BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya
dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan
Dalam tahap perancanaan, kegiatan awal yang dilakukan adalah
mengidentifikasi masalah pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah
dilakukan analisis masalah pembelajaran yang terdapat pada siswa kelas 4 SDN 1
Kalangbancar Kabupaten Grobogan. Dari hasil analisis masalah diketahui bahwa
siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan memiliki permasalahan
belajar tentang minat belajar dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru
sehingga berdampak pada skor hasil belajar siswa.
Proses belajar mengajar di kelas masih berpusat pada guru. Guru
memberikan materi ajar tanpa menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam
mengajar. Guru belum mampu menggunakan pendekatan pembelajaran problem
solving, selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
yang membuat guru sebagai pelaku utama proses belajar mengajar di kelas.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak ada patokan yang digunakan karena guru
tidak mempersiapkan RPP terlebih dahulu, sehingga pembelajaran berjalan begitu
saja sesuai keinginan guru. Ketika pembelajaran dimulai, dari 30 siswa nampak 8
siswa tidak mempersiapkan buku tulis, buku catatan, dan buku teks. Setelah
beberapa menit pembelajaran berlangsung, nampak 9 siswa berbicara sendiri dan
tidak memperhatikan penjelasan guru. Ada juga 2 siswa yang tidak dapat
menyimak bacaan yang diminta guru karena tidak membawa buku. Ketika guru
melontarkan pertanyaan spontan kepada salah serang siswa, siswa tidak dapat
kepada siswa lain. Penggunaan metode ceramah ini juga membuat anak merasa
jenuh, dapat dilihat ketika guru menjelaskan di depan kelas ada seorang siswa
yang terus mengganggu teman yang lain. Hal ini disebabkan karena kurangnya
perhatian guru terhadap siswa yang berada di belakang. Guru hanya berdiri di
depan kelas dan menjelaskann semua materi. Di akhir proses pembelajaran guru
juga belum melaksanakan refleksi pembelajaran, yang seharusnya dilakukan agar
guru dapat mengukur/mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang
telah disampaikan guru. Hasil nilai tugas siswa pada pembelajaran IPS juga belum
mencapai KKM≥70.
Situasi ini menunjukkan bahwa minat belajar yang dimiliki siswa kelas 4
SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan rendah. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, dilakukan perbaikan dengan menggunakan pendekatan problem solving.
Langkah pertama diawali diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi
pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat
pembelajaran KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi,
dan transportasi serta pengalaman penggunaannya (terlampir) dengan indikator
yaitu memecahkan masalah tentang perkembangan teknologi produksi dan
komunikasi dari masa ke masa, selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran
sesuai indikator yang akan dicapai, media yang digunakan dalam pembelajaran ini
yaitu materi pembelajaran tentang perkembangan teknologi, Program Aplikasi
Pengajaran Berbasis IT untuk Kelas 4 SD dari JGC, Buku paket Kajian Pengetahuan Sosial 4, materi pendukung lainnya, kertas HVS, alat tulis,
gambar-gambar alat transportasi dan alat teknologi tradisional dan modern, kertas soal,
lembar evaluasi, dan lembar kerja siswa. Selain itu juga perangkat instrumen
penilaian yang meliputi angket minat belajar IPS sesuai dengan pendekatan
problem solving, kemudian lembar observasi pelaksanaan pendekatan problem
solving untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang
Pelaksanakan dan Pengamatan Siklus Pertemuan pertama
Pelaksanaan dilaksanakan bersamaan dengan pengamatan siklus pada
tanggal 28 April 2015. Pengamatan dilakukan dengan mengacu pada lembar
observasi (terlampir). Pertemuan pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal diawali siswa dengan mengucapkan salam, dan berdoa
bersama-sama. Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi) dan melakukan
apersepsi dengan menunjukkan 2 gambar tentang pak tani yang membajak sawah
dengan menggunakan kerbau dan pak tani yang membajak sawah dengan traktor
dan guru bertanya jawab untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang akan
dipelajari. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kedua gambar
tersebut.“Apa yang digunakankedua pak tani itu untuk membajak sawah? Apakah
alatnya sama? Alat mana yang menggunakan mesin? Menurutmu alat mana yang
dapat membantu pak tani untuk bekerja lebih cepat? Apa perbedaan kedua alat
tersebut?Apa saja kelebihan dan kekurangan kedua alat tersebut?”
Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 6
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Guru
menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan problem solving untuk
mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat
belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan
problem solving. Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan problem
solving, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama dimulai
dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh benda yang termasuk pada
perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu dan sekarang,
kemudian dilanjutkan dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan
dan menyimak setiap gambar yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap
gambar, guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelemahan dan
pada gambar gadget dan mobil. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu
kecepatan untuk angkat tangan agar ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan
dan kelebihan pada gambar yang sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang
menampakan perasaan senang dan tertarik dengan materi berlangsung hingga
gambar yang ditampilkan habis. Langkah selanjutnya guru membagi 21 gambar
alat tranportasi dan komunikasi pada kelompok. Masing-masing kelompok
mendapatkan 3 gambar alat transportasi atau alat komunikasi. Guru menjelaskan
bahwa gambar yang didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam
membuat mading. Setelah seluruh kelompok mendapatkan 3 gambar, guru
mengajak siswa untuk mencari informasi mengenai gambar yang didapat pada
setiap kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi kelemahan
dan kelebihan dari setiap gambar yang didapat. Guru memberikan contoh
misalkan kelompok 1 mendapatkan gambar perahu, mobil, dan sepeda, maka
kelompok 1 akan mencari informasi tentang kelemahan dan kelebihan perahu,
mobil, dan sepeda. Setelah siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa
bersama kelompoknya menuju perpustakan untuk mencari informasi. Siswa
mencari informasi melalui surat kabar, majalah, buku paket, dan internet yang
tersedia pada perpustakaan. Dalam kegiatan pencarian informasi, beberapa siswa
nampak gaduh untuk berebut menggunakan komputer untuk mencari informasi
melalu internet. Adapula beberapa siswa yang nampak diam dan hanya
duduk-duduk saja tanpa mencari bahan yang kemudian ditegur oleh guru. Pada akhir
pembelajaran siswa diminta kembali masuk ke kelas dan diberi tugas untuk
mencari informasi sesuai dengan gambar yang didapat kelompoknya dari surat
kabar, majalah, ataupun internet dengan menyertakan gambar atau foto. Siswa
juga diminta untuk membawa gunting, lem dan pensil warna untuk pertemuan
berikutnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilakukan
pengamatan oleh observer, dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru
apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran
pertemuan pertama.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015. Pelaksanaan
dilaksanakan bersamaan dengan pengamatan siklus. Pengamatan dilakukan
dengan mengacu pada lembar observasi (terlampir). Pertemuan kedua terdiri
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
pertama.
Pada kegiatan awal guru memeriksa keharidan siswa. Guru mengulas
kembali materi pertemuan sebelumnya serta memeriksa hasil pencarian informasi
perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi yang sudah dilaksanakan
siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk
menyanyikan lagu “naik delman”. Dari lagu tersebut guru mengajukan beberapa
pertanyaan spontan kepada siswa,“Taukah kamu alat transportasi tradisional yang
sudah berkembang menjadi modern?”. Guru menjelaskan bahwa alat transportasi
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu alat transportasi darat, laut, dan udara. Setelah itu
guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan meminta seiap kelompok
untuk memberi nama kelompoknya dengan nama alat transportasi. Setiap
kelompok mengerjakan soal yang diberikan guru pada lembar kerja kelomopok.
Siswa di dalam kelompok mengamati ambar yang ada dan menyebutkan nama alat
transportasi tersebut. Setelah selesai, kelompok diminta untuk mencari tahu apa
saja kelebihan alat transportasi yang berkembang dari masa ke masa. Setelah
semua kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok yang belum mendapat
giliran maju bertugas untuk mngoreksi hasil kerja kelompoknya. Setelah semua
kelompok selesai mempresentasikan tugasnya, guru memberi kesempatan siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Sebelum guru
memberikan evaluasi, siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran
diberikan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami
pembelajaran yang diberikan. Kegiatan terakhir yang dilakukan guru adalah
memberikan refleksi dan pesan moral yang sesuai dengan materi ajar, dan
kemudian menutup pembelajaran.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan
pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru
serta respon minat siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat
diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran
pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan problem solvingini
akan dilanjutkan ke siklus 2 sebagai pemantapan keberhasilan siklus 1.
Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 1
selesai, dengan menganalisis hasil observasi dan catatan yang diperoleh dari
pengamatan. Penelitian siklus 1 menggunakan tindakan pendekatan problem
solving yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Jumlah
Tabel 4.1
Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
No. Tindakan Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 1
∑ P1 + P2
Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan problem
solving oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 1 yang meliputi pengamatan
kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan
pendekatanproblem solvingdan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan
kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam,
berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Namun pada kegiatan
awal ini ada 1 kegiatan yang belum dilakukan siswa yaitu dalam menyimak tujuan
pembelajaran tidak dilakukan karena guru tidak menyampaikan dikarenakan
karena lupa. Kegiatan inti ini terdapat 12 kegiatan yang dilakukan pengamatan
terhadap perilaku siswa. 5 kegiatan diantaranya merupakan kegiatan
menggunakan pendekatan problem solving diantaranya adalah siswa menyimak
penjelasan guru tentang perkembangan alat produksi tradisional dan modern,
membuat pertanyaan tentang rumusan masalah cara kerja perkembangan alat
produksi tradisional dan modern, siswa merumuskan hipotesis tentang
perkembangan alat produksi tradisional dan modern serta siswa membuat
kesimpulan. Dalam kegiatan inti kekurangan-kekurangan yang didapati
diantaranya siswa masih kurang percaya diri didalam mengajukan gagasan
rumusan masalah, siswa masih merasa malu. Dalam menyimak tersebut siswa
sudah baik dalam menyimak penjelasan guru, namun ada beberapa siswa yang
belum dengan baik dalam menyimak. Tercatat terdapat 2 siswa yang masih belum
dengan baik pada saat menyimak penjelasan guru. Kemudian, dalam mengajukan
gagasan dan membuat pertanyaan hampir sebagian besar siswa belum bisa secara
cepat melakukannya. Hanya 1 siswa yang berani mengajukan gagasan rumusan
masalah. Siswa harus dibantu oleh guru dalam membuat pertanyaan. Siswa masih
mengalami kesulitan karena belum terbiasa belajar membuat pertanyaan. Dalam
kegiatan akhir siswa menyimak penegasan materi yang disampaiakn oleh guru.
Akan tetapi siswa belum melakukan refleksi pembelajaran dikarenakan guru tidak
membimbing siswa melakukan refleksi pembelajaran. Namun kelebihan dari
pertemuan pertama ini ialah meskipun siswa masih merasa kebingungan dengan
langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan akan tetapi siswa mau mencoba
untuk membuat pekerjaanya dengan berdiskusi dalam satu kelompok walaupun
membutuhkan waktu yang relatif lama.
Pada saat pertemuan kedua, siswa sudah mulai baik atau sekitar 80%
kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan siswa. Kelebihan
pada pertemuan kedua ini diantaranya adalah, Siswa sudah bisa menemukan
sebab-sebab tentang alat produksi, komunikasi, dan transportasi secara tradisional
dan modern. Siswa juga mampu mencari masalah dan mencari beberapa cara
untuk memecahkan masalah tersebut. Namun beberapa kekurangan-kekurangan
masih nampak pada pertemuan kedua seperti dalam tahap membuat kesimpulan
yang lama sekitar 15 menit dalam membuat karena siswa kurang bisa menuliskan
dengan kata-kata. Dalam mempresentasikan hanya 2 siswa yang berani maju
kedepan kelas.
Siswa masih merasa takut, malu dan kurang percaya diri. Hasil yang
diperoleh dari tindakan belajar IPS siswa menngunakan pendekatan problem
solvingsiklus 1 secara rinci dapat dijelaskan melalui gambar 4.1 Berikut ini.
Gambar 4.1
Grafik Garis Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Problem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan
Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Dari gambar 4.1 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang
dilakukan sebanyak 8 tindakan dan 2 tindakan tidak dilakukan, tindakan pada
kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 18 kegiatan dan 6 kegiatan tidak dilakukan
oleh siswa. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan dan 2 tindakan
tidak dilakukan oleh siswa.
Aktivitas kegiatan pembelajaran melalui pendekatanproblem solving yang
dilakukan oleh guru, lebih rinci akan disajikan pada tabel 4.2 halaman berikut :
0
Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
Tabel 4.2
Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
No. Tindakan Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 1
∑ P1 + P2
Berdasarkan tabel 4.2, tindakan pendekatan problem solving guru pada
pertemuan 1 nampak semua kegiatan awal sudah dilakukan dengan baik, guru
sudah menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran, melakukan apersepsi, dan
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, namun guru masih lupa
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan 1 guru memiliki beberapa
kekurangan yaitu belum memberikan kesempatan siswa untuk berusaha
menyimpulkan hasil kerjanya, guru masih mengambil bagian penting dalam
penyimpulan. Selain itu guru belum memberikan penegasan tentang materi yang
diajarkan. Kelebihan guru adalah mampu mengkontrol kelas sehingga siswa
menjadi terpusat dan fokus.
Pada pertemuan kedua guru memiliki kekurangan yaitu tidak memberikan
melakukan refleksi pembelajaran.. Kelebihan guru pada pertemuan kedua adalah
guru telah melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu
menumbuhkan perhatian belajar siswa dan menciptakan pembelajaran yang aktif.
Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS guru secara rinci dapat dijelaskan
melalui gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2
Grafik Garis Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun 2014/2015 Siklus 1
Dari gambar 4.2 nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang
dilakukan sebanyak 8 tindakan dan 2 tindakan tidak dilakukan, tindakan pada
kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 18 kegiatan dan 6 kegiatan tidak dilakukan
oleh guru. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan dan 2 tindakan
tidak dilakukan oleh guru.
Skor minat belajar IPS menggunakan pendekatan problem solving
diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir
pernyataan mengenai pendekatan problem solving. Angket minat belajar siswa
terbagi menjadi 5 aspek, yaitu aspek melakukan dengan senang hati, melakukan
aktivitas dengan kesadaran, fokus terhadap suau yang dipelajari secara terus
menerus, fokus terhadap kegiatan yang diminati, dan berani mengambil
keputusan. Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam
0
Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Grobogan
disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Skor Minat Kriteria F Persentase (%)
14-20 Tinggi 19 63,33
7-13 Sedang 8 26,67
≤6 Rendah 3 10
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer
Klasifikasi minat, dikelompokan menjadi 3 yaitu minat rendah (skor ≤6),
minat sedang (skor 7-13) dan minat tinggi (skor 14-20). Skor minat yang
diperoleh dari pernyataan dalam bentuk angket terdiri dari lima peristiwa yang
nampak yakni, melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas
dengan kesadaran, fokus terhadap suatu yang dipelajari, fokus terhadap kegiatan
yang diminati, berani mengambil keputusan.
Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa 63,33 % dari 30 siswa masuk dalam
kriteria minat belajar yang tinggi, 26,67% atau 8 siswa masuk dalam kriteria
minat belajar sedang, dan 10% atau 4 siswa masuk dalam kriteria minat belajar
siswa rendah. Namun, karena belum mencapai seperti target yang ditetapkan perlu
dilakukan tindakan pada siklus II. Lebih jelasnya deskripsi minat pada siklus 1
Gambar 4.3
Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem Solving
Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Dari gambar 4.3 diagram garis diatas nampak bahwa siswa yang memiliki
minat dari yang terendah dengan skor 6 sebanyank 3 siswa, skor 10 sebanyak 4
siswa, skor 12 sebanyak 2 siswa, skor 13 sebanyak 2 siswa, skor 14 sebanyak 3
siswa, skor 15 sebanyak 1 siswa, skor 16 sebanyak 6 siswa, skor 17 sebanyak 6
siswa, dan skor 18 sebanyak 3 siswa.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di
Daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
0
Skor Minat Belajar IPS Siklus 1
Perencanaan
Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus II, mendasarkan pada hasil
refleksi pada siklus I, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus I.
Persiapan yang dilakukan pada siklus II sama seperti yang dilakukan pada siklus I
yakni membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat
pembelajaran KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya (terlampir),
Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus 2 Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015. Pertemuan
pertama terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan penutup.
Kegiatan awal pada pertemuan pertama yatiu guru mengkondisikan siswa
untuk siap menerima pelajaran, guru memeriksa kehadiran siswa, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru melakukan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan “Kamu tau apa itu kegiatan siskampling? Siapa yang
biasanya melakukan kegiatan tersebut? Apa fungsi dari kegiatan itu? Apabila
kegiatan siskamling tidak ada, apa akibatnya?” Siswa antusias saat guru
memberikan pertanyaan, nampak seluruh siswa mengajukan diri dengan
mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru.
Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 4
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa. Guru
menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan problem solving untuk
mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat
belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan
problem solving. Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan problem
solving, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama adalah
dimulai dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh permasalahan sosial
diiringi dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak
kelompok beserta gambar-gambar tentang masalah sosial. Setiap kelompok
bertugas untuk mencari informasi guna mempermudah pengerjaan soal. Kertas
gambar yang diberikan guru akan dikelompokkan menurut jenis masalah
sosialnya. Ada 7 masalah sosial, antara lain kemiskinan, pengangguran,
kebodohan, keahatan, kenakalan remaja, narkoba, dan pencemaran lingkungan.
Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta kelompok
untuk maju bergantian mempresentasikan hasil kerjanya. Pada akhir pembelajaran
siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi ajar yang sidampaikan,
serta memberikan evaluasi.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2015. Pertemuan kedua
terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang
dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan pertama.
Pada kegiatan awal guru memeriksa keharidan siswa. Guru mengulas
kembali materi pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan tentang
sebab akibat terjadinya salah satu masalah sosial yang telah dicari siswa pada
pertemuan yang lalu. Agar siswa lebih mengerti, guru menuliskannya di papan
tulis. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok untuk mengerjakan soal tentang mencari
sebab-sebab terjadinya masalah sosial, serta memberikan argumennya mangatasi
masalah tersebut. Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan tugas, guru
meminta kelompok untuk maju bergantian mempresentasikan hasil kerjanya. Pada
akhir pembelajaran, observer membagikan angket minat belajar untuk diisi secara
individu dan jujur.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan
pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru
serta respon minat siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat dapat
diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran
Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 2
selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer.
Hasil analisis secara rinci disajikan pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4
Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 No. Tidakan
Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 2
∑ P1 + P2
12 63,16 12 63,16 24 63,16
3. Kegiatan Akhir
3 15,79 3 15,79 6 15,79
Jumlah 19 100 19 100 38 100
Sumber : Data Primer
Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan problem
solving oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 2 yang meliputi pengamatan
kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan
pendekatanproblem solvingdan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan
kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam,
berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Siswa menyimak tujuan
pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Siswa terlihat lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran karena sudah
mengetahui tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dijalankan.
Kegiatan inti ini terdapat 12 kegiatan yang dilakukan pengamatan terhadap
perilaku siswa, kegiatan diantaranya merupakan kegiatan menggunakan
tentang masalah sosial di lingkungan masyarakat, siswa mengajukan gagasan
rumusan masalah tentang pentingnya mengikuti siskamling, siswa membuat
pertanyaan tentang rumusan masalah mengikuti siskamling, siswa merumuskan
hipotesis tentang masalah sosial yang lain di lingkungan masyarakat dan membuat
kesimpulan. Dalam kegiatan inti tersebut siswa sudah baik. Dalam mengajukan
gagasan dan mengerjakan soal pemecahan masalah siswa sudah berani
mengajukan gagasan di kelompoknya. 30 siswa sudah bisa membuat pertanyaan
rumusan masalah dengan baik. Dalam kegiatan akhir siswa menyimak penegasan
materi yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan
guru dan sudah melakukan refleksi pembelajaran bersama guru.
Pada saat pertemuan kedua, 100 % kegiatan pembelajaran melalui
pendekatanproblem solvingsudah sangat baik dilakukan oleh siswa. Siswa sudah
bisa menemukan data tentang masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat.
Siswa dengan baik memperinci hasilnya di dalam lembar kerja kelompok. Dalam
menemukan data tentang masalah sosial siswa mencari buku-buku sumber yang
dibawa. Seluruh siswa sangat serius dalam mencari sumber informasi tentang
masalah sosial. Siswa menyimak dengan serius saat guru memberikan contoh
masalah sosial. Kemudian siswa di dalam kelompok mencari tahu sebab-sebab
terjadinya masalah sosial serta cara mengatasinya. Hasil yang diperoleh dari
tindakan belajar IPS siswa secara rinci disajikan melalui gambar 4.4 halaman
Gambar 4.4
Grafik Garis Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Dari gambar 4.4 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal sebanyak 8
kegiatan sudah dilakukan dengan baik, pada kegiatan inti 24 kegiatan sudah
dilakukan dan pada kegiatan akhir 8 tindakan sudah dilakukan dengan baik pada
siklus 2.
Aktivitas tindakan pembelajaran melalui pendekatanproblem solvingyang
dilakukan oleh guru, secara lebih rinci akan disajikan pada tabel 4.5 Distribusi
Tindakan Pendekatanproblem solvingberikut ini.
0 5 10 15 20 25 30
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
Tabel 4.5
Distribusi Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 No. Tidakan
Kegiatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 2
∑ P1 + P2
12 63,16 12 63,16 24 63,16
3. Kegiatan Akhir
3 15,79 3 15,79 6 15,79
Jumlah 19 100 19 100 38 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5, aktivitas tindakan pendekatan problem solving guru
pada pertemuan 1 nampak kelebihan guru yaitu guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP menggunakan pendekatan pembelajaran
problem solvingsecara optimal.
Kegiatan pada pertemuan 2, sudah dilaksanakan sama baik dengan pertemuan
1 oleh guru dan siswa. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat waktu dan
menimbulkan minat siswa secara optimal. Kelebihan guru pada pertemuan kedua
adalah pemantauan dan bimbingan guru dalam menyusun laporan sudah
menyeluruh dan rata kepada semua kelompok. Keseluruhan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan sudah dilaksanakan semua dengan baik. Hasil yang
diperoleh dari tindakan belajar IPS guru secara rinci disajikan melalui gambar 4.5
Gambar 4.5
Grafik Garis Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1
Dari gambar 4.5 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal sebanyak 8
kegiatan sudah dilakukan dengan baik, pada kegiatan inti 24 kegiatan sudah
dilakukan dan pada kegiatan akhir 8 tindakan sudah dilakukan dengan baik pada
siklus 2.
Skor minat belajar IPS menggunakan Pendekatan problem solving diperoleh
melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir pernyataan
mengenai Pendekatan problem solving. Angket minat belajar siswa terbagi
menjadi 5 aspek, yaitu aspek melakukan dengan senang hati, melakukan aktivitas
dengan kesadaran, fokus terhadap suau yang dipelajari secara terus menerus,
fokus terhadap kegiatan yang diminati, dan berani mengambil keputusan. Hasil
yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan problem
solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan siklus 2
disajikan pada tabel 4.6 halaman berikut :
0 2 4 6 8 10 12 14
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
Tabel 4.6
Distribusi Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem Solving
Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Skor Minat Kriteria F %
14-20 Tinggi 26 86,67
7-13 Sedang 4 13,33
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer
Klasifikasi minat, dikelompokan menjadi 3 yaitu minat rendah (skor ≤6),
minat sedang (skor 7-13) dan minat tinggi (skor 14-20). Skor minat yang
diperoleh dari pernyataan dalam bentuk angket terdiri dari lima peristiwa yang
nampak yakni, melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas
dengan kesadaran, fokus terhadap suatu yang dipelajari, fokus terhadap kegiatan
yang diminati, berani mengambil keputusan.
Berdasarkan tabel 4.6, setelah adanya tindakan melalui pendekatan
problem solving dalam pembelajaran diketahui adanya peningkatan minat siswa.
Nampak bahwa 86,67 % dari 30 siswa masuk dalam kriteria minat belajar yang
tinggi, 13,33 % atau 4 siswa masuk dalam kriteria minat belajar sedang, dan tidak
ada siswa yang masuk dalam kriteria minat belajar rendah. Dari tabel 4.6 dapat
disimpulkan bahwa setelah adanya tindakan pada siklus II melalui pendekatan
problem solving, minat siswa sudah meningkatdan sesuai dengan target dibanding
dengan siklus pertama. Jadi pembelajaran melalui pendekatan problem solving
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Lebih jelasnya deskripsi minat pada
Gambar 4.6
Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2
Dari gambar 4.6 diagram garis diatas nampak bahwa siswa yang
memperoleh skor 10 sebanyak 2 siswa, skor13 sebanyak 2 siswa, skor 14
sebanyak 4 siswa, skor 15 sebanyak 3 siswa, skor 16 sebanyak 8 siswa, skor 17
sebanyak 8 siswa dan skor 18 sebanyak 3 siswa. Dengan demikian pencapaian
minat belajar IPS siklus 2,telah mencapai peningkatan 80% atau dapat dikatakan
minat belajar IPS seluruh siswa (30 siswa) Kelas 4 SDN 1 Kalangancar
Kabupaten Grobogan meningkat.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan penelitian terhadap minat
belajar siswa melalui pendekatan problem solving pada mata pelajaran IPS,
dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siklus 1
dan kompetensi dasar mengenal permasalahan sosial di daerahnya pada siklus 2
0
Skor Minat Belajar IPS Siklus 2
bagi siswa kelas IV SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan semester 2 tahun
2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Perbandingan Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Tindakan Kegiatan
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
SI SII SI SII SI SII
Dari tabel 4.7 nampak bahwa, dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten
Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 yang diberikan, ada peningkatan
tindakan yang dilakukan siswa dari siklus 1 ke siklus 2, baik dalam kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir. Secara lebih rinci dapat juga disajikan melalui
gambar 4.7 yaitu perbandingan grafik jumlah tindakan belajar IPS melalui
pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten
Gambar 4.7
Perbandingan Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Dari gambar 4.7 nampak bahwa tindakan kegiatan awal siswa pada siklus
1 hanya 8 tindakan yang dilakukan dan 2 tindakan tidak dilakukan. Pada siklus 2
seluruh tindakan atau 10 tindakan telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 18
tindakan yang dilakukan dan 6 tindakan tidak dilakukan sedangkan pada siklus 2,
24 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. selanjutnya pada
kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan dan 2 tindakan belum dilakukan.
Kegiatan akhir siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan.
Penerapan pendekatan problem solving di siklus 2 semuanya terlaksana, sejalan
dengan langkah-langkahproblem solvingyang dikemukakan oleh Polya (2011).
Adapun aktivitas tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan pendekatan problem solving, dengan aspek minat belajar yaitu
melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas dengan kesadaran,
fokus terhadap suatu yang dipelajari terus menerus, fokus terhadap kegiatan yang
diminati, berani mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya tabel perbandingan
0
Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir
jumlah tindakan pendekatan problem solvingyang dilakukan guru dalam siklus 1
dan siklus 2 disajikan pada tabel 4.8 halaman berikut.
Tabel 4.8
Perbandingan Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Tindakan Kegiatan
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir
SI SII SI SII SI SII
Dari tabel 4.8 nampak bahwa, dalam kegiatan awal, jumlah tindakan yang
dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan melalui pendekatan problem
solving dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan tindakan. Dari kegiatan
awal siklus I dari 10 aktivitas tindakan pendekatan problem solving, yang telah
dilaksanakan guru sebanyak 8 aktivitas, kemudian pada siklus 2 mengalami
peningkatan sebanyak 10 aktivitas. Nampak bahwa dalam kegiatan awal siklus I
guru lupa belum menyampaikan tujuan serta langkah-langkah dalam
pembelajaran. Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki disiklus II. Pada kegiatan
inti siklus I dari 24 aktivitas tindakan guru telah melaksanakan aktivitas tindakan
pendekatan inkuiri sejumlah 18 aktivitas, kemudian pada siklus II guru telah
aktivitas tindakan guru hanya melaksanakan 4 aktivitas tindakan, kemudian pada
siklus 2 guru telah melaksanakan seluruh tindakan kegiatan akhir. Secara lebih
rinci dapat juga disajikan melalui gambar 4.8 yaitu perbandingan grafik tindakan
belajar IPS melalui pendekatan Problem Solving guru kelas IV SDN 1
Kalangbancar Kabupaten Grobogan siklus 1 dan siklus 2 halaman berikut :
Gambar 4.8
Perbandingan Jumlah Tindakan PendekatanProblem SolvingGuru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Dari gambar 4.8 nampak bahwa tindakan kegiatan awal guru pada siklus 1
hanya 8 tindakan yang dilakukan dan 2 tindakan tidak dilakukan. Pada siklus 2
seluruh tindakan atau 10 tindakan telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 18
tindakan yang dilakukan dan 6 tindakan tidak dilakukan sedangkan pada siklus 2,
24 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. Selanjutnya pada
kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan dan 2 tindakan belum dilakukan.
Kegiatan akhir siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan.
Penerapan pendekatan problem solving di siklus 2 semuanya terlaksana, sejalan
dengan langkah-langkahproblem solvingyang dikemukakan oleh Polya (2011).
0
Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir
Penilaian minat belajar IPS siswa menggunakan pendekatan Problem
Solving diperoleh melalui lembar angket minat belajar IPS, yang terdiri dari:
merumuskan masalah, mencari teori pemecahan masalah, menetapkan jawaban
sementara, menguji kebenaran dan membuat kesimpulan.
Selanjutnya perbandingan minat belajar IPS siswa melalui pendekatan
problem solving kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan siklus 1 dan
siklus 2 disajikan dalam tabel 4.9 halaman berikut :.
Tabel 4.9
Perbandingan Minat Belajar IPS Melalui PendekatanProblem Solving
Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
No
Minat Siswa Skor
Minat Kriteria
Siklus I Siklus II Jumlah Total (Siklus I +Siklus II)
Jumlah 30 100 30 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.9, jumlah minat belajar IPS siswa yang dilakukan
siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan
jumlah minat belajar secara lebih rinci akan disajikan melalui gambar 4.9 grafik
perbandingan jumlah skor minat belajar IPS melalui pendekatan problem solving
Gambar 4.9
Grafik Garis Perbandingan Skor Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan
Problem SolvingSiswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.9 grafik perbandingan minat belajar IPS melalui
pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten
Grobogan siklus 1 dan siklus 2 menunjukan bahwa ada peningkatan minat belajar
IPS. Peningkatan minat belajar IPS terjadi setelah dilakukan pembelajaran
menggunakan pendekatanproblem solving.
Pada pertemuan 1 siklus 1, minat belajar IPS siswa tidak terlihat dalam
pembelajaran. Siswa hanya mengikuti pelaksanaan pembelajaran dengan
mengikuti keinginan guru. Pelaksanaan pembelajaran tidak nampak menggunakan
pendekatan problem solving. Pembelajaran secara konvensional seperti ini hanya
berpusat pada guru, dominasi guru lebih menggunakan waktu yang banyak dalam
menyampaikan materi. Sehingga pembelajaran tidak mempunyai makna yang
0
Perbandingan Skor Minat Belajar Siklus 1 dan
Siklus 2
Siklus 1
mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga minat
siswa dalam belajar menjadi kurang. Pada siklus 2 terjadi peningkatan minat
belajar siswa, hal ini nampak dari tidak adanya siswa yang mendapat kriteria
minat belajar rendah dan hanya 4 siswa yang mendapat kriteria minat belajar
sedang. Hal ini sejalan dengan ciri-ciri yang disampaikan oleh Slameto (2003:58)
bahwa minat belajar dapat ditingkatkan dengan mengacu pada ciri-ciri tersebut
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa peningkatan minat
belajar IPS dapat diupayakan melalui pendekatan problem solving siswa kelas 4
SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun 2014/2015. Hal ini
ditunjukkan oleh adanya peningkatan jumlah siswa yang memperoleh kriteria
minat belajar tinggi dari siklus 1 ke siklus 2 yakni 63,33% menjadi 87,5%.
Keberhasilan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh 87,5% dari seluruh siswa.
mencapai skor minat belajar tinggi, yang melebihi indikator yang ditetapkan
sebesar 80% dari seluruh siswa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Ari Nur
Andriyani dengan judul Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS melalui Model
Pembelajaran Group Investigation dengan Metode Mind Mapping Siswa Kelas 4
SD N Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester 2 Tahun
2012/2013, dalam penelitian tersebut disimpulkan adanya peningkatan minat
belajar pada kriteria minat belajar tinggi siklus 1 dan 2 yakni 20% menjadi 60%,
Penelitian lain yang dilakukan oleh Herawan, Ivandra Bagus dengan judul
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pelajaran Mind
Mapping Pada Mata Pelajaran IPS KElas 4 SDN 09 Kutowinangun Salatiga
Tahun 2012/2013,hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode
mind maping, dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian tindakan yang meningkat di setiap siklus. Pada
kegiatan pra siklus nampak 37,5% atau 9 siswa yang mencapai ketuntasan,
sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat dari 50% atau 12 siswa menjadi