EFEKTIFITAS LARVASIDA ALAMI EKSTRAK BUAH PARE
(MOMORDICA CHARANTIA)
TERHADAP LARVA INSTAR III DAN IV NYAMUK
AEDES AEGEPTY
T E M A
PARASITOLOGI
oleh:
HERRY HERMANSYAH,AMAK,SKM, M.Kes.
Drs, REFAI M.Kes
AZHAN AZHARI, AMAK
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jl Jendral Sudirman Km 3,5 No 1365 Komplek RSMH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul
“Efektifitas
Larvasida Alami Ekstrak buah Pare (
Momordica charantia
) terhadap Larva Instar III dan
IV Nyamuk
Aedes aegepty
”
Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drg Hj. Nur Adibha Hanum M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kesehatan Palembang.
2. Yulianto, SKM, M.Kes selaku Ketua Unit Penelitian Poltekkes Kemenkes Kesehatan
Palembang.
3. Diah Naviati, AMAK, SP.d, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kesehatan Palembang.
4. Rekan kerja dan staff pustaka
Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kesehatan Palembang.
Penulis sadar penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian kami dimasa yang akan datang.
Efektifitas Larvasida Alami Ekstrak Buah Pare
(Momordica charantia)
Terhadap Larva Instar III dan IV Nyamuk
Aedes aegepty
HERRY HERMANSYAH, AMAK, SKM, M.Kes.
Drs REFAI M.Kes
AZHAN AZHARI, AMAK.
Dosen Jurusan Analis Kesehatan Palembang
Alumni Jurusan Analis Kesehatan Palembang
ABSTRAK
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sering sekali terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Pada umumnya salah satu vektor penyebab penyakit DBD adalah nyamuk
Aedes aegepty
.
Nyamuk
Aedes aegepty
adalah nyamuk yang hidup disekitar rumah dan vektor terpenting dalam
menularkan virus dengue. Salah satu cara menghambat perkembangan nyamuk
Aedes aegepty
adalah menghambat pertumbuhan larva nya. Oleh karena itulah dilakukan penelitian tentang
efektifitas larvasida alami ekstrak buah pare
(Momordica charantia)
terhadap larva instar III dan
IV nyamuk
Aedes aegepty
. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah
pare yang dapat membunuh larva nyamuk
Aedes aegepty
dan untuk mengetahui LC
50serta
konsentrasi minimal ekstrak buah pare yang dapat membunuh larva nyamuk
Aedes aegepty
.
Manfaat penelitian ini antara lain untuk mengetahui bahwa larvasida alami dapat lebih baik
digunakan dibandingkan larvasida kimia karena tidak bersifat toksik terhadap manusia yang
menggunakanya dan bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang cara penggunaan
yang tepat dari buah pare. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen yang dilakukan
dengan cara pengenceran ekstrak buah pare dengan aquadest hingga diperoleh konsentrasi yang
diinginkan, kemudian diletakkan dalam gelas berisi larva 24 ekor, setelah itu dibiarkan dalam
suhu ruangan selama 24 jam. Setelah 24 jam dihitung jumlah larva yang mati.Simpulan dari
penelitian ini adalah bahwa ekstrak buah pare
(Momordica charantia)
dapat membunuh larva
nyamuk
Aedes aegepty
. Konsentrasi minimum yang dapat membunuh larva nyamuk
Aedes
aegepty
adalah 1% dan LC
50nya adalah pada konsentrasi 2,5%, yang mana pada konsentrasi
tersebut 21 ekor larva nyamuk atau lebih dari 50% larva nyamuk
Aedes aegepty
mati akibat dari
pengaruh ekstrak buah pare tersebut.
THE EFEKTIVITY OF PARE EXCTRACT
(Momordica charantia)
OF NATURAL
LARVASIDE TO
Aedes aegepty
LARVA OF INSTAR III LARVA AND IV
HERRY HERMANSYAH REFAI
AZHAN AZHARI
ABSTRACT
Dengue Haemorragic Fever (DHF) has become common infection today. One of the vectors of the infection is Aedes aegepty. Aedes aegepty is a mosquito that lives around the house and considered as the most important vector in transferring dengue virus. One of the ways to eliminate the development of Aedes aegepty is by combating its larva. Therefore, it was done a research about the effectiveness of pare (Momordica charantia) extract as natural larvaside towards the growth of Instar III & IV larva. The aims of the research were to know the influence of pare (Momordica charantia) extract in killing larva of Aedes aegypty and to find out the LC50 and its minimum concentration in killing the larva. The significances of the research were to find out that the use of natural larvaside is better than the one of chemical larvaside for its intoxicity for human and to give more knowledge to people about how to use pare fruit effectively. The research was experimental study in which the concentration of pare (Momordica charantia) extract was diluted with distilled water until the intended concentration was obtained. After that the extract was put into a glass containing 24 larvas then let it stood in room temperature for 24 hours. After 24 hours, the number of dead larva was counted. It can be concluded from the research that the extract of pare (Momordica charantia) could kill Aedes aegypty larva. The minimum concentration that can kill the larva was 1% and the LC50 was 25%. On that concentration, 21 or more than 50% larva was found dead. Keywords : Pare (Momordica charantia), Aedes aegepty, experimental study
PENDAHULUAN
Indonesia dalam peta wabah demam berdarah dengue ada diposisi memprihatinkan. Dalam jumlah angka kesakitan (morbidity rate)
dan kematian (mortality rate) demam berdarah
dengue dikawasan asia tenggara selam kurun waktu 1985-2004, Indonesia berada diurutan kedua terbesar setelah Thailand (WHO, 2004)(1).
Penyakit demam berdarah dengue
(DBD) merupakan penyakit virus yang
berbahaya karena dapat menimbulkan
pendarahan dan shock yang dapat
menyebabakan kematian pada penderitanya. Virus penyakit DBD dibantu penyebaranya oleh suatu vektor yaitu nyamukAedes aegepty.
Usaha pencegahan yang secara rutin dilakukan diantaranya pengendalian lingkungan dan pengendalian secara kimia. Pengendalian lingkungan yang digalakan yaitu menutup dan
menguras tempat penyimpanan air bersih,
membuang atau mengubur barang-barang yang dapat digenangi air hujan (3M)
Penggunaan insektisida kimia memang memberikan hasil yang efektif dan optimal,
namun banyak dampak negatif yang
ditimbulkan baik terhadap organisme hidup maupun lingkungan sekitar,
Penelitian Silfiyanti E dan H.
Kristianto (2006), yang meneliti ekstrak daun pare dalam menghambat pertumbuhan larva
Aedes aegepty. Berdasarkan hasil penelitian mereka, ternyata ekstrak daun pare yang mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, dan flavonoid. yang dapat berfungsi sebagai larvasida. Senyawa-senyawa teresebut khususnya alkaloid mempunyai daya racun, menghambat sistem respirasi, mempengaruhi sistem saraf larva, dan bisa digunakan sebagai penolak serangga.(6)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi optimal ekstrak buah pare yang berperan sebagai biolarvasida terhadap larva
Aedes aegepty. dan untuk mengetahui konsentrasi nilai LC50 ekstrak buah pare yang
berperan sebagai biolarvasida terhadap larva
Aedes aegepty. Dan diharapkan bermanfaat menginformasikan kepada pembaca tentang
tanaman keluarga buah pare yang dapat
digunakan sebagai larvasida.
METODE: Jenis penelitian eksperimental
penelitian dilakukan di Laboratorium
Parasitologi Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
pada tanggal 17 April-28 Mei 2012. Populasi
dalam penelitian ini adalah larvaAedes aegepty
instar III dan IV dan sampel dengan
menggunakan Federer : (t-1) (n-1) > 15, dimana n = jumlah ulangan, t = jumlah perlakuan. Dari rumus tersebut diperoleh jumlah ulangan untuk setiap perlakuan adalah 4 kali. Jadi jumlah larva
yang dibutuhkan untuk 6 kali kelompok
perlakuan adalah 24 ekor larva Aedes aegepty
pada masing-masing gelas percobaan.(22)
Untuk setiap perlakuan yang diuji, disediakan 7 gelas percobaan. Setiap gelas
percobaan diberi larva Aedes aegepty 24 ekor
dan air 10 ml. Selanjutnya pada gelas percobaan diberi ekstrak dengan konsentrasi berbeda, yaitu;
1. Gelas pertama diisi dengan aquadest
sebagai kontrol negatif.
2. Gelas ke2 diisi dengan ekstrak buah
pare sebanyak 0,1g/10ml air (1%)
3. Gelas ke3 diisi dengan ekstrak buah
pare sebanyak 0,25g/10ml air (2,5%)
4. Gelas ke4 diisi dengan ekstrak buah
pare sebanyak 0,5g/10ml air (5%)
5. Gelas ke5 diisi dengan ekstrak buah
pare sebanyak 1g/10ml air (10%)
6. Gelas ke6 diisi dengan ekstrak buah
pare sebanyak 2g/10ml air (20%)
7. Gelas terakhir diisi dengan Abate 1%
sebagi kontrol positif.
Pengujian konsentrat ini dilakukan dengan 4 kali pengulangan.
HASIL:
Ekstrak buah pare(Momordica charantia)yang
diberikan kepada larva Aedes aegepty setelah
24 jam pengamatan memberikan efek larvasida, efek larvasida ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
x Kons (%)
Jumlah larva yg mati tiap
24 24,00 100
6 20 2
24 24,00 100
7 C (+)
24 24,00 100
X = Perlakuan
Dari tabel 4.1. didapatkan bahwa pada konsentrasi 1% rata-rata jumlah yang mati
adalah 9,25 larva 38,5%, pada konsentrasi
2,5% rata-rata jumlah larva mati 20,75 larva 86,4%, pada konsentrasi 5% rata-rata jumlah yang mati 22,50 larva 93,7%, dan pada konsentrasi 10% dan 20% rata-rata jumlah larva yang mati 24,00 atau sama dengan 100%. Untuk menentukan perbandingan efektifitas berbagai konsentrasi ekstrak buah pare terhadap
larva nyamuk Aedes aegepty maka dilakukan
analisis data yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Distribusi Rata-rata Jumlah Larva Nyamuk yang Mati Setelah Pemberian Ekstrak
Buah Pare(Momordica charantia)
Perbedaan Rata-rata (mean) kelima konsentrasi
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel diatas. Rata-rata penurunan jumlah larva nyamuk yang mati pada konsentrasi 10% dan 20% yaitu sebesar 24,00 merupakan rata-rata tertinggi dibandingkan tiga perlakuan lain yaitu 5% sebesar 22,50; 2,5% sebesar 20,75 dan 1% sebesar 9,25% dan juga merupakan perlakuan konsentrasi dengan nilai rata-rata terkecil. Dari perbandingan rata-rata kelima perlakuan diatas dapat dianalisa bahwa pada konsentrasi 10% dan 20% merupakan
konsentrasi yang paling efektif dalam membunuh larva nyamukAedes aegepty.
Untuk menentukan perbandingan rata-rata
jumlah larva nyamuk yang mati pada beberapa
konsentrasi ekstrak buah pare (Momordica
charantia) maka dilakukan analisis data yang disajikan dalam tabel berikut:
(I)
1.00 2.50 -11.500(*) .940 .000
5.00 -13.250(*) .940 .000
10.00 -14.750(*) .940 .000
20.00 -14.750(*) .940 .000
2.50 1.00 11.500(*) .940 .000
5.00 -1.750 .940 .823
10.00 -3.250(*) .940 .035
20.00 -3.250(*) .940 .035
5.00 1.00 13.250(*) .940 .000
2.50 1.750 .940 .823
10.00 -1.500 .940 1.000
20.00 -1.500 .940 1.000
10.00 1.00 14.750(*) .940 .000
2.50 3.250(*) .940 .035
5.00 1.500 .940 1.000
20.00 .000 .940 1.000
20.00 1.00 14.750(*) .940 .000
2.50 3.250(*) .940 .035
5.00 1.500 .940 1.000
10.00 .000 .940 1.000
Ket * : ada perbedaan bermakna antara dua mean (sig < 0,05)
Pada tabel 4.3 menunjukan perbandingan rata-rata jumlah larva nyamuk yang mati pada kelima kelompok perlakuan. Berdasarkan Uji
Anova one way (Uji Post Hoc), menunjukan
bahwa pemberian ekstrak buah pare dengan konsentrasi 10% dan 20% berbeda secara bermakna dengan konsentrasi yang lain yaitu konsentrasi ekstrak 1% (sig. = 0,000), dan
dengan konsentrasi 2,5% (sig. = 0,035).
Sedangkan dengan konsentrasi 5% tidak
terdapat perbedaan (sig. = 1,000), sedangkan secara multiple comparations didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang berarti terdapat perbedaan diantara kelima konsentrasi tersebut.
Pembahasan
Secara umum dapat dikatakan bahwa ekstrak buah pare (Momordica charantia) dapat
digunakan untuk membunuh atau sebagai
larvasida alami terhadap larva nyamuk Aedes
aegepty. Hal ini disebabkan karena senyawa saponin, alkaloid, triterpenoid, dan flavonoid yang terkandung didalam ekstrak buah pare. Cons
19,95 21,55 2 0
20,45 24,55 2 1
24,00 24,00 2 4
Fungsi senyawa-senyawa tersebut salah satunya adalah dapat menghambat daya makan larva nyamuk. Khususnya senyawa alkaloid, senyawa tersebut bertindak sebagai racun perut bagi larva nyamuk. Selain itu senyawa alkaloid memiliki fungsi lain. Yaitu, mempengaruhi
fungsi saraf, dengan menghambat enzim
kolinesterase, sehingga akan terjadi gangguan
transmisi rangsang yang menyebabakan
menurunnya Koordinasi otot dan kematian bagi larva nyamukAedes aegepty.(6)
Rata-rata jumlah larva uji yang mati dengan konsentrasi 10% dan 20% adalah 100% ini merupakan konsentrasi yang paling efektif
dalam membunuh larva nyamukAedes aegepty
karena daya bunuh konsentrasi tersebut setara dengan kontrol positif yaitu Abate 1%.
Untuk perolehan nilai LC50 terletak pada
konsentrasi 2,5% dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak buah pare dapat membunuh larva nyamuk 50% lebih tepatnya 86,4%.
Adanya perbedaan kelima konsentrasi
pemberian ekstrak buah pare (1%, 2,5%, 5%, 10%, 20%) dalam membunuh larva nyamuk
Aedes aegepty. Dari data tersebut pada
konsentrasi 10% dan 20% merupakan
konsentrasi paling efektif pada penelitian ini bila dibandingkan tiga konsentrasi ekstrak buah pare yang lainya yaitu 1%, 2,5%, dan 5%.
Secara analisis statistik menggunakan Uji
Anova didapatkan bahwa konsentrasi ekstrak buah pare 10% dan 20% sama efektif berarti pada konsentrasi 10% ekstrak buah pare sudah
dapat membunuh 100% larva nyamuk Aedes
aegepty. Berdasarkan Uji Post Hoc, Konsentrasi ekstrak buah pare 10% dan 20% berbeda secara bermakna dengan konsentrasi 1% dan 2,5%, akan tetapi tidak berbeda secara bermakna dengan konsentrasi 5%.
Simpulan: Estrak buah pare (Momordica charantia)dengan konsentrasi 10% sudah dapat menyebabkan kematian 100% larva nyamuk
Aedes aegepty. Dan nilai LC50dari ekstrak buah
pare (Momordica charantia) terletak pada konsentrasi 2,5%.
Disarankan kepada masyarakat, untuk
memanfaatkan buah pare (Momordica
charantia)tidak hanya sebagai makanan pangan dan obat, tetapi juga sebagai larvasida alami
yang dapat membunuh larva nyamuk Aedes
aegepty.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ditjen PPM & PLP. Wabah demam
berdarah dengue di Indonesia dan Asia Tenggara.(http://theindonesianistitute.com/ index.php/ 20 Februari 2012.
2. Moehammadi, Noer.2005. Potensi
Biolarvasida Ekstrak Herba Ageratum Conyzoider Linn. Dan Daun Sacopetallum horsfieldiBenn.terhadap larva nyamuk Aedes Aegepty
3. Sudarmono.SU.1988. Ilmu Hama dan
Penyakit Tumbuhan.
(http://www.google.com,//http://posmetrop adang.com Akses 15 Februari 2009.
4. Posmetro Padang News. Usir nyamuk
dengan kulit jengkol.
(www.google.com,//http://posmetropadang. com Akses 15 Februari 2012.
5. Jawa Post Indonesia. Nyamuk pun tak
tahan Pahitnya Pare.
(http://www.jawapos.co.id/index.php?a...ilc &id=25531. Akses 15 Februari 2012. 6. Pencapaian Program Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD). (http://klikharry.wordpress.com.
Akses 03 Maret 2009.
7. Klinik Ibnu Sina. Jumlah Penderita DBD
Tahun 2007.
(http://klinikibnusina.wordpress.com. Akses 03 Maret 2012.
8. Hamzah, Maznah. 2003. Perbandingan
Jumlah Telur Aedes Aegepty Dengan Pemberian Darah Manusia Dengan Darah Tikus Putih. Thesis tidak disebutkan palembang Universitas Sriwijaya.
9. Kompas cyber media. Jumlah Penderita
DBD di Sumsel 2009.
(http://www2.kompas.com/ver1/Nusantara/ 0702/15/182422.htm. Akses 27 Februari 2009).
10. Prianto, L.A. Hadidjaja,P. Srisasi. 2001.
Atlas Parasit Kedokteran.Ganda Husada. PT. Gramedi Pustaka Umum. Jakarta.
11. Hidayat, Moch. Choirul, 1997. Pengaruh
pH air Perindukan Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Aedes aegepty Pra Dewasa.Cermin Dunia Kedokteran : 47-48.
12. Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas
Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta.
13. Lenny, Sovia. 2006.Karya Ilmiah Senyawa
Flavonoida, Fenilpropanoida dan Alkaloida. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. USU : Medan.
14. W. Santoso.1996. Usaha Tani Tanaman
15. Dinas Pertanian Jawa Timur. Jenis-Jenis
Buah Pare.
(http://www.diperta-jatim.go.id/index.php?gate=home&task=de tail&id=22. Akses 03 Maret 2009.
16. Musito, Bambang. 2002. Ramuan
Tradisional untuk Malaria. Penebar Swadaya, Jakarta.
17. Dinkes Jawa Timur. Larvasidin. Demam