• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI BUDAYA DAN TRADISI SUKU SASAK DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NILAI BUDAYA DAN TRADISI SUKU SASAK DESA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI BUDAYA DAN TRADISI SUKU SASAK DESA ENDE

nenek moyang Suku Sasak berasal dari campuran penduduk asli Lombok dengan para pendatang dari Jawa Tengah yang terkenal dengan julukan Mataram, pada jaman Raja yang bernama Rakai Pikatan dan permaisurinya Pramudhawardani. Kata sasak itu sendiri berasal darikata sak-sak yang artinya satu satu. ¹

keunikan dari peran keluarga suku sasak yang memiliki nilai-nilai budaya khususnya terkait menjalankan fungsi agama dan fungsi reproduksi yang diturunkan ke generasi selanjutnya. Masyarakat suku sasak, desa ende seluruhnya beragama islam namun tidak melaksanakan wetu telu atau sholat tiga waktu. Sholat yang dilakukan juga lima waktu dan ada tradiri mengaji di masjid, namun informan memberikan informasi bahwa karena jarak masjid dengan desa lumayan jauh harus ke jalan raya maka anak-anak biasanya belajar mengaji dengan ibu atau orang tuanya di rumah sehabis sholat maghrib.Kemudian informan menjelaskan bahwa di desa ini akan didirikan masjid. Peran ibu pada suku sasak telah memberikan hak anak untuk mendapat pendidikan dan menjalankan fungsi agama secara baik.² hal ini sangat berbeda dengan di daerah bayan karena masih ada yang yang menganut islam wetu telu di kalangan usia lanjut.

Rumah adat suku Sasak desa Ende disebut bale tani, yang memiliki nilai budaya yaitu Keunikan dari rumah adat suku Sasak adalah lantai yang dibuat dari campuran tanah liat, kotoran kerbau, dan kulit padi. Menurut mereka, campuran tersebut lebih kokoh dibandingkan semen biasa dan memiliki arti tersendiri. Tanah menggambarkan dari mana manusia berasal. Sedangkan kotoran kerbau menggambarkan kehidupan mereka sebagai petani yang sangat memerlukan kerbau untuk membajak sawah.³

1 Nadiroh, Peran Keluarga dalam Menerapkan Nilai Budaya Suku Sasak dalam Memelihara Lingkungan. Diakses pada

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/article/view/3516 pada tanggal 30 September 2017 pukul 22:03

2 Asep Risman Somanti, Suku Sasak di lihat dari 7 Kebudayaan. Diakses pada

http://arismansomantri.blogspot.co.id/2014/09/suku-sasak-di-lihat-dari-7-unsur.html?m=1 pada tanggal 30 September 2017 pukul 22 :03

3 Chintya Febrina. Daerah Kebudayaan Suku Sasak. Diakses pada

(2)

Suku Sasak terutama didesa Ende memiliki tradisi yang sangat unik, yaitu kawin lari. Laki-laki suku Sasak menculik Perempuan yang disukai nya sekitar 1 hari, kemudian setelah sehari itu maka orang tua dari perempuan akan menebus putrinya dengan membicarakan hal ke jenjang lebih serius yaitu pernikahan. Syarat untuk menikah di desa Ende adalah perempuan harus bisa menenun, nilai yang menjadi tujuan budaya ini yaitu seorang perempuan harus memiliki keterampilan agar sewaktu berumah tangga dapat membantu perekonomian keluarga.

mencuri gadis dan melarikannya biasanya dilakukan dengan membawa beberapa orang kerabat atau teman. Selain sebagai saksi kerabat yang dibawa untuk mencuri gadis itu sekalian sebagai pengiring dalam prosesi itu. Dan gadis itu tidak boleh dibawa langsung ke rumah lelaki, harus dititipkan ke kerabat laki. Dalam proses pencurian gadis, setelah sehari menginap pihak kerabat laki-laki mengirim utusan ke pihak keluarga perempuan sebagai pemberitahuan bahwa anak gadisnya dicuri dan kini berada di satu tempat tetapi tempat menyembunyikan gadis itu dirahasiakan, tidak boleh diketahui keluarga perempuan. 'Nyelabar', istilah bahasa setempat untuk pemberitahuan itu, dan itu dilakukan oleh kerabat pihak lelaki tetapi orangtua pihak lelaki tidak diperbolehkan ikut. Rombongan 'nyelabar' terdiri lebih dari 5 orang dan wajib mengenakan berpakaian adat. Rombongan tidak boleh langsung datang kekeluarga perempuan. Rombongan terlebih dahulu meminta izin pada Kliang atau tetua adat setempat, sekadar rasa penghormatan kepada kliang, datang pun ada aturan rombongan tidak diperkenankan masuk ke rumah pihak gadis. Mereka duduk bersila dihalaman depan, satu utusan dari rombongan itu yang nantinya sebagai juru bicara menyampaikan pemberitahuan.

desa ende memiliki ciri khas yaitu laki-laki dan perempuan harus tidur berpisah. walaupun mereka sudah menikah, ketika malam laki-laki akan tidur di luar dan perempuan akan tidur di dalam. bagi pengantin baru diperbolehkan untuk tidur bersama hingga memiliki anak. begitupun jika pengantin baru memiliki anak yang baru lahir, anaknya akan tidur bersama ibu nya hingga setelah usia tertentu anak tersebut akan tidur di luar.

(3)

NILAI BUDAYA DAN TRADISI SUKU SASAK

DESA ENDE

disusun oleh :

VIRA FITRIANI

PENDIDIKAN GEOGRAFI

1402617052

UNIVERSITAS NEGERI JA

KARTA

Prof., Dr. Nadiroh, M.Pd

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Kerbau : Hewan Kerbau dijadikan sebagai simbol dewa siwa untuk penganut Hindu serta sakral bagi penganut Islam Sasak dalam melaksanakan upacara ritual dan

superioritas suami sebagai dampak dari tradisi perkawinan adat Sasak (merari’) sebagai berikut: (1) terjadinya perilaku atau sikap yang otoriter oleh suami dalam

Dalam hasil wawancara yang sudah saya uraikan dalam bagian perkawinan adat orang Sasak, disitu kita bisa melihat bahwa ada juga orangtua yang terkejut dan sedih melihat anak

Setelah melakukan penelitian secara seksama tentang harmoni dan modalitas dalam praktik perkawinan adat Merariq Suku Sasak Lombok dari berbagai literatur serta

Keunikan suku Jawa dalam adat dan tradisi memiliki budaya yang selalu dinamis dalam peradabannya di nusantara. Berbagai tradisi dan budaya yang dilakukan pada

Nilai tata krama yang terdapat pada tangga Bale ditinjau dari perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Sasak Limbungan ketika berada di lingkungan rumah

Pada prose ritual perkawinan masyarakat suku Sasak di Lombok Tengah, bentuk tindakan komunikasi budaya ada pada interaksi simboliknya, menggambarkan pola komunikasi atau pemujaan kepada

SUKU MINANG BAJU ADAT SUKU MINANG LIMPAPEH RUMAH NAN GADANG ATAU BUNDO KANDUANG RUMAH ADAT SUKU MINANG RUMAH GADANG TARI PIRING BAHASA MINANG: TARI PIRIANG ADALAH TARIAN