• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELUARGA SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KELUARGA SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN DA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KELUARGA SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN DASAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Disusun Oleh:

Bunga Dwimalah Guswanna (1582070)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Jalaluddin

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM

(2)

PENDAHULUAN

Hidup berumah tangga merupakan tuntutan fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Keluarga atau rumah tangga muslim adalah lembaga terpenting dalam kehidupan kaum muslimin umumnya dan manhaj amal Islami khususnya. Ini semua disebabkan karena peran besar yang dimainkan oleh keluarga, yaitu mencetak dan menumbuhkan generasi masa depan, pilar penyangga bangunan umat dan perisai penyelamat bagi negara.

Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa keluarga merupakan pondasi awal dari bangunan masyarakat dan bangsa. Oleh karenanya, keselamatan dan kemurnian rumah tangga adalah faktor penentu bagi keselamatan dan kemurnian masyarakat, serta sebagai penentu kekuatan, kekokohan, dan keselamatan dari bangunan negara. Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa apabila bangunan sebuah rumah tangga hancur maka sebagai konsekuensi logisnya masyarakat serta negara bisa dipastikan juga akan turut hancur.

Kemudian setiap adanya sekumpulan atau sekelompok manusia yang terdiri atas dua individu atau lebih, tidak bisa tidak, pasti dibutuhkan keberadaan seorang pemimpin atau seseorang yang mempunyai wewenang mengatur dan sekaligus membawahi individu lainnya (tetapi bukan berarti seperti keberadaan atasan dan bawahan).

KELUARGA SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN DASAR

a. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah satuan kerabat yang mendasar terdiri dari suami, isteri dan anak – anak.1 Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil.

Bahkan Islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga degan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidak harmonisan dan kehancuran. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi.

Bila pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak anggota maka akan kuat pula masyarakat dan akan terwujud keamanan yang didambakan. Sebalik bila tercerai berai ikatan keluarga dan kerusakan meracuni anggota-anggota maka dampak terlihat

(3)

pada masyarakat bagaimana kegoncangan melanda dan rapuh kekuatan sehingga tidak diperoleh rasa aman.2

Kemudian setiap adanya keluarga ataupun sekumpulan atau sekelompok manusia yang terdiri atas dua individu atau lebih, tidak bisa tidak, pasti dibutuhkan keberadaan seorang pemimpin atau seseorang yang mempunyai wewenang mengatur dan sekaligus membawahi individu lainnya (tetapi bukan berarti seperti keberadaan atasan dan bawahan).

Demikian juga dengan sebuah keluarga, karena yang dinamakan keluarga adalah minimal terdiri atas seorang suami dan seorang istri yang selanjutnya muncul adanya anak atau anak-anak dan seterusnya. Maka, sudah semestinya di dalam sebuah keluarga juga dibutuhkan adanya seorang pemimpin keluarga yang tugasnya membimbing dan mengarahkan sekaligus mencukupi kebutuhan baik itu kebutuhan yang sifatnya dhohir maupun yang sifatnya batiniyah di dalam rumah tangga tersebut supaya terbentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Di dalam al-Qur’ān disebutkan bahwa suami atau ayahlah yang mempuyai tugas memimipin keluarganya karena laki-laki adalah seorang pemimpin bagi perempuan. Seperti yang terungkap dalam Al-Qur’an sebagai berikut.

ءآسننلاىلع نوماونق لاجرنلأ.

“laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan”

Sehingga laki-laki memiliki amanah kepemimpinan yang lebih dari perempuan.

b. Pengertian Institusi

Kata institusi dapat diartikan sebagai norma atau aturan. Kata lain dari institusi adalah pranata. Banyak orang yang menyamakan lembaga dan institusi padahal keduanya berbeda. Pranata atau institusi adalah sistem norma yang berupa aturan-aturan khusus mengatur aktivitas manusia, yang dibentuk dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia di masyarakat. Jadi pranata itu menunjukkan pada sistem norma. Sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas manusia. Jadi lembaga merupakan wujud/bentuk nyata dari sistem norma/pranata.

Institusi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :3

 Institusi formal adalah suatu institusi yang dibentuk oleh pemerintah atau oleh

swasta yang mendapat pengukuhan secara resmi serta mempunyai aturan-aturan tertulis/ resmi. Institusi formal dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

2 Ibid

(4)

 Institusi pemerintah adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan suatu kebutuhan yang karena tugasnya berdasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan melakukan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan meningkatkan taraf kehidupan kebahagiaan kesejahteraan masyarakat. Institusi Pemerintah atau Lembaga Pemerintah dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

o Lembaga pemerintah yang dipimpin oleh seorang menteri.

 Lembaga pemerintah yang tidak dipimpin oleh seorang menteri, dan bertanggung jawab langsung kepada presiden (disebut Lembaga Pemerintah Non-Departemen). Institusi swasta adalah institusi yang dibentuk oleh swasta

(organisasi swasta) karena adanya motivasi atau dorongan tertentu yang didasarkan atas suatu peraturan perundang-undangan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Institusi atau lembaga ini secara sadar dan ikhlas melakukan kegiatan untuk ikut serta memberikan pelayanan masyarakat dalam bidang tertentu sebagai upaya meningkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

 Institusi non-formal adalah suatu institusi yang tumbuh dimasyarakat karena masyarakat membutuhkannya sebagai wadah untuk menampung aspirasi mereka. Ciri-ciri institusi non-formal antara lain:

1. Tumbuh di dalam masyarakat karena masyarakat membentuknya, sebagai wadah untuk menampung aspirasi mereka.

2. Lingkup kerjanya, baik wilayah maupun kegiatannya sangat terbatas.

3. Lebih bersifat sosial karena bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggota.

4. Pada umumnya tidak mempunyai aturan-aturan formal (Tanpa anggaran dasar/Anggaran rumah tangga).

Sedangkan institusi biasanya disebut sebagai pranata sosial adapun pengertian menurut para ahli sebagai berikut:

 Menurut Roucek dan Warren

(5)

mendapatkan persetujuan dari cara-cara yang sudah tidak bisa dipungkiri lagi, untuk dapat memenuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan juga menghasilkan suatu struktur.

 Menurut Mayor Polak:

“Pranata sosial ialah suatu kompleks maupun sistem peraturan-peraturan dan juga adat istiadat yang dapat mempertahankan nilai- nilai penting.”

 Menurut Soerjono Soekanto

“ ialah himpunan dari norma dan perilaku dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan bermasyarakat.”

 Menurut Kentjaraningrat

“Pranata sosial ialah satu sistem tata kelakuan dan juga hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk dapat memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus didalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial pada awalnya ialah bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini perlu dalam keteraturan, sehingga pada akhirnya akan diperlukan adanya norma-norma yang dapat menjamin keteraturan tersebut. Norma-norma tersebut, pada akhirnya berkembang dan akan menjadi pranata sosial yang pada dasarnya diciptakan untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia.”

 Menurut R.M. Mac Iver dan CH.

“Pranata sosial ialah bentuk-bentuk maupun kondisi-kondisi prosedur yang mapan, yang akan menjadi karakteristik bagi aktivitas dalam kelompok. Kelompok yang akana melaksanakan patokan-patokan tersebut dikenal dengan asosiasi.4

 Menurut Alvin L. Bertand :

“Pranata sosial pada hakikatnya ialah suatu kumpulan dari norma sosial (struktur-stuktur sosial) yang telah ada dan diciptakan untuk bisa melaksanakan fungsi dalam masyarakat. Pranata-pranata tersebut akan meliputi antara lain norma dan juga bukan norma yang berdiri sendiri.”5

 Menurut Summer

“Melihat dari sudut kebudayaan , Summer mengartikan pranata sosial ialah sebagai perbuatan, cita-cita, sikap, dan juga perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal dan juga yang bertujuan untuk dapat memenuhi

(6)

kebutuhan-kebutuhan dalam masyarakat. yang berguana untuk dapat menciptakan keteraturan dan juga integrasi dalam masyarakat.”6

 Menurut Leopold von Wiese dan Howord Becker:

pranata sosial ialah suatu jaringan dari proses-proses hubungan antara manusia dan juga antara kelompok manusia yang berguna untuk dapat memelihara hubungan-hubungan dan juga serta pola-polanya yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan juga kelompok.7

 Selo Sormadjan dan Soelaeman Soemardi :

“ialah semua norma-norma dari segala tingkat dan juga yang berkisar pada suatu keperluan pokok didalam kehidupan masyarakat yang merupakan suatu kelompok yang diberi nama ialah sebagai lembaga kemasyarakatan.”

c. Pengertian Pendidikan Dasar

Menutut Poerwadarminta istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti pendidikan. 8

Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang untuk mempengaruhi seseorang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah dewasa.

Di bawah ini beberapa rumusan para ahli tentang pengertian pendidikan :9

- Hasan Langgulung (1985:3) menyebutkan bahwa:”pendidikan dalam arti luas bermakna merubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat”.

6 M Husaini, M Noor. HS. Himpunan Istialah Psikologi,(Jakarta: Mutiara, 1978), hlm. 98 7 Ibid

(7)

- Zuhairini, dkk (1992:149) menyebutkan “pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup”. - H.M Arifin (1993:11) menyebutkan “pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniyah juga berlangsung secara bertahap”.

- Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa:”pendidikan adalah bimbingan dan pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribdian yang utama”.

- Ahmad Tafsir (1990:6) menawarkan definisi pendidikan sebagai berikut, yakni “pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dari segala aspeknya”.

Sedangkan kata dasar biasa diartikan dengan asas, landasan, pegangan, dan aturan yang telah ditentukan dan disepakati bersama. Sehingga pendidikan dasar dapat diartikan sebagai Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak. Pendidikan dasar menjadi dasar bagi jenjang pendidikan menengah. Periode pendidikan dasar ini adalah selama 6 tahun.

d. Keluarga Sebagai Institusi Pendidikan Dasar

- Pendidikan dari orang tua

Allah pernah menjelaskan dalam firmannya bahwa yang akan dimintai pertanggungjawaban keadaan anak-anak adalah sosok orang-orang yang ada disekitar, Allah akan mengutuk orang-orang yang meninggalkan generasi berikutnya dengan keadaan yang buruk. Disinilah pentingnya kita harus menanamkan pendidikan islam sejak masa usia dini hingga remaja, mulai dari menanamkan nilai-nilai ketauhidtan dahulu dalam surat al Lukman dijelaskan

“ Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”(QS:Lukman:13)

Pendidikan pertama yang diajarkan kepada anaknya yaitu tentang keesaan kepada Allah swt, karena pendidikan manusia hakikatnya adalah mengenalkan siapa dirinya, ataupun bisa disebut dengan memanusiakan manusia. Mengajarkan hamba hakikat manusia hanyalah sebagai hamba Allah dan khalifah Allah. Salah satu ayat yang menjelaskan pentingnya pendidikan islam dalam surat al Lukman ayat 17

(8)

yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Sejak anak baru lahir dengan kondisi lemah dan polos anak perlu dibimbing dan diarahkan untuk menuju kedewasaan yang sesuai dengan islam sadangkan ketika remaja adalah fase mengambil keputusan sendiri. Anak remaja cenderung menentang dominasi orangtuanya dan mengungkapkan pendapat yang berbeda dari pendapat mereka.10 Ada keadaan secara fitrah manusia masa usia dini sekitar usia 0-12 tahun

dan usia remaja 12 keatas mengalami dua keadaan yang berbeda perubahan-peruabahan yang dialami masa remaja lebih kompleks jika dibandingkan dengan masa dini, hal ini pasti sangat berbeda menanamkan pendidikan islam kepada anak usia dini dan anak usia remaja. Sehingga dalam makalah akan dibahas mengenai bagaimana keadaan secara fitrah manusia anak baru dilahirkan hingga mengalami mas remaja, baik itu dilihat dari kebutuhan-kebutuhan dari aspek psikis maupun sosial sosial.

- Orang tua yang sibuk

Kemudian Islam datang untuk menempatkan kedudukan wanita pada posisi yang layak, memberikan hak-haknya dengan sempurna tanpa dikurangi sedikitpun. Islam memuliakan kedudukan kaum wanita, baik sebagai ibu, sebagai anak atau saudara perempuan, juga sebagai istri. Pada poin yang terakhir ini, yaitu sebagai istri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan seorang suami untuk menafkahi istrinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dari segi makanan, pakaian, dan sebagainya. Seorang istri berhak mendapatkan apa-apa yang ia butuhkan dengan cara meminta kepada suaminya dengan cara yang ma’ruf.11

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia menuturkan bahwa Hindun binti ‘Utbah berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang suami yang pelit. Ia tidak memberikan nafkah yang cukup untukku dan anakku, kecuali apa-apa yang aku ambil darinya dengan sembunyi-sembunyi“ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ambillah harta yang mencukupi dirimu dan anakmu dengan cara yang ma’ruf (baik)” (HR. Al Bukhari dalam Shahih-nya (no. 5324), Kitab “an-Nafaqaat”, Bab “Idzaa lam Yunfiqir Rajulu”; Muslim dalam Shahih-nya (no. 1714), Kitab “al-Aqdhiyah”, Bab “Qadhiyah Hind”, dari ‘Aisyah)

Di zaman sekarang ini, semakin banyak wanita keluar dari rumahnya untuk

bekerja. Sebagian besar dari mereka bekerja dengan dalih menambah penghasilan

10 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm.178.

(9)

karena uang bulanan yang diberikan oleh suaminya tidak mencukupi. Persoalan wanita bekerja di luar rumah atau yang populer disebut wanita karir memang masih ramai dibicarakan. Ada yang menerima dan ada yang menolak.12

Islam mengatur semua hal, bahkan hal kecil sekalipun, apalagi soal harkat dan martabat wanita. Dalam Islam, wanita sangat dimuliakan. Sebelum datangnya Islam, wanita diperlakukan semena-mena. Pada masa jahiliyah, bayi perempuan dikubur hidup-hidup karena diapandang bahwa wanita hanya akan menyusahkan.

(

٩

) للتٮقس ذل ى

تت

ب ببنن

ى أ

ل بٮ(

٨

) للٮٮٮس

تت

س ةسدل ءس مل اذلإٮول

ۥ تو تلٱ

Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh.” [Q.s At-Takwir: 8-9]

Dalam masyarakat Yunani, wanita dipandang sebagai barang yang dapat diperjual- belikan. Dalam masyarakat Hindu, bahkan wanita disamakan dengan makhluk jelata yang setingkat dengan kasta hewan.

Kemudian Islam datang untuk menempatkan kedudukan wanita pada posisi yang layak, memberikan hak-haknya dengan sempurna tanpa dikurangi sedikitpun. Islam memuliakan kedudukan kaum wanita, baik sebagai ibu, sebagai anak atau saudara perempuan, juga sebagai istri. Pada poin yang terakhir ini, yaitu sebagai istri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan seorang suami untuk menafkahi istrinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dari segi makanan, pakaian, dan sebagainya. Seorang istri berhak mendapatkan apa-apa yang ia butuhkan dengan cara meminta kepada suaminya dengan cara yang ma’ruf.13

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia menuturkan bahwa Hindun binti ‘Utbah berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang suami yang pelit. Ia tidak memberikan nafkah yang cukup untukku dan anakku, kecuali apa-apa yang aku ambil darinya dengan sembunyi-sembunyi“ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ambillah harta yang mencukupi dirimu dan anakmu dengan cara yang ma’ruf (baik)” (HR. Al Bukhari dalam Shahih-nya (no. 5324), Kitab “an-Nafaqaat”, Bab “Idzaa lam Yunfiqir Rajulu”; Muslim dalam Shahih-nya (no. 1714), Kitab “al-Aqdhiyah”, Bab “Qadhiyah Hind”, dari ‘Aisyah)

Namun, Islam agama yang sempurna adakalanya wanita dibutuhkan kehadirannya di luar. Atau mungkin mereka membutuhkan sesuatu yang harus

12 Ibid

(10)

didapat dengan cara keluar dari rumahnya. Jika wanita mesti keluar rumah untuk bekerja, maka hal-hal berikut yang mesti diperhatikan:14

 Mendapatkan izin dari walinya

Wali adalah kerabat seorang wanita yang mencakup sisi nasabiyah (garis keturunan, seperti dalam An Nuur:31), sisi sababiyah (tali pernikahan, yaitu suami), sisi ulul arham (kerabat jauh, yaitu saudara laki-laki seibu dan paman kandung dari pihak ibu serta keturunan laki-laki dari keduanya), dan sisi pemimpin (yaitu hakim dalam pernikahan atau yang mempunyai wewenang seperti hakim). Jika wanita tersebut sudah menikah, maka harus mendapat izin dari suaminya.

 Berpakaian secara syar’i

Syarat pakaian syar’i yaitu menutup seluruh tubuh selain bagian yang dikecualikan (wajah dan telapak tangan, -ed), tebal dan tidak transparan, longgar dan tidak ketat, tidak berwarna mencolok (yang menggoda), dan tidak memakai wewangian.

 Aman dari fitnah

Yang dimaksud aman dari fitnah adalah wanita tersebut sejak menginjakkan kaki keluar rumah sampai kembali lagi ke rumah, mereka terjaga agamanya, kehormatannya, serta kesucian dirinya.Untuk menjaga hal-hal tersebut, Islam memerintahkan wanita yang keluar rumah untuk menghindari khalwat

(berduaan dengan laki-laki yang bukan mahram, tanpa ditemani mahramnya),

ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan wanita tanpa dipisahkan oleh tabir), menjaga sikap dan tutur kata (tidak melembutkan suara, menundukkan pandangan, serta berjalan dengan sewajarnya, tidak berlenggak-lenggok).15

 Adanya mahram ketika melakukan safar

Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang wanita tidak boleh melakukan safar kecuali bersama mahramnya.” [HR. Bukhari dalan Shahihnya (no. 1862), Kitab “Jazaa-ush Shaid”, Bab “Hajjun Nisaa’”; Muslim (no. 1341), Kitab “al-Hajj”, Bab “Safarul Mar-ah ma’a Mahramin ilal hajji wa Ghairihi”, dari Ibnu ‘Abbas]

Dari ulasan di atas, tetaplah sebaik-baik tempat wanita adalah di rumahnya. Allah Ta’ala berfirman,

َىللولل

س ا ةٮييلٮهٮَاجلللا جلرربلتل نلجلريبلتل للول نيكستٮُويسبس ِيفٮ نلرلقلول

14 Ibid

(11)

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab: 33).

Yang dimaksud dengan ayat ini adalah hendaklah wanita berdiam di rumahnya dan tidak keluar kecuali jika ada kebutuhan. Sehingga jika ada pekerjaan bagi wanita yang bisa dikerjakan di rumah, itu tentu lebih layak dan lebih baik. Dan perlu ditekankan kewajiban mencari nafkah bukanlah jadi tuntutan bagi wanita.16Namun prialah yang diharuskan demikian. Inilah yang Allah perintahkan,

Allah Ta’ala berfirman,

هسَاتلآل َاميمٮ ق

ل فٮنليسللفل هسقسزلرٮ هٮيلللع

ل رلدٮقس ن

ل ملول هٮتٮعلس

ل ن

ل مٮ ةةعلس

ل وذس ق

ل فٮنليسلٮ

َاهلَاتلآل َامل ليإٮ َاس

س فلنل هسليلا ف

س لىك

ل يس لل هسليلا

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya” (QS. Ath Tholaq: 7).

e. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Anak

Rasulullah pernah bersabda"Apabila Allah menghendaki, maka rumah tangga yang Bahagia itu akan diberikan kecenderungan senang mempelajari ilmu- ilmu agama, yang muda-muda menghormati yang tua-tua, harmonis dalam kehidupan, hemat dan hidup sederhana, menyadari cacat-cacat mereka dan melakukan taubat."

(HR Dailami dari Abas ra)

Menurut hadist Rasulullah SAW, yang dilansir di awal tulisan ini, paling tidak ada lima syarat yang harus dipenuhi oleh pasangan suami istri:17

- Pertama Harus banyak mempelajari ilmu-ilmu agama. Faktor ajaran Islam memegang peranan penting karena ajaran agama (Islam) ini merupakan petunjuk untuk membedakan antara yang hak dan batil, antara yang menguntungkan dan merugikan, yang pada gilirannya merupakan pegangan dalam meniti kehidupan berkeluarga.

Salah satu contoh ajaran Islam, walaupun seorang laki-laki dan perempuan sudah membina rumah tangga, harus tetap berbakti kepada kedua orangtua kedua belah pihak sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini: "Ridho Allah tergantung kepada keridhaan orang tuanya dan murka Allah juga diakibatkan kemurkaan orang tuanya."

(12)

Berbakti kepada orang tua bukan cuma memberikan material semata, tetapi banyak cara termasuk berbakti kepada mereka yang sudah meninggal dunia dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT memohon keselamatan dan ampunan bagi mereka.

Pihak keluarga muslim yang bahagia adalah ketakwaan kepada Allah SWT yang didirikan berdasarkan ilmu keagamaan. Dengan pilar ini maka semua kekurangan akan dapat dilengkapi. Dia juga pematri pemandu hati, pembina watak dan pembersih jiwa. Dengan ketakwaan juga dia akan menjadi kompas penunjuk hak dan pengikat kewajiban dan dia pulalah pemudah semua kesulitan dan penangkal segala kejahatan. Takwa juga akan menjadi pemacu segala kebajikan dan pemersatu segala perbedaan.

- Kedua. Akhlak dan Kesopanan. Di dalam rumah tangga yang bahagia sudah terjalin hubungan harmonis antara sesama keluarga. Mereka yang muda menghormati yang tua, begitu juga sebaliknya yang tua menghargai dan mencintai yang muda. Sikap saling menghormati dan menyayangi dalam keluarga ini digariskan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW: "Tidaklah termasuk umatku orang-orang yang tidak menghormati orang tua dan orang yang tidak menyayangi orang-orang kecil/muda."

- Ketiga. Etika Pergaulan. Dalam rumah tangga yang bahagia akan tercermin melalui keharmonisan antara sesama anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga dapat menempatkan diri dan menjalankan tugasnya masing-masing dengan penuh tanggung jawab. Suami bertanggung jawab terhadap isteri dan anak-anak, sedangkan isteri tidak membuat kebijakan tanpa sepengetahuan suami. Demikian pula anak-anak selalu mematuhi kehendak orang tuanya. Dalam rumah tangga yang bahagia tidak ada perasaan saling mencurigai dan saling salah menyalahkan.

- Keempat. Hemat dan Hidup Sederhana. Rumah tangga yang serba berkecukupan dengan harta benda yang melimpah belum menjamin penghuninya berbahagia. Malahan dengan harta melimpah disertai kedudukan yang tinggi dan kekuasaan yang luas sering menimbulkan persoalan yang tiada henti.

(13)

selalu mengucap syukur sebab ia sadar di luar sana banyak anak tidak beruntung seperti dirinya.

Di dalam keluarga harmonis anak akan mudah bersosialisasi. Mayoritas anak belajar melalui cara inisiasi atau mencontoh. Ketika kedua orangtua hidup rukun, maka dengan sendirinya anak akan belajar arti persahabatan. Dalam kehidupan bermasyarakat pun anak tidak akan mengalami kesulitan berarti, karena apa yang ia pelajari di dalam rumah itu pula yang akan ia terapkan.

Di dalam keluarga harmonis anak belajar untuk tidak merasa khawatir dengan kehidupan. Dengan dukungan dari kedua orangtua yang sangat mengasihinya anak akan mampu mengembangkan rasa percaya diri, sehingga ia tidak akan terlalu khawatir untuk menghadapi masa depannya. Tidak hanya itu, melalui teladan kesalehan dari orangtua mereka juga akan belajar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga kehidupan rohaninya tetap terjaga.18

Anak-anak yang dibesarkan dengan suasana harmonis umumnya akan tumbuh dengan memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spritual yang lebih baik. Kecerdasan-kecerdasan tersebut pada akhirnya akan membuat anak mampu bersaing baik di sekolah maupun dalam kegiatan informal.19

Di dalam keluarga harmonis anak tidak mengalami krisis kasih saying. Orangtua yang saling mengasihi imbasnya akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga, di mana keharmonisan akan tercipta dan kasih sayang sebagai keluarga terbina. Anak-anak yang tumbuh dengan kondisi keluarga demikian tidak akan mengalami krisis kasih sayang, sehingga kehidupan mereka akan sangat bahagia dan jauh dari perbuatan-perbuatan merugikan.20

Di dalam keluarga harmonis kesehatan anak terjamin tidak perlu diragukan lagi anak yang dibesarkan dalam keluarga harmonis tidak akan sampai ditelantarkan, imbasnya kesehatan anak akan selalu terjamin karena orangtua yang peduli. Keharmonisan keluarga memiliki peran sangat penting dalam upaya mengembangkan kepribadian seorang anak. Maka dari itu, sebagai orangtua persiapkanlah diri Anda dengan sebaik mungkin agar mampu menjawab kebutuhan buah hati akan kasih sayang. Tidak ada seorang pun orangtua yang sempurna, tetapi sejauh Anda mau berusaha yakinlah tidak ada yang mustahil yang tidak bisa Anda capai.

f. Anak Sholeh dan sholehah

18 Hanna Djumhana Bustaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam, (Yogyakarta: Pestaka Pelajar, 1995), hlm. 190.

19 Muhlisin, Pendidikan Bernasis Keluarga (Studi Tentang Pendidikan Luqman Hakim), (Semarang: Pasca Sarjana IAIN Walisongo, 2002), hlm. 17.

(14)

11 ciri anak sholeh & sholehah dalam Agama Islam:

1. Cinta kepada Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan tidak beribadah kepada selainNya seperti beribadah kepada Nyi Roro Kidul, Kerbau, Kuburan orang sholeh ,Matahari, Dewa-Dewi, Batu, Pohon-pohon besar, patung dan lain sebagainya. Ingat dosa syirik tidak akan terampuni sebelum taubatan nashuha.21

2. Cinta Rasulullah Muhammad SAW sebagai Nabi utusan Allah dengan mematuhi perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya, serta percaya dengan risalah yang dibawanya yaitu hadits atau As-Sunnah. Genggam terus syariat islam ya, meski bagai menggenggam bara api. Ini merupakan sikap mental yang penting agar bisa menjadi anak sholeh dan sholehah.22

3. Cinta Al-Qur’an, dengan selalu membacanya, menerapkan hukum-hukum yang terkandung di dalam Al Quran, kemudian senantiasa muroja’ah berusaha menghafalnya dan karena orang yang menjaganya akan mendapatkan syafaat atau pertolongan kelak di hari kiamat atau hari pembalasan.

4. Cinta kepada sahabat-sahabat Muhammad SAW yang turut membela dan memperjuangkan Islam disisi Rasulullah SAW dengan tidak membenci mereka ataupun mencaci mereka.

5. Cinta kepada Keluarga Rasulullah yang turut berjuang bersama Rasulullah Muhammad SAW menyebarkan Islam ke seluruh negeri dan cinta kepada orang-orang yang selalu mengikuti jalan Rasulullah SAW, termasuk juga para alim ulama seperti Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah dan ulama lain yang istiqomah dalam haq. Hafidz Muda yang bisa dijadikan teladan ciri anak sholeh & sholehah dalam Agama Islam.23

6. Mendakwahkan Islam, apapun profesi kita jangan lupakan berdakwah, selain pahalanya besar dakwah juga akan membuat agama Islam ini terus berkembang, terlebih lagi dakwah untuk menerapkan syariat Islam dalam kehidupan adik-adik. Ciri anak sholeh dan sholehah ini sangat penting, karena dakwah selain sebuah kewajiban juga merupakan salah satu cara penyebaran agama Islam.24

7. Mengerjakan Sholat lima waktu dengan tidak sekalipun meninggalkannya serta mengerjakan sholat-sholat sunnah, bagi anak laki-laki berjama’ah di Masjid dan anak perempuan sholat di rumah mereka tepat pada waktunya.25

21 Ramayulis Tuanku Khatib, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm.178

22 Ibid

23 M. Nipon Abdullah Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Jakarta: Pustaka Amani, 2001), hlm. 87.

(15)

8. Suka dengan masjid, karena masjid adalah rumah Allah dengan menjaga kebersihannya, tidak membuat keributan di dalamnya serta tidak bercanda atau tertawa ketika sholat karena cinta mereka kepada Allah dan menghargai rumah Allah.26

9. Berbakti kepada kedua orang tua, dengan mematuhi perintahnya, tidak menyakiti hati mereka, selalu berbuat baik kepada mereka, berusaha menyenangkan hati orang tua dan tidak menyusahkan atau membandel terhadap keduanya.27

10. Menyayangi saudara, adik-kakak, kakek-nenek, paman-bibi, tetangga dan seluruh kaum muslimin di seluruh dunia. Ingat kita bagaikan satu tubuh, yang satu sakit yang lain ikut merasakan sakit.

11. Cinta dan sayang kepada fakir miskin, anak terlantar, anak yatim, dengan memberikan bantuan sesuai dengan keperluan mereka dan peduli serta tidak mencemooh atau mengolok-olok mereka sebab mereka adalah juga hamba Allah, menyumbang untuk anak yatim, mejenguk mereka saat sakit, baik di rumah sakit atau saat sudah dirumah dan berbagai aktivitas lain.

Untuk referensi tambahan mengenai ciri anak sholeh dan sholehah dalam Islam, agaknya kita perlu mentadaburi kembali surat Luqman dari ayat 12 sd 19. Luqman memang bukan nabi dan rasul, namun hikmah yang Allah karuniakan sungguh layak kita teladani. Insyaa Allah ada banyak pelajaran mendidik anak islami dari sana. Terjemah Surat Luqman Ayat 12-13

12. Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”

13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku!Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Terjemah Surat Luqman Ayat 14-15

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

25 M. Nipon Abdullah Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Jakarta: Pustaka Amani, 2001), hlm. 89

26 Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh (Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam Keluarga), (Bandung: al Bayan, 1998), Cet. VI, hlm. 38.

(16)

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Terjemah Surat Luqman Ayat 16-19

16. (Luqman berkata), “Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti.

17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. 18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Kesembilan belas ciri anak sholeh diatas mengingatkan anak merupakan amanah dari Allah Swt yang diberikan kepada setiap orangtua,anak juga buah hati,anak juga cahaya mata,tumpuan harapan serta kebanggaan keluarga.Anak adalah generasi mendatang yang mewarnai masa kini dan diharapkan dapat membawa kemajuan dimasa mendatang. Anak juga merupakan ujian bagi setiap orangtua

g. Dampak Keluarga Broken Home Pada Perkembangan Anak

1. Perkembangan Emosi

(17)

Ketidak berartian pada diri remaja akan mudah timbul jika peristiwa perceraian dialami oleh kedua orang tuanya, sehingga dalam menjalani kehidupan remaja merasa bahwa dirinya adalah pihak yang tidak diharapkan dalam kehidupan ini. Remaja yang kebutuhannya kurang dipenuhi oleh orang tua emosi marahnya akan mudah terpancing. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock “Hubungan antara kedua orang tua yang kurang harmonis terabaikannya kebutuhan remaja akan menampakkan emosi marah”. 28

Jadi keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan emosi remaja karena keluarga yang tidak harmonis menyebabkan dalam diri remaja merasa tidak nyaman dan kurang bahagia.

2. Perkembangan Sosial Remaja

Menurut Brim Tingkah laku sosial kelompok yang memungkinkan seseorang berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau masyarakat. Dampak keluarga Broken Home terhadap perkembangan sosial remaja menurut Sunggih D Gunawan adalah: Perceraian orang tua menyebabkan tumbuh pograan infenority terhadap kemampaun dan kedudukannya, dia merasa rendah diri menjadi takut untuk meluarkan pergaualannya dengan teman-teman.29

Sedangkan Willson Nadeeh menyatakan bahwa: Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak yang dibesarkan dikeluarga pincang, cendrung sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. kesulitan itu datang secara alamiah dari diri anak tersebut.30

Dampak bagi remaja putri menurut Hethagton menyatakan bahwa: Remaja putri yang tidak mempunyai ayah berperilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap laki-laki, mereka sangat menarik diri pasif dan minder kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit.31

Jadi keluarga broken home sangat berpengaruh pada perkembangan sosial remaja karena dari keluarga remaja menampilkan bagaimana cara bergaul dengan teman dan masyarakat.

3. Perkembangan Kepribadian

28 M. Arif Hakim, Mendidik Anak Secara Bijak (Panduan Keluarga Muslim Modern), (Bandung: Marja’, 2002), hlm. 25.

29 Ibid hlm 28

30 Singgih D. Gunarsa dan Yulia D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga, (Jakarta: PT. Gunung Mulia, 1995), hlm. 30.

(18)

Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap perkembangan kepribadian remaja. Menurut Westima dan Haller yaitu bahwa remaja yang orang tuanya bercerai cenderung menunjukkan ciri-ciri :

a. Berperilaku nakal. b. Mengalami depresi.

c. Melakukan hubungan seksual secara aktif. d. Kecenderungan pada obat-obat terlarang.32

Keadaan keluarga yang tidak harmonis tidak stabil atau berantakan (broken home) merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian remaja yang tidak sehat. Perilaku menyimpang pada diri remaja dapat terjadi oleh beberapa faktor, salah satunya “Apabila ada satu atau lebih kebutuhan dasar manusia itu tidak terpenuhi maka akan terjadi prilaku menyimpang dan merugikan diri remaja itu sendiri maupun orang lain

h. Menanamkan Pendidikan Dasar Yang Kokoh Sejak Dini

Rafi’ ra. meriwayatkan bahwa aku melihat Rasulullah saw. menyerukan adzan ke telinga Hasan bin Ali ketika ia baru saja dilahirkan oleh Fathimah ra.”

(HR. Tirmidzi).

Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan aqidah sejak dini kepada anak. Panca indera yang pertama kali berfungsi pada bayi adalah indra pendengaran. Meski bayi baru dilahirkan, tetapi ia sudah bisa mendengar suara. Bahkan, sejak dalam kandungan pun sebenarnya indra pendengaran bayi sudah berfungsi.33

Bayi sudah bisa menangkap suara-suara tertentu sejak masih dalam kandungan ibunya. Karena itu, ketika bayi lahir, Islam mengajarkan kepada umatnya agar menyerukan adzan dan iqamah di telinga bayi. Dengan demikian, kalimat yang pertama didengar oleh bayi adalah kalimat tauhid.34

Islam yang paling fundamental adalah tauhid atau aqidah. Mengumandangkan adzan dan iqamah pada bayi adalah upaya menanamkan fondasi tauhid yang kuat pada anak. Selanjutnya, fondasi tauhid ini harus dibangun menjadi bangunan tauhid yang kokoh seiring dengan tumbuh kembang anak. Dengan demikian, ketika tumbuh remaja dan dewasa, anak memiliki bangunan tauhid yang kokoh. Ia tidak terombang ambing oleh bentuk-bentuk kemusyrikan yang membinasakan.35

32 Singgih D. Gunarsa dan Yulia D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga, (Jakarta: PT. Gunung Mulia, 1995), hlm. 45

33 HAMKA, Tafsir Al-Azhar,(Singapura: Pustaka Nasional, Pte.Ltd, 1999), cet. III, hlm. 7507. 34 Ibid

(19)

Mari kita belajar kepada Luqman. Bagaimana Luqman menanamkan tauhid sejak dini kepada anak-anaknya. Demikian salehnya sosok Luqman, baik sebagai individu maupun sebagai Ayah, sehingga kisahnya diabadikan dalam Alquran.

Alquran menerangkan, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberikan pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman [31]: 13).

Nabi Ibrahim as. dan Nabi Yaqub as. pun berwasiat kepada anak-anaknya agar teguh memegang aqidah Islam. Karena, hal ini sangat fundamental. Menentukan keselamatan dan kebahagiaan hidup di akhirat. Dan, sungguh, kehidupan akhirat itulah kehidupan sebenarnya dan abadi.

Alquran menerangkan, “Dan Ibrahim telah mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yaqub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 132 – 133).

Oleh karena itu, ketika bayi Anda lahir, segera sambut dengan menyerukan adzan di telinga kanannya dan iqamah di telinga kirinya dengan penuh kekhusyukkan. Mudah-mudahan bayi Anda kelak tumbuh menjadi anak saleh dan salehah yang memiliki tauhid yang kokoh.

Selain itu, Rasulullah saw. juga mengajarkan kepada umatnya agar berdoa memohonkan perlindungan kepada Allah bagi bayi Anda agar dilindungi dari gangguan setan yang terkutuk. Saat bayi dari seorang muslim terlahir, sudah pasti setan akan berusaha menanamkan pengaruhnya. Ia akan mengganggu bayi itu. Karena itulah, penting bagi setiap orangtua mendoakan bayinya. Abdullah ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ketika Hasan dan Husain lahir, Rasulullah saw. memanjatkan doa kepada Allah memohon perlindungan bagi kedua cucunya dengan doa berikut ini.

ن

ة يلع

ل ل

ى ك

س ن

ل مٮول ةةميَاهلول ن

ة َاط

ل يلشل لىكس نلمٮ ةٮميَاتيلا هٮللا تٮَامللٮكلبٮ َاملكس ذسيلعٮأس

ةةميل

ل .

(20)

Kemudian, Rasulullah saw. bersabda,

ق

ل َاح

ل س

ل اٮول ل

ل يلعٮَاملس

ل اٮ ذسُوىعليس مسيلهٮارلبلاٮ ِيبٮال ن

ل َاك

ل اذلك

ل هه.

“Demikianlah bapakku, Ibrahim, memanjatkan doa perlindungan bagi Ismail dan Ishak.” (HR. Bukhari dan Muslim).36

Oleh karena itu, mari kita berdoa kepada Allah memohon perlindungan-Nya agar anak-anak kita dilindungi dari godaan dan tipu daya setan yang terkutuk. Karena, Allah-lah Tuhan semesta alam yang menguasai seluruh makhluk. Allah-lah sebaik-baik pelindung dan penjaga. Semoga anak-anak kita tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak saleh dan salehah, penyejuk mata bagi orangtuanya, dan senantiasa mendoakan orangtuanya. Aamin.

KESIMPULAN

Sejak lahir, setiap insan memiliki hak dan kewajibannya masing – masing yang dianugrahkan Allah swt. sejak masih di dalam perut kandungan. Agama islam telah menyediakan berbagai tuntunan kehidupan, seperti halnya berkehidupan rumah tangga. Agar kehidupan rumah tangga berjalan dengan baik, anak dan orang tua harus menjalankan kewajibannya masing-masing dan menyesuaikan haknya. Islam telah menata itu semua dengan baik dan sesuai.

Anak adalah amanah dan kita diperintahkan agar bisa menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya. Semoga kita mampu menjaga dan menunaikan amanat yang diberikan kepada kita.

Semua anak dilahirkan diatas fitrah, orang tuanya-lah yang menjadikannya yahudi atau nashrani atau majusi. Dan barang siapa yang tidak menempati amanahnya, maka Allah akan mengazabnya di akhirat nanti

DAFTAR PUSTAKA

Heri Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2000)

Kartini Kartono, Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional, (Jakarta: Pradya Pramitra, 1997)

M Husaini, M Noor. HS. Himpunan Istialah Psikologi,(Jakarta: Mutiara, 1978) Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm.178. Husein Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, (Jakarta: Lentera, 1999)

(21)

Haya Binti Mubarok Al Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, (Jakarta: Darul Falah, 1422)

Fuaduddin TM, Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian dan Jender, 1999)

HAMKA, Tafsir Al-Azhar,(Singapura: Pustaka Nasional, Pte.Ltd, 1999)

Siti Meichati, Kepribadian Mulai Berkembang di dalam Keluarga, (Semarang: tp, 1976)

Hanna Djumhana Bustaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam, (Yogyakarta: Pestaka Pelajar, 1995)

Muhlisin, Pendidikan Bernasis Keluarga (Studi Tentang Pendidikan Luqman Hakim),

(Semarang: Pasca Sarjana IAIN Walisongo, 2002)

Siti Meichati, Kepribadian Mulai Berkembang di dalam Keluarga, (Semarang: tp, 1976)

Ramayulis Tuanku Khatib, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001)

M. Nipon Abdullah Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Jakarta: Pustaka Amani, 2001)

Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh (Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam Keluarga), (Bandung: al Bayan, 1998)

M. Arif Hakim, Mendidik Anak Secara Bijak (Panduan Keluarga Muslim Modern),

(Bandung: Marja’, 2002)

Singgih D. Gunarsa dan Yulia D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga, (Jakarta: PT. Gunung Mulia, 1995)

Referensi

Dokumen terkait

Sikap dan perilaku yang mendukung konsep budaya layanan Sikap dan perilaku yang dibutuhkan oleh seorang information mobile officer dalam mendukung budaya layanan prima

Hipotesis tindakan, penelitian ini diren- canakan terbagi ke dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan ( planning), tindakan (acting), pengamatan

Jadi merek adalah tanda yang dapat digunakan untuk membedakan antara barang atau jasa yang satu dengan yang lain. Sehingga konsumen akan dapat membedakan

Simpulan yang dapat ditarik adalah bahwa dalam perancangan dan pengembangan aplikasi ini yang melewati beberapa tahapan pengembangan dimulai dari analisis, perancangan dan

Misalnya pengguna ingin mengetahui bahasa Madura atau bahasa lain di pulau Jawa dari sebuah kata bahasa Sunda, maka pengguna dapat langsung memasukkan kata dalam

Daerah 3, yaitu daerah yang memiliki PDRB per kapita lebih rendah, tetapi angka partisipasi sekolah (APS) lebih tinggi daripada rata-rata Provinsi Bali, terdiri

Pada tujuan Banjarmasin, selisih biaya perjalanan antara pesawat dari Malang dan pesawat dari Surabaya di bawah angka Rp 190.000, selisih ketepatan jadwal dibawah 57

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan model LCM (Learning Cycle Model) dengan Inkuiri Terbimbing (IT) dan Inkuiri Bebas Termodifikasi (IBT),