TUGAS KELOMPOK 3
SUKU SASAK
NAMA KELOMPOK
• IRVAN SINAGA
• EBEN SITOMPUL
• BAGAS GULTOM
• TIOVANY
MANULLANG
• REGINA PURBA
• FITRI SAGALA
SEJARAH SINGKAT SUKU SASAK
Sasak atau dalam bahasa sasakكاساسسس وكوسسس adalah suatu kelompok etnis yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya
yakni Islam Wetu Telu, tetapi hanya berjumlah
sekitar 1% yang melakukan praktik ibadah seperti itu.
Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan praislam yang disebut dengan nama
"Sasak Boda"
SEJARAH SUKU SASAK
Kata Sasak berasal dari kata sak sak, artinya satu satu. Kata sak juga
dipakai oleh sebagian suku Dayak di pulau Kalimantan untuk mengatakan satu. Orang Sasak terkenal pintar membuat kain dengan cara menenun, dahulu setiap perempuan akan dikatakan dewasa dan siap berumah tangga jika sudah pandai menenun. Menenun dalam bahasa orang Sasak adalah Sèsèk.Kata sèsèk berasal dari kata sesak,sesek atau saksak. Sèsèk
dilakukan dengan cara memasukkan benang satu persatu(sak sak), kemudian benang disesakkan atau dirapatkan hingga sesak dan padat untuk menjadi bentuk kain dengan cara memukul mukulkan alat tenun.
Uniknya suara yang terdengar ketika memukul mukul alat tenun itupun terdengar seperti suara sak sak dan hanya dilakukan dua kali saja.Itulah asal kata sasak yang kemudian diambil sebagai nama suku dipulau Lombok. Menurut Sumber Lisan, mengatakan bahwa dahulu bumi Lombok ditumbuhi hutan belantara, Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Sasak diartikan buluh bambu atau kayu yang dirakit menjadi satu. Sedangkan dalam Kitab Negarakertagama (Decawanana): Sasak dan Lombok dijelaskan bahwa Lombok Barat
disebut Lombok Mirah dan Lombok Timur disebut Sasak Adi
BAHASA SUKU SASAK
Bahasa Sasak merupakan
bahasa yang berasal dari Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa Sasak hidup dan berkembang pula di daerah lain, termasuk di Provinsi Bali, yaitu di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem dan di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Grokgak,
Kabupaten Singaraja.
TARIAN SUKU SASAK
Salah satu tarian suku sasak yaitu Tari oncer.Tari oncerini lahir pada era 60 an atas gagasan dari
seorang yang bernama M Tahir dari Desa Puyung.
Tarian ini menggambarkan tentang peperangan yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menggambarkan peperangan dan bagian kedua serta ketiga menunjukan kondisi setelah
peperangan.Pada bagian akhir tarian ini akan ditutup dengan gendang beleq yang dimainkan sambil menari. Secara istilah nama tari oncer ini berasal dari kata “ngoncer” yang bermakna
berenang. Sebab, konon gerakan tarian ini terinspirasi dari gerakan ikan yang
sedang berenang.
PAKAIAN ADAT SUKU SASAK
Pakaian Adat Suku Sasak di Lombok biasanya pakaian adat suku sasak digunakan untuk acara adat seperti Mendakin atau
Nyongkol. Selain itu masyarakat suku sasak juga suka
menggunakan pakaian adat ini untuk menyambut kedatangan tamu ke daerahnya .Ini merupakan pakaian adat suku sasak
1. Pakaian Adat Suku Sasak Wanita .Pakaian adat suku Sasak untuk wanita disebut Lambung.Terdiri dari dress hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk huruf “V” dan sedikit hiasan pada kaos gigir.Pakaian ini menggunakan kain pelung. Ditambah selendang menjuntai di bahu kanan bermotif ragi yang merupakan jenis khas kain songket sasak, dipadukan dengan ikat pinggang anteng yang dililitkan dan ujungnya berumbai dibuang di pinggang kiri.Bawahannya memakai kain panjang sampai lutut atau mata kaki dengan pinggiran kain bordir bermotif kotak- kotak atau segitiga.
2. Pakaian Adat Suku Sasak Pria. Pakaian adat suku sasak disebut Pegon yang mendapat pengaruh dari busana
eropa.Berbeda dengan pakaian Sasak lainnya yang terbuat dari kain songket, pegon menggunakan kain biasa
berwarna gelap, kemungkinan pegon merupakan hasil akulturasi dengan tradisi Jawa.Pegon digunakan khusus untuk upacara adat dan bangsawan suku Sasak.Bagi
masyarakat biasa, pria Sasak memakai baju lengan panjang yang terbuat dari kain pelung berwarna terang.Untuk
bawahannya, pria Sasak menggunakan wiron atau imut.
Wiron berbahan batik Jawa dengan motif jaket nangka atau kain pelung hitam.
RUMAH ADAT SUKU SASAK
Bale ini adalah rumah adat NTB yang berasal dari suku Sasak. Rumah adat ini
terletak di desa Sade,
Lombok Tengah. Sampai sekarang desa Sade masih memegang teguh tradisi dan kelestarian rumah adat ini sehingga rumah adat ini masih terjaga
hingga saat ini.
LAGU DAERAH SUKU SASAK
Salah satu warisan kebudayaan yang masih sangat dilestarikan oleh masyarakat setempat yaitu lagu daerah, di mana dalam penciptaan sebuah lagu daerah menjadikan gambaran dari latar belakang suatu kebudayaan di daerah setempat yang sifatnya turun temurun. Lagu daerah menjadi salah satu warisan budaya yang intangible, atau tidak memiliki wujud fisik. Namun memiliki makna yang dalam di setiap baitnya.Berikut merupakan salah satu lagu tradisional asal NTB beserta lirik dan maknanya:
Pai Mura Rame
Lirik Lagu:Pai mura rame rame ka kano arieTula solao hamura rame rameBuat senang cuma ini malam sajaTutup kronik kata sayonaraSudahlah dekat dekat di ambang pintuMari
bermaafan mari frater baru mengikat janjiIngat ingat dalam doa dalam panggilan kita bersama Makna:Lagu daerah asal NTB ini memiliki arti dan makna khusus yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada sesama masyarakat, untuk saling memaafkan dengan satu sama lain, salin menabur kebaikan, dan mendoakan yang terbaik terhadap sesama, serta dalam mengikat tali persaudaraan dan silaturahmi. Inti dari lagu ini untuk dapat membangun kehidupan yang rukun antar masyarakat.
KESENIAN SUKU SASAK
Salah satu kesenian adat
masyarakat suku Sasak ialah kesenian gendang beleq.
Kesenian gendang beleq adalah tari tradisional dan musik orkestra yang
berkembang
di pulau Lombok.
MAKANAN KHAS SUKU SASAK
Pencok geranggang merupakan salah satu kuliner khas suku Sasak yang ada di Pulau Lombok. Pencok dalam masakan adat Sasak merupakan
makanan yang dikukus seperti
lontong dan disajikan dengan kuah
santan atau sambal tomat.
SISTEM MATA PENCARIAN SUKU SASAK
Secara tradisional mata
pencaharian terpenting dari sebagian besar orang Sasak adalah dalam lapangan
pertanian. Dalam lapangan
pertanian mereka bertanam
padi sawah, padi ladang,
jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, kedele, sorgum
SISTEM GOTONG ROYONG SUKU SASAK
Tradisi ini merupakan salah satu bentuk perilaku sosial masyarakat suku Sasak yang terkait dengan masalah solidaritas antara sesama.
Tradisi Besiri adalah kegiatan gotong
royong bekerja di swah, mulai dari
mengelola tanah pertanian, menanam
hingga melaksanakan panen secara
bergilir tanpa upah.
UPACARA ADAT SUKU SASAK