• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS

 Anderson (2004) menyatakan bila berpikir kritis dikembangkan, seseorang akan cenderung untuk

mencari kebenaran, berpikir terbuka dan toleran terhadap ide-ide baru, dapat menganalisis

masalah dengan baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir,

dan dapat berpikir kritis secara mandiri.

 Menurut Learning and Teaching Scotland (LTS, 2004) bila kemampuan berpikir kreatif

berkembang pada seseorang, maka akan mengasilkan banyak ide, membuat banyak kaitan,

mempunyai banyak perspektif terhadap suatu hal, membuat dan melakukan imajinasi, dan peduli

akan hasil.

 Model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang

melibatkan aktivitas siswa yang dominan, sedangkan peranan guru lebih sebagai fasilitator.

 Thomas (Roh, 2003) yang mengatakan karena pembelajaran berbasis masalah ini dimulai dengan

sebuah masalah yang harus dipecahkan, maka siswa diarahkan untuk memiliki kemampuan

berpikir kritis dan kreatif.

 Menurut Kusumah (2007) karena konsep-konsep dan keterampilan tingkat tinggi yang memiliki

keterkaitan antara satu unsur dan satu unsur lainnya sulit diajarkan melalui buku semata, maka

pembelajaran matematika akan lebih cepat jika dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas

dikenalkan pada komputer yang didayagunakan secara efektif.

 Software Cabri 3D merupakan software komputer yang dapat menampilkan variasi bentuk

geometri dimensi tiga, memberi fasilitas untuk melakukan eksplorasi, investigasi, interpretasi dan

(2)

 Mithalal (2009) yang melakukan penelitian pada siswa grade 10 di Prancis, menyatakan bahwa

dengan Cabri 3D, siswa bisa melihat bentuk dimensi tiga dari berbagai posisi dan bisa lebih

mudah untuk memunculkan daya visual siswa serta memungkinkan untuk mengkonstruksi bentuk

ruang sehingga bisa berpengaruh pada penalaran matematis siswa.

Tujuan utama dari penelitian pada materi geometri dimensi tiga ini adalah mengkaji peningkatan

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran

berbasis masalah berbantuan software Cabri 3D dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional, keterkaitan antara kemampuan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, dan

sikap siswa terhadap pembelajaran ini.

B. Metode Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah berbantuan software Cabri 3D

sebagai variabel bebas dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis sebagai variabel terikat.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X sekolah SMA Negeri di Kabupaten Bandung

Barat. Sampel yang dipilih adalah salah satu SMA Negeri kelas X yang termasuk tingkat sedang.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik ”Sampling Purposive” (Sugiyono, 2008:

124). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes dan non-tes. Instrumen tes

berupa soal kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif matematis yang berbentuk

uraian sedangkan untuk instrumen non-tes berupa skala sikap tentang pendapat siswa terhadap

pendekatan pembelajaran berbasis masalah berbantuan program Cabri 3D selama proses

pembelajaran.

Skala sikap yang digunakan adalah Skala Likert yang terdiri dari 25 butir pernyataan dengan

empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju

(STS). Skala sikap ini diberikan kepada siswa pada kelas eksperimen yang digunakan untuk

mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis masalah

berbantuan program Cabri 3D yang diberikan. Untuk menganalisis respon siswa pada angket

digunakan dua jenis skor respon yang dibandingkan yaitu, skor respon siswa yang diberikan melalui

angket dan skor respon netral. Jika skor subjek lebih besar dari pada jumlah skor netral, maka subyek

(3)

dinyatakan secara tidak seragam, yaitu dengan berdasarkan sebaran respon siswa pada suatu butir

pernyatan (Anwar, 2003). C. Hasil dan Pembahasan

Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini berupa skor hasil pretes, postes, skor gain

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa, serta data angket skala sikap siswa. 1. Kemampuan Awal Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa.

Tabel 1 menunjukkan sebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama, rata-rata

hasil pretes kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen dan kontrol tidak ada

perbedaan, kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas ekperimen dan kontrol memiliki selisih

sebesar 0,63 atau 3,96%. Perbedaan tersebut perlu di uji lebih lanjut untuk mengetahui skor pretes

pada kedua kelas berbeda secara signifikan. Sebelum dilakukan uji perbedaan rata-rata, perlu uji

normalitas dan uji homogenitas skor pretes siswa

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menggunakan SPSS 17.0 pada taraf signifikansi α =

0,05 menunjukkan data skor hasil pretes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians homogen. Sedangkan hasil uji

perbedaan rata-rata pretes kelas eksperimen dan kontrol untuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif

matematis menunjukkan untuk menerima H0, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir

kritis matematis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.

2. Kemampuan Akhir Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

Rata-rata skor hasil postes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis pada kelas ekperimen

lebih baik daripada kelas kontrol. Selisih rata-rata skor kemampuan berpikir kritis matematis antara

kelas ekperimen dan kelas kontrol adalah 2,03 atau 17,78%, sedangkan selisih pada kemampuan

(4)

Hasil uji perbedaan rata-rata postes kelas eksperimen dan kontrol untuk kemampuan berpikir

kritis dan kreatif matematis menunjukkan untuk menolak H0, artinya terdapat terdapat perbedaan

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. 3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

Hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan data gain ternormalisasi kemampuan berpikir

kritis matematis kelas berdistribusi normal dan homogen. Uji perbedaan gain ternormalisasi

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa pada kedua kelas.

Tabel 9 menunjukkan H0 ditolak, artinya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah berbantuan software Cabri 3D lebih

baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Dari soal tes kemampuan berpikir

kritis matematis yang diberikan kepada kelas eksperimen berdasarkan indikator yang ditetapkan,

memperlihatkan peningkatan dari rata-rata skor gain yang dicapai untuk ketiga indikator termasuk

kategori sedang. Sedangkan untuk kelas kontrol, dari ketiga indikator soal tes kemampuan berpikir

(5)

Peningkatan rendah ini pada kemampuan siswa membuktikan penyelesaian matematika,

sedangkan peningkatan sedang pada kemampuan siswa membuat pola dalam penyelesaian masalah

untuk kategori yang lebih luas dan menemukan strategi untuk memecahkan masalah.

Pada penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah berbantuan software Cabri 3D di

kelas eksperimen, perkembangan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada indikator

keluwesan dan keaslian lebih baik daripada indikator kelancaran dan elaborasi. Pada kelas kontrol

menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif berkategori tinggi pada indikator keaslian,

berkategori sedang pada kelancaran dan berkategori rendah pada indikator kelancaran dan elaborasi.

(6)

pembelajaran berbasis masalah berbantuan software Cabri 3D lebih baik daripada siswa yang

mendapat pembelajaran konvensional. 4. Skala Sikap

Pemberian skala sikap kepada siswa dalam penelitian ini berdasarkan sikap afektif yang bertujuan

untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika secara umum, sikap siswa terhadap

pembelajaran berbasis masalah, sikap siswa terhadap pembelajaran berbantuan software Cabri 3D, dan

sikap siswa terhadap berpikir kritis dan kreatif matematis. Skala sikap ini terdiri dari 25 pernyataan

yang terbagi atas 14 pernyataan positif dan 11 pernyataan negatif.

D. Kesimpulan

(7)

1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran

berbasis masalah berbantuan Cabri 3D lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran

konvensional.

2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapat pendekatan

pembelajaran berbasis masalah berbantuan Cabri 3Dlebih baik daripada siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

3. Terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif

matematik siswa pada pembelajaran berbasis masalah berbantuan software Cabri 3D. Hal ini

menunjukkan bahwa peringkat yang diperoleh siswa pada kemampuan berpikir kritis matematis

dengan peringkat yang diperoleh dalam kemampuan berpikir kreatif matematis hampir sama. 4. Sikap siswa terhadap pembelajaran geometri dimensi tiga dengan pendekatan pembelajaran

berbasis masalah berbantuan Cabri 3Dterhadap soal-soal berpikir kritis dan kreatif matematis

sangat positif. Skor sikap siswa lebih besar dari skor netralnya. Selain itu, pada umumnya siswa

menyatakan bahwa melalui pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan software Cabri 3D,

pelajaran matematika dirasa menyenangkan, merasa ada tantangan sehingga ide-ide jadi

berkembang, kreativitas muncul dalam upaya mencari penyelesaian dan dapat mengungkapkan

Gambar

Tabel 1 menunjukkan sebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama, rata-rata
Tabel 9 menunjukkan H0 ditolak, artinya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

Referensi

Dokumen terkait

A National Survey of Nitrite/ Nitrate Concentration in Cured Meat Products and Non Meat Foods Avalable at Retail.. Research Report

dengan harga yang lebih murah dipasar internasional pada tingkat harga P2 yaitu.

• Manajemen RS ingin membandingkan biaya prosedur di ru ah sakit de ga tarif INA CBG’s... MANFAAT MENGETAHUI

/2015 tanggal 21 September 2015, pekerjaan Penyusunan Masterplan Penyelenggaraan Pekan Olah Raga Provinsi Sumatera Selatan di Kabupaten Muara Enim, maka peserta yang

kerja pelleting yaitu pada periode ke-8 dan ke-11 sehingga perlu dilakukan penyesuaian jumlah unit product group agar perusahaan mampu memenuhi permintaan

Swap Color berfungsi untuk menukar warna fill dan stroke atau sebaliknya dari suatu objek atau gambar.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan anugrah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Iklim (Temperatur,

4.1.1 Hasil Penelitian tentang Kemampuan Representasi Matematis