• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 20"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya

dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

Perencanaan

Dalam tahap perancanaan, kegiatan awal yang dilakukan adalah

mengidentifikasi masalah pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah

dilakukan analisis masalah pembelajaran yang terdapat pada siswa kelas 4 SDN 1

Kalangbancar Kabupaten Grobogan. Dari hasil analisis masalah diketahui bahwa

siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan memiliki permasalahan

belajar tentang minat belajar dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

sehingga berdampak pada skor hasil belajar siswa.

Proses belajar mengajar di kelas masih berpusat pada guru. Guru

memberikan materi ajar tanpa menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam

mengajar. Guru belum mampu menggunakan pendekatan pembelajaran problem

solving, selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

yang membuat guru sebagai pelaku utama proses belajar mengajar di kelas.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak ada patokan yang digunakan karena guru

tidak mempersiapkan RPP terlebih dahulu, sehingga pembelajaran berjalan begitu

saja sesuai keinginan guru. Ketika pembelajaran dimulai, dari 30 siswa nampak 8

siswa tidak mempersiapkan buku tulis, buku catatan, dan buku teks. Setelah

beberapa menit pembelajaran berlangsung, nampak 9 siswa berbicara sendiri dan

tidak memperhatikan penjelasan guru. Ada juga 2 siswa yang tidak dapat

menyimak bacaan yang diminta guru karena tidak membawa buku. Ketika guru

melontarkan pertanyaan spontan kepada salah serang siswa, siswa tidak dapat

(2)

kepada siswa lain. Penggunaan metode ceramah ini juga membuat anak merasa

jenuh, dapat dilihat ketika guru menjelaskan di depan kelas ada seorang siswa

yang terus mengganggu teman yang lain. Hal ini disebabkan karena kurangnya

perhatian guru terhadap siswa yang berada di belakang. Guru hanya berdiri di

depan kelas dan menjelaskann semua materi. Di akhir proses pembelajaran guru

juga belum melaksanakan refleksi pembelajaran, yang seharusnya dilakukan agar

guru dapat mengukur/mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang

telah disampaikan guru. Hasil nilai tugas siswa pada pembelajaran IPS juga belum

mencapai KKM≥70.

Situasi ini menunjukkan bahwa minat belajar yang dimiliki siswa kelas 4

SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan rendah. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, dilakukan perbaikan dengan menggunakan pendekatan problem solving.

Langkah pertama diawali diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi

pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat

pembelajaran KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi,

dan transportasi serta pengalaman penggunaannya (terlampir) dengan indikator

yaitu memecahkan masalah tentang perkembangan teknologi produksi dan

komunikasi dari masa ke masa, selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran

sesuai indikator yang akan dicapai, media yang digunakan dalam pembelajaran ini

yaitu materi pembelajaran tentang perkembangan teknologi, Program Aplikasi

Pengajaran Berbasis IT untuk Kelas 4 SD dari JGC, Buku paket Kajian Pengetahuan Sosial 4, materi pendukung lainnya, kertas HVS, alat tulis,

gambar-gambar alat transportasi dan alat teknologi tradisional dan modern, kertas soal,

lembar evaluasi, dan lembar kerja siswa. Selain itu juga perangkat instrumen

penilaian yang meliputi angket minat belajar IPS sesuai dengan pendekatan

problem solving, kemudian lembar observasi pelaksanaan pendekatan problem

solving untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang

(3)

Pelaksanakan dan Pengamatan Siklus Pertemuan pertama

Pelaksanaan dilaksanakan bersamaan dengan pengamatan siklus pada

tanggal 28 April 2015. Pengamatan dilakukan dengan mengacu pada lembar

observasi (terlampir). Pertemuan pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal diawali siswa dengan mengucapkan salam, dan berdoa

bersama-sama. Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi) dan melakukan

apersepsi dengan menunjukkan 2 gambar tentang pak tani yang membajak sawah

dengan menggunakan kerbau dan pak tani yang membajak sawah dengan traktor

dan guru bertanya jawab untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang akan

dipelajari. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kedua gambar

tersebut.“Apa yang digunakankedua pak tani itu untuk membajak sawah? Apakah

alatnya sama? Alat mana yang menggunakan mesin? Menurutmu alat mana yang

dapat membantu pak tani untuk bekerja lebih cepat? Apa perbedaan kedua alat

tersebut?Apa saja kelebihan dan kekurangan kedua alat tersebut?”

Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 6

kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Guru

menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan problem solving untuk

mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat

belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan

problem solving. Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan problem

solving, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama dimulai

dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh benda yang termasuk pada

perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu dan sekarang,

kemudian dilanjutkan dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan

dan menyimak setiap gambar yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap

gambar, guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelemahan dan

(4)

pada gambar gadget dan mobil. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk

menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu

kecepatan untuk angkat tangan agar ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan

dan kelebihan pada gambar yang sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang

menampakan perasaan senang dan tertarik dengan materi berlangsung hingga

gambar yang ditampilkan habis. Langkah selanjutnya guru membagi 21 gambar

alat tranportasi dan komunikasi pada kelompok. Masing-masing kelompok

mendapatkan 3 gambar alat transportasi atau alat komunikasi. Guru menjelaskan

bahwa gambar yang didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam

membuat mading. Setelah seluruh kelompok mendapatkan 3 gambar, guru

mengajak siswa untuk mencari informasi mengenai gambar yang didapat pada

setiap kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi kelemahan

dan kelebihan dari setiap gambar yang didapat. Guru memberikan contoh

misalkan kelompok 1 mendapatkan gambar perahu, mobil, dan sepeda, maka

kelompok 1 akan mencari informasi tentang kelemahan dan kelebihan perahu,

mobil, dan sepeda. Setelah siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa

bersama kelompoknya menuju perpustakan untuk mencari informasi. Siswa

mencari informasi melalui surat kabar, majalah, buku paket, dan internet yang

tersedia pada perpustakaan. Dalam kegiatan pencarian informasi, beberapa siswa

nampak gaduh untuk berebut menggunakan komputer untuk mencari informasi

melalu internet. Adapula beberapa siswa yang nampak diam dan hanya

duduk-duduk saja tanpa mencari bahan yang kemudian ditegur oleh guru. Pada akhir

pembelajaran siswa diminta kembali masuk ke kelas dan diberi tugas untuk

mencari informasi sesuai dengan gambar yang didapat kelompoknya dari surat

kabar, majalah, ataupun internet dengan menyertakan gambar atau foto. Siswa

juga diminta untuk membawa gunting, lem dan pensil warna untuk pertemuan

berikutnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilakukan

pengamatan oleh observer, dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru

(5)

apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran

pertemuan pertama.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015. Pelaksanaan

dilaksanakan bersamaan dengan pengamatan siklus. Pengamatan dilakukan

dengan mengacu pada lembar observasi (terlampir). Pertemuan kedua terdiri

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan yang dilakukan pada

pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan

pertama.

Pada kegiatan awal guru memeriksa keharidan siswa. Guru mengulas

kembali materi pertemuan sebelumnya serta memeriksa hasil pencarian informasi

perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi yang sudah dilaksanakan

siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu “naik delman”. Dari lagu tersebut guru mengajukan beberapa

pertanyaan spontan kepada siswa,“Taukah kamu alat transportasi tradisional yang

sudah berkembang menjadi modern?”. Guru menjelaskan bahwa alat transportasi

dibagi menjadi 3 jenis, yaitu alat transportasi darat, laut, dan udara. Setelah itu

guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan meminta seiap kelompok

untuk memberi nama kelompoknya dengan nama alat transportasi. Setiap

kelompok mengerjakan soal yang diberikan guru pada lembar kerja kelomopok.

Siswa di dalam kelompok mengamati ambar yang ada dan menyebutkan nama alat

transportasi tersebut. Setelah selesai, kelompok diminta untuk mencari tahu apa

saja kelebihan alat transportasi yang berkembang dari masa ke masa. Setelah

semua kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok yang belum mendapat

giliran maju bertugas untuk mngoreksi hasil kerja kelompoknya. Setelah semua

kelompok selesai mempresentasikan tugasnya, guru memberi kesempatan siswa

untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Sebelum guru

memberikan evaluasi, siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran

(6)

diberikan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami

pembelajaran yang diberikan. Kegiatan terakhir yang dilakukan guru adalah

memberikan refleksi dan pesan moral yang sesuai dengan materi ajar, dan

kemudian menutup pembelajaran.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan

pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru

serta respon minat siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat

diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran

pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan problem solvingini

akan dilanjutkan ke siklus 2 sebagai pemantapan keberhasilan siklus 1.

Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 1

selesai, dengan menganalisis hasil observasi dan catatan yang diperoleh dari

pengamatan. Penelitian siklus 1 menggunakan tindakan pendekatan problem

solving yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Jumlah

(7)

Tabel 4.1

Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

No. Tindakan Kegiatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 1

∑ P1 + P2

Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan problem

solving oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 1 yang meliputi pengamatan

kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan

pendekatanproblem solvingdan kegiatan akhir.

Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan

kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam,

berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Namun pada kegiatan

awal ini ada 1 kegiatan yang belum dilakukan siswa yaitu dalam menyimak tujuan

pembelajaran tidak dilakukan karena guru tidak menyampaikan dikarenakan

karena lupa. Kegiatan inti ini terdapat 12 kegiatan yang dilakukan pengamatan

terhadap perilaku siswa. 5 kegiatan diantaranya merupakan kegiatan

menggunakan pendekatan problem solving diantaranya adalah siswa menyimak

penjelasan guru tentang perkembangan alat produksi tradisional dan modern,

(8)

membuat pertanyaan tentang rumusan masalah cara kerja perkembangan alat

produksi tradisional dan modern, siswa merumuskan hipotesis tentang

perkembangan alat produksi tradisional dan modern serta siswa membuat

kesimpulan. Dalam kegiatan inti kekurangan-kekurangan yang didapati

diantaranya siswa masih kurang percaya diri didalam mengajukan gagasan

rumusan masalah, siswa masih merasa malu. Dalam menyimak tersebut siswa

sudah baik dalam menyimak penjelasan guru, namun ada beberapa siswa yang

belum dengan baik dalam menyimak. Tercatat terdapat 2 siswa yang masih belum

dengan baik pada saat menyimak penjelasan guru. Kemudian, dalam mengajukan

gagasan dan membuat pertanyaan hampir sebagian besar siswa belum bisa secara

cepat melakukannya. Hanya 1 siswa yang berani mengajukan gagasan rumusan

masalah. Siswa harus dibantu oleh guru dalam membuat pertanyaan. Siswa masih

mengalami kesulitan karena belum terbiasa belajar membuat pertanyaan. Dalam

kegiatan akhir siswa menyimak penegasan materi yang disampaiakn oleh guru.

Akan tetapi siswa belum melakukan refleksi pembelajaran dikarenakan guru tidak

membimbing siswa melakukan refleksi pembelajaran. Namun kelebihan dari

pertemuan pertama ini ialah meskipun siswa masih merasa kebingungan dengan

langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan akan tetapi siswa mau mencoba

untuk membuat pekerjaanya dengan berdiskusi dalam satu kelompok walaupun

membutuhkan waktu yang relatif lama.

Pada saat pertemuan kedua, siswa sudah mulai baik atau sekitar 80%

kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan siswa. Kelebihan

pada pertemuan kedua ini diantaranya adalah, Siswa sudah bisa menemukan

sebab-sebab tentang alat produksi, komunikasi, dan transportasi secara tradisional

dan modern. Siswa juga mampu mencari masalah dan mencari beberapa cara

untuk memecahkan masalah tersebut. Namun beberapa kekurangan-kekurangan

masih nampak pada pertemuan kedua seperti dalam tahap membuat kesimpulan

(9)

yang lama sekitar 15 menit dalam membuat karena siswa kurang bisa menuliskan

dengan kata-kata. Dalam mempresentasikan hanya 2 siswa yang berani maju

kedepan kelas.

Siswa masih merasa takut, malu dan kurang percaya diri. Hasil yang

diperoleh dari tindakan belajar IPS siswa menngunakan pendekatan problem

solvingsiklus 1 secara rinci dapat dijelaskan melalui gambar 4.1 Berikut ini.

Gambar 4.1

Grafik Garis Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Problem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Dari gambar 4.1 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang

dilakukan sebanyak 8 tindakan dan 2 tindakan tidak dilakukan, tindakan pada

kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 18 kegiatan dan 6 kegiatan tidak dilakukan

oleh siswa. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan dan 2 tindakan

tidak dilakukan oleh siswa.

Aktivitas kegiatan pembelajaran melalui pendekatanproblem solving yang

dilakukan oleh guru, lebih rinci akan disajikan pada tabel 4.2 halaman berikut :

0

Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

(10)

Tabel 4.2

Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

No. Tindakan Kegiatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 1

∑ P1 + P2

Berdasarkan tabel 4.2, tindakan pendekatan problem solving guru pada

pertemuan 1 nampak semua kegiatan awal sudah dilakukan dengan baik, guru

sudah menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran, melakukan apersepsi, dan

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, namun guru masih lupa

menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan 1 guru memiliki beberapa

kekurangan yaitu belum memberikan kesempatan siswa untuk berusaha

menyimpulkan hasil kerjanya, guru masih mengambil bagian penting dalam

penyimpulan. Selain itu guru belum memberikan penegasan tentang materi yang

diajarkan. Kelebihan guru adalah mampu mengkontrol kelas sehingga siswa

menjadi terpusat dan fokus.

Pada pertemuan kedua guru memiliki kekurangan yaitu tidak memberikan

(11)

melakukan refleksi pembelajaran.. Kelebihan guru pada pertemuan kedua adalah

guru telah melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu

menumbuhkan perhatian belajar siswa dan menciptakan pembelajaran yang aktif.

Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS guru secara rinci dapat dijelaskan

melalui gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2

Grafik Garis Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun 2014/2015 Siklus 1

Dari gambar 4.2 nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang

dilakukan sebanyak 8 tindakan dan 2 tindakan tidak dilakukan, tindakan pada

kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 18 kegiatan dan 6 kegiatan tidak dilakukan

oleh guru. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan dan 2 tindakan

tidak dilakukan oleh guru.

Skor minat belajar IPS menggunakan pendekatan problem solving

diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir

pernyataan mengenai pendekatan problem solving. Angket minat belajar siswa

terbagi menjadi 5 aspek, yaitu aspek melakukan dengan senang hati, melakukan

aktivitas dengan kesadaran, fokus terhadap suau yang dipelajari secara terus

menerus, fokus terhadap kegiatan yang diminati, dan berani mengambil

keputusan. Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam

0

Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

(12)

pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Grobogan

disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Skor Minat Kriteria F Persentase (%)

14-20 Tinggi 19 63,33

7-13 Sedang 8 26,67

≤6 Rendah 3 10

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer

Klasifikasi minat, dikelompokan menjadi 3 yaitu minat rendah (skor ≤6),

minat sedang (skor 7-13) dan minat tinggi (skor 14-20). Skor minat yang

diperoleh dari pernyataan dalam bentuk angket terdiri dari lima peristiwa yang

nampak yakni, melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas

dengan kesadaran, fokus terhadap suatu yang dipelajari, fokus terhadap kegiatan

yang diminati, berani mengambil keputusan.

Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa 63,33 % dari 30 siswa masuk dalam

kriteria minat belajar yang tinggi, 26,67% atau 8 siswa masuk dalam kriteria

minat belajar sedang, dan 10% atau 4 siswa masuk dalam kriteria minat belajar

siswa rendah. Namun, karena belum mencapai seperti target yang ditetapkan perlu

dilakukan tindakan pada siklus II. Lebih jelasnya deskripsi minat pada siklus 1

(13)

Gambar 4.3

Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem Solving

Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Dari gambar 4.3 diagram garis diatas nampak bahwa siswa yang memiliki

minat dari yang terendah dengan skor 6 sebanyank 3 siswa, skor 10 sebanyak 4

siswa, skor 12 sebanyak 2 siswa, skor 13 sebanyak 2 siswa, skor 14 sebanyak 3

siswa, skor 15 sebanyak 1 siswa, skor 16 sebanyak 6 siswa, skor 17 sebanyak 6

siswa, dan skor 18 sebanyak 3 siswa.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di

Daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

0

Skor Minat Belajar IPS Siklus 1

(14)

Perencanaan

Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus II, mendasarkan pada hasil

refleksi pada siklus I, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus I.

Persiapan yang dilakukan pada siklus II sama seperti yang dilakukan pada siklus I

yakni membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat

pembelajaran KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya (terlampir),

Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus 2 Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015. Pertemuan

pertama terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal pada pertemuan pertama yatiu guru mengkondisikan siswa

untuk siap menerima pelajaran, guru memeriksa kehadiran siswa, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru melakukan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan “Kamu tau apa itu kegiatan siskampling? Siapa yang

biasanya melakukan kegiatan tersebut? Apa fungsi dari kegiatan itu? Apabila

kegiatan siskamling tidak ada, apa akibatnya?” Siswa antusias saat guru

memberikan pertanyaan, nampak seluruh siswa mengajukan diri dengan

mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru.

Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 4

kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa. Guru

menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan problem solving untuk

mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat

belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan

problem solving. Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan problem

solving, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama adalah

dimulai dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh permasalahan sosial

diiringi dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak

(15)

kelompok beserta gambar-gambar tentang masalah sosial. Setiap kelompok

bertugas untuk mencari informasi guna mempermudah pengerjaan soal. Kertas

gambar yang diberikan guru akan dikelompokkan menurut jenis masalah

sosialnya. Ada 7 masalah sosial, antara lain kemiskinan, pengangguran,

kebodohan, keahatan, kenakalan remaja, narkoba, dan pencemaran lingkungan.

Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta kelompok

untuk maju bergantian mempresentasikan hasil kerjanya. Pada akhir pembelajaran

siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi ajar yang sidampaikan,

serta memberikan evaluasi.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2015. Pertemuan kedua

terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang

dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada

pertemuan pertama.

Pada kegiatan awal guru memeriksa keharidan siswa. Guru mengulas

kembali materi pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan tentang

sebab akibat terjadinya salah satu masalah sosial yang telah dicari siswa pada

pertemuan yang lalu. Agar siswa lebih mengerti, guru menuliskannya di papan

tulis. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok untuk mengerjakan soal tentang mencari

sebab-sebab terjadinya masalah sosial, serta memberikan argumennya mangatasi

masalah tersebut. Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan tugas, guru

meminta kelompok untuk maju bergantian mempresentasikan hasil kerjanya. Pada

akhir pembelajaran, observer membagikan angket minat belajar untuk diisi secara

individu dan jujur.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan

pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru

serta respon minat siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat dapat

diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran

(16)

Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 2

selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer.

Hasil analisis secara rinci disajikan pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 No. Tidakan

Kegiatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 2

∑ P1 + P2

12 63,16 12 63,16 24 63,16

3. Kegiatan Akhir

3 15,79 3 15,79 6 15,79

Jumlah 19 100 19 100 38 100

Sumber : Data Primer

Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan problem

solving oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 2 yang meliputi pengamatan

kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan

pendekatanproblem solvingdan kegiatan akhir.

Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan

kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam,

berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Siswa menyimak tujuan

pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Siswa terlihat lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran karena sudah

mengetahui tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dijalankan.

Kegiatan inti ini terdapat 12 kegiatan yang dilakukan pengamatan terhadap

perilaku siswa, kegiatan diantaranya merupakan kegiatan menggunakan

(17)

tentang masalah sosial di lingkungan masyarakat, siswa mengajukan gagasan

rumusan masalah tentang pentingnya mengikuti siskamling, siswa membuat

pertanyaan tentang rumusan masalah mengikuti siskamling, siswa merumuskan

hipotesis tentang masalah sosial yang lain di lingkungan masyarakat dan membuat

kesimpulan. Dalam kegiatan inti tersebut siswa sudah baik. Dalam mengajukan

gagasan dan mengerjakan soal pemecahan masalah siswa sudah berani

mengajukan gagasan di kelompoknya. 30 siswa sudah bisa membuat pertanyaan

rumusan masalah dengan baik. Dalam kegiatan akhir siswa menyimak penegasan

materi yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan

guru dan sudah melakukan refleksi pembelajaran bersama guru.

Pada saat pertemuan kedua, 100 % kegiatan pembelajaran melalui

pendekatanproblem solvingsudah sangat baik dilakukan oleh siswa. Siswa sudah

bisa menemukan data tentang masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat.

Siswa dengan baik memperinci hasilnya di dalam lembar kerja kelompok. Dalam

menemukan data tentang masalah sosial siswa mencari buku-buku sumber yang

dibawa. Seluruh siswa sangat serius dalam mencari sumber informasi tentang

masalah sosial. Siswa menyimak dengan serius saat guru memberikan contoh

masalah sosial. Kemudian siswa di dalam kelompok mencari tahu sebab-sebab

terjadinya masalah sosial serta cara mengatasinya. Hasil yang diperoleh dari

tindakan belajar IPS siswa secara rinci disajikan melalui gambar 4.4 halaman

(18)

Gambar 4.4

Grafik Garis Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

Dari gambar 4.4 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal sebanyak 8

kegiatan sudah dilakukan dengan baik, pada kegiatan inti 24 kegiatan sudah

dilakukan dan pada kegiatan akhir 8 tindakan sudah dilakukan dengan baik pada

siklus 2.

Aktivitas tindakan pembelajaran melalui pendekatanproblem solvingyang

dilakukan oleh guru, secara lebih rinci akan disajikan pada tabel 4.5 Distribusi

Tindakan Pendekatanproblem solvingberikut ini.

0 5 10 15 20 25 30

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

(19)

Tabel 4.5

Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 No. Tidakan

Kegiatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 2

∑ P1 + P2

12 63,16 12 63,16 24 63,16

3. Kegiatan Akhir

3 15,79 3 15,79 6 15,79

Jumlah 19 100 19 100 38 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5, aktivitas tindakan pendekatan problem solving guru

pada pertemuan 1 nampak kelebihan guru yaitu guru telah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan RPP menggunakan pendekatan pembelajaran

problem solvingsecara optimal.

Kegiatan pada pertemuan 2, sudah dilaksanakan sama baik dengan pertemuan

1 oleh guru dan siswa. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat waktu dan

menimbulkan minat siswa secara optimal. Kelebihan guru pada pertemuan kedua

adalah pemantauan dan bimbingan guru dalam menyusun laporan sudah

menyeluruh dan rata kepada semua kelompok. Keseluruhan kegiatan

pembelajaran pada pertemuan sudah dilaksanakan semua dengan baik. Hasil yang

diperoleh dari tindakan belajar IPS guru secara rinci disajikan melalui gambar 4.5

(20)

Gambar 4.5

Grafik Garis Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Dari gambar 4.5 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal sebanyak 8

kegiatan sudah dilakukan dengan baik, pada kegiatan inti 24 kegiatan sudah

dilakukan dan pada kegiatan akhir 8 tindakan sudah dilakukan dengan baik pada

siklus 2.

Skor minat belajar IPS menggunakan Pendekatan problem solving diperoleh

melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir pernyataan

mengenai Pendekatan problem solving. Angket minat belajar siswa terbagi

menjadi 5 aspek, yaitu aspek melakukan dengan senang hati, melakukan aktivitas

dengan kesadaran, fokus terhadap suau yang dipelajari secara terus menerus,

fokus terhadap kegiatan yang diminati, dan berani mengambil keputusan. Hasil

yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan problem

solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan siklus 2

disajikan pada tabel 4.6 halaman berikut :

0 2 4 6 8 10 12 14

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

(21)

Tabel 4.6

Distribusi Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem Solving

Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

Skor Minat Kriteria F %

14-20 Tinggi 26 86,67

7-13 Sedang 4 13,33

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer

Klasifikasi minat, dikelompokan menjadi 3 yaitu minat rendah (skor ≤6),

minat sedang (skor 7-13) dan minat tinggi (skor 14-20). Skor minat yang

diperoleh dari pernyataan dalam bentuk angket terdiri dari lima peristiwa yang

nampak yakni, melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas

dengan kesadaran, fokus terhadap suatu yang dipelajari, fokus terhadap kegiatan

yang diminati, berani mengambil keputusan.

Berdasarkan tabel 4.6, setelah adanya tindakan melalui pendekatan

problem solving dalam pembelajaran diketahui adanya peningkatan minat siswa.

Nampak bahwa 86,67 % dari 30 siswa masuk dalam kriteria minat belajar yang

tinggi, 13,33 % atau 4 siswa masuk dalam kriteria minat belajar sedang, dan tidak

ada siswa yang masuk dalam kriteria minat belajar rendah. Dari tabel 4.6 dapat

disimpulkan bahwa setelah adanya tindakan pada siklus II melalui pendekatan

problem solving, minat siswa sudah meningkatdan sesuai dengan target dibanding

dengan siklus pertama. Jadi pembelajaran melalui pendekatan problem solving

dapat meningkatkan minat belajar siswa. Lebih jelasnya deskripsi minat pada

(22)

Gambar 4.6

Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

Dari gambar 4.6 diagram garis diatas nampak bahwa siswa yang

memperoleh skor 10 sebanyak 2 siswa, skor13 sebanyak 2 siswa, skor 14

sebanyak 4 siswa, skor 15 sebanyak 3 siswa, skor 16 sebanyak 8 siswa, skor 17

sebanyak 8 siswa dan skor 18 sebanyak 3 siswa. Dengan demikian pencapaian

minat belajar IPS siklus 2,telah mencapai peningkatan 80% atau dapat dikatakan

minat belajar IPS seluruh siswa (30 siswa) Kelas 4 SDN 1 Kalangancar

Kabupaten Grobogan meningkat.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan penelitian terhadap minat

belajar siswa melalui pendekatan problem solving pada mata pelajaran IPS,

dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi,

komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siklus 1

dan kompetensi dasar mengenal permasalahan sosial di daerahnya pada siklus 2

0

Skor Minat Belajar IPS Siklus 2

(23)

bagi siswa kelas IV SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan semester 2 tahun

2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Perbandingan Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Tindakan Kegiatan

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

SI SII SI SII SI SII

Dari tabel 4.7 nampak bahwa, dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten

Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 yang diberikan, ada peningkatan

tindakan yang dilakukan siswa dari siklus 1 ke siklus 2, baik dalam kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Secara lebih rinci dapat juga disajikan melalui

gambar 4.7 yaitu perbandingan grafik jumlah tindakan belajar IPS melalui

pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten

(24)

Gambar 4.7

Perbandingan Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Dari gambar 4.7 nampak bahwa tindakan kegiatan awal siswa pada siklus

1 hanya 8 tindakan yang dilakukan dan 2 tindakan tidak dilakukan. Pada siklus 2

seluruh tindakan atau 10 tindakan telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 18

tindakan yang dilakukan dan 6 tindakan tidak dilakukan sedangkan pada siklus 2,

24 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. selanjutnya pada

kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan dan 2 tindakan belum dilakukan.

Kegiatan akhir siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan.

Penerapan pendekatan problem solving di siklus 2 semuanya terlaksana, sejalan

dengan langkah-langkahproblem solvingyang dikemukakan oleh Polya (2011).

Adapun aktivitas tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran

menggunakan pendekatan problem solving, dengan aspek minat belajar yaitu

melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas dengan kesadaran,

fokus terhadap suatu yang dipelajari terus menerus, fokus terhadap kegiatan yang

diminati, berani mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya tabel perbandingan

0

Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir

(25)

jumlah tindakan pendekatan problem solvingyang dilakukan guru dalam siklus 1

dan siklus 2 disajikan pada tabel 4.8 halaman berikut.

Tabel 4.8

Perbandingan Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Tindakan Kegiatan

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

SI SII SI SII SI SII

Dari tabel 4.8 nampak bahwa, dalam kegiatan awal, jumlah tindakan yang

dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan melalui pendekatan problem

solving dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan tindakan. Dari kegiatan

awal siklus I dari 10 aktivitas tindakan pendekatan problem solving, yang telah

dilaksanakan guru sebanyak 8 aktivitas, kemudian pada siklus 2 mengalami

peningkatan sebanyak 10 aktivitas. Nampak bahwa dalam kegiatan awal siklus I

guru lupa belum menyampaikan tujuan serta langkah-langkah dalam

pembelajaran. Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki disiklus II. Pada kegiatan

inti siklus I dari 24 aktivitas tindakan guru telah melaksanakan aktivitas tindakan

pendekatan inkuiri sejumlah 18 aktivitas, kemudian pada siklus II guru telah

(26)

aktivitas tindakan guru hanya melaksanakan 4 aktivitas tindakan, kemudian pada

siklus 2 guru telah melaksanakan seluruh tindakan kegiatan akhir. Secara lebih

rinci dapat juga disajikan melalui gambar 4.8 yaitu perbandingan grafik tindakan

belajar IPS melalui pendekatan Problem Solving guru kelas IV SDN 1

Kalangbancar Kabupaten Grobogan siklus 1 dan siklus 2 halaman berikut :

Gambar 4.8

Perbandingan Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Dari gambar 4.8 nampak bahwa tindakan kegiatan awal guru pada siklus 1

hanya 8 tindakan yang dilakukan dan 2 tindakan tidak dilakukan. Pada siklus 2

seluruh tindakan atau 10 tindakan telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 18

tindakan yang dilakukan dan 6 tindakan tidak dilakukan sedangkan pada siklus 2,

24 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. Selanjutnya pada

kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan dan 2 tindakan belum dilakukan.

Kegiatan akhir siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan.

Penerapan pendekatan problem solving di siklus 2 semuanya terlaksana, sejalan

dengan langkah-langkahproblem solvingyang dikemukakan oleh Polya (2011).

0

Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir

(27)

Penilaian minat belajar IPS siswa menggunakan pendekatan Problem

Solving diperoleh melalui lembar angket minat belajar IPS, yang terdiri dari:

merumuskan masalah, mencari teori pemecahan masalah, menetapkan jawaban

sementara, menguji kebenaran dan membuat kesimpulan.

Selanjutnya perbandingan minat belajar IPS siswa melalui pendekatan

problem solving kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan siklus 1 dan

siklus 2 disajikan dalam tabel 4.9 halaman berikut :.

Tabel 4.9

Perbandingan Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem Solving

Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

No

Minat Siswa Skor

Minat Kriteria

Siklus I Siklus II Jumlah Total (Siklus I +Siklus II)

Jumlah 30 100 30 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.9, jumlah minat belajar IPS siswa yang dilakukan

siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan

jumlah minat belajar secara lebih rinci akan disajikan melalui gambar 4.9 grafik

perbandingan jumlah skor minat belajar IPS melalui pendekatan problem solving

(28)

Gambar 4.9

Grafik Garis Perbandingan Skor Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan

Problem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.9 grafik perbandingan minat belajar IPS melalui

pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten

Grobogan siklus 1 dan siklus 2 menunjukan bahwa ada peningkatan minat belajar

IPS. Peningkatan minat belajar IPS terjadi setelah dilakukan pembelajaran

menggunakan pendekatanproblem solving.

Pada pertemuan 1 siklus 1, minat belajar IPS siswa tidak terlihat dalam

pembelajaran. Siswa hanya mengikuti pelaksanaan pembelajaran dengan

mengikuti keinginan guru. Pelaksanaan pembelajaran tidak nampak menggunakan

pendekatan problem solving. Pembelajaran secara konvensional seperti ini hanya

berpusat pada guru, dominasi guru lebih menggunakan waktu yang banyak dalam

menyampaikan materi. Sehingga pembelajaran tidak mempunyai makna yang

0

Perbandingan Skor Minat Belajar Siklus 1 dan

Siklus 2

Siklus 1

(29)

mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga minat

siswa dalam belajar menjadi kurang. Pada siklus 2 terjadi peningkatan minat

belajar siswa, hal ini nampak dari tidak adanya siswa yang mendapat kriteria

minat belajar rendah dan hanya 4 siswa yang mendapat kriteria minat belajar

sedang. Hal ini sejalan dengan ciri-ciri yang disampaikan oleh Slameto (2003:58)

bahwa minat belajar dapat ditingkatkan dengan mengacu pada ciri-ciri tersebut

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa peningkatan minat

belajar IPS dapat diupayakan melalui pendekatan problem solving siswa kelas 4

SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun 2014/2015. Hal ini

ditunjukkan oleh adanya peningkatan jumlah siswa yang memperoleh kriteria

minat belajar tinggi dari siklus 1 ke siklus 2 yakni 63,33% menjadi 87,5%.

Keberhasilan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh 87,5% dari seluruh siswa.

mencapai skor minat belajar tinggi, yang melebihi indikator yang ditetapkan

sebesar 80% dari seluruh siswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Ari Nur

Andriyani dengan judul Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS melalui Model

Pembelajaran Group Investigation dengan Metode Mind Mapping Siswa Kelas 4

SD N Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester 2 Tahun

2012/2013, dalam penelitian tersebut disimpulkan adanya peningkatan minat

belajar pada kriteria minat belajar tinggi siklus 1 dan 2 yakni 20% menjadi 60%,

Penelitian lain yang dilakukan oleh Herawan, Ivandra Bagus dengan judul

Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pelajaran Mind

Mapping Pada Mata Pelajaran IPS KElas 4 SDN 09 Kutowinangun Salatiga

Tahun 2012/2013,hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode

mind maping, dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Hal ini

dibuktikan dengan hasil penelitian tindakan yang meningkat di setiap siklus. Pada

kegiatan pra siklus nampak 37,5% atau 9 siswa yang mencapai ketuntasan,

sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat dari 50% atau 12 siswa menjadi

Gambar

Tabel 4.1
Grafik Garis Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanGambar 4.1 Problem Solving Siswa
Tabel 4.2
Grafik Garis Jumlah Tindakan PendekatanGambar 4.2 Problem Solving Guru Kelas 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penggunaan Metode The Power of Two dapat Meningkatkan Hasil Belajar Mata

Selanjutnya masih ada dakwaan tunggal untuk tindak pidana pencucian uang yang tidak harus dikaitkan dengan predicate offence- nya, dalam hal ini misalnya

Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah ( scientific approach). Proses pembelajaran harus menyentuh

Pengaruh perkembangan cyber crime terhadap penegakan hukum pidana di Indonesia, dapat dilihat dari berbagai faktor, yaitu faktor hukum, yaitu dengan munculnya cyber crime tentunya

Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa melalui metode cerita bergambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Jawa

Dalam pemenuhan infrastruktur diharapkan partisipasi dari masyarakat,untuk itu pemerintah kabupaten Parigi Moutong mempunyai program pemberdayaan masyarakat baik program yang

Hal lain yang sejalan dengan hasil penelitian Morris (2011) adalah berdasarkan selisih frekuensi diketahui bahwa pada BUMN non-implementor ERP auditor secara signifikan cenderung lebih

membayarkan zakat (seperti pemahaman ahli tafsir umumnya). Namun makna yaknizun juga berarti memenjarakan fungsi uang, yang mana hal ini sama saja dengan menimbun uang. Penimbunan