36
Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri
01 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung dengan jumlah
siswa 25 pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan
menggunakan metode eksperimen berbantuan media benda konkret.
4.2 Kondisi Awal
Berdasarkan hasil pengamatan dan data dokumentasi hasil nilai UAS
semsester gasal siswa kelas 5 SD Negeri 01 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo,
Kabupaten Temanggung memperoleh hasil belajar yang masih kurang untuk
mencapai KKM IPA. Batas nilai KKM IPA yang telah ditentukan adalah 70. Hal
ini dapat ditunjukan pada nilai UAS semester gasal, yang 56% siswanya masih
belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM). Jadi siswa yang
belum tuntas hasil belajarnya adalah sebanyak 14 siswa dari 25 siswa.
Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa rendahnya hasil belajar IPA
disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi selama proses
pembelajaran berlangsung. Diantaranya adalah kegiatan pembelajaran masih
didominasi oleh guru (teacher centered), penyampaian materi masih
menggunakan metode konvensional (ceramah), pemanfaatan media belum
dilakukan secara maksimal, dan banyak siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru melainkan bersendau gurau dengan temannya, karena kurangnya
antusias siswa dalam mengikuti pelajaran. Permasalahan tersebut membuat siswa
tidak dapat mengerjakan soal-soal tes yang diberikan guru sehingga hasil belajar
yang didapat rendah.
Hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat dilihat
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar Kondisi Awal
No. Distribusi Nilai Kondisi Awal Keterangan Jumlah Siswa Presentase
1 < 50 2 8 % Belum tuntas
2 50-59 6 24 % Belum tuntas
3 60-69 6 24 % Belum tuntas
4 70-79 4 16 % Tuntas
5 80-89 6 24 % Tuntas
6 90-100 1 4 % Tuntas
Jumlah 25 100 %
Berdasarkan tabel hasil belajar kondisi awal, dapat diketahui bahwa
perbandingan antara siswa yang belum tuntas adalah sebesar 56% atau 14 siswa
dari 25 siswa; sedangkan siswa yang tuntas adalah sebesar 44% atau 11 siswa dari
25 siswa. Berikut dipaparkan siswa yang masuk pada kriteria belum tuntas dan
tuntas berdasarkan perolehan interval nilai berikut; 2 siswa pada interval <50
dengan persentase 8%, 6 siswa pada interval 50-59 dengan persentase 24%, 6
siswa pada interval 60-69 dengan persentase 24%, 4 siswa pada interval 70-79
dengan persentase 16%, 6 siswa pada interval 80-89 dengan persentase 24%; 1
siswa pada interval 90-100 dengan presentase 4%. Rekapitulasi perolehan nilai
berdasarkan interval, disajikan dengan diagram batang berikut ini:
Gambar 4.1
Sedangkan ketuntasan belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal
No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan
Jumlah siswa Persentase
1 < 70 14 56 % Belum tuntas
2 > 70 11 44 % Tuntas
Jumlah 25 100 %
Rata-rata 65,8
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 40
Berdasarkan pada tabel presentase ketuntasan belajar siswa kondisi awal
dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan adalah 11
siswa dengan persentase 44% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa
dengan persentase 56%. Nilai tertinggi 90, nilai terendah 40, serta nilai
rata-ratanya yaitu 65,8. Pada kondisi awal ini, proses belajar mengajar di dalam kelas
guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah).
Sehingga dalam proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, masih
terlihat siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa cenderung
bercanda dengan teman-temannya. Mengacu pada hasil belajar dan ketuntasan
siswa belajar IPA pada kondisi awal inilah, direncanakan tindakan untuk
memperbaiki kondisi tersebut.
4.3 Siklus I
Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan sifat-sifat
cahaya yang meliputi cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus
benda bening, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat
diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi). Pelaksanaan pembelajaran pada
4.3.1 Rencana Tindakan
a. Menyusun Rencana Pembelajaran.
Pada siklus I ini disampaikan materi tentang sifat-sifat cahaya, dengan
menggunakan metode eksperimen berbantuan media benda konkret. Indikator
yang akan dicapai adalah menyebutkan sifat-sifat cahaya, membuktikan bahwa
cahaya dapat merambat lurus, dapat menembus benda bening, dapat dipantulkan,
dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi).
Sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat menyebutkan
sifat-sifat cahaya, melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat membuktikan bahwa
cahaya merambat lurus, melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat
membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening, melalui pengamatan
dan percobaan siswa dapat membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan,
melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat membuktikkan bahwa cahaya
dapat dibiaskan, melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat membuktikan
bahwa cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi).
b. Menyusun Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada siklus I adalah 4 x 35 menit (2 pertemuan).
c. Menyusun Lembar Kerja Siswa
Membuat lembar kerja untuk siswa dengan materi sifat-sifat cahaya yang
meliputi cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening,
cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan
menjadi berbagai warna (pelangi). Kegiatan lembar kerja siswa dikerjakan secara
berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa.
d. Menyiapkan Alat Peraga
Alat peraga yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen siswa antara lain:
lilin 1 buah, karton tebal ukuran 15 cm x 15 cm (3 buah), 3 penjepit kayu untuk
kardus, karton hitam, kaca bening, batu, buku, dan meja, gelas bening 2 buah
(gelas A dan gelas B), air putih, pulpen 2 buah, dan uang logam 2 buah, cermin
datar ukuran 20 x 30 cm, sendok sayur besar yang mengkilap (sebagai cermin
cekung), kaca spion motor (cermin cembung), dan pensil, kertas karton, spidol
warna, dan pensil.
e. Menyusun Lembar Evaluasi
Membuat soal evaluasi materi sifat-sifat cahaya sebanyak 20 soal. Soal
berupa pilihan ganda untuk diselesaikan sesuai dengan waktu 15 menit. Soal
dikerjakan secara individu. Soal evaluasi dikerjakan pada akhir siklus yaitu
pertemuan kedua.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah
guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa, dilanjutkan dengan apersepsi.
Dalam apersepsi guru bertanya pada siswa: Guru bertanya kepada siswa, “Apakah yang dimaksud cahaya? Mengapa cahaya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita? Kalau keadaan sekeliling kita gelap apakah kita dapat melihat benda di sekitar kita?”
Kemudian guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang
cahaya dan sifat-sifatnya (cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat
menembus benda bening, dan cahaya dapat dibiaskan).
b.Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang sifat-sifat cahaya sebagai berikut:
Lihatlah kaca jendela kelas ini, apakah cahaya dapat masuk sampai ke dalam
sampai ke ruang kelas ini? Sekarang tahukah kalian benda yang tembus cahaya
dan benda yang tidak tembus cahaya? Apakah kalian percaya bahwa cahaya
dapat dibelokkan? Apakah kita dapat menemukan contohnya dalam kehidupan
sehari-hari?
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, siswa melakukan tahap metode pembelajaran
eksperimen menurut Palendeng:
1. Percobaan awal
Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan
guru di depan kelas. Lalu guru membagi siswa menjadi tiga kelompok
(masing-masing kelompok mendapatkan bagian eksperimen I, II, dan III). Eksperimen I
yaitu cahaya dapat merambat lurus, eksperimen II yaitu cahaya dapat
menembus benda bening, dan eksperimen III yaitu cahaya dapat dibiaskan
2. Pengamatan
Pada tahap ini, siswa menyimak demonstrasi guru tentang sifat-sifat cahaya.
Siswa juga menyimak tujuan eksperimen yaitu menunjukkan bagaimana
cahaya dapat merambat lurus, membuktikan cahaya dapat menembus benda
bening, dan cahaya dapat dibiaskan.
3. Hipotesis awal
Siswa merumuskan hipotesis awal atau dugaan sementara berdasarkan hasil
pengamatannya. Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah, guru
menulis hipotesis siswa dipapan tulis.
4. Verifikasi
Pada tahap ini, siswa melakukan eksperimen berbantuan media benda konkret
melalui kerja kelompok untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis atau
dugaan awal yang telah dirumuskan. Setelah melakukan eksperimen I, II, dan
III, setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan membuat kesimpulan
tentang eksperimen yang sudah dilakukan.
Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep melalui eksperimen,
hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan
pemantapan konsep yang telah dipelajari.
6. Evaluasi
Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan kesimpulan tentang
eksperimen yang sudah dilakukan. Kelompok yang lain menanggapi kelompok
yang sedang mempresentasikan hasil ekperimen kelompoknya.
Konfirmasi
Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang
pemahaman eksperimen/ penelitian yang telah dilakukan oleh siswa serta
meluruskan kekeliruan siswa dalam melakukan eksperimen dan memberikan
penilaian terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa berupa
pujian.
c. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila ada siswa yang kurang jelas pada materi pelajaran hari ini.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini yaitu berkas
cahaya merambat lurus, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat menembus
benda-benda bening.
Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih belajar dengan rajin dan
giat sehingga pada saat kegiatan pembelajaran selanjutnya lebih memahami
materi yang akan dipelajari, guru melakukan refleksi untuk menyempurnakan
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah
guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa, dilanjutkan dengan apersepsi.
Dalam apersepsi guru mengulas materi yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya.
Kemudian guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang
sifat-sifat cahaya (cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan).
b.Kegiatan Inti Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang sifat-sifat cahaya (cahaya dapat
dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan) sebagai berikut:
Pada waktu kalian bercermin bagaimanakah bayangan kalian di dalam cermin?
Sama ataukah berbeda? Lalu guru menunjukkan sebuah cermin lalu bertanya
kepada siswa, jika tangan kanan kita terangkat pada waktu bercermin,
bayangan tangan kita di dalam cermin apakah juga berada di sebelah kanan?
Lalu bagaimana jika kita melihat bayangan mobil lewat kaca spion? Bagaimana
bentuk bayangan yang dihasilkan? Atau jika kita melihat bayangan wajah kita
pada sendok makan alumunium? Bayangan seperti apakah yang akan tampak?
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, siswa melakukan tahap metode pembelajaran
eksperimen menurut Palendeng:
1. Percobaan awal
Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan
guru di depan kelas. Lalu guru membagi siswa menjadi empat kelompok (dua
kelompok mendapat eksperimen IV dan dua kelompok lainnya mendapat
eksperimen V). Eksperimen IV yaitu membahas cahaya dapat dipantulkan
sedangkan eksperimen V membahas cahaya dapat diuraikan. Setiap kelompok
terdiri dari 4 orang.
Pada tahap ini, siswa menyimak demonstrasi guru tentang sifat-sifat cahaya
(cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan). Siswa juga menyimak
tujuan eksperimen yaitu siswa dapat membuktikan bahwa cahaya dapat
dibiaskan dan siswa dapat membuktikan bahwa cahaya dapat diuraikan
menjadi berbagai warna (pelangi).
3. Hipotesis awal
Siswa merumuskan hipotesis awal atau dugaan sementara berdasarkan hasil
pengamatannya. Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah, guru
menulis hipotesis siswa dipapan tulis.
4. Verifikasi
Pada tahap ini, siswa melakukan eksperimen berbantuan media benda konkret
melalui kerja kelompok untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis atau
dugaan awal yang telah dirumuskan. Setelah melakukan eksperimen IV dan V,
setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan membuat kesimpulan tentang
eksperimen yang sudah dilakukan.
5. Aplikasi Konsep
Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep melalui eksperimen,
hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan
pemantapan konsep yang telah dipelajari.
6. Evaluasi
Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan kesimpulan tentang
eksperimen yang sudah dilakukan. Kelompok yang lain menanggapi kelompok
yang sedang mempresentasikan hasil ekperimen kelompoknya. Kemudian
siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru.
Konfirmasi
Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang
pemahaman eksperimen/ penelitian yang telah dilakukan oleh siswa serta
meluruskan kekeliruan siswa dalam melakukan eksperimen dan memberikan
penilaian terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa berupa
c. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada siswa yang kurang jelas pada materi pelajaran hari
ini. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini yaitu
cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna
(pelangi). Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih rajin
dan giat sehingga pada saat kegiatan pembelajaran selanjutnya lebih
memahami materi, lalu guru melakukan refleksi untuk menyempurnakan
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.
4.3.3 Observasi
Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah
keseluruhan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Fokus
pengamatannya adalah penerapan metode eksperimen berbantuan benda konkret
dalam pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD.
Berikut ini aspek yang menjadi pengamatan selama proses pembelajaran yaitu:
a. Kinerja Guru
Kinerja guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan metode
eksperimen berbantuan benda konkret dalam pembelajaran IPA pokok bahasan
sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru
pada siklus I terdiri dari 16 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1
No Aspek Indikator Skor Rata-rata
Skor 1. Melakukan
kegiatan awal 1.
esesuaian aktivitas guru dalam
apersepsi dengan materi ajar.
3
2,67
2. Menyampaika
dicapai.
3. Menyampaikan tema. 3
2. Melakukan
4. Mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata/ benda nyata.
2
2,67 5. Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran.
3
6. Menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa.
2
7. Memberikan pengalaman
langsung kepada siswa.
4
8. Membimbing siswa dalam
pembagian kelompok.
3
9. Memberikan petunjuk kerja
kepada siswa.
3
10.Membimbing siswa dalam kerja
kelompok.
2
11.Membimbing siswa dalam
penyampaian hasil diskusi.
3
12.Memfasilitasi terjadinya interaksi
antara guru dan siswa.
2
3. Melakukan
kegiatan
penutup
13. Menyampaikan pembelajaran
dengan gaya yang sesuai.
4
3,5
14. Melakukan refleksi
pembelajaran.
3
15.Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa.
4
16.Melakukan tindak lanjut. 3
Jumlah 46 8,84
Dari hasil penilaian lembar observasi dapat dilihat pada aspek melakukan
kegiatan awal memperoleh rata-rata skor 2,67 dengan kategori cukup baik.
Adapun aspek melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret memperoleh rata-rata skor 2,67 dengan kategori
cukup baik. Sedangkan pada aspek kegiatan penutup memperoleh rata-rata skor
3,5 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I
pertemuan 1 penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret
belum mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kategori baik yaitu 3.
Dalam pertemuan 2 ini aktivitas guru sudah mulai mengalami peningkatan
dengan menerapkan metode eksperimen berbantuan media benda konkret. Berikut
ini hasil observasi siklus I pertemuan 2:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Indikator Skor Rata-rata
Skor 1. Melakukan
kegiatan awal 1.
esesuaian aktivitas guru dalam
apersepsi dengan materi ajar.
4
3. Menyampaikan tema. 4
2. Melakukan
4. Mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata/ benda nyata.
2
3,2 5. Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran.
3
6. Menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa.
media benda
konkret
7. Memberikan pengalaman
langsung kepada siswa.
4
8. Membimbing siswa dalam
pembagian kelompok.
4
9. Memberikan petunjuk kerja
kepada siswa.
3
10.Membimbing siswa dalam kerja
kelompok.
3
11.Membimbing siswa dalam
penyampaian hasil diskusi.
4
12.Memfasilitasi terjadinya
interaksi antara guru dan siswa. 3
3. Melakukan
kegiatan
penutup
13. Menyampaikan pembelajaran
dengan gaya yang sesuai.
4
4
14. Melakukan refleksi
pembelajaran.
4
15.Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa.
4
16.Melakukan tindak lanjut. 4
Jumlah 56 10,87
Rata-rata hasil observasi 3,62
Pada tabel hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 2 dapat dilihat,
terdapat peningkatan pada aspek pertama dan kedua. Pada aspek melakukan
kegiatan awal memperoleh rata-rata skor 3,67 dengan kategori baik. Adapun pada
aspek melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan
media benda konkret memperoleh rata-rata skor 3,2 dengan kategori baik.
Untuk rata-rata hasil observasi, sudah mengalami peningkatan dari
pertemuan 1 yaitu 2,95, pertemuan 2 meningkat menjadi 3,62, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada pertemuan 2 dalam penerapan metode eksperimen
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diamati adalah ketika siswa menerapkan metode
eksperimen berbantuan benda konkret dalam pembelajaran IPA pokok bahasan
sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD. Berdasarkan hasil observasi aktivitas
siswa pada siklus I terdiri dari 15 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 N
rtarikan siswa terhadap pelajaran.
2
3. Keaktifan siswa dalam memulai pelajaran. 2 2. Melakukan
4. Perhatian siswa dalam pembelajaran. 2
3,1
5. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran.
3
6. Rasa keingintahuan siswa. 2
7. Rasa ketertarikan siswa
pada kegiatan-kegiatan pembelajaran.
2
8. Antusias siswa pada
pembagian kelompok.
4
9. Partisipasi siswa dalam
kelompok.
4
10. Kerjasama siswa dalam
kelompok.
11. Keaktifan siswa dalam kerja kelompok. (siswa bertanya)
3
12.Penyampaian hasil diskusi kelompok 4 3. Melakukan
kegiatan penutup
13. Ke
mampuan siswa mengambil kesimpulan dari apa yang dipelajari.
4
4
14. Menanggapi penjelasan
guru (siswa bertanya).
4
15. Mengerjakan evaluasi. 4
Jumlah 46 9,1
Rata-rata hasil observasi 3,03
Dari tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 dalam
mengikuti pembelajaran dengan metode yang guru terapkan yaitu metode
eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh jumlah skor 46 dengan
rata-rata 3,03.
Dilihat dari hasil observasi pada aspek melakukan kegiatan awal
memperoleh rata-rata skor 2 dengan kategori baik dan pada aspek melakukan
kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media benda
konkret memperoleh rata-rata skor 3,1 dengan kategori baik. Karena skor 3 masih
dalam kategori baik, sehingga hasil observasi aktivitas siswa ini dijadikan sebagai
motivasi untuk pertemuan selanjutnya. Sedangkan pada aspek kegiatan penutup
memperoleh rata-rata skor 4 dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan 1 sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kategori
baik yaitu 3. Bukan berarti hasil tersebut sudah memuaskan, tetapi hasil observasi
aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 ini dijadikan motivasi untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus I pertemuan 2.
Dalam pertemuan 2 ini aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret terdapat
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Indikator Skor
Rata-siswa pada awal pelajaran.
3
3,3
2. Ketertarikan
siswa terhadap pelajaran.
4
3. Keaktifan siswa dalam memulai pelajaran. 3
2. Melakukan
4. Perhatian siswa dalam pembelajaran. 3
3,78
5. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran.
4
6. Rasa keingintahuan siswa. 4
7. Rasa ketertarikan siswa pada
kegiatan-kegiatan pembelajaran.
4
8. Antusias siswa pada pembagian
kelompok.
4
9. Partisipasi siswa dalam kelompok. 4
10. Kerjasama siswa dalam kelompok. 4
11. Keaktifan siswa dalam kerja
kelompok. (siswa bertanya)
3
3. Melakukan
kegiatan
penutup
13. Kemampuan
siswa mengambil kesimpulan dari apa yang
dipelajari.
4
4
14. Menanggapi penjelasan guru
(siswa bertanya).
4
15. Mengerjakan evaluasi. 4
Jumlah 56 11,08
Rata-rata hasil observasi 3,69
Pada tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 terdapat
peningkatan pada semua aspek. Dari aspek melakukan kegiatan awal yang
memperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori baik, pada aspek melakukan
kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media benda
konkret memperoleh rata-rata skor 3,78 dengan kategori baik, lalu melakukan
kegiatan penutup memperoleh skor 4 dengan kategori sangat baik.
Untuk rata-rata hasil observasi juga mengalami peningkatan dari
pertemuan 1 yaitu 3,03, pertemuan 2 meningkat menjadi 3,69. Jadi dapat ditarik
kesimpulan pada pertemuan 2 aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret sudah
termasuk dalam kategori baik.
c. Hasil Belajar Kognitif
Untuk mengetahui perubahan pada hasil belajar siswa aspek kognitif,
dilakukan tes pada pertemuan ke 3 siklus I. Adapun hasil belajar IPA pokok
bahasan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD dengan metode eksperimen
berbantuan benda konkret:
Tabel 4.7
No Distribusi Nilai Siklus 1 Keterangan Jumlah Siswa Presentase (%)
1 < 50 0 0 Belum tuntas
2 50-59 4 16 Belum tuntas
3 60-69 3 12 Belum tuntas
4 70-79 11 44 Tuntas
5 80-89 6 24 Tuntas
6 90-100 1 4 Tuntas
Jumlah 25 100
Tabel hasil belajar IPA Siklus 1 dengan penerapan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret mendeskripsikan hasil belajar siswa pada siklus I
dari 25 siswa kelas 5 menunjukkan hasil pada interval nilai <50 tidak ada, lalu
pada interval 50-59 memperoleh presentase sebanyak 16% atau 4 siswa, kemudian
pada interval 60-69 memperoleh presentase sebanyak 12% atau 3 siswa, juga
terdapat 11 siswa pada interval 70-79 dengan persentase sebanyak 44%,
sedangkan 6 siswa pada interval 80-89 dengan persentase sebanyak 24%, dan 1
siswa pada interval 90-100 dengan persentase 4%. Jadi berdasarkan hasil belajar
siklus 1 terdapat 7 siswa yang belum tuntas atau 28% dan memperoleh ketuntasan
72% atau 18 siswa.
Tabel 4.8
Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I
No Nilai Siklus I keterangan
Jumlah siswa Presentase (%)
1 < 70 7 28% Belum tuntas
2 > 70 18 72% Tuntas
Jumlah 25 100
Berdasarkan pada tabel persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I
persentase 72% dan siswa yang belum tuntas adalah 7 siswa dengan persentase
28%. Perbandingan antara yang tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada
diagram lingkaran seperti gambar di bawah:
Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Perbandingan Tuntas dan Tidak Tuntas pada Siklus I
d. Hasil Belajar Afektif
Selain peningkatan hasil belajar kognitif, penggunaan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret juga bertujuan untuk mengukur peningkatan
hasil belajar afektif melalui angket motivasi belajar pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Berikut ini adalah tabel hasil belajar afektif melalui angket
motivasi belajar pada siklus 1 yang disajikan rata-rata pada tiap aspek:
Tabel 4.9
No Aspek Indikator Rata-rata Skor 1. Perhatian saat
belajar
Siswa memperhatikan penjelasan guru 2,2
2. Tanggung
Jawab
Siswa bertanggung jawab pada setiap
tugas yang diberikan oleh guru.
2,38
3. Bertanya
kepada guru
Siswa aktif bertanya dalam proses
pembelajaran.
2,34
4. Pencapaian
belajar
Siswa mendapat hasil belajar diatas
KKM.
2,56
5. Kesiapan
belajar
Siswa konsentrasi dalam proses
pembelajaran berlangsung.
2,53
6. Motivasi Siswa memiliki semangat belajar. 2,43
Jumlah 14,44
Rata-rata 2,4
Dari tabel hasil belajar afektif, pada aspek perhatian saat belajar
memperoleh rata-rata 2,2, aspek tanggung jawab memperoleh rata-rata 2,38, aspek
bertanya kepada guru memperoleh rata-rata 2,34, aspek pencapaian belajar
memperoleh rata-rata 2,56, aspek kesiapan belajar memperoleh rata-rata 2,53, dan
aspek motivasi memperoleh rata-rata 2,43. Pada siklus I rata-rata perolehan skor
dari keseluruhan aspek mencapai nilai < 3 yaitu 2.4.
Berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan hasil belajar afektif pada siklus I
termasuk dalam kategori cukup baik. Sehingga hasil belajar afektif ini dapat
dijadikan motivasi untuk pertemuan selanjutnya agar lebih baik.
Selain hasil belajar aspek kognitif dan afektif, terdapat juga hasil belajar
aspek psikomotor. Penilaian ini bertujuan untuk menilai keterampilan kompetensi
yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu. Siswa dituntut untuk lebih
terampil dalam mengerjakan tugas dari guru. Penilaian ini berlangsung ketika
siswa sedang melaksanakan tugas dari guru.
Berikut ini merupakan hasil belajar ranah psikomotor siswa yang
menerapkan metode ekperimen berbantuan media benda konkret:
Tabel 4.10
Hasil Belajar Psikomotor Siklus I Pertemuan 1
No Aspek Indikator Rata-rata
Skor
a. Kekompakan kelompok 2,6
b.Kesesuaian langkah kerja 2,68
3. Hasil kerja a. Kebenaran
keterampilan menggunakan alat dengan indikatornya masing-masing memperoleh
rata-rata skor 2,16 dan 2,12, sedangkan aspek pelaksanaan langkah kerja dengan
indikatornya masing-masing memperoleh rata-rata skor 2,6 dan 2,68, dan aspek
2,12. Pada siklus I pertemuan 1, hasil belajar psikomotor memperoleh rata-rata
skor dari keseluruhan aspek mencapai nilai < 3 yaitu 2,37 dengan kategori cukup
baik. Sehingga hasil belajar psikomotor Siklus I pertemuan 1 dengan penerapan
metode eksperimen berbantuan media benda konkret dapat dijadikan motivasi
lebih baik lagi pada pertemuan berikutnya. Berikut ini adalah hasil belajar
psikomotor siklus I pertemuan 2:
Tabel 4.11
Hasil Belajar Psikomotor Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Indikator Rata-rata
Skor 1. Keterampilan
menggunakan
alat
a. Keterampilan
meletakkan posisi alat
2,28
b. Ketepatan penggunaan
alat
2,36
2. Pelaksanaan
langkah kerja
a. Kesesuaian langkah kerja 2,76
3. Hasil kerja a. Kebenaran
menyimpulkan
2,8
b. Keterampilan
menyampaikan kesimpulan
2,52
Jumlah 12,72
Rata-rata 2,54
Dari tabel hasil belajar psikomotor siklus I pertemuan 2, pada aspek
keterampilan menggunakan alat dengan indikatornya masing-masing memperoleh
rata-rata skor 2,28 dan 2,36, sedangkan aspek pelaksanaan langkah kerja
memperoleh rata-rata skor 2,76, dan aspek hasil kerja dengan indikatornya
masing-masing memperoleh rata-rata 2,8 dan 2,52. Pada siklus I pertemuan 2,
mencapai nilai < 3 yaitu 2,54 dengan kategori cukup baik. Sehingga hasil belajar
psikomotor Siklus I pertemuan 2 dengan penerapan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret dapat dijadikan motivasi lebih baik lagi pada
pertemuan berikutnya.
4.3.4 Refleksi
Berdasarkan analisis hasil belajar kognitif pada kondisi awal menunjukkan
siswa yang belum tuntas belajar dengan persentase 56% atau 14 dari 25 siswa.
Pada kondisi awal ini, proses belajar mengajar di dalam kelas guru masih
menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Dalam proses
pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif.
Mengacu pada hasil belajar kognitif kondisi awal inilah, maka direncanakan
tindakan untuk memperbaiki yaitu dengan pelaksanaan siklus I.
Pada siklus I terdapat 18 siswa yang tuntas belajar dengan persentase 72%
dan 7 siswa masih belum tuntas belajar dengan persentase 28%, sehingga perlu
diadakan perbaikan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan
siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, masih terdapat beberapa
siswa saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari
guru. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I yang belum
mencapai KKM IPA 70 maka akan dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus II agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal.
Berdasarkan analisis hasil belajar afektif pada siklus I melalui angket
motivasi, memperoleh rata-rata skor 2,4 dari keseluruhan aspek. Karena rata-rata
skor 2 masih termasuk dalam kategori cukup baik, maka perlu diadakan perbaikan
pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru sudah cukup baik
namun belum dapat membangkitkan motivasi siswa untuk aktif bertanya. Dari
permasalahan inilah, maka akan dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus II agar siswa dapat termotivasi untuk hasil belajar yang
Selain hasil belajar kognitif dan afektif, pada siklus I ini juga membahas
hasil belajar psikomotor. Hasil belajar psikomotor ini bertujuan untuk menilai
keterampilan kompetensi siswa ketika mengerjakan tugas dari guru. Berdasarkan
analisis hasil belajar psikomotor siklus I pertemuan 1 menunjukkan rata-rata skor
2,37 dari keseluruhan aspek dengan kategori cukup baik karena rata-rata skor < 3.
Sedangkan pada siklus 1 pertemuan 2 menunjukkan rata-rata skor 2,54 dari
keseluruhan aspek dengan kategori cukup baik karena rata-rata skor < 3. Hal
tersebut dikarenakan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru ketika proses
pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak dapat menguatkan pendapatnya
dengan teori yang tepat saat menyampaikan kesimpulan di depan kelas. Maka
perlu dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II agar siswa
lebih terampil dalam mengerjakan tugas tertentu dari guru.
Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I, terdapat kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran, yaitu:
a. Siswa kurang aktif untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui oleh
siswa.
b. Siswa kurang aktif untuk menjawab pertanyaan dari guru, tetapi tidak
menjawab dengan sekedarnya.
c. Guru kurang memotivasi siswa dengan memberi pujian ketika siswa menjawab
pertanyaan dengan benar.
d. Guru kurang memotivasi siswa untuk tidak malu untuk menyampaikan hasil
percobaan ketika diminta untuk maju kedepan.
e. Guru kurang memotivasi siswa untuk menguasai materi terlebih dahulu
sebelum menyampaikan kesimpulan di depan kelas.
Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I, terdapat kelebihan dalam
pelaksanaan pembelajaran, yaitu:
a. Guru telah melaksanakan kegiatan apersepsi dengan baik yaitu mengaitkan
materi pembelajaran dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
siswa.
b. Siswa merespon dengan baik apersepsi yang guru sampaikan sesuai
c. Guru menyampaikan materi kepada siswa dengan baik dan jelas.
d. Guru dapat membimbing siswa dengan baik dalam proses observasi.
e. Siswa dapat mengerjakan soal evaluasi secara individual.
f. Guru bersama siswa dapat menyimpulkan pembelajaran dengan baik.
4.4 Siklus II
Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan alat optik
dan membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut:
4.4.1 Rencana Tindakan
a. Menyusun Rencana Pembelajaran.
Pada siklus II ini disampaikan materi tentang alat optik dan membuat
karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya, dengan menggunakan
metode eksperimen berbantuan media benda konkret. Indikator yang akan dicapai
adalah menyebutkan dan menjelaskan macam-macam alat optik, menyebutkan
beberapa macam cacat mata beserta penanggulangannya, membedakan beberapa
macam lensa, dan menentukan berbagai alat dan bahan yang sesuai dengan karya
model yang dirancang.
Sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat menyebutkan dan
menjelaskan macam-macam alat optik, siswa dapat menyebutkan beberapa
macam cacat mata beserta penanggulangannya, siswa dapat membedakan
beberapa macam lensa, siswa dapat menentukan berbagai alat dan bahan yang
sesuai dengan karya model yang dirancang.
b. Menyusun Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada siklus I adalah 4 x 35 menit (2 pertemuan).
Membuat lembar kerja untuk siswa dengan materi tentang alat optik dan
membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Kegiatan lembar
kerja siswa dikerjakan secara berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang
siswa.
d. Menyiapkan Alat Peraga
Alat peraga yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen siswa antara lain:
kertas karton, lem, selotip, cutter, pensil, penggaris, 2 cermin datar ukuran 5 cm ×
5 cm, bola lampu yang tidak terpakai, air jernih, obeng, karet balon, tang, karet
gelang, karton berwarna putih, kertas warna (merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu), jangka, pensil, lem kertas, gunting, benang, kasur, dan jarum.
e. Menyusun Lembar Evaluasi
Membuat soal evaluasi materi tentang alat optik dan membuat karya
sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya sebanyak 20 soal. Soal berupa
isian singkat untuk diselesaikan sesuai dengan waktu 15 menit. Soal dikerjakan
secara individu. Soal evaluasi dikerjakan pada akhir siklus yaitu pertemuan kedua.
4.4.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah
guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa, dilanjutkan dengan apersepsi.
Dalam apersepsi guru mengulang materi pertemuan sebelumnya yaitu tentang
sifat-sifat cahaya.
Kemudian guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang
alat optik dan membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.
Eksplorasi
Sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa terlebih dahulu diberi
tugas mencari informasi tentang penggunaan alat-alat optik.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, siswa melakukan tahap metode pembelajaran
eksperimen menurut Palendeng:
1. Percobaan awal
Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan
guru di depan kelas. Siswa dibagi dalam 6 kelompok. Tugas tiap kelompok
berbeda-beda, kelompok 1 dan 2 membuat kaca pembesar, kelompok 3 dan 4
membuat cakram warna.
2. Pengamatan
Pada tahap ini, siswa menyimak demonstrasi guru tentang cara membuat karya
sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Siswa juga menyimak tujuan
eksperimen yaitu menunjukkan bagaimana cara membuat karya sederhana yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya.
3. Hipotesis awal
Siswa merumuskan hipotesis awal atau dugaan sementara berdasarkan hasil
pengamatannya. Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah, guru
menulis hipotesis siswa dipapan tulis.
4. Verifikasi
Siswa melakukan eksperimen melalui kerja kelompok untuk membuktikan
kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan. Setelah melakukan
eksperimen, setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan membuat
kesimpulan tentang eksperimen yang sudah dilakukan.
5. Aplikasi Konsep
Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep melalui eksperimen,
hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan
pemantapan konsep yang telah dipelajari.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan kesimpulan tentang
eksperimen yang sudah dilakukan. Kelompok yang lain menanggapi kelompok
yang sedang mempresentasikan hasil ekperimen kelompoknya.
Konfirmasi
Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang
pemahaman eksperimen/ penelitian yang telah dilakukan oleh siswa serta
meluruskan kekeliruan siswa dalam melakukan eksperimen dan memberikan
penilaian terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa berupa
pujian.
c. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila ada siswa yang kurang jelas pada materi pelajaran hari ini.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini yaitu periskop,
kaca pembesar, dan cakram warna merupakan karya sederhana yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya.
Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih belajar dengan rajin
dan giat sehingga pada saat kegiatan pembelajaran selanjutnya lebih
memahami materi yang akan dipelajari, guru melakukan refleksi untuk
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam kegiatan
pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah
Dalam apersepsi guru mengulas materi yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya yaitu tentang alat optik dan membuat karya sederhana yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Kemudian guru juga menyampaikan tujuan
pembelajaran, yaitu tentang pembuatan periskop yang merupakan karya
sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.
b.Kegiatan Inti Eksplorasi
Sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa terlebih dahulu diberi tugas
mencari informasi tentang manfaat penggunaan periskop.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, siswa melakukan tahap metode pembelajaran
eksperimen menurut Palendeng:
1. Percobaan awal
Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan
guru di depan kelas. Lalu guru membagi siswa menjadi empat kelompok,
masing-masing kelompok melakukan ekperimen tentang pembuatan periskop.
2. Pengamatan
Guru menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen, sedangkan
siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan eksperimen yaitu pembuatan
periskop yang merupakan karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat
cahaya.
3. Hipotesis awal
Siswa merumuskan hipotesis awal atau dugaan sementara berdasarkan hasil
pengamatannya. Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah, guru
menulis hipotesis siswa di papan tulis.
4. Verifikasi
Pada tahap ini, siswa melakukan eksperimen berbantuan media benda konkret
dugaan awal yang telah dirumuskan. Setelah melakukan eksperimen, setiap
kelompok mencatat hasil pengamatan dan membuat kesimpulan tentang
eksperimen yang sudah dilakukan.
5. Aplikasi Konsep
Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep melalui eksperimen,
hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan
pemantapan konsep yang telah dipelajari.
6. Evaluasi
Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan kesimpulan tentang
eksperimen yang sudah dilakukan. Kelompok yang lain menanggapi kelompok
yang sedang mempresentasikan hasil ekperimen kelompoknya. Kemudian
siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru.
Konfirmasi
Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang
pemahaman eksperimen/ penelitian yang telah dilakukan oleh siswa serta
meluruskan kekeliruan siswa dalam melakukan eksperimen dan memberikan
penilaian terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa berupa
pujian.
c. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila ada siswa yang kurang jelas pada materi pelajaran hari ini.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini yaitu periskop
merupakan karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.
Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih rajin dan giat
sehingga pada saat kegiatan pembelajaran selanjutnya lebih memahami materi,
lalu guru melakukan refleksi untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.
Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah
keseluruhan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Fokus
pengamatannya adalah penerapan metode eksperimen berbantuan benda konkret
dalam pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD.
Berikut ini aspek yang menjadi pengamatan selama proses pembelajaran yaitu:
a. Kinerja Guru
Kinerja guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan metode
eksperimen berbantuan benda konkret dalam pembelajaran IPA pokok bahasan
sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru
pada siklus II terdiri dari 16 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1
No Aspek Indikator Skor Rata-rata
Skor 1. Melakukan
kegiatan awal 1.
esesuaian aktivitas guru dalam
apersepsi dengan materi ajar.
4
3,67 2.
enyampaikan kompetensi tujuan
yang akan dicapai.
3
3. Menyampaikan tema. 4
2. Melakukan
kegiatan
pembelajaran
dengan metode
Eksperimen
4. Mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata/ benda nyata.
3
3,67 5. Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran.
3
berbantuan
media benda
konkret
siswa.
7. Memberikan pengalaman
langsung kepada siswa.
4
8. Membimbing siswa dalam
pembagian kelompok.
4
9. Memberikan petunjuk kerja
kepada siswa.
4
10.Membimbing siswa dalam kerja
kelompok.
4
11.Membimbing siswa dalam
penyampaian hasil diskusi.
4
12.Memfasilitasi terjadinya interaksi
antara guru dan siswa.
3
3. Melakukan
kegiatan
penutup
13. Menyampaikan pembelajaran
dengan gaya yang sesuai.
4
3,5
14. Melakukan refleksi
pembelajaran.
3
15.Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa.
4
16.Melakukan tindak lanjut. 3
Jumlah 58 10,84
Rata-rata hasil observasi 3,6
Dari tabel hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 1, dapat dilihat
jumlah total perolehannya adalah 58 dengan rata-rata 3,6 dari keseluruhan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantuan
media benda konkret. Dari hasil penilaian lembar observasi dapat dilihat pada
aspek melakukan kegiatan awal memperoleh rata-rata skor 3,67 dengan kategori
baik. Adapun aspek melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen
baik. Pada aspek melakukan kegiatan penutup memperoleh rata-rata skor 3,5
dengan kategori baik.
Berdasarkan hasil rata-rata observasi pada siklus II pertemuan 1 penerapan
metode eksperimen berbantuan media benda konkret sudah mencapai indikator
yang ditentukan penulis dengan baik yaitu 3. Dalam pertemuan 2 ini aktivitas
guru sudah mulai mengalami peningkatan dengan menerapkan metode
eksperimen berbantuan media benda konkret. Berikut ini hasil observasi siklus II
pertemuan 2:
Tabel 4.13
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2
No Aspek Indikator Skor Rata-rata
Skor 1. Melakukan
kegiatan awal 1.
esesuaian aktivitas guru dalam
apersepsi dengan materi ajar.
4
4
2. Menyampaikan
kompetensi tujuan yang akan
dicapai.
4
3. Menyampaikan tema. 4
2. Melakukan
4. Mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata/ benda nyata.
4
3,78 5. Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran.
3
6. Menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa.
3
7. Memberikan pengalaman langsung
kepada siswa.
8. Membimbing siswa dalam
pembagian kelompok.
4
9. Memberikan petunjuk kerja kepada
siswa.
4
10.Membimbing siswa dalam kerja
kelompok.
4
11.Membimbing siswa dalam
penyampaian hasil diskusi.
4
12.Memfasilitasi terjadinya interaksi
antara guru dan siswa.
4
3. Melakukan
kegiatan
penutup
13. Menyampaikan pembelajaran
dengan gaya yang sesuai.
4
3,5 14. Melakukan refleksi pembelajaran. 3
15.Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa.
4
16.Melakukan tindak lanjut. 3
Jumlah 60 11,28
Rata-rata hasil observasi 3,76
Pada tabel hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 2 dapat dilihat,
terdapat peningkatan pada aspek pertama dan kedua. Pada aspek melakukan
kegiatan awal, semua indikator sudah masuk dalam kategori sangat baik yaitu
dengan rata-rata skor 4. Sedangkan pada aspek melakukan kegiatan pembelajaran
dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh
rata-rata skor 3,78 yang artinya masih dalam kategori baik. Dalam aspek melakukan
kegiatan penutup memperoleh rata-rata skor 3,5 dengan kategori baik.
Untuk rata-rata hasil observasi, sudah mengalami peningkatan dari
pertemuan 1 yaitu 3,6, pertemuan 2 meningkat menjadi 3,76, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada pertemuan 2 dalam penerapan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret sudah dalam kategori baik.
Aktivitas siswa yang diamati adalah ketika siswa menerapkan metode
eksperimen berbantuan benda konkret dalam pembelajaran IPA pokok bahasan
sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD. Berdasarkan hasil observasi aktivitas
siswa pada siklus II terdiri dari 15 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.14
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 N
erhatian siswa pada awal pelajaran.
3
3 2.
etertarikan siswa terhadap pelajaran.
3
3. Keaktifan siswa dalam memulai pelajaran. 3 2. Melakuk
4. Perhatian siswa dalam pembelajaran. 3
3,5 6
5. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran.
4
6. Rasa keingintahuan siswa. 3
7. Rasa ketertarikan siswa pada
9. Partisipasi siswa dalam
kelompok.
4
10. Kerjasama siswa dalam
kelompok.
4
kelompok. (siswa bertanya)
12.Penyampaian hasil diskusi kelompok 4
3. Melakuk an kegiatan penutup
13. Kemam
puan siswa mengambil kesimpulan dari apa yang dipelajari.
4
4
14. Menanggapi penjelasan guru
(siswa bertanya).
4
15. Mengerjakan evaluasi. 4
Jumlah 53 10,
56
Rata-rata hasil observasi 3,5
2
Dari tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 dalam
mengikuti pembelajaran dengan metode yang guru terapkan yaitu metode
eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh jumlah skor 53 dengan
rata-rata 3,52.
Dilihat dari hasil observasi pada aspek melakukan kegiatan awal
memperoleh rata-rata skor 3 dan pada aspek melakukan kegiatan pembelajaran
dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh
rata-rata skor 3,56 dengan kategori baik. Karena skor 3 dalam kategori baik, sehingga
hasil observasi aktivitas siswa ini dijadikan sebagai motivasi untuk pertemuan
selanjutnya. Sedangkan pada aspek yang ketiga memperoleh rata-rata skor 4
sudah termasuk dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi aktivitas siswa pada siklus II
pertemuan 1 sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kategori
baik yaitu 3. Bukan berarti hasil tersebut sudah memuaskan, tetapi hasil observasi
aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 ini dijadikan motivasi untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus II pertemuan 2.
Dalam pertemuan 2 ini aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret terdapat
Tabel 4.15
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 N
atian siswa pada awal pelajaran.
3
3,67
2. Kete
rtarikan siswa terhadap pelajaran.
4
3. Keaktifan siswa dalam memulai pelajaran. 4
2. Melakukan
4. Perhatian siswa dalam pembelajaran. 3
3,67
5. Partisipasi siswa dalam
pembelajaran.
4
6. Rasa keingintahuan siswa. 3
7. Rasa ketertarikan siswa
pada kegiatan-kegiatan pembelajaran.
4
8. Antusias siswa pada
pembagian kelompok.
4
9. Partisipasi siswa dalam
kelompok.
4
10. Kerjasama siswa dalam
kelompok.
4
kerja kelompok. (siswa bertanya)
12.Penyampaian hasil diskusi kelompok 4
3. Melakukan kegiatan penutup
13. Ke
mampuan siswa mengambil kesimpulan dari
apa yang dipelajari.
4
4
14. Menanggapi penjelasan
guru (siswa bertanya).
4
15. Mengerjakan evaluasi. 4
Jumlah 56 11,3
4
Rata-rata hasil observasi 3,78
Pada tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 2 terdapat
peningkatan pada semua aspek. Dari aspek melakukan kegiatan awal memperoleh
rata-rata skor 3,67, sedangkan pada aspek melakukan kegiatan pembelajaran
dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh
rata-rata skor 3,67. Kedua aspek tersebut termasuk dalam kategori baik. Dan pada
aspek melakukan kegiatan penutup memperoleh rata-rata skor 4 yang artinya
sudah termasuk dalam kategori sangat baik.
Untuk rata-rata hasil observasi juga mengalami peningkatan dari
pertemuan 1 yaitu 3,52, pertemuan 2 meningkat menjadi 3,78. Jadi dapat ditarik
kesimpulan pada pertemuan 2 aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret sudah
termasuk dalam kategori baik.
c. Hasil Belajar Kognitif
Untuk mengetahui perubahan pada hasil belajar siswa aspek kognitif,
dilakukan tes pada pertemuan ke 2 siklus II. Adapun hasil belajar IPA pokok
bahasan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD dengan metode eksperimen
Tabel 4.16
Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 1I
No Distribusi Nilai Siklus II Keterangan
Jumlah Siswa Presentase (%)
1 < 50 0 0 Belum tuntas
2 50-59 1 4 Belum tuntas
3 60-69 3 12 Belum tuntas
4 70-79 13 52 Tuntas
5 80-89 4 16 Tuntas
6 90-100 4 16 Tuntas
Jumlah 25 100
Tabel hasil belajar IPA Siklus II dengan penerapan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret mendeskripsikan hasil belajar siswa pada siklus
II dari 25 siswa kelas 5 menunjukkan hasil pada interval nilai <50 tidak ada, lalu
pada interval 50-59 memperoleh presentase sebanyak 4% atau 1 siswa, kemudian
pada interval 60-69 memperoleh presentase sebanyak 12% atau 3 siswa, juga
terdapat 13 siswa pada interval 70-79 dengan persentase sebanyak 52%,
sedangkan 4 siswa pada interval 80-89 dengan persentase sebanyak 16%, dan 4
siswa pada interval 90-100 dengan persentase 16%. Jadi berdasarkan hasil belajar
kognitif siklus II terdapat 4 siswa yang belum tuntas atau 16% dan memperoleh
ketuntasan 84% atau 21 siswa.
Tabel 4.17
Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II
No Nilai Siklus II Keterangan
Jumlah siswa Presentase (%)
1 < 70 4 16% Belum tuntas
2 > 70 21 84% Tuntas
Jumlah 25 100
Berdasarkan pada tabel persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II
persentase 84% dan siswa yang belum tuntas adalah 4 siswa dengan persentase
16%. Perbandingan antara yang tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada
diagram lingkaran seperti gambar di bawah:
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Perbandingan Tuntas dan Tidak Tuntas pada Siklus II d. Hasil Belajar Afektif
Selain peningkatan hasil belajar kognitif, penggunaan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret juga bertujuan untuk mengukur peningkatan
hasil belajar afektif melalui angket motivasi belajar pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Berikut ini adalah tabel hasil belajar afektif melalui angket
motivasi belajar pada siklus II yang disajikan rata-rata pada tiap aspek:
Tabel 4.18
Hasil Belajar Afektif Siklus II
No Aspek Indikator Rata-rata
Skor 1. Perhatian saat
belajar
Siswa memperhatikan penjelasan guru 3,04
2. Tanggung
Jawab
Siswa bertanggung jawab pada setiap
tugas yang diberikan oleh guru.
3,16
3. Bertanya
kepada guru
Siswa aktif bertanya dalam proses
pembelajaran.
1. Pencapaian
belajar
Siswa mendapat hasil belajar diatas
KKM.
2,76
2. Kesiapan
belajar
Siswa konsentrasi dalam proses
pembelajaran berlangsung.
3,4
3. Motivasi Siswa memiliki semangat belajar. 3,09
Jumlah 18,61
Rata-rata 3,10
Dari tabel hasil belajar afektif, pada aspek perhatian saat belajar
memperoleh rata-rata 3,04, aspek tanggung jawab memperoleh rata-rata 3,08,
aspek bertanya kepada guru memperoleh rata-rata 3,16, aspek pencapaian belajar
memperoleh rata-rata 2,76, aspek kesiapan belajar memperoleh rata-rata 3,4, dan
aspek motivasi memperoleh rata-rata 3,09. Pada siklus II rata-rata perolehan skor
dari keseluruhan aspek mencapai nilai > 3 yaitu 3,10. Berdasarkan hasil rata-rata
keseluruhan hasil belajar afektif pada siklus II termasuk dalam kategori baik.
Terdapat peningkatan pada hasil belajar siklus II ini dibandingkan dengan hasil
belajar afektif siklus I yang memperoleh rata-rata 2,4.
e. Hasil Belajar Psikomotor
Selain hasil belajar aspek kognitif dan afektif, terdapat juga hasil belajar
aspek psikomotor. Penilaian ini bertujuan untuk menilai keterampilan kompetensi
yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu. Berikut ini merupakan hasil
belajar psikomotor melalui unjuk kerja:
Tabel 4.19
Hasil Belajar Psikomotor Siklus II Pertemuan 1
No Aspek Indikator Rata-rata
Skor
menggunakan
alat
meletakkan posisi alat
b. Ketepatan penggunaan
alat
3,28
2. Pelaksanaan
langkah kerja
a. Kesesuaian langkah kerja 3,08
3. Hasil kerja a. Kebenaran
menyimpulkan
2,96
b. Keterampilan
menyampaikan kesimpulan
3
Jumlah 15,36
Rata-rata 3,07
Dari tabel hasil belajar psikomotor siklus II pertemuan 1, pada aspek
keterampilan menggunakan alat dengan indikatornya masing-masing memperoleh
rata-rata skor 3,04 dan 3,28, sedangkan aspek pelaksanaan langkah kerja
memperoleh rata-rata skor 3,08, dan aspek hasil kerja dengan indikatornya
masing-masing memperoleh rata-rata 2,96 dan 3. Pada siklus II pertemuan 1, hasil
belajar psikomotor memperoleh rata-rata skor dari keseluruhan aspek mencapai
nilai >3 yaitu 3,07 dengan kategori baik. Jadi, berdasarkan hasil belajar
psikomotor Siklus II pertemuan 1 dengan penerapan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret terdapat peningkatan dibandingkan dengan hasil
belajar psikomotor siklus I pertemuan 2 yaitu 2,54. Berikut ini adalah hasil belajar
psikomotor siklus II pertemuan 2:
Tabel 4.20
Hasil Belajar Psikomotor Siklus II Pertemuan 2
No Aspek Indikator Rata-rata
1. Keterampilan
menggunakan
alat
a. Keterampilan
meletakkan posisi alat
3,44
b. Ketepatan penggunaan
alat
3,32
2. Pelaksanaan
langkah kerja
a. Kesesuaian langkah kerja 3,36
3. Hasil kerja a. Kebenaran
menyimpulkan
3,2
b. Keterampilan
menyampaikan kesimpulan
3,08
Jumlah 16,4
Rata-rata 3,28
Dari tabel hasil belajar psikomotor siklus II pertemuan 2, pada aspek
keterampilan menggunakan alat dengan indikatornya masing-masing memperoleh
rata-rata skor 3,44 dan 3,32, sedangkan aspek pelaksanaan langkah kerja
memperoleh rata-rata skor 3,36, dan aspek hasil kerja dengan indikatornya
masing-masing memperoleh rata-rata 3,2 dan 3,08. Pada siklus II pertemuan 2,
hasil belajar psikomotor memperoleh rata-rata skor dari keseluruhan aspek
mencapai nilai > 3 yaitu 3,28 dengan kategori baik. Jadi, berdasarkan hasil belajar
psikomotor Siklus II pertemuan 2 dengan penerapan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret terdapat peningkatan dibandingkan dengan hasil
belajar psikomotor siklus II pertemuan 2 yaitu 3,07.
4.4.4 Refleksi
Pada siklus II terdapat 21 siswa yang tuntas belajar dengan persentase 84%
dan 4 siswa masih belum tuntas belajar dengan persentase 16%. Hasil belajar
kognitif ini telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar
terdapat siswa yang belum tuntas dikarenakan beberapa siswa tidak
memperhatikan penjelasan dan arahan dari guru, siswa lebih fokus pada
pembicaraan di luar materi pembelajaran. Guru yang mengajarpun kurang tegas
dalam memberikan teguran kepada siswa. Meskipun demikian, pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas tetap kondusif.
Berdasarkan analisis hasil belajar afektif pada siklus II yang dilaksanakan
dengan bantuan angket motivasi, memperoleh rata-rata skor 3,04 dari keseluruhan
aspek. Rata-rata skor 3,04 sudah temasuk dalam kategori baik. Hal tersebut
dikarenakan siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran dibandingkan
pada siklus I. Dalam penyampaian materi pembelajaran, guru sudah baik namun
guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik. Kondisi di dalam kelas
yang baik akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang baik pula. Dari
permasalahan inilah, didapatkan motivasi untuk hasil belajar yang optimal.
Selain hasil belajar kognitif dan afektif, pada siklus II ini juga membahas
hasil belajar psikomotor. Hasil belajar psikomotor ini bertujuan untuk menilai
keterampilan kompetensi siswa ketika mengerjakan tugas dari guru. Berdasarkan
analisis hasil belajar psikomotor siklus II pertemuan 1 menunjukkan rata-rata skor
3,12 dari keseluruhan aspek dengan kategori baik karena rata-rata skor >3.
Sedangkan pada hasil belajar psikomotor siklus II pertemuan 2 menunjukkan
rata-rata skor 3,28 dari keseluruhan aspek dengan kategori baik karena rata-rata-rata-rata skor
>3. Dalam hal ini keterampilan siswa dalam mengerjakan tugas dari guru sudah
jauh lebih baik dibandingkan siklus I. Hanya dalam membuat kesimpulan dari
suatu kebenaran yang masih kurang. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata
skor 2,96 pada indikator yang berkaitan.
Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus II, masih terdapat beberapa
kekurangan dalam pelaksanaan pembelajarannya, yaitu:
a. Guru kurang tegas dalam memberi teguran kepada siswanya.
b. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru.
c. Siswa masih kurang terampil dalam membuat kesimpulan dari suatu kebenaran.
d. Siswa belum terampil dalam meletakkan posisi alat yang digunakan untuk
Selain kekurangan juga terdapat beberapa kelebihan pada proses
pembelajaran siklus II ini, yaitu:
a. Guru telah melaksanakan kegiatan apersepsi, kegiatan inti dan kegiatan
penutup dengan baik.
b. Guru menyampaikan materi kepada siswa dengan baik dan jelas.
c. Guru dapat membimbing siswa dengan baik dalam proses eksperimen.
d. Siswa dapat mengerjakan soal evaluasi secara individual atau tidak bekerja
sama dengan teman lain.
e. Siswa telah terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran
tidak berpusat pada guru.
4.5 Pembahasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 4.5.1 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif Antar Siklus
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat di ketahui
peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan
menerapkan metode eksperimen berbantuan media benda konkret. Setelah peneliti
melaksanakan tindakan siklus I dan siklus II, hasil yang diperoleh sangat
memuaskan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.21