A. Latar Belakang
Istilah bank tentulah tidak asing lagi di telinga masyarakat yang tinggal di
daerah perkotaan maupun pedesaan. Dewasa ini keberadaan bank sudah
mengalami perkembangan dan menyebar hampir ke semua pelosok negeri baik itu
bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, bank milik asing, serta bank
milik campuran.
Perkembangan perbankan tidak luput dari pengaruh perkembangan
perdagangan di dunia. Perkembangan perdagangan di dunia menyebabkan
perkembangan perbankan di dunia terutama di Indonesia menjadi semakin pesat.
Perkembangan perdagangan bermula dari daratan Eropa yang akhirnya menyebar
ke seluruh benua di dunia seperti Asia, Amerika, dan Afrika.
Keberadaan bank di Indonesia sendiri sudah dimulai sejak zaman
penjajahan Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda yang memperkenalkan
dunia perbankan kepada masyarakat Indonesia. Pada masa itu terdapat beberapa
bank milik Pemerintah Hindia Belanda yang memiliki peranan penting. Oleh
Belanda, bank digunakan sebagai alat untuk memperlancar transaksi perdagangan,
baik untuk negaranya sendiri maupun untuk negara lain. Di samping itu terdapat
pula bank-bank yang dimiliki oleh warga pribumi, China, Jepang, Eropa dan
lainya.
Lalu pada masa setelah kemerdekaan, perkembangan perbankan di
Indonesia yang dikarenakan dilakukannya nasionalisasi terhadap beberapa bank
milik Pemerintah Hindia Belanda oleh Pemerintah Indonesia sebagai upaya
menjadikan bank-bank tersebut menjadi bank milik Indonesia.
Dalam masyarakat, bank ditafrsirkan sebagai salah satu tempat bagi
masyarakat untuk menyimpan uang, meminjam uang ataupun menukar uang.
Sehingga dapat diartikan bahwa bank identik dengan uang. Penafsiran tersebut
tidak dapat disalahkan karena kedudukan bank itu sendiri sebagai lembaga
keuangan. Bank dapat dikatakan sebagai bagian inti dalam sistem keuangan suatu
negara. Hal ini dikarenakan bank merupakan faktor pendukung sistem
perekonomian suatu negara. Bank yang sehat dan berjalan baik serta stabil akan
memberikan pengaruh yang positif bagi perekonomian suatu negara.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank diartikan
sebagai:
“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.”
Dari pengertian di atas, jelas bahwa bank berfungsi sebagai financial intermediary dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya yang lazim dilakukan bank dalam
lalu lintas pembayaran. Kedua fungsi itu tidak bisa dipisahkan. Sebagai badan
dari usaha yang dijalankannya. Sebaliknya sebagai lembaga keuangan, bank
mempunyai kewajiban untuk menjaga kestabilan nilai uang, mendorong kegiatan
ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja.1
Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang
dengan membayar cicilan atau angsuran di kemudian hari atau memperoleh
pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan cicilan
atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi, dapat diartikan bahwa kredit dapat
berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit berbentuk barang maupun
kredit berbentuk uang dalam hal pembayarannya adalah dengan menggunakan
metode angsuran atau cicilan tertentu. Kredit dalam bentuk uang lebih dikenal
dengan istilah pinjaman.
Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah
kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit
merupakan kegiatan utamanya. Kredit bank tersebut bukan hanya digunakan bagi
masyarakat golongan menengah ke bawah saja melainkan oleh semua lapisan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
2
Pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
1
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Hukun Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta, 2012,
hlm 136.
2
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
kewajiban pihak debitur/peminjam atas kredit yang diberikan kepadanya yaitu
tidak semata-mata melunasi utangnya melainkan juga membayar bunga sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya antara pihak debitur dan
pihak kreditur. Adapun dari pengertian kredit juga dapat kita temukan beberapa
unsur esensial dari kredit, yaitu:
1. Kepercayaan, yaitu harus ada keyakinan dari kreditur yang memberikan kredit
mengenai kemampuan serta kemauan debitur dalam melunasi kredit tersebut
sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan di antara kedua belah
pihak. Kepercayaan kreditur dalam memberikan fasilitas kredit tersebut
timbul setelah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam
mengenai debitur yang bersangkutan.
2. Jangka waktu, yaitu tenggang suatu waktu antara pemberian kredit oleh
kreditur dengan pelunasannya oleh debitur atau suatu masa dimana debitur
wajib melunasi kredit yang diberikan pihak kreditur dan masa tersebut telah
ditentukan sebelumnya dalam perjanjian kredit.
3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu baik berupa uang atau tagihan yang dapat
dinilai dengan uang, serta bunga atau imbalan yang telah disepakati oleh para
pihak dan kemudian dicantumkan dalam perjanjian kredit.
4. Resiko, yaitu adanya kemungkinan atas hal-hal yang tidak diinginkan yang
dapat terjadi antara tenggang waktu pemberian kredit dan pelunasan kredit
meskipun terkadang ada resiko yang timbul karena kesengajaan debitur yang
dunia sebelum jangka waktu kredit berakhir. Oleh karena adanya hal-hal yang
tidak pasti tersebut maka pada praktiknya, pemberian kredit harus
dipersyaratkan adanya jaminan kredit.
Sebagai usaha yang penuh resiko, sebelum memberikan kredit, bank
melakukan analisis kredit yang seksama, teliti dan cermat, dengan didasarkan
pada data yang aktual, dan akurat, sehingga bank tidak akan keliru dalam
mengambil keputusannya. Oleh karena itu, setiap pemberian kredit tentunya telah
memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai dengan asas perkreditan yang sehat.
Demikian pula pemberian kreditnya juga telah didasarkan pada penilaian
jujur, objektif, dan terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pemohon kredit. bank harus meyakini bahwa kredit yang akan
diberikannya tersebut dapat melunasi kembali pada waktunya oleh nasabah dan
tidak akan berkembang menjadi kredit bermasalah atau macet.3
Jaminan kredit yang disetujui dan diterima bank selanjutnya akan
mempunyai beberapa fungsi dan salah satunya adalah untuk mengamankan
pelunasan kredit bila pihak peminjam cidera janji. Bila kredit yang diterima pihak
peminjam tidak dilunasinya sehingga disimpulkan sebagai kredit macet, jaminan Mengingat pelaksanaan pemberian kredit oleh bank mengandung resiko
maka jaminan kredit sangat berperan penting. Terhadap jaminan kredit yang
diajukan kepada bank, maka bank akan melakukan penilaian baik dari aspek
hukum maupun aspek ekonomi sebelum menerimanya berdasarkan peraturan
yang berlaku maupun peraturan intern bank yang bersangkutan.
3
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
kredit yang diterima bank akan dicairkan untuk pelunasan kredit macet tersebut.
Dengan demikian, jaminan kredit mempunyai peranan penting bagi pengamanan
pengembalian dana bank yang disalurkannnya kepada pihak peminjam melalui
kredit.4
Dalam hal ini bank bekerjasama dengan pihak asuransi untuk
mengamankan pengembalian dana yang disalurkan kepada masyarakat berupa
kredit. Dengan adanya kerjasama tersebut maka bank dapat memberikan kredit
kepada debitur secara aman, karena apabila dalam perjalanan perjanjian kredit
tersebut terjadi resiko yaitu kredit macet, maka resiko akan diambil alih dan
ditanggung oleh pihak asuransi. Namun di sisi lain bank juga memiliki kewajiban Fungsi lainnya ialah untuk meyakinkan bank bahwa debitur mempunyai
kemampuan serta kemauan untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya dan
menggunakan dana tersebut secara baik sesuai dengan perjanjian kredit yang telah
disepakati bersama. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya
kredit macet ataupun sebagai solusi penyelesaian apabila terjadi kredit macet.
Dalam menanggulangi resiko, bank juga dibantu dengan adanya
perusahaan asuransi. Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non
perbankan yang berfungsi mengalihkan resiko dan memberikan ganti kerugian
apabila terjadi suatu hal yang bersifat tidak tentu khusunya dalam pelaksanaan
pemberian kredit oleh bank. Karena alasan tersebutlah maka bank menggunakan
jasa asuransi sebagai pengalihan resiko dalam pemberian kredit kepada debitur.
4
M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indoesia, PT.
yaitu membayar premi sesuai dengan yang diperjanjikan dan besarnya premi
biasanya sudah ditentukan oleh pihak asuransi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam perjanjian asuransi, pengalihan
resiko dari pihak bank sebagai tertanggung kepada pihak perusahaan asuransi
sebagai penanggung harus diimbangi dengan adanya pembayaran premi oleh
tertanggung, dimana premi yang dibayarkan harus seimbang dengan beratnya
resiko yang dialihkan, meskipun dapat diperjanjikan lain sesuai dengan
kesepakatan yang dicapai antara pihak tertanggung dan pihak penanggung.
Salah satu bank di Indonesia yang menggunakan jasa perusahaan asuransi
sebagai pengalihan resiko dalam pemberian kredit yaitu PT. Bank Sumut. Bank
ini didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan sebutan Bank Pembangunan
Daerah Sumatera Utara (BPDSU). Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank
Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk
usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Lalu pada tahun
1999, bentuk hukum BPDSU dirubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama
PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank Sumut
yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, JL. Imam Bonjol No. 18
Medan.
Sebagai bank terkemuka di Indonesia, tentulah PT. Bank Sumut memiliki
visi dan misi yang harus dilaksanakan. Visi PT. Bank Sumut adalah menjadi bank
andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan
yaitu mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang
didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.5
Untuk mencapai visi dan misinya tersebut, PT. Bank Sumut menawarkan
beberapa produk perbankan kepada masyarakat dan salah satunya adalah kredit.
Kredit yang ditawarkan oleh PT. Bank Sumut pun sangat beragam jenisnya, antara
lain yaitu, Kredit Rekening Koran, Kredit Angsuran Lainnya, Kredit SPK, Kredit
Multiguna, Kredit Pensiun, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), serta Kredit
Program.
Oleh karena jenis kredit yang ditawarkan sangat beragam, maka dalam
pelaksanaan pemberiannya akan ada resiko yang ditanggung oleh pihak bank.
Apabila resiko tersebut tidak dapat ditangani oleh pihak bank secara baik tentu
akan menimbulkan kerugian yang besar yang dapat menghambat atau
mengganggu kelancaran pengoperasian PT. Bank Sumut sendiri. Atas alasan
untuk mengalihkan resiko tersebutlah, maka pihak PT. Bank Sumut bekerjasama
dengan perusahaan asuransi. Di sinilah peranan perusahaan asuransi dinilai sangat
penting dan dibutuhkan oleh PT. Bank Sumut.
Sehubungan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis terdorong untuk menulis skripsi dengan judul:
“ASPEK HUKUM PENGGUNAAN JASA ASURANSI OLEH BANK
SEBAGAI PENGALIHAN RESIKO DALAM PEMBERIAN KREDIT (Studi
Pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)”.
5
Bank Sumut, Visi dan Misi Bank Sumut. (online). Tersedia di
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan jasa asuransi
sebagai pengalihan resiko dalam pemberian kredit oleh PT. Bank Sumut Cabang
Lima Puluh, antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Pengalihan Resiko Melalui
Asuransi Pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh?
2. Bagaimana Tanggung Jawab Pihak Asuransi Apabila Debitur Wanprestasi
atau Meninggal Sebelum Jangka Waktu Kredit Berakhir Pada PT. Bank
Sumut Cabang Lima Puluh?
3. Adakah Kewajiban Pihak Asuransi Dalam Hal Pengembalian Restitusi
Kepada Debitur Apabila Kredit Berjalan Lancar Pada PT. Bank Sumut
Cabang Lima Puluh?
4. Bagaimana Pengawasan Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Terhadap
Praktik Penggunaan Jasa Asuransi Oleh PT. Bank Sumut Cabang Lima
Puluh?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Pada bagian ini diuraikan mengenai hal-hal yang hendak dicapai dalam
penulisan skripsi yang sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas. Adapun
tujuan dalam penulisan skripsi ini dapat dibagi dalam dua hal, yaitu:
1. Tujuan Obyektif
a. Mengetahui prosedur pelaksanaan perjanjian pengalihan resiko melalui
b. Mengetahui tanggung jawab pihak asuransi apabila debitur wanprestasi
atau meninggal sebelum jangka waktu kredit berakhir pada PT. Bank
Sumut Cabang Lima Puluh.
c. Mengetahui ada tidaknya kewajiban pihak asuransi dalam hal
pengembalian restitusi kepada debitur apabila kredit berjalan lancar
pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh.
d. Mengetahui bentuk pengawasan lembaga Otoritas Jasa Keuangan
terhadap praktik penggunaan jasa asuransi oleh PT. Bank Sumut
Cabang Lima Puluh
2. Tujuan Subyektif
a. Memperoleh data secara lengkap dan jelas sebagai bahan penulisan
skripsi untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana
hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
b. Menambah pengetahuan dan pemahaman penulis dalam bidang hukum
perdata khususnya hukum perbankan dan hukum asuransi.
Sedangkan yang menjadi manfaat penulisan skripsi ini adalah:
1. Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi yang dapat digunakan oleh almamater dalam mengembangkan
bahan perkuliahan, memberikan peranan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan khusunya ilmu hukum terutama Hukum Perbankan dan
Hukum Asuransi, serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam penulisan
2. Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dalam menjawab
permasalah-permasalahan yang dibahas, sebagai bahan masukan bagi
pihak-pihak yang terkait langsung dengan judul penulisan ini, serta
mengukur kemampuan penulis dalam memahami serta menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh.
D. Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya.6
1. Jenis Penelitian
Untuk
mencari dan menemukan kebenaran secara ilmiah serta memperoleh hasil yang
optimal dalam melengkapi bahan-bahan bagi penulisan skripsi, metode yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penelitian hukum dapat dibedakan antara penelitian hukum normatif
dengan penelitian hukum sosiologis atau empiris. Biasanya, pada penelitian
hukum normatif yang diteliti hanya bahan pustaka atau data sekunder, yang
mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder, dan tertier. Pada penelitian
hukum sosiologis atau empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data
sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di
lapangan, atau terhadap masyarakat.7
6
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 2012,
hlm 43.
7
Adapun jenis penelitian hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah penelitian hukum sosiologis atau empiris. Oleh karena itu, dalam
memperoleh bahan penulis tidak hanya mengacu pada data-data sekunder tetapi
juga melakukan penelitian langsung ke lapangan yaitu di PT. Bank Sumut Cabang
Lima Puluh.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang dilakukan dalam penulisan hukum ini adalah
deskriptif, yaitu mengambarkan serta menguraikan secara jelas dan rinci semua
data yang diperoleh yang berkaitan dengan judul penulisan hukum dan kemudian
menganalisisnya guna menjawab permasalahan yang ada.
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,
dimana penelitian yang digunakan menghasilkan data deskriptif berupa
informasi-informasi yang berasal dari narasumber baik secara lisan maupun tulisan serta
perilaku nyata di lapangan. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah
suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada
gejala-gejala yang bersiat ilmiah. Karena orientasinya demikian, maka sifatnya
naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di
laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian
semacam ini disebut dengan field study.8
8
4. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang penulis pergunakan meliputi data primer, data sekunder,
dan data tertier yaitu data atau informasi hasil penelahan dokumen penelitian
berupa keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung melalui penelitian di
lapangan atau sumber pertama, buku-buku, literatur, artikel internet, maupun
arsip-arsip yang bersesuaian dengan permasalahan yang dibahas. Data-data dalam
penulisan skripsi ini bersumber dari pihak yang terkait langsung dengan
permasalahan yang dibahas yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak PT.
Bank Sumut Cabang Lima Puluh, disamping itu juga bersumber dari
undang-undang, buku-buku, jurnal, kamus dan internet.
5. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dalam penulisan ini adalah dengan cara
pengumpulan data primer, sekunder, dan tertier berupa perundang-undangan,
artikel maupun dokumen lainnya serta mengadakan penelitian langsung dengan
melakukan wawancara terhadap Bapak Zulkifli Panggabean selaku Pimpinan
Kantor Cabang Pembantu pada PT. Bank Sumut KCP Lima Puluh. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik studi pustaka dan studi lapangan pada
PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh untuk mengumpulkan dan menyusun data
yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data sebagai tindak lanjut proses pengolahan data merupakan
secara optimal. Pada tahap analisis data secara nyata kemampuan metodologis
peneliti diuji. Dengan membaca data yang telah terkumpul dam melalui proses
pengolahan data, akhirnya peneliti menentukan analisis yang bagaimana yang
diterapkan.9
E. Keaslian Penulisan
Terhadap data-data yang sudah terkumpul dalam penyusunan
penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif yaitu
pengumpulan data-data primer tersebut melalui pengamatan dan wawancara,
untuk kemudian dikaitkan dengan data sekunder maupun data lainnya yang
berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
Penulisan skripsi ini murni didasarkan oleh ide, gagasan maupun
pemikiran penulis serta masukan dari berbagai pihak yang membantu penulisan
skripsi ini dari awal hingga akhir. Berdasarkan pemeriksaan oleh Perpustakaan
Universitas Cabang Fakultas Hukum USU atau Pusat Dokumentasi dan Informasi
Hukum Fakultas Hukum USU, skripsi yang berjudul “Aspek Hukum Penggunaan
Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit
(Studi Pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)” belum pernah dibuat oleh
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya, meskipun
terdapat beberapa judul skripsi/tesis yang berkaitan, antara lain:
1. Fungsi Pengawasan Kredit dalam Usaha Untuk Pengamanan dalam
Praktek Pemberian Kredit Oleh Bank (Lindi Dwi Purnomo/ NIM.
900200154)
9
Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, ALFABETA, Bandung, 2013,
2. Tinjauan Yuridis dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit (Studi Pada BRI
Cabang Tebing Tinggi) (Parlin H. Harahap/ NIM. 920200169)
3. Aspek Hukum Jaminan dalam Perjanjian Pemberian Kredit Pada Bank
Rakyat Indonesia Cabang Pematang Siantar Ditinjau dari Undang-Undang
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 (Lando Pustaha/ NIM. 920200129)
4. Resiko yang Dihadapi Oleh PT. Askrindo Sebagai Lembaga Asuransi
Jaminan Kredit dalam Pemberian Kredit Perbankan (Partahlan Hendryk S/
NIM. 980221022)
Dengan demikian, tulisan ini bukanlah hasil ciplakan atau pengandaan
karya tulis orang lain. Oleh karena itu, penulis menjamin penulisan skripsi ini
sebagai karya tulis ilmiah yang asli (original). Kalaupun terdapat pendapat atau kutipan dalam penulisan skripsi ini semata-mata adalah faktor pendukung dan
pelengkap dalam usaha menyempurnakan dan menyelesaikan skripsi ini. Apabila
ternyata terdapat skripsi terdahulu yang sama dengan skripsi ini, maka penulis
siap bertanggung jawab sepenuhnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai isi dari skripsi
ini maka penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan. Sistematika penulisan
ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana tiap-tiap bab tersebut terbagi lagi ke dalam
beberapa sub bagian yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman terhadap
keseluruhan isi skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM ASURANSI DI
INDONESIA
Bab ini memuat sejarah singkat asuransi di Indonesia, pengertian,
dasar hukum asuransi di Indonesia, subjek dan objek asuransi,
tujuan, fungsi, dan sifat asuransi, penggolongan jenis asuransi
serta berakhirnya asuransi.
BAB III : TINJAUAN UMUM MENGENAI PENGALIHAN RESIKO
DALAM PERBANKAN
Adapun yang dibahas dalam bab ini adalah pengertian resiko dan
pengalihan resiko, klasifikasi resiko dalam perbankan, teknik
pengelolaan asuransi, karakteristik resiko yang dapat dialihkan
melalui asuransi, dan juga mengenai bentuk perjanjian pengalihan
resiko melalui asuransi.
BAB IV : ASPEK HUKUM PENGGUNAAN JASA ASURANSI
SEBAGAI PENGALIHAN RESIKO DALAM PEMBERIAN
KREDIT OLEH PT. BANK SUMUT CABANG LIMA PULUH
Bab ini berisikan permasalahan yang ditemukan di lapangan yaitu
pada PT. Bank Sumut Cabang Lima Puluh, antara lain yaitu
melalui asuransi, tanggung jawab pihak asuransi apabila debitur
wanprestasi/ meninggal dunia sebelum jangka waktu kredit
berakhir, kewajiban pihak asuransi dalam pengembalian restitusi
kepada debitur apabila kredit berjalan lancar, termasuk juga
mengenai pengawasan lembaga Otoritas Jasa Keuangan terhadap
praktik penggunaan jasa asuransi oleh bank.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang menjadi
pokok-pokok pikiran penulis mengenai keseluruhan skripsi berdasarkan