• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLIPING PAKAIAN ADAT DAERAH DI INDONESIA

N/A
N/A
kartini bangka

Academic year: 2024

Membagikan "KLIPING PAKAIAN ADAT DAERAH DI INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KLIPING

PAKAIAN ADAT DAERAH DI INDONESIA

OLEH :

M. ANNAFI

KELAS : III C

SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

UPTD SD NEGERI 10 SUNGAILIAT

(2)

PAKAIAN ADAT DAERAH DI INDONESIA

1. Ulee Balang (Provinsi Nanggro Aceh Darussalam)

Macam pakaian adat yang pertama Mamikos bahas berasal dari Aceh yang bernama Ulee Balang. Busana yang dikenakan pria disebut Linto Baro, sedangkan busana perempuan dinamai Daro Baro.

2. Bundo Kanduang (Sumatera Barat)

Bundo Kanduang jadi bagian dari macam pakaian adat yang Mamikos bahas pada artikel di kesempatan kali ini. Bundo Kanduang adalah pakaian adat yang berasal dari Sumatera Barat yang identik dengan warna merah dan akseoris lengkap hingga penutup kepala.

Aksesori yang dikenakan cukup banyak, khususnya jika dipakai oleh calon pengantin wanita.

Sebut saja ada selendang, mahkota atau penutup kepala, gelang, kalung dan masih banyak lagi aksesori lainnya. Pakaian ini biasanya hanya digunakan saat upacara pernikahan saja.

(3)

3. Ulos (Sumatera Utara)

Dari daftar macam pakaian adat di Indonesia berikutnya ada baju adat asal Sumatera Utara yang dikenal dengan nama ulos dan memiliki perpaduan warna yang sangat indah serta penuh dengan makna filosofis.

4. Aesan Gede (Sumatera Selatan)

Aesan gede merupakan macam pakaian adat yang berasal dari Sumatera Selatan yang biasanya akan dipergunakan dalam sebuah upacara pernikahan.

Penamaan Aesan Gede ini berkaitan erat dengan julukan Sumatera sebagai swarnadwipa atau pulau emas. Indikasi tersebut sangat tampak dari beberapa kelengkapan yang dikenakan pada pakaian adat yang didominasi perhiasan bercitra keemasan.

5. Teluk Belanga (Kepulauan Riau)

(4)

Dari rangkaian macam pakaian adat yang Mamikos bahas mari beranjak ke Kepulauan Riau yang memiliki baju adat bernama Teluk Belanga.

Bagi laki-laki baju adat ini disebut Teluk Belanga, sementara untuk perempuan namanya adalah Kebaya Labuh. Model pakaiannya berkerah serta berkancing, yang biasanya adalah kancing emas atau kancing permata. Lengan bajunyanya identik agak lebar, agak longgar dan memiliki panjang hingga menutup pergelangan tangan.

6. Kebaya Laboh dan Kurung Cekak Musang (Provinsi Riau)

Berikutnya ada baju adat Riau bernama Kebaya Laboh dan Kurung Cekak Musang yang biasanya hanya dikenakan pada acara-acara formal, seperti acara pemerintahan atau kunjungan kerajaan.

Bagi para wanita aan memakai Kebaya Laboh. Sementara untuk pria adalah baju Kurung Cekak Musang.

7. Baju Betabur (Bengkulu)

(5)

Busana adat Indonesia berikutnya berasal dari Bengkulu bernama Baju Betabur yang dipakai oleh pengantin perempuan. Busana ini akan dipadukan dengan rok songket.

Untuk pengantin laki-lakinya juga akan memakai baju betabur, celana dan kain songket berbahan beludru dan songket.

8. Baju Kurung (Provinsi Jambi)

Inspirasi baju adat berikutnya ada Baju Kurung yang terbuat dari bahan beludru, saten atau santung berwarna merah, emas, biru dan warna lain, serta memakai sulaman benang emas.

Motif bajunya bermacam-macam mulai dari bunga tanjung, bunga teratai, bunga kangkung, bunga pucuk paku atau pakis, dan bunga pucuk rebung. Untuk paduan busananya adalah kain songket Jambi dengan motif serupa.

9. Paksian (Bangka Belitung)

(6)

Paksian merupakan busana pengantin khas dari kota Pangkal Pinang. Pakaian untuk mempelai wanita dikenal sebagai Baju Kurung Merah yang terbuat dari bahan sutra atau beludru yang dulunya disebut baju Seting.

Kain yang dipakai biasanya adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga kain cual. Bagian kepalanya memakai mahkota yang dinamakan Paksian.

Sementara mempelai laki-laki akan memakai sorban yang disebut sungkon. Pakaian ini konon dipengaruhi oleh budaya Tiongkok dan Arab.

10. Tulang Bawang (Lampung)

Busana adat Tulang Bawang sangat kental dengan tradisi ketimuran dan memiliki model baju yang tertutup.

Untuk pria akan mengenakan atasan putih berlengan panjang dengan bawahan celana berwarna serupa.

Selain itu, di bagian pinggangnya akan dililitkan sarung hingga sepanjang lutut. Biasanya sarung tersebut didominasi warna merah dan emas.

11. Pangsi (Banten)

(7)

Pangsi adalah setelan busana berupa baju kemeja polos yang sedikit longgar serta celana yang juga longgar dan memiliki panjang tidak melebihi mata kaki.

Pakaian adat Indonesia satu ini umumnya dipakai laki-laki dan merupakan pakaian khas dari beberapa suku di Indonesia, antara lain Betawi dan Sunda.

12. Kebaya Encim (DKI Jakarta)

Kebaya Encim adalah pakaian tradisional daerah yang asalnya dari suku Betawi yang berada di Provinsi DKI Jakarta.

Kebaya Encim adalah busana tradisional dari perpaduan dua kebudayaan, yakni Tionghoa dan Betawi. Selain itu, ada beberapa busana adat lainnya yang juga memiliki sentuhan Tionghoa, India dan Arab.

13. Kebaya Sunda (Jawa Barat)

(8)

Dari daftar macam pakaian adat Indonesia ada Kebaya Sunda yang wujudnya mungkin tampak sama seperti kebaya dari Jawa Tengah atau Jawa Timur yang sudah kamu kenali.

Hal yang menjadi pembeda dari Kebaya Sunda adalah motifbya yang ada di leher. Warna kebaya Sunda biasanya jauh lebih cerah sementara untuk bawahan akan dipadukan dengan kain jarik.

14. Kesatrian Ageng (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Pakaian adat Yogyakarta jadi macam pakaian adat berikutnya yang Mamikos bahas. Nama busana adat DI. Yogyakarta memiliki nama Kesatriaan Ageng.

Pakaian adat Indonesia satu ini terdiri dari beberapa bagian baju antara lain adalah Surjan sebagai atasan, celana panjang hitam untuk bawahan, kain batik di pinggang yang dililitkan sampai atas lutut dan hiasan kepala.

15. Jawi Jangkep (Jawa Tengah)

(9)

Pakaian adat asal Jawa Tengah yang dipakai pada acara resmi adalah pakaian Jawi Jangkep. Baju adat satu ini didominasi oleh warna hitam untuk atasannya dan lazimnya digunakan oleh pria.

Pasangan pakaian ini adalah Kebaya Jawa Tengah yang dikenakan para wanita yang menyertai pasangannya di acara resmi saat mengenakan pakaian Jawi Jangkep.

16. Pesa’an (Jawa Timur)

Seperti yang sudah terbaca dari namanya, pakaian adat Jawa Timur ini asalnya dari Madura. Pesa’an Madura adalah pakaian khas yang dipakai oleh kaum pria.

Busana ini terdiri dari kaus bergaris merah dan putih, baju luar lengan panjang warna hitam, serta celana longgar yang juga berwarna hitam.

17. Payas Agung (Bali)

(10)

Payas agung merupakan pakaian adat Bali yang biasanya dipakai saat pelaksanaan upacara pernikahan atau potong gigi.

Pakaian adat ini mempunyai kesan yang mewah dan spesial, maka tak mengherankan jika Payas Agung tidak dipakai di semua aktivitas.

Selain baju adat Payas Agung, masih ada beberapa baju adat dari Bali lainnya yakni Baju Safari, Payas Madya, Payas Alit, dan Kebaya Bali.

18. Pegon (Nusa Tenggara Barat)

Pakaian adat asal suku sasak ini dikenal sebagai Pegon yang konon mendapat pengaruh dari busana Eropa.

Berbeda dengan pakaian Sasak lain yang terbuat dari kain songket, asal bahan pembuatan busana Pegon menggunakan kain biasa warna gelap, yang juga kemungkinan adalah hasil akulturasi dengan tradisi Jawa.

19. Amarasi (Nusa Tenggara Timur)

(11)

Pakaian adat Indonesia asal Provinsi Nusa Tenggara Timur ini memiliki beberapa suku yang masing-masing memiliki pakaian adatnya.

20. King Bibinge dan King Baba (Kalimantan Barat)

King Baba adalah busana adat untuk laki-laki Suku Dayak yang berada di Kalimantan Barat.

Sementara pakaian adat yang dipakai perempuan adalah King Bibinge.

Pakaian adat King Baba memiliki bentuk seperti rompi yang menggunakan kain khas yang terbuat dari kulit kayu kapuo yang dihiasi manik-manik berwarna jingga dan merah.

Sementara untuk pakaian adat King Bibinge terbuat dari bahan yang serupa dan menutupi hingga bagian dada dan pundak.

21. Upak Nyamu (Kalimantan Tengah)

(12)

Pakaian upak nyamu merupakan busana adat tradisional yang asa bahannya adalah kulit kayu nyamu yang dipipihkan. Karena prosesnya tersebut makanya kulit kayu nyamu ini bisa digunakan sebagai bahan pembuat pakaian dan ewah (cawat).

Busana yang terbuat dari kulit nyamu ini sesekali dibentuk seperti rompi, kadang juga dibentuk baju tanpa lengan.

22. Ta’a dan Sapei Sapaq (Kalimantan Utara)

Pakaian Ta’a adalah pakaian yang dipakai perempuan, sementara Sapei Sapaq adalah pakaian yang dipakai oleh laki-laki.

Pakaian Ta’a berupa kain sarung yang diberi anyaman manik kecil berwarna-warni dan memiliki motif khusus.

Sementara Sapei Sapaq adalah baju berbentuk khusus yang terdapat hiasan manik motif tertentu serta gigi dan taring macan.

23. Bagajah Gamuling Baular Lulut (Kalimantan Selatan)

(13)

Bagajah Gamuling Baular Lulut adalah baju adat yang berupa busana pengantin klasik yang sudah berkembang sejak zaman kerajaan Hindu dan berasal dariKalimantan Selatan. Nantinya pengantin wanita hanya akan memakai kemben yang disebut Udat.

24. Kustin (Kalimantan Timur)

Kustin adalah pakaian adat asal Kalimantan Timur dari Suku Kutai dan berasal dari bahasa kutai yang artinya adalah busana.

Kustin juga dimaknai sebagai pakaian kebesaran yang bahan dasarnya terbuat dari beludru hitam dan dipakai saat upacara pernikahan masyarakat yang strata ekonominya menengah ke atas.

25. Pattuqduq Towaine (Sulawesi Barat)

(14)

Nama pakaian adat Sulawesi Barat dan khususnya berasal dari suku Mandar ini disebut dengan nama Pattuqduq Towaine yang dipakai oleh wanita.

Pattuqduq Towaine ini terdiri dari beberapa komponen antara lain adalah: atasan berupa rawang boko, sarung khas Mandar bernama Lipaq Saqbe untuk bawahan, dilengkapi dengan sarung lainnya yaitu Lipaq Aqdi Diratter Duattdong.

Lalu untuk aksesorisnya ada beberapa aksesoris yang dikenakan yakni hiasan kepala, kalung, ikat pinggang disebut dengan kliki dan gelang.

26. Nggembe (Sulawesi Tengah)

Pakaian adat suku Kaili yang dikenakan oleh wanita disebut dengan Nggembe. Pakaian adat yang dikenakan wanita ini memiliki bentuk unik dan menarik. Umumnya busana yang akan dipakai wanita memiliki beberapa pilihan warna.

Pilihan warnanya antara lain adalah warna merah atau warna kuning yang dikombinasikan dengan corak warna hitam atau cokelat. Model baju ini adalah baju terusan yang longgar serta berlengan pendek.Terdapat hiasan berupa manik-manik yang semakin mempercantik busana ini.

Baju Nggembe ini berbentuk segi empat serta memiliki kerah baju yang bulat.Bawahan pakaian adat ini disebut Buya Sabe Kumbaja yang berupa rok panjang dan mekar. Bawahan ini terbuat dari sarung yang ditenun dan berasal dari Donggala.Sarung tenun tersebut nantinya diikatkan pada pinggang wanita, yang sisa ikatannya akan dibiarkan terjuntai sebagai hiasan.

27. Laku Tepu (Sulawesi Utara)

(15)

Laku tepu merupakan pakaian adat Sulawesi Utara khas suku Sangihe yang dikenakan oleh laki- laki dan perempuan. Ciri khas dari busana ini adalah dari bentuknya yang berupa terusan panjang.

Baju yang dipakai pria akan mencapai lutut dan telapak kaki, serta dilengkapi dengan ikat kepala bernama paporong.

28. Babu Nggawi (Sulawesi Tenggara)

Babu Nggawi adalah pakaian adat Indonesia asal Sulawesi Tenggara, khususnya dari Suku Tolaki.Busana tradisional ini sering dipakai dalam upacara adat atau upacara resmi misalnya pernikahan ataupun acara resmi lainnya.

Pakaian Babu Nggawi ini dari atasan yang sering disebut Lipa Hinoru. Sementara untuk bawahannya mengenakan Roo Mendaa dengan bentuk rok panjang hingga mata kaki.

Warna Lipa Hinoru selalu disesuaikan dengan warna Roo Mendaa. Contohnya jika mengenakan Lipa Hinoru berwarna merah, maka Roo Mendaanya juga akan berwarna merah.

29. Baju Bodo (Sulawesi Selatan)

(16)

Baju Bodo merupakan busana tradisional perempuan Suku Makassar, Sulawesi. Baju Bodo juga dikenal sebagai salah satu busana tertua yang ada di dunia.

Pakaian adat Sulawesi Selatan ini memiliki bentuk segi empat, dan biasanya berlengan pendek.

Pakaian ini umumnya dipakai untuk acara adat dan resmi seperti upacara pernikahan.

Tetapi di masa kini, Baju Bodo mulai direvitalisasi melalui acara lain seperti lomba menari atau menyambut tamu agung dan penting.

30. Biliu dan Makuta (Gorontalo)

Mukuta dan Biliu adalah sepasang busana adat Gorontalo yang pada dasarnya hanya dipakai saat ada upacara pernikahan. Mukuta dan Biliu memiliki nuansa sentuhan keagamaan khususnya Islam.

Pakaian Biliu atau pakaian adat untuk perempuan Gorontalo ini memiliki banyak sekali aksesoris berupa hiasan pernak-pernik.Hal itu membuat perempuan Gorontalo yang mengenakan pakaian adat tersebut terlihat sangat glamor dan tetap memesona.Berbeda dengan pakaian adat perempuan yang mengenakan banyak aksesoris, pakaian Mukuta jauh lebih simpel. Hanya terdapat 3 aksesoris saja yang dikenakan oleh laki-laki atau pengantin pria.

31. Cele (Maluku)

(17)

Baju Cele merupakan kain kebaya yang dikombinasikan dengan kain salele di pinggang. Motif baju ini dapat berupa garis-garis geometris atau kotak-kotak kecil.

Umumnya busana adat khas Maluki ini memiliki corak warna merah dan memiliki nilai keceriaan, berani, dan cekatan.

32. Manteren Lamo (Maluku Utara)

Jika merunut sejarah, konon pakaian adat ini dikenakan oleh para sultan kerajaan di Maluku Utara. Secara visual, bentuk dan bagian dari Manteren Lamo ini terdiri dari jas warna merah dengan bordir emas di tepiannya.

33. Ewer (Papua Barat)

(18)

Nama busana adat Indonesia bagian Papua Barat ini disebut sebagai pakaian adat Ewer. Pakaian ini murni terbuat dari bahan-bahan alami seperti jerami yang dikeringkan.

Dengan kemajuan dan adanya pengaruh modernisasi, pakaian adat satu ini kemudian dilengkapi dengan kain di bagian atasan.

34. Koteka (Papua)

Koteka adalah bagian dari pakaian adat Papua yang fungsinya untuk menutupi kemaluan penduduk pria Papua. Sementara untuk bagian tubuh lain dibiarkan terbuka.

Koteka memiliki makna yang secara harfiah berarti pakaian. Koteka juga dikenal dengan istilah horim atau bobbe.

35. Pummi (Provinsi Papua Selatan)

(19)

Pakaian adat Pummi adalah rok mini yang terbuat dari anyaman daun sagu. Rumbai-rumbai pummi dilepas begitu saja sehingga terurai disekeliling pinggul dan paha pemakainya.

Lazimnya, Pummi ini dipakai oleh laki-laki. Untuk perempuan akan memakai Tok yang adalah cawat atau celana dalam.

Tok ini merupakan Pummi yang terdapat rumbai-rumbai di bagian depan yang dikumpulkan kemudian ditarik ke bagian belakang pinggul melalui celah paha sehingga menyerupai cawat.

36. Holim (Provinsi Papua Pegunungan )

Pakaian adat holim biasanya bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana koteka biasanya akan digunakan dengan diikat ke pinggang dengan memakai seutas tali hingga ujung koteka tersebut bisa mengacung ke atas.

37. Koteka atau Holim (Provinsi Papua Tengah )

(20)

Dalam budaya Papua, perempuan yang sudah menikah juga disediakan pakaian khusus.

Fungsinya jelas, pakaian ini untuk menutupi tubuh wanita bagian atas dan hanya boleh dikenakan oleh mereka yang sudah menikah.

Pakaian Yokal terbuat dari kulit pohon yang berwarna mencolok coklat tanah atau kemerahan.

Pakaian ini dibuat dengan cara dianyam dan dililitkan memutari tubuh wanita.

38. Boe, Kuli bia, Topi Kasuari, dan Kalung Mainik-manik (Provinsi Papua Barat Daya )

Baju kain rumput merupakan aksesoris pelengkap yang mempunyai bentuk seperti rok rumbai.

Tapi, baju kain rumput ini biasanya digunakan seperti menggunakan dress.

Bahan yang digunakan dalam membuat baju kain rumput adalah dari rumput atau tumbuhan yang sudah mengering. Dimana bahan yang sudah mengering tersebut akan dipilih dan akan dianyam dengan menggunakan alat tradisional.

Referensi

Dokumen terkait

Dari masalah tersebut, dibangun sistem Pembelajaran Kebudayaan Indonesia (rumah adat, pakaian adat, tarian daerah, dan lagu daerah) bagi siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar

34 PROVINSI di INDONESIA BESERTA PAKAIAN, TARIAN, RUMAH ADAT, SENJATA TRADISIONAL, SUKU DAN BAHASA DAERAH 1.Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD) Ibukota nya adalah Banda

Berdasarkan hasil pengujian beta melalui wawancara kepada pihak yang terlibat dalam penggunaan aplikasi, dapat disimpulkan bahwa aplikasi edukasi pakaian adat Indonesia

34 PROVINSI di I di INDONESIA NDONESIA BESERT BESERTA P A PAKAIAN, AKAIAN, TARIAN, RUMAH ADAT, SENJATA TRADISIONAL, TARIAN, RUMAH ADAT, SENJATA TRADISIONAL, SUKU DAN BAHASA