Tidak memiliki kitab suci. Sekalipun memiliki kitab suci

Sistem merasa dan berfikirnya inheren dengan sistem merasa dan berfikir tiap segi kehidupan Ajarannya berubah seiring perubahan masyarakat yang menganut, atau oleh filosofnya Konsep ketuhanannya dinamisme, animisma, poleteisme paling tinggi monoteisme nisbi

(11)

tahan terhadap kritik akal, mengenai alam nyata satu satu ketika

dibuktikan keliru oleh ilmu dalam perkembangannya, mengenai alam ghaib tak termakan oleh akal (Sidi Ghazalba; 1975; 49~53)

Nilai agama ditentuakan oleh manusia sesuai dengan cita-cita, pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya

Pembentukan manusia disandarkan pada pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya yang belum tentu diakui oleh masyarakat

lain.(Muhammad Daud Ali, 1997172)

Pendzdikan Agama Islam

Yang dimasukkan oleh para ahli ke dalam kelompok agama budaya contohnya adalah agama Kong Hu Cu, agama Budha yang lahir dari pemikiran pendirinya dan agama Hindu; sedang yang tergolong

ke dalam agama wahyu adalah agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Namun, di antara ketiga agama wahyu

ini terdapat perbedaan. Kalau tolok ukur di atas diterapkan kepada ketiga agama wahyu, maka menurut

para ahli pula, tidak semua tolok ukur di atas dapat diterapkan kepada agama Yahudi dan Nasrani Mengenai kitab sucinya, sebagai contoh dapat dibuktikan oleh para ahli bahwa Taurat dan Injil telah mengalami perubahan, tidak asli lagi memuat wahyu yang disampaikan oleh malaikat (Jibril)

(12)

pendeta agama (Kristen) Protestan (1971) kitab suci yang masih asli memuat wahyu Tuhan hanyalah

Al-Qur'an. Selain dari itu, sifat ajaran agama Yahudi adalah local, khusus bagi orang Yahudi saja tidak

untuk manusia lain. Tentang agama Nasrani dapat dikemukakan bahwa konsep ketuhanannya bukanlah

monoteisme mumi tetapi monoteisme nisbi. Menurut ajaran (akidah) agama Nasrani, Tuhan memang

satu tetapi terdiri dari tiga oknum yakni Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Roh Qudus. Ketiganya disebut

trinitas atau tritunggal, kesatuan tiga pribadi. Selain dari itu, menurut Maurice Bucaile, ada hal-hal

dalam kitab suci agama Nasrani yang bertantangan dengan sains modem.

Bagaimana dengan wahyu terakhir, yaitu agama Islarn? Kalau kesembilan tolok ukur tersebut di atas ditetapkan kepada agama Islarn hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Kelahiran agama Islarn adalah pasti yaitu tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan

tanggal 6 Agustus 610 M.

2. Disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan atau Rasulullah. 3. Memilki kitab suci yaitu Al-Qur'an yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-Nya.

4. Ajaran agama Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar. Ajaran Islam berlaku abadi tidak berubah dan tidak boleh dirubah.

5. Konsep ketuhanan Islam adalah tauhid, monotiesme mumi, Allah adalah Esa, Esa dalam zat, Esa dalam sifat dan Esa dalam perbuatan.

6. Dasar-dasar agama Islarn bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat manusia

di manapun dia berada.

7. Nilai-nilai terutama nilai etika dan estetika yang ditentukan oleh agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanusiaan.

(13)

keyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenaramrya oleh sains modem.

9. Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan baik dan benar maka akan terbentuklah insan kamil yaitu manusia yang sempuma.

Dari uraian tersebut di atas dan dari ciri-ciri agama wahyu yang disebutkan di muka, dapatlah disimpulkan bahwa pada agama Islamlah kita temui ciri-ciri agama wahyu yang lengkap. Oleh karena

itu pula dapatlah secara pasti kita katakan bahwa agama Islam, bukan hanya agama yang benar, tetapi

52 Pendidikan Agama Islam

juga agama yang sempurna (Haron Din, 1990: 278-281).

Sebagai muslim dan muslirnat kita bersyukur memeluk agama Islarn. Tetapi kesyukuran itu harus

diikuti dengan mempelajari agama kita itu secara sistematis, baik dan benar serta mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Dan, dalam rangka kesyukuran itu pula, dalam masyarakat majemuk seperti

Indonesia, kita menghargai pemeluk agama lain yang karena keyakinarmya berbeda agamanya dengan

kita.

Sementara itu perlu ditambahkan bahwa agama wahyu, semua agama langit yang disebutkan di atas aj aramrya berasal dari wahyu Ilahi yang disampaikan oleh malaikat (Jibril) kepada Rasul-Nya pada

masa tertentu untuk menjadi pedoman hidup manusia. Inti aj ararmya sejak diturunkan kepada Nabi atau

Rasul-Nya yang pertama sampai kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir adalah sama yakni mengenai

ke-Esaan Allah, tidak ada Tuhan lain selain Allah. Sejak dahulu sampai sekarang dan terus ke masa

(14)

Yang berubah adalah jalan yang ditempuh atau syari' at yang mengatur hubungan manusia dengan

Allah, antar manusia dalam masyarakat dan dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya. Karena itu pula

mengenai syari'at antara satu agama wahyu dengan agama wahyu lam berbeda. Dan, karena perbedaan

itu ditentukan Allah, maka para pemeluk agama wahyu harus mampu menegakkan sikap, seperti telah

disinggung di muka, setuju hidup bersama dalam perbedaan. C. RUANG LINGKUP AGAMA ISLAM

Dalam mempelajari perbandingan agama-agama dan melihat tempat agama Islam dalam agama wahyu tersebut di atas telah dikemukakan kedudukan agama Islam yang bersifat sui generis (sesuai

dengan wataknya, berbeda dalarn jenisnya) di antara agama-agama wahyu. Telah dinyatakan pula bahwa

agama Islam bukan hanya agama sempuma tetapi juga agama yang benar. Namun demikian, dalam

sejarah perkembangarmya, terutama di kalangan ilmuwan, agama Islarn sering disalah pahami. Bahwa

Islarn sering difahami hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Padahal agama Islam (selain

mengatur hubungan manusia dengan Tuhan) juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya, dengan

masyarakat dan mengatur pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Islam sebagai satu sistem

yang mengatur hidup dan kehidupan manusia, Islam mengatur berbagai tata hubungan manusia. Pendidikan Agama Islam 53

(15)

Build your own FREE website at Angelfire.com Share: del.icio.us |

digg | reddit | Twitter | facebook

Pendidikan Akidah

Oleh Wan Mohd Hujjatullah Ghazali Pendahuluan

Pendidikan akidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia merupakan inti kepada amalan Islam seseorang. Seseorang yang tidak memiliki akidah menyebabkan amalannya tidak mendapat pengiktirafan oleh Allah swt. Ayat-ayat yang terawal yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw di Makkah menjurus kepada pembinaan akidah. Dengan asas pendidikan dan penghayatan akidah yang kuat dan jelas maka Nabi Muhammad saw telah berjaya melahirkan sahabat-sahabat yang mempunyai daya tahan yang kental dalam mempertahan dan mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Bilal bin Rabah tidak berganjak imannya walaupun diseksa dan ditindih dengan batu besar di tengah padang pasir yang panas terik. Demikian juga keluarga Amar bin Yasir tetap teguh iman mereka walau berhadapan dengan ancaman maut. Dari sini kita nampak dengan jelas bahawa pendidikan akidah amat penting dalam jiwa setiap insan muslim agar mereka dapat mempertahan iman dan agama Islam lebih-lebih lagi di zaman globalisasi yang penuh dengan cabaran dalam segenap penjuru terutamanya internet dan teknologi maklumat yang berkembang dengan begitu pesat sekali.

2.0 Matlamat dan Objektif Pendidikan Akidah 2.1 Mengakui keesaan Allah swt

(16)

"Katakanlah (wahai Muhammad) Dia ialah Allah Yang Maha Esa. Allah menjadi tumpuan sekelian makhluk untuk memohon sebarang hajat. Ia tiada beranak dan tidak diperanakkan.

Dan tidak ada sesiapa yang setara denganNya"

(al-Ikhlas : 1-4)

Ayat di atas mendidik manusia supaya mengaku keesaan dan kekuasaan Allah swt. Ayat ini diturunkan di Makkah di awal perkembangan Islam. Oleh kerana akidah merupakan asas kepada kekuatan dan pembinaan Islam sebagai al-Din maka wahyu-wahyu yang terawal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw menjurus kepada pendidikan Akidah bagi menanam keyakinan yang teguh dalam jiwa manusiatentang keesaan Allah swt.

2.2 Melahirkan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah swt .Pendidikan akidah juga penting untuk mendidik manusia supaya patuh dan tunduk kepada kebesaran dan keagongan Allah swt.

2.3 Membentuk keperibadian insan

(17)

hakikat alma semesta dan hakikat kemanusiaan serta nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Kekukuhan akidah inilah yang akhirnya menjadi sumber kekuatan Islam. Itulah hakikat kekuatan umat Islam, kekuatan jiwa dan rohani serta peribadinya yang menjadi asas kepada kekuatan jasmaninya. Di dalam sejarah kegemilangan umat Islam yang silam kita mendapati bahawa umat Islam di masa itu telah dibentuk dan dididik oleh akidah yang akhirnya melahirkan kekuatan yang sungguh kental dan luar biasa. Kita lihat sahaja kepada Bilal, bahawa akidah telah memberikan kekuatan kepadanya. Abdul Rahman bin Auf dan Osman bin Affan sanggup membelanjakan hartanya kerana mempertahankan Islam sehingga tiada apa lagi yang dimiliki melainkan Allah swt dan Rasul. Ali bin Abi Talib sanggup mempertaruhkan nyawanya kerana Rasulullah saw dan banyak lagi contoh-contoh yang ditunjukkan oleh para sahabat Rasulullah saw hasil dari pendidikan akidah yang mantap. 2.0 Definisi Akidah

Perkataan akidah berasal dari perkataan bahasa Arab iaitu "aqada yang bererti ikatan atau simpulan. Perkataan ini juga digunakan pada sesuatu yang maknawi seperti akad nikah dan akad jual beli. Dari ikatan atau simpulan yang maknawi ini maka lahirlah akidah iaitu ikatan atau simpulan khusus dalam kepercayaan. Sementara dari segi istilah, akidah bermaksud kepercayaan yang terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa seseorang sehingga tidak mungkin tercerai atau terurai. Akidah menurut istilah syara" pula bermaksud kepercayaan atau keimanan kepada hakikat-hakikat atau nilai-nilai yang mutlak, yang tetap dan kekal, yang pasti dan hakiki, yang kudus dan suci seperti yang diwajibkan oleh syara" iaitu beriman kepada Allah swt, rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan perkara-perkara ghaibiyyat. 3.2 Hakikat Iman

Dalam menjelaskan definisi akidah ada disebut perkataan kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama kepada akidah. Iman ialah perkataan Arab yang bererti percaya yang merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah berdasarkan sebuah hadis yang bermaksud : "Iman itu ialah mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati dan beramal dengan anggota".

(al-Hadis)

(18)

Iman tidak pernah berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat. Sebaliknya iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang sesuai dan secucuk dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri.

Firman Allah swt yang bermaksud:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah swt dan RasulNya

kemudian mereka tidak ragu-ragu".

(al-Hujurat : 15)

(19)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu apabila disebut nama Allah swt maka terasa gerunlah hati mereka dan apabila dibaca kepada mereka ayat-ayat Allah swt, bertambahlah iman mereka dan kepada tuhan sahaja mereka bertawakkal. Mereka mendirikan solat, membelanjakan daripada apa yang kami beri rezki kepada mereka. Mereka itulah

orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya".

(al-Anfal : 2-4)

Perkara yang menjadi asas atau pokok keimanan dalam Islam juga dikenali sebagai rukun-rukun Iman iaitu sebanyak enam perkara :

 Pertama : Beriman kepada Allah swt.

 Kedua : Beriman kepada Malaikat.

 Ketiga : Beriman kepada kitab-kitab.

 Keempat : Beriman kepada Rasul-Rasul.

 Kelima : Beriman kepada Hari Kiamat.

 Keenam : Beriman kepada Qada" dan Qadar.

Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam hadisnya yang bermaksud :

"Iman itu bahawa kamu mempercayai kepada Allah swt, malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari kumudian dan kamu beriman kepada takdir baik dan buruknya". (Riwayat Muslim)

3.3 Hubungan Iman dan Islam

(20)

Allah itu juga disebut sebagai Islam. Ini bermaksud seseorang yang beriman hendaklah menyerah diri kepada Allah swt dengan menerima segala hukum dan syariat yang diturunkan Ilahi. Penyerahan dan penerimaan ini berlaku dengan dua perkara iaitu

(i) dengan kepercayaan dan pegangan hati yang dinamakan Iman (akidah) dan

(ii) melalui sifat-sifat lahiriah iaitu melalui perkataan dan perbuatan (amalan) dinamakan Islam. Nabi Muhammad saw telah juga menunjukkan penggunaan kalimah Iman dalam pengertian amal sebagaimana sabdanya yang bermaksud : "Iman terbahagi lebih enam puluh bahagian, yang paling tinggi ialah mengucap kalimah "Lailahaillallah" dan yang paling rendah ialah membunag benda-benda yang boleh menyakitkan orang di jalan". (Riwayat Muslim)

Oleh yang demikian jelas di sini Iman dan Islam mempunyai hubungan yang rapat dan tidak mungkin dipisahkan. Islam umpama pohon sementara Iman umpama akar sesepohon kayu. Kesuburan dan kekuatan akar pokok tersebut dapat dilihat dengan kesuburan pokok pada daun, ranting dan dahannya. Dalam menjelaskan tentang hubungan Iman dan Islam ini kita petik sebuah hadis sabda Nabi saw kepada rombongan Abdul Qias yang bermaksud: "Aku menyuruh kamu beriman kepada Allah swt yang Maha Esa. Apakah kamu mengerti apa dia yang dikatakan beriman kepada Allah swt yang Maha Esa ". Iaitu penyaksian bahawa tiada tuhan yang disembah melainkan Allah swt yang Maha Esa, tiada sekutu baginya, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat dan menunaikan satu perlima daripada harta

rampasan perang".

(Muttafaqun "alaih)

Hadis di atas menjelaskan betapa adanya hubungan yang erat di antara iman dan Islam di mana Islam itu menjadi salah satu daripada perinsip Iman dan Iman pula dilahirkan melalui Islam secara amali, dengan iqrar syahadah dan melaksanakan hukum syariat dalam segala amalan. Sekiranya berlaku iqrar syahadah dan menunaikan fardhu sedangkan hatinya tidak yakin atau tidak percaya serta ragu-ragu terhadap hukum hakam Allah swt maka seseorang itu dihukum tidak beriman walaupun masih dinamakan Islam sebagaimana yang berlaku kepada sesetengah orang-orang Badwi di zaman Rasulullah saw.

(21)

"Orang Arab berkata : Kami telah beriman. Katakanlah (wahai Muhammad) : Kamu belum beriman (janganlah berkata demikian, tetapi sementara Iman belum lagi meresap masuk ke dalam hati kamu) berkatalah sahaja : Kami telah Islam". (al-Hujurat : 14)

Kesimpulannya Iman itu melambangkan sesuatu yang batin sementara Islam melambangkan sesuatu yang zahir. Oleh itu iman dan Islam tidak boleh dipisahkan. Islam umpama pokok sementara Iman umpama akar. Ibadat solat merupakan batang kepada pokok itu sementara beriman kepada Allah swt merupakan akar tunjangnya di mana ia menjadi teras keimanan seseorang. Pemisahan Iman dan Islam samalah kita memisahkan pokok dari akarnya.

3.4 Konsep Ihsan dan Hubungannya dengan Iman dan Islam

Ihsan bermaksud bekerja dengan baik dan tekun. Dari segi syara" bermaksud mengelokkan perbuatan zahir dengan ibadat dan mengelokkan perbuatan batin dengan ikhlas. Menurut kamus bahasa, Ihsan bermaksud membuat sesuatu yang baik. Al-quran menerangkan dengan meluas ciri-ciri Ihsan dan mereka yang bersifat muhsinin (berbuat kebaikan).

(22)

"Jika kamu berbuat kebaikan, maka faedah kebaikan yang kamu lakukan ialah untuk diri kamu dan jika kamu berbuat kejahatan maka (kesannya yang buruk) berbalik kepada diri

kamu juga".

(al-Isra" : 7)

Kedudukan Ihsan adalah tinggi di sisi Islam dalam konteks melengkapkan ciri-ciri keimanan dan keislaman individu dan masyarakat Islam seluruhnya. Al-Quran menerangkan bahawa Ihsan wajib menjadi tabiat manusia. Allah swt telah memberi ni"mat kepada manusia dengan IhsanNya, maka manusia perlu Ihsan dengan ni"mat ini kepada makhluk.

Firman allah swt yang bermaksud :

"Dan berbuat baiklah (kepada hamba-hamba Allah swt) sebagaimana Allah swt berbuat baik kepadamu (dengan pemberian ni"matNya yang melimpah-limpah". (al-Qasas : 77)

Seseorang yang melakukan Ihsan akan merasa tenang yang tidak dapat dirasakan oleh orang lain dan orang yang menerima Ihsan itu sendiri merasa senang. Kasih sayang kepada pelaku Ihsan akan memberi kebahagiaan jiwa. Mereka yang membuat keburukan tidak akan mendapat ketenangan hidup. Oleh itu Allah swt telah memberi galakan supaya berbuat Ihsan

sebagaimana firmanNya yang bermaksud :

"Sesungguhnya Allah swt menyuruh kamu berlaku adil, dan berbuat ihsan (kebaikan), serta memberi bantuan kepada kaum karabat dan melarang daripada melakukan

perbuatan-perbuatan keji dan mungkar serta zalim".

(al-Nahl : 90)

Al-Quran mengangkat martabat Ihsan dengan begitu tinggi lebih-lebih lagi jika turut disertakan dengan ikhlas kepada Allah swt dan kedua-dua ini dianggap sebagai sifat yang paling tinggi dan mulia yang patut ada pada diri setiap muslim. Kesimpulannya kalau Iman itu umpama akar, Islam umpama pokok maka Ihsan pula umpama buah yang baik. Demikianlah hubungan di antara Iman, Islam dan Ihsan.

3.5 Peringkat-peringkat Iman

(23)

Ada Iman sentiasa bertambah iaitu Iman para Nabi dan Rasul. Ada Iman yang tidak bertambah atau berkurang iaitu Iman para Malaikat. Ada Iman yang kadang-kadang bertambah dan ada ketikanya menurun iaitu Iman kebanyakan orang mukmin. Terdapat juga jenis Iman yang jarang-jarang bertambah tetapi banyak menurun iaitu Iman orang-orang yang fasik lagi jahat.

Iman terbahagi kepada lima peringkat:

 Iman Taqlid iaitu Iman ikutan. Orang yang beriman secara taqlid beramal semata-mata mengikut orang lain. Iman jenis ini merbahaya dan terdedah kepada kesesatan.

 Iman Ilmu iaitu Iman yang berdasarkan mata kepada ilmu dan fikiran semata-mata dan ia tidak terpahat di dalam hati. Iman pada tahap ini juga terdedah kepada bahaya dan penyelewengan.

 Iman A'yan iaitu Iman yang dapat dihayati sehingga ke lubuk hati. Iman pada tahap ini dimiliki oleh orang-orang soleh. Seseorang yang beriman pada tahap ini amalannya bertolak dari hati yang ikhlas untuk mencari keredhaan Allah swt. Iman kita juga sekurang-kurangnya berada pada tahap ini.

 Iman Hak iaitu Iman yang hakiki yang terlepas dari godaan nafsu dan syaitan. Iman pada tahap ini dimiliki oleh golongan muqarrabin. Iman Hakikat iaitu Iman peringkat yang paling tinggi yang boleh dicapai oleh manusia. Mereka yang memiliki Iman pada tahap ini hidup semata-mata untuk Allah swt.

3.6 Rukun Iman

(24)

"Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah swt, Malaikat-MalaikatNya,

Kitab-KitabNya dan Rasul-RasulNya".

(al-Baqarah : 285)

Sabda Nabi saw yang bermaksud: "Iman itu ialah kamu beriman kepada Allah swt, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya, Rasul-RasulNya, Hari Akhirat, Qadar baik dan buruk".

(Riwayat Muslim)

3.6.1 Beriman kepada Allah swt

Beriman kepada Allah swt bermaksud mengetahui, percaya dan beri"tikad dengan teguh, perkara-perkara yang wajib, mustahi dan harus bagi Allah swt. Seseorang itu hendaklah beri"tikad secara ijmal dan sungguh-gungguh bahawa Allah swt bersifat dengan sifat-sifat yang sumpurna dan sesuai dengan ketuhananNya. Mustahil Allah swt bersifat dengan sifat-sifat kekurangan dan harus bagi Allah swt melakukan semua perkara atau meninggalkannya. Iman dan tauhid kepada Allah swt tegak di atas dua asas iaitu

Tauhid Rububiyyah

Tauhid Rububiyyah bermaksud mengimani dan yakin bahawa Allah swt sahaja Tuhan yang mencipta alam ini. Mentauhidkan Allah swt sebagai pencipta, pengurus, pentadbir, pengatur, pemerintah, pendidik, pemelihara dan pengasuh sekelian alam. Banyak ayat-ayat al-Quran yang menyebut tentang tauhid Uluhiyah ini. Antaranya firman Allah yang bermaksud:

دديددجج قدللخجبد تدأليجوج ملككبلهدذليك ألشجيج نإد ققدحللابد ضجرللجاوج تداوجامجسقجلا قجلجخج هجلقلا نقجأج رجتج مللجأج

(25)

makhluk yang baru". (Ibrahim 14 : 19)

Firman Allah swt lagi yang bermaksud:

نجمد انجللزجنأجوج ةدبقجادج لقدكك نمد اهجيفد ثقجبجوج ملككبد دجيمدتج نأج يجسداوجرج ضدرلأجللا يفد ىقجللأجوج اهجنجولرجتج ددمجعج رديلغجبد تداوجامجسقجلا قجلجخج

مديردكج جدولزج لقدكك نمد اهجيفد انجتلبجنأجفج ءامج ءامجسقجلا

"Dia menciptakan beberapa langit tanpa tiang yang kamu lihat, dan Dia mengadakan gunung-ganang di muka bumi supaya jangan ia bergoyang-goyang bersama kamu dan Dia menyebarkan di muka bumi bermacam-macam haiwan. Kami turunkan air hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan di muka bumi bermacam-macam tumbuhan yang baik". (Luqman 31:10)

Dalam beberapa ayat yang lain Allah swt menyebut bahawa orang-orang kafir juga percaya kepada Rububiyah Allah swt dengan mengaku bahawa Allah swt adalah pencipta langit dan bumi. Firman Allah swt yang bermaksud:

نجوككفجؤليك ىنقجأجفج هكلقجلا نقجلكوقكيجلج ملهكقجلجخج نلمقج مهكتجللأجسج نئدلجوج

"Dan jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir yang menyembah berhala itu) siapa yang menciptakan mereka, nescaya mereka menjawab: Allah swt! maka bagaimanakah

mereka dapat dipalingkan".

(al-Zukhruf : 87)

Maksud firman Allah swt lagi:

ملهكركثجكلأج للبج هدلقجلد دكملحجللا لدقك هكلقجلا نقجلكوقكيجلج اهجتدولمج ددعلبج نمد ضجرلأجللا هدبد ايجحلأجفج ءامج ءامجسقجلا نجمد لجزقجنقج نمقج مهكتجللأجسج نئدلجوج نجولكقدعليج الج

"Dan jika kamu menanyakan kepada mereka : Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya". Tentulah mereka akan menjawab :

Allah swt".

(al-Ankabut : 63) Tauhid Uluhiyyah

(26)

patut disembah, dipohon segala doa, dipatuhi, dicintai, ditakuti, dan tawakkal kepadaNya. Seterusnya mnerima segala hukumNya dengan yakin dan redha. Ringkasnya Tauhid Uluhiyyah ini menuntut seseorang meyakini kemutlakan kekuasaan Allah swt yang menjadi tempat tumpuan segala makhluk sama ada dari segi sembahan atau memohon segala doa dan hajat. Keyakinan ini menetapkan bahawa hanya Allah swt sahaja yang berkah menentukan hukum dan peraturan bagi seluruh makhluk di alam ini. Di antara ayat al-Quran yang membicarakan tentang Uluhiyyah Allah swt adalah seperti berikut. Firman Allah swt yang bermaksud:

نكيعدتجسلنج كجايقجإدو دكبكعلنج كجايقجإد

"Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami

memohon pertolongan"

(al-Fatihah : 5)

Firman Allah lagi yang bermaksud:

"Katakanlah (wahai Muhammad) Dialah Allah swt yang Maha Esa. Allah swt tempat meminta (tumpuan). Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak

ada sesuatupun yang meneyrupaiNya".

(al-Ikhlas : 1-4)

Firman Allah swt lagi yang bermaksud:

"Engkaulah yang memasukkan malam ke dalam siang dan siang ke dalam malam. Engkau juga mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau jugalah yang memberi rezki kepada sesiapa yang dikehendaki dengan tiada hitungan hisab".

(Al-Imran : 27)

قكزكرلتجوج يقدحجللا نجمد تجيقجمجلجا جكردخلتكوج تديقدمجللا نجمد يقجحجللا جكردخلتكوج لديللقجلا يفد رجاهجنقجلا جكلدوتكوج رداهجنقجللا يفد لجيللقجلا جكلدوتك بداسجحد رديلغجبد ءاشجتج نمج

(27)

alam ini. Tetapi mereka ingkar secara perkataan dan perbuatan terhadap Uluhiyyah Allah swt seperti beribadat kepada yang lain dari Allah swt serta tidak melaksanakan syariat dan hukum Allah swt dalam kehidupan ini. Keselarasan di antara Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Rububiyyah adalah penting untuk memastikan keimanan yang sejati terhadap Allah swt. Ini adalah kerana Tauhid Rububiyyah adalah adalah merupakan pengakuan bahawa Allah swt adalah sumber cipta. Sementara Tauhid Uluhiyyah ialah suatu pengakuan bahawa Allah swt adalah Tuhan yang wajib disembah dan tempat tumpuan sekelian makhluk.

3.6.2 Beriman kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat bermaksud percaya dan yakin tentang wujudnya makhluk yang digelar malaikat. Jumlah malaikat hanya Allah swt sahaja yang mengetahui. Di antara ciri-ciri malaikat yang disebut di dalam al-Quran dan al-Hadis antaranya ialah:

 Malaikat merupakan makhluk yang taat kepada Allah swt.

 Diciptakan dari nur.

 Tidak mempunyai hawa nafsu.

 Tidak makan dan minum

 Memiliki akal yang terbatas untuk melaksanakan perintah Allah swt.

 Tiada jantina tertentu (tidak lelaki, tidak perempuan, bukan khunsa).

 Malakikat mempunyai sayap.

 Memiliki kekuatan dan kepantasan yang luar biasa.

(28)

tentang malaikat dan perkara-perkara ghaibini diketahui melalui al-Quran dan al-Hadis. Yakin dan beriman kepada perkara-perkara ghaib seperti syurga, neraka, roh merupakan salah satu daripada ciri-ciri orang bertaqwa kepada Allah swt. Di antara dalil berkenaan dengan malaikat adalah seperti berikut:

Firman Allah swt yang bermaksud:

"Dan tidaklah ada yang mengetahui siapa tentera Tuhan itu melaikan Dia". (al-Mudasir : 31)

نجيذدلقجا دجادجزليجوج بجاتجكدللا اوتكوأك نجيذدلقجا نجقديلتجسليجلد اوركفجكج نجيذدلقجلقد ةةنجتلفد القجإد ملهكتجدقجعد انجللعججج امجوج ةةكجئدالجمج القجإد ردانقجلا بجاحجصلأج انجللعججج امجوج

الةثجمج اذجهجبد هكلقجلا دجارجأج اذجامج نجوركفداكجللاوج ضضرجمقج مهدبدولكقك يفد نجيذدلقجا لجوقكيجلدوج نجونكمدؤلمكللاوج بجاتجكدللا اوتكوأك نجيذدلقجا بجاتجرليج الجوج انةامجيإد اونكمجآ

ردشجبجلللد ىرجكلذد القجإد يجهد امجوج وجهك القجإد كجبقدرج دجونكجك مكلجعليج امجوج ءاشجيج نمج يددهليجوج ءاشجيج نمج هكلقجلا لقكضديك كجلدذجكج Firman Allah swt lagi yang bermaksud:

"Dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan". (al-Nahlu : 50)

Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:

"Dijadikan malaikat daripada cahaya dan dijadikan jin daripada percikan api". (Riwayat Muslim)

Firman Allah swt yang bermaksud:

"Miraj yang dilalui oleh malaikat-malaikat dan Jibril ke pusat pemerintahanNya (menerima dan menyempurkan tugas) pada satu hari tempohnya lima puluh ribu tahun". (al-Ma"rij : 4)

Firman Allah swt yang bermaksud:

"Segala puji bagi Allah swt yang menciptakan langit dan bumi, yang menjadikan maalaikat utusan-utusan yang brsayap dua, tiga dan empat". (al-Fath : 1)

(29)

adanya dewa-dewa. Demikian juga orang Tionghoa dan Mesir. Kadang-kadang kepercayaan kepada dewa-dewa ini dihubungkaitkan dengan bintang-bintang. Contohnya orang Greek (Yunani) mempercayai bintang Mars adalah dewa peperangan. Demikian juga ada yang mempercayai bahawa malaikat itu adalah anak perempuan Tuhan.

Setelah fahaman "ketauhidan" menjadi jelas di dalam Islam, maka tegaklah kepercayaan bahawa persembahan dan pemujaan hanyalah kepada Allah semata-mata. Malaikat-malaikat bukanlah Tuhan dan tiada kuasa. Ia tidak dapat memakbulkan permohonan makhluk. Kita tidak perlu takut kepada malaikat kerana ia tidak dapat berbuat apa-apa melainkan dengan izin Allah swt. Demikianlah halusnya pokok kepercayaan dalam Islam sehingga memuja malaikat adalah termasuk dalam perbuatan syirik yang membatalkan akidah seseorang. Menurut athar Said bin al-Musayyib bahawa malaikat itu bukan lelaki dan bukan perempuan, mereka tidak makan atau minum dan tidak tidur. Bilangan malaikat amatlah ramai. Tidak diketahui jumlahnya melainkan Allah swt. Setiap orang wajib beriman kepada malaikat secara ijmal kecuaili sepuluh malaikat sahaja diwajibkan kita beriman secara tafsil sebagaimana berikut:

Jibril

Malaikat pertama yang dianggap sebagai penghulu sekelian malaikat. Dia juga bernama Namus, Ruh al-Amin (roh yang diberi keperrcayaan) dan Ruh al-Qudus (roh yang suci). Tugasnya yang utama ialah menerima perintah Allah swt untuk disampaikan kepada para Nabi dan Rasul. Oleh kerana ruh Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul itu telah mendapat latihan yang cukup dan istimewa sehingga memudahkan hubungannya dengan alam ghaib. Maka dapatlah mereka melihat dan berhubung nyata dengan Malaikat Jibril itu. Nabi Muhammad saw pertama kali berjumpa dengan Jibril ialah semasa menerima wahyu pertama di gua Hira" di atas bukit Nur. Datang berupa seorang lelaki berpakaian serba putih. Demikian juga semasa Isra dan Mi"raj Nabi saw ditemani oleh Jibril alaihissalam.

Jibril pernah merupakan dirinya sebagai seorang sahabat Nabi saw yang muda dan pantas sikapnya iaitu Dahiyah al-Kalbi. Menurut hadis Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Saidina Omar al-Khatab menyatakan bahawa Jibril merupa seorang lelaki datang ke majlis Rasulullah saw mengemukakan pertanyaan berkaitan dengan Iman, Islam dan Ihsan. Semua sahabat Rasulullah saw yang hadir melihatnya.

(30)

sisi Baginda saw. Sebab Rasulullah saw berkata "Jibril ! Jibril ! Dekatlah kepadaku". (Hamka, 1988).

Kitab-kitab suci dan suuf yang diturunkan kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul iaitu Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran diturunkan melalui perantaraan Jibril as.

Mikail

Malaikat Mikail tugasnya mengurus hal ehwal penghidupan. Mengatur rezki, hujan dan sebagainya. Mengatus perjalanan matahari, bumi, bulan dan cakrawala ini. Peredaran matahari dan bintang menyebabkan berlakunya siang dan malam. Ia menjaga perjalanan alam ini sehingga segala sesuatu itu berjalan dengan lancar di dalam peraturan yang ditentukan. Yang berat turun ke bawah, yang ringan terapung ke atas dan tenaga tarik menarik yang ada semuanya dalam lingkungan tugas Mikail.

Izrail

Izrail terkenal denganpanggilan "Malaikat Maut". Bertugas mencabut nyawa segala makhluk yang bernyawa di alam ini apabila tiba masanya. Izrail tidak akan datang kalau kita belum "dipanggil". Walaupun di kiri kanan kita bergelimpangan mayat-mayat, kita tidak akan mati kalau belum tiba giliran. Dan kalau tiba giliran ke mana kita menyembunyikan diri Izrail tetap menunggu kita. Walaupun kita berada dalam perti besai yang kukuh sekalipun.

Kita tidak tahu bila Izrail akan datang kepada kita. Kita juga tidak boleh cemas kerana dia pasti datang. Kecemasan boleh dihilangkan dengan memenuhi hidup kita melakukan kebajikan dan meninggalkan kemungkaran.

Tugasnya meniup sangkakala (Shur). Tiupan pertama memusnahkan seluruh alam ini melainkan perkara-perkara yang tidak diizinkan Allah swt musnah.

Kesan Akidah Islam

Akidah Islam akan melahirkan seseorang atau masyarakat yang mempunyai kepribadian yang unggul yang akhirnya akan dijelmakan melalui tingkah-laku, percakapan dan gerak-geri hati seseorang atau sesebuah masyarakat. Akidah Islam yang telah meresap ke dalam jiwa dan lubuk hati sesseorang akan menimbulkan kesan-kesan positif di antaranya dapat kita gariskan seperti berikut:

(31)

3.7.2 Akidah Islam melahirkan Insan Soleh. Insan yang melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan segala jenayah dan kemungkaran.

509 3.7.3 Akidah Islam melahirkan Insan yang mempunyai akhlak cemerlang dan terpuji. Mengikis sifat-sifat yang buruk dan melahirkan manusia yang bertaqwa, tawadhu", ikhlas, redha, amanah dengan segala sifat terpuji yang lain di samping menyingkirkan sifat-sifat yang buruk seperti dengki, sombong, ria", takabur dan seumpamanya yang boleh membawa masalah sosiol dalam masyarakat.

3.7.4 Akidah akan melahirkan seseorang atau sesebuah masyarakat yang optimis dan yakin kepada diri sendiri untuk bekerja bagi mencapai kejayaan di dunia di samping tidak lupa mencari keredhaan Allah swt supaya mendapat kebahagian di akhirat.

3.7.5 Akidah Islam melahirkan Insan dan masyarakat yang teguh pendiriannya, mempunyai perinsip dan tidak mudah terpengaruh dengan persekitaran yang mengancam nilai dan akhlak manusia terutama dengan pelbagai pengarauh hasil kemajuan teknologi maklumat di zaman ini. Ia mampu membeza dan memilih nilai-nilai yang positif dan menolak nilai-nilai yang negatif yang boleh merosakkan keperibadian Insan dan masyarakat.

3.7.6 Akidah Islam yang teguh mampu membawa manusia dan masyarakat maju ke hadapan dalam segala bidang. Sejarah membuktikan masyarakat Arab telah berubah daripada satu masyarakat yang tidak dikenali kepada sebuah masyarakat yang digeruni. Akidah Islam telah mengangkat darjah mereka. Mereka menguasai hampir separuh dari bumi ini. Mereka menguasai pentadbiran dan maju dalam pelbagai disiplin ilmu pengetahuan.

3.7.7 Akidah Islam membentuk manusia berlumba-lumba untuk melakukan kebajikan dan mencegah dari kemungkaran. Ini akan melahirkan masyarakat yang harmoni dan aman tenteram. Tiada jenayah atau pencerobohan ke atas sesiapa disebabkan mereka yakin kepada hari pembalasan.

3.7.8 Akidah Islam akan melahirkan manusia yang tidak mudah putus asa atau hilang harapan. Iman di dalam hati akan memberi ketenangan yang luar biasa.

(32)

lubuk hati mereka.

Akidah Islam yang ada dalam hati umat Islam kini mungkin tidak begitu mantap menyebabkan mereka tidak dapat mencapai kegemilangan sebagaimana umat Islam di zaman Nabi saw dan para Sahabat. Umat Islam pada hari ini begitu rapuh akidahnya. Lantaran itu mereka amat mudah terpengaruh dengan berbagai-bagai unsur negatif. Kemunduran umat Islam kini kerana mereka semakin jauh dari menghayati Akidah Islam yang sebenar.

C.HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA 2) HAM Menurut Konsep Islam

Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini. Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara, melainkan negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini. Dari sinilah kaum muslimin di bawah Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat.

Negara juga menjamin tidak ada pelanggaran terhadap hak-hak ini dari pihak individu. Sebab pemerintah mempunyai tuga sosial yang apabila tidak dilaksanakan berarti tidak berhak untuk tetap memerintah. Allah berfirman:

"Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukannya di muka bumi, niscaya mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan munkar. Dan kepada Allah-lah kembali semua urusan." (QS. 22: 4)

Jaminan Hak Pribadi

(33)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya... dst." (QS. 24: 27-28)

Dalam menjelaskan ayat ini, Ibnu Hanbal dalam Syarah Tsulatsiyah Musnad Imam Ahmad menjelaskan bahwa orang yang melihat melalui celah-celah ointu atau melalui lubang tembok atau sejenisnya selain membuka pintu, lalu tuan rumah melempar atau memukul hingga mencederai matanya, maka tidak ada hukuman apapun baginya, walaupun ia mampu membayar denda.

Jika mencari aib orang dilarang kepada individu, maka itu dilarang pula kepada negara. Penguasa tidak dibenarkan mencari-cari kesalahan rakyat atau individu masyarakat. Rasulullah saw bersabda: "Apabila pemimpin mencari keraguan di tengah manusia, maka ia telah merusak mereka." Imam Nawawi dalam Riyadus-Shalihin menceritakan ucapan Umar: "Orang-orang dihukumi dengan wahyu pada masa rasulullah saw. Akan tetapi wahyu telah terhenti. Oleh karenanya kami hanya menghukumi apa yang kami lihat secara lahiriah dari amal perbuatan kalian."

Muhammad Ad-Daghmi dalam At-Tajassus wa Ahkamuhu fi Syari’ah Islamiyah mengungkapkan bahwa para ulama berpendapat bahwa tindakan penguasa mencari-cari kesalahan untuk mengungkap kasus kejahatan dan kemunkaran, menggugurkan upayanya dalam mengungkap kemunkaran itu. Para ulama menetapkan bahwa pengungkapan kemunkaran bukan hasil dari upaya mencari-cari kesalahan yang dilarang agama.

Perbuatan mencari-cari kesalahan sudah dilakukan manakala muhtasib telah berupaya menyelidiki gejala-gejala kemunkaran pada diri seseorang, atau dia telah berupaya mencari-cari bukti yang mengarah kepada adanya perbuatan kemunkaran. Para ulama menyatakan bahwa setiap kemunkaran yang berlum tampak bukti-buktinya secara nyata, maka kemunkaran itu dianggap kemunkaran tertutup yang tidak dibenarkan bagi pihak lain untuk mengungkapkannya. Jika tidak, maka upaya pengungkapan ini termasuk tajassus yang dilarang agama.

(3) Nash Qur’an dan Sunnah tentang HAM

(34)

1. Dalam al-Qur’an terdapat sekitar empat puluh ayat yang berbicara mengenai paksaan dan kebencian. Lebih dari sepuluh ayat bicara larangan memaksa, untuk menjamin kebebasan berfikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu, barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir." (QS. 18: 29)

1. Al-Qur’an telah mengetengahkan sikap menentang kedzaliman dan orang-orang yang berbuat dzalim dalam sekitar tiga ratus dua puluh ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam lima puluh empat ayat yang diungkapkan dengan kata-kata: ‘adl, qisth dan qishas.

1. Al-Qur’an mengajukan sekitar delapan puluh ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana hidup. Misalnya: "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya." (QS. 5: 32). Juga Qur’an bicara kehormatan dalam sekitar dua puluh ayat.

1. Al-Qur’an menjelaskan sekitar seratus lima puluh ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dalam penciptaan. Misalnya: "... Orang yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertawa diantara kamu." (QS. 49: 13)

1. Pada haji wada’ Rasulullah menegaskan secara gamblang tentang hak-hak asasi manusia, pada lingkup muslim dan non-muslim, pemimpin dan rakyat, laki-laki dan wanita. Pada khutbah itu nabi saw juga menolak teori Yahudi mengenai nilai dasar keturunan.

Manusia di mata Islam semua sama, walau berbeda keturunan, kekayaan, jabatan atau jenis kelamin. Ketaqwaan-lah yang membedakan mereka. Rakyat dan penguasa juga memiliki persamaan dalam Islam. Yang demikian ini hingga sekarang belum dicapai oleh sistem demokrasi modern. Nabi saw sebagai kepala negara juga adalah manusia biasa, berlaku terhadapnya apa yang berlaku bagi rakyat. Maka Allah memerintahkan beliau untuk menyatakan: "Katakanlah bahwa aku hanyalah manusia biasa, hanya saja aku diberi wahyu, bahwa Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa." (QS. 18: 110).

(35)

pa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia adalah keharusan (dharurat) yang mana masyarakat tidak dapat hidup tanpa dengannya. Para ulama muslim mendefinisikan masalah-masalah dalam kitab Fiqh yang disebut sebagai Ad-Dharurat Al-Khams, dimana ditetapkan bahwa tujuan akhir syari’ah Islam adalah menjaga akal, agama, jiwa, kehormatan dan harta benda manusia.

Nabi saw telah menegaskan hak-hak ini dalam suatu pertemuan besar internasional, yaitu pada haji wada’. Dari Abu Umamah bin Tsa’labah, nabi saw bersabda: "Barangsiapa merampas hak seorang muslim, maka dia telah berhak masuk neraka dan haram masuk surga." Seorang lelaki bertanya: "Walaupun itu sesuatu yang kecil, wahay rasulullah ?" Beliau menjawab: "Walaupun hanya sebatang kayu arak." (HR. Muslim).

Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah. Sampai kepada soal shadaqah tetap dipandang sebagaimana hal-hal besar lain. Misalnya Allah melarang bershadaqah (berbuat baik) dengan hal-hal yang buruk. "Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya..." (QS. 2: 267).

1. Hak-hak Alamiah

Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia sebagai makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama pula (lihat QS. 4: 1, QS. 3: 195). a. Hak Hidup

Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan meng-qishas pembunuh (lihat QS. 5: 32, QS. 2: 179). Bahkan hak mayit pun dijaga oleh Allah. Misalnya hadist nabi: "Apabila seseorang mengkafani mayat saudaranya, hendaklah ia mengkafani dengan baik." Atau "Janganlah kamu mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab mereka telah melewati apa yang mereka kerjakan." (Keduanya HR. Bukhari).

b. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi

(36)

Untuk menjamin kebebasan kelompok, masyarakat dan antara negara, Allah memerintahkan memerangi kelompok yang berbuat aniaya terhadap kelompok lain (QS. 49: 9). Begitu pula hak beribadah kalangan non-muslim. Khalifah Abu Bakar menasehati Yazid ketika akan memimpin pasukan: "Kamu akan menemukan kaum yang mempunyai keyakinan bahwa mereka tenggelam dalam kesendirian beribadah kepada Allah di biara-biara, maka biarkanlah mereka." Khalid bin Walid melakukan kesepakatan dengan penduduk Hirah untuk tidak mengganggu tempat peribadahan (gereja dan sinagog) mereka serta tidak melarang upacara-upacaranya.

Kerukunan hidup beragama bagi golongan minoritas diatur oleh prinsip umum ayat "Tidak ada paksaan dalam beragama." (QS. 2: 256).

Sedangkan dalam masalah sipil dan kehidupan pribadi (ahwal syakhsiyah) bagi mereka diatur syari’at Islam dengan syarat mereka bersedia menerimanya sebagai undang-undang. Firman Allah: "Apabila mereka (orang Yahudi) datang kepadamu minta keputusan, berilah putusan antara mereka atau biarkanlah mereka. Jika engkau biarkan mereka, maka tidak akan mendatangkan mudharat bagimu. Jika engkau menjatuhkan putusan hukum, hendaklah engkau putuskan dengan adil. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang adil." (QS. 5: 42). Jika mereka tidak mengikuti aturan hukum yang berlaku di negara Islam, maka mereka boleh mengikuti aturan agamanya - selama mereka berpegang pada ajaran yang asli. Firman Allah: "Dan bagaimana mereka mengangkat kamu sebagai hakim, sedangkan ada pada mereka Taurat yang di dalamnya ada hukum Allah? Kemudian mereka tidak mengindahkan keputusanmu. Sesungguhnya mereka bukan orang-orang yang beriman ." (QS.5: 7).

c. Hak Bekerja

Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari). Dan Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist: "Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).

2. Hak Hidup

Islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyari’atkan oleh Allah. Diantara hak-hak ini adalah :

(37)

Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya, sebagaimana firman Allah: "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya." (QS. 2: 188). Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan. Sabda nabi saw: "Jual beli itu dengan pilihan selama antara penjual dan pembeli belum berpisah. Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka mereka diberkahi. Tetapi jika berdusta dan menipu berkah jual-bei mereka dihapus." (HR. Al-Khamsah)

Islam juga melarang pencabutan hak milik yang didapatkan dari usaha yang halal, kecuali untuk kemashlahatan umum dan mewajibkan pembayaran ganti yang setimpal bagi pemiliknya. Sabda nabi saw: "Barangsiapa mengambil hak tanah orang lain secara tidak sah, maka dia dibenamkan ke dalam bumi lapis tujuh pada hari kiamat." Pelanggaran terhadap hak umum lebih besar dan sanksinya akan lebih berat, karena itu berarti pelanggaran tehadap masyarakat secara keseluruhan.

b. Hak Berkeluarga

Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman. Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di bawah perwaliannya (QS. 24: 32). Aallah menentukan hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah yang telah diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan beban yang dipikul individu.

Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas wanita (QS. 4: 34). Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang sama. "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. 2: 228)

c. Hak Keamanan

(38)

Diantara jenis keamanan adalah dilarangnya memasuki rumah tanpa izin (QS. 24: 27). Jika warga negara tidak memiliki tempat tinggal, negara berkewajiban menyediakan baginya. Termasuk keamanan dalam Islam adalah memberi tunjangan kepada fakir miskin, anak yatim dan yang membutuhkannya. Oleh karena itulah, Umar bin Khattab menerapkan tunjangan sosial kepada setiap bayi yang lahir dalam Islam baik miskin ataupun kaya. Dia berkata: "Demi Allah yang tidak ada sembahan selain Dia, setiap orang mempunyai hak dalam harta negara ini, aku beri atau tidak aku beri." (Abu Yusuf dalam Al-Kharaj). Umar jugalah yang membawa seorang Yahudi tua miskin ke petugas Baitul-Maal untuk diberikan shadaqah dan dibebaskan dari jizyah. Bagi para terpidana atau tertuduh mempunyai jaminan keamanan untuk tidak disiksa atau diperlakukan semena-mena. Peringatan rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia." (HR. Al-Khamsah). Islam memandang gugur terhadap keputusan yang diambil dari pengakuan kejahatan yang tidak dilakukan. Sabda nabi saw: "Sesungguhnya Allah menghapus dari ummatku kesalahan dan lupa serta perbuatan yang dilakukan paksaan" (HR. Ibnu Majah).

Diantara jaminan keamanan adalah hak mendpat suaka politik. Ketika ada warga tertindas yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul Islam. Dan masyarakat muslim wajib memberi suaka dan jaminan keamanan kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah: "Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya." (QS. 9: 6).

d. Hak Keadilan

Diantara hak setiap orang adalah hak mengikuti aturan syari’ah dan diberi putusan hukum sesuai dengan syari’ah (QS. 4: 79). Dalam hal ini juga hak setiap orang untuk membela diri dari tindakan tidak adil yang dia terima. Firman Allah swt: "Allah tidak menyukai ucapan yang diucapkan terus-terang kecuali oleh orang yang dianiaya." (QS. 4: 148).

(39)

Termasuk hak setiap orang untuk mendapatkan pembelaan dan juga mempunyai kewajiban membela hak orang lain dengan kesadarannya. Rasulullah saw bersabda: "Maukah kamu aku beri tahu saksi yang palng baik? Dialah yang memberi kesaksian sebelum diminta kesaksiannya." (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi). Tidak dibenarkan mengambil hak orang lain untuk membela dirinya atas nama apapun. Sebab rasulullah menegaskan: "Sesungguhnya pihak yang benar memiliki pembelaan." (HR. Al-Khamsah). Seorang muslim juga berhak menolak aturan yang bertentangan dengan syari’ah, dan secara kolektif diperintahkan untuk mengambil sikap sebagai solidaritas terhadap sesama muslim yang mempertahankan hak.

e. Hak Saling Membela dan Mendukung

Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela hak dan mencegah kedzaliman. Bahkan rasul melarang sikap mendiamkan sesama muslim, memutus hubungan relasi dan saling berpaling muka. Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila bersin." (HR. Bukhari).

f. Hak Keadilan dan Persamaan

Allah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan mendeklarasikan persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia (lihat QS. Al-Hadid: 25, Al-A’raf: 157 dan An-Nisa: 5). Manusia seluruhnya sama di mata hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada masa rasulullah banyak kisah tentang kesamaan dan keadilan hukum ini. Misalnya kasus putri bangsawan dari suku Makhzum yang mencuri lalu dimintai keringanan hukum oleh Usamah bin Zaid, sampai kemudian rasul menegur dengan: "... Apabila orang yang berkedudukan di antara kalian melakukan pencurian, dia dibiarkan. Akan tetapi bila orang lemah yang melakukan pencurian, mereka memberlakukan hukum kriminal..." Juga kisah raja Jabalah Al-Ghassani masuk Islam dan melakukan penganiayaan saat haji, Umar tetap memberlakukan hukum meskipun ia seorang raja. Atau kisah Ali yang mengadukan seorang Yahudi mengenai tameng perangnya, dimana Yahudi akhirnya memenangkan perkara.

(40)

seseorang yang berkedudukan tidak mengharap kedzalimanmu dan seorang yang lemah tidak putus asa atas keadilanmu."

(5) Tentang Kebebasan Mengecam Syari’ah

ebagian orang mengajak kepada kebebasan berpendapat, termasuk mengemukakan kritik terhadap kelayakan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pegangan hidup manusia modern. Disana terdengar suara menuntut persamaan hak laki-laki dengan wanita, kecaman terhadap poligami, tuntutan akan perkawinan campur (muslim-non muslim). Dan bahkan mereka mengajak pada pemahaman Al-Qur’an dengan mengubah inti misi Al-Qur’an.

Orang-orang dengan pandangan seperti ini pada dasarnya telah menempatkan dirinya keluar dari agama Islam (riddah) yang ancaman hukumannya sangat berat. Namun jika mayoritas ummat Islam menghendaki hukuman syari’ah atas mereka, maka jawaban mereka adalah bahwa Al-Qur’an tidak menyebutkan sanksi riddah. Dengan kata lain mereka ingin mengatakan bahwa sunnah nabi saw. Tidak memiliki kekuatan legal dalam syari’ah, termasuk sanksi riddah itu. Untuk menjawab hal ini ada beberapa hal penting yang harus dipahami, yaitu :

1. Kebebasan yang diartikan dengan kebebasan tanpa kendali dan ikatan tidak akan dapat ditemukan di masyarakat manapun. Ikatan dan kendali ini diantaranya adalah tidak dibenarkannya keluar dari aturan umum dalam negara. Maka tidak ada kebebasan mengecam hal-hal yang dipandang oleh negara sebagai pilar-pilar pokok bagi masyarakat.

1. Islam tidak memaksa seseorang untuk masuk ke dalam Islam, melainkan menjamin kebebasan kepada non-muslim untuk menjalankan syari’at agamanya meskipun bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu, manakala ada seorang muslim yang mengklaim bahwa agamnya tidak sempurna, berarti ia telah melakukan kesalahan yang diancam oleh rasulullah saw: "Barangsiapa mengganti agamanya, maka bunuhlah ia." (HR. Bukhari dan Muslim).

(41)

1. Dalam Islam tidak ada konsep rahasia di tangan orang suci, dan tidak ada pula kepercayaan yang bertentangan dengan penalaran akal sehat seperti Trinita dan Kartu Ampunan. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi penentang Islam untuk keluar dari Islam atau melakukan perubahan terhadap Islam.

1. Islam mengakui bahwa agama Ahli Kitab. Dari sini Islam membolehkan laki-laki muslim menikahi wanita Ahli Kitab, karena garis nasab dalam Islam ada di tangan laki-laki.

Referensi

Dokumen terkait

computation of water quality index and air pollutant index using Visual Basic for Applications (VBA) in Microsoft Excel.. It is expected that the application not only provide

Jika layanan yang diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka konsumen menjadi tidak puas.. Kepuasan konsumen merupakan

Itulah sebabnya di era modern ini dibutuhkan rekonstruksi pemahaman konsep qath’i dan zhanni yang lebih inovatif dalam rangka pengembangan hukum islam agar sesuai

M’2012 Hitam Ful Ors V. pjk bln 7 bs krdt dp ringan. Tebet Timur Dalam II No. Akses UI No.. Kondisi Istimewa/ Full Ori. Tebet Timur Dalam II No. 16 Jakarta Barat. Sgt Bgs BU.

demand KB untuk membatasi kelahiran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi responden untuk memilih metode kontrasepsi non hormonal. Pemilihan kontrasepsi non

Setelah melakukan analisis mendalam akhirnya penulis mempunyai kesimpulan bahwa Ideologi pendidikan Islam pondok pesantren di Indonesia lebih dekat dan mempunyai

Pada perkara ini, Hoge Raad menyatakan bahwa pada dasarnya perbuatan melawan hukum harus diartikan sebagai berbuat atau tidak berbuat yang bertentangan dengan melanggar hak

Ordonansi Pengangkutan Udara No. 100), yang menyatakan: “…Apabila luka tersebut mengakibatkan kematian, maka suami atau isteri dari yang meninggal dunia, anak-anaknya, atau