• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Tumbuhan, Pengertian Dan Fungsi Tumbuhan •

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Struktur Tumbuhan, Pengertian Dan Fungsi Tumbuhan •"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENUNTUN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN ANATOMI TUMBUHAN

Disusun Oleh:

Drs. Pande Ketut Sutara, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, buku petunjuk praktikum struktur dan anatomi tumbuhan

ini dapat terwujud. Adapun penyusunan buku penuntun praktikum ini bertujuan untuk membantu mahasiswa Program Studi Biologi, Asisten dan Dosen dalam melaksanakan pembelajaran di Laboratorium agar dapat berjalan dengan lancar.

Buku penuntun praktikum ini memuat materi praktikum struktur dan anatomi tumbuhan. Semoga petunjuk praktikum ini dapat berguna dan membantu tugas mahasiswa. Terimakasih

Bukit Jimbaran, April 2016

(3)

3

Struktur anatomi caulis dan radix ... 16

Latihan II. Struktur anatomi caulis dan radix... 17

Struktur anatomi folium dan flower ... 20

Latihan III. Struktur anatomi folium dan flower ... 21

Struktur flos fruktus, ovulum, rhizoma dan tuber ... 24

Latihan IV. Struktur flos fruktus, ovulum, rhizoma dan tuber ... 25

(4)

4

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sebelum menjalankan praktikum, para mahasiswa sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan apa yang akan di praktikankan.

2. Harus datang tepat pada waktunya.

3. Memperhatikan segala keterangan-keterangan yang diberikan pada saat praktikum untuk mempermudah dalam menjalankan praktikum.

4. Sebelum dan sesudah praktikum semua alat harus dibersihkan dalam keadaan

kering. Mereka yang merusak/ menghilangkan alat-alat harus lapor dan mengganti dengan barang yang sama.

5. Mahasiswa yang tidak hadir harus memberikan surat keterangan sakit dari dokter/wali, sebab ketidakhadirannya. Mahasiswa yang tidak hadir tiga kali berturut-turut tanpa surat keterangan, akan dicoret dari daftar.

6. Alat yang dibawa saat praktikum: a. pensil

b. bolpoint c. penghapus d. silet

7. Buku praktikum tidak boleh dibawa pulang setelah selesai praktikum. 8. Gambar ditulis dengan pensil sedangkan keterangan dengan bolpoint.

(5)

5

SITOLOGI DAN HISTOLOGI

Sel dan jaringan terdapat baik pada organisme tumbuhan maupun hewan. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup seluler.

Organisme seluler ada yang terdiri atas satu sel atau uni seluler dan ada yang terdiri atas banyak sel atau multi seluler. Berdasarkan ada tidaknya membran inti, sel terbagi atas sel prokarion (tidak memiliki membran inti) dan sel eukarion (memiliki membran inti). Sel prokarion contohnya bakteri dan ganggang biru, dan sel eukarion contohnya sel tumbuhan tinggi. Sel eukarion umumnya memiliki bagian-bagian yang sama yaitu: membrane plasma, sitoplasma dan organel-organelnya. Sitoplasma merupakan cairan sel yang terdapat di luar inti, mengisi ruangan di antara membran plasma dan inti sel. Komponen terluar sitoplasma

adalah membran plasma (plasmolemma). Sitoplasma terdiri dari matriks yang di dalamnya terdapat inclusion dan organel. Cabang biologi yang membahas khusus tentang sel disebut sitology (Rahman, 2007).

(6)

6 LATIHAN I

SITOLOGI DAN HISTOLOGI

I. Tujuan

1. Melihat bagian-bagian sel yang masih hidup, seperti: nucleus, kloroplas. 2. Melihat benda-benda ergastik didalam sel, antara lain: amilum, dan

Kristal-kristal Co-oksalat

3. Melihat sel epidermis dan derivatnya (stomata dan trikomata) 4. Melihat macam-macam bentuk parenkim

5. Melihat usur-unsur xylem

II. Alat dan Bahan

1. Alat mikroskop, gelas benda/penutup, silet, cutter, pinset, pipet tetes. 2. Bahan : ganggang Spirogyra sp., amilum tuber Solanum tuberosum,

amilum Manihot uttilissima/ Ipomea batatas, amilum biji Phasiulus vulgaris, tepung Oryza sativa, penampang melintang batang Begonia sp., daun Annannas commusus, daun Citrus sp. Folium Zea mays, Datura metel, Orthosiphon stamineus, Durio zibethinus, Hibiscus tiliaceus. Kulit buah Musa paradisiaca, tangkai daun Eichornia crassipes, daun Canna sp. Preparat maserasi batang Pinus sp.

III.Cara Kerja

1. Diambil dengan pinset sepotong atau sehelai ganggang Spirogyra sp. Letakkan pada gelas benda yang telah ditetesi air dengan pipet lalu tutup dengan gelas penutup amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x.

Lihatlah bagaimana bentuk kloroplasnya, nucleus, dan didalam kloroplas terdapat pirenoid, yaitu benda-benda terdiri dari zat putih telur dan tampak mengkilat.

2. Cara membuat preparat amilum dari tuber amilum Solanum tuberosum,

(7)

7

Oryza sativa. Dengan cara menusuk-nusuk umbi/biji tersebut dengan jarum. Kemudian cairannya diletakkan ke gelas benda yang telah ditetesi air (supaya amilum terpisah dan dapat diamati). Kemudian tutup dengan gelas penutup. Amatilah dibawah mikroskop, lihat bentuk-bentuk amilum ada yang majemuk, tunggal, eksentrik dan konsentrik, yang mana hillus, lamella jelas atau tidak. Korosi.

Membuat preparat penampang melintang batang daun Begonia sp. Daun

Annannas commosus dan daun Citrus sp. Dengan cara mengiris melintan batang/daun tersebut dengan silet/cutter setipis mungkin kemudian diletakkan di gelas benda yang telah ditetei air. Tutup dengan gelas penutup, amati dengan mikroskop.

3. Melihat sel epidermis dan derivatnya dengan cara mengiris epidermis daun (atas atau bawah) Zea mays, Datura metel, Orthosipon stamineus, Durio zibethinus, Hibiscus tiliaceus. Ditempatkan di gelas benda yang telah ditetesi air tutuplah dengan gelas penutup dengan gelas penutup. Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10x. Untuk preparat Zea mays, Datura metel

lihatlah bentuk epidermisnya, stomata, dan untuk preparat Orthosipon stamineus, Durio zibenthinus, Hibiscus tiliaceus. Lihat bentuk epidermis dan trikomata.

4. Melihat preparat parenkim yang penuh berisi amilum denga cara mengerok kulit sebelah dalam Musa paradisiaca, dan untuk melihat parenkim penuh ruang udara, dengan cara mengiris melintang tangkai daun Eichornia crassipes dan Canna sp. Kerokan atau irisan tersebut ditempatkan pada gelas benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup, amati dengan mikroskop. Lihat bentuk-bentu parenkimya.

5. Melihat unsur-unsur xylem sudah tersedia beberapa preparat awetan.

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

13

(14)

14

(15)
(16)

16

STRUKTUR ANATOMI CAULIS DAN RADIX

Batang (Caulis)

Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan stele. Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang. Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis,

dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem. Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas vaskuler monokitil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami penebalan sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang tersusun dari jaringan sklerenkim.

Gambar 1. Penampang melintang batang

Akar (Radix)

(17)

17 LATIHAN II

STRUKTUR ANATOMI CAULIS DAN RADIX

I. Tujuan

1. Mengamati struktur anatomi caulis dan radix beberapa tumbuhan

2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun caulis dan radix, menurut bentuk dan fungsinya.

3. Mengamati ada dan tidaknya struktur sekretori pada caulis dan radix.

II. Alat dan Bahan

1. Mikroskop, gelas benda atau penutup, silet/cutter, pinset, pipet dll. 2. Preparat segar/awetan caulis Zea mays/Saccharum offisinarum. 3. Preparat awetan caulis Hibiscus rosa-sinensis

4. preparat awetan/segar caulis Piper betle. 5. Preparat awetan radix Arachis hypogea. 6. Preparat awetan/segar radix Arachnis sp.

III.Cara Kerja

1. Membuat irisan melintang caulis Zea mays/Saccharum offisinarum, Piper betle dan radix Arachnis sp. Irisan-irisan ersebut ditempatkan pada gelas benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup lalu amati dengan mikroskop. Lihat bentuk jaringan penyusun caulis/radix tersebut seperti dilatasi, lentisel, bentuk/letak didaerah mana saja sel sekretori dan anomali pada batang.

2. Preparat awetan yang telah tersedia dilihat dengan mikroskop, pada perbesaran 5x/10x. Lihatlah jaringan penyusunnya dari daerah perifer

(18)

18

(19)
(20)

20

STRUKTUR ANATOMI FOLIUM DAN FLOWER

Daun (Folium)

Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas dan pada umumnya simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang terekspose sinar matahari bisa lebih luas. Daun ditutupi kedua permukaannya masing-masing oleh selapis epidermis. Dinding luar epidermis biasanya tebal dan dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar epidermis seringkali dilapisi kutikula yang tebal ataupun tipis. Lapisan kutikula ini dibentuk dari kutin. Daun monokitil pada umumnya orientasinya tegak sehingga kedua permukaannya mendapat sinar matahari. Struktur internal hampir sama pada kedua permukaan daun. Stomata terdapat pada kedua sisi. Jaringan mesofil tidak mengalami diferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan spong, tetapi terdiri atas sel-sel

parenkim dengan kloroplas dan ruang antar sel di antaranya (Tjitrosoepomo, 1988)

Bunga (Flower)

(21)

21 LATIHAN III

STRUKTUR ANATOMI FOLIUM DAN FLOWER

I. Tujuan

1. Mengamati struktur anatomi folium beberapa tumbuhan

2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun folium, menurut bentuk dan fungsinya.

3. Mengamati ada dan tidaknya struktur sekretori pada folium dan flower.

II. Alat dan Bahan

1. Mikroskop, gelas benda/penutup, silet, cutter, pinset, pipet dll. 2. Preparat segar/awetan folium Zea mays/Saccharum offisinarum 3. Preparat segar/awetan folium Fiscus elastica

4. Preparat segar/awetan folium Citrus sp.

5. Preparat awetan folium Pinus merkusii

6. Preparat segar/awetan petalum flower Rosa sp. 7. Preparat awetan anthers flower Lilium sp.

III. Cara Kerja

1. Membuat irisan melintang folium Zea mays/Saccharum offisinarum, folium Ficus elastica, folium Citrus sp. irisan-irisan tersebut ditempatkan pada gelas benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup amati dengan mikroskop, lihat bentuk jaringan penyusun folium tersebut, ada / tidaknya sel kipas, ada / tidaknya palisade, bila ada susunan palisadenya dorsiventral atau isobilateral, bentuk sel sekretori, berkas pengangkutnya tipe apa?

2. pada preparat awetan folium Pinus merkusii, amati sel parenkim lipatan, saluran hars, berkas pengangkutnya bertipe apa?

(22)

22

saluran sekresinya. Sedangkan pada preparat anthers flower Lilium sp. lihatlah jaringan penyusunnya seperti: lamina fibrosa, tapetum, berkas pengangkutan, polen dll.

(23)
(24)

24

STRUKTUR FLOS FRUKTUS, OVULUM, RHIZOMA DAN TUBER

Dinding buah pada umumnya digunakan untuk mengelompokkan buah secara morfologi dan anatomi. Dinding buah sering disebut pericarp. Pericarp terdiri atas dua atau tiga lapisan, yaitu epicarp/exocarp; lapisan terluar; mesocarp, lapisan tengah; dan endocarp, lapisan dalam. Tipe-tipe buah yang utama berdasarkan histologi adalah buah kering, ada yang pecah dan tidak pecah; serta buah berdaging.

Biji berkembang dari bakal biji (ovulum). Biji terdiri dari sporofit yang berkembang partial, embrio; endosperm (kadang tidak ada); dan lapisan protektif, selubung biji atau testa. Embrio beragam dalam pola perkembangan, tingkat diferensiasi dan ukuran. Embrio terdiri dari sumbu akar, cotyledon dan meristem tajuk yang pertama. Cadangan makanan disimpan dalam endosperm atau perisperm, disebut albuminous dan yang tidak memiliki jaringan cadangan makanan disebut exalbuminous. Pada kebanyakan biji, proporsi cadangan makanan tersimpan dalam embrio atau di luar embrio beragam.

Rimpang (rhizoma) dan umbi (tuber) adalah metamorfosis (perubahan bentuk) batang dan/atau akar/daun. Alat-alat tersebut merupakan badan yang membengkak dan umumnya menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan, di samping itu dapat pula dijadikan alat perkembangbiakan. Rimpang (rhizoma) sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang

selain sebagai alat perkembangbiakan, juga merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. Umbi (tuber) merupakan badan yang membengkak,

(25)

25 LATIHAN IV

STRUKTUR FLOS FRUKTUS, OVULUM, RHIZOMA DAN TUBER

I. Tujuan

1. Mengamati strktur anatomi fruktus, ovulum, bulbus dan tuber.

2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun fruktus, ovolum, rhizome, tuber, bentuk dan fungsinya.

3. Mengamati ada dan tidaknya strukur sekretori pada fruktus, ovulum,

rhizome dan tuber.

II. Alat dan Bahan

1. Mikroskop, gelas benda / penutup, silet, cutter, pinset, pipet dll. 2. Preparat awetan fruktus Capsicum frutuscens

3. Preparat awetan hipantium flower Eugenia aromatic

4. Preparat awetan ovulum Zea mays / Tritium sp. 5. Preparat segar rhizome Alpinia galanga

6. Preparat segar tuber Manihot uttilissima

III.Cara Kerja

1. Membuat irisan melintang rhizome Alpinia galanga dan tuber Manihot uttilissima dengan cara mengiris setipis-tipisnya bahan tersebut setalah itu irisan-irisan tersebut ditempatkan pada gelas benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup amati dengan mikroskop, lihat bentuk jaringan penyusun rhizome dan tuber tersebut. Amati jaringan gabus, bentuk/letak sel sekretori, adakah perbedaan yang khas antara jaringan organ tersebut.

(26)

26

Pengamatan pada preparat awetan hipantium flower Eugenia aromatica

adanya sel-sel/kelenjar minyak, berkas pengangkutan tengah dan tepi, septum (membatasi ruang ovarium) plasenta dll. Pada preparat awetan ovulum Zea mays / Triticum sp. Amatilah skutelum, radikula, kaliptra koleoriza dll.

(27)
(28)

28

DAFTAR PUSTAKA

Rahman, T. 2007. Sel dan Jaringan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Tjitrosoepomo, G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Fahn . A . 1992. Anatomi tumbuhan Edisi Ketiga Terjemahan . Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. ITB. Gajah Mada University Press . Yogyakarta.

F ahn . A. 1990 Plant Anatomy. Pergamon Press , oxford , New York, Toronto, Sydney, Paris, Frangfurt.

Pandey , B.P. 1982. Plant Anatomy . Head of the Departhement of Botany , Remnagar , New Delhi

Raven . P. H; R.F. Evert : S.E. Eichorn. 1992. Biology of Plants . Worth Publisher , 33 Irving place New York 10003.

Sumardi I.; Pudjoarinto , 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan .

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . DIKTI Proyek

Gambar

Gambar 1. Penampang melintang batang

Referensi

Dokumen terkait