• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Resource-Based terhadap Keunggulan Bersaing melalui Inovasi pada Usaha Mebel Kayu di Kota Pasuruhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Strategi Resource-Based terhadap Keunggulan Bersaing melalui Inovasi pada Usaha Mebel Kayu di Kota Pasuruhan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Alamat Korespondensi: Kharisma Darojatin, Program Magister Manajemen, DOI: http://dx.doi.org/10.18202/ jam23026332.14.4.12 Jurnal Aplikasi Manajemen ( JAM) Vol 14 No 4, 20 16 Terindek s dalam Google Scholar

JAM

14, 4

Diterima, April 2015 Direvisi, Januari 2016

Juli 20 16 September 20 16 Disetujui, Nopember 20 16

Pengaruh Strategi

Resource-Based

terhadap Keunggulan

Bersaing melalui Inovasi pada Usaha Mebel Kayu

di Kota Pasuruhan

Kharisma Darojatin

Program Magister Manajemen

Surachman Andarwati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: This study aimed to examine and determine the effect of resource-based strategy to innovation, the effect of resource-based strategies for competitive advantage, the effect of innovation on competitive advantage, and the effect of indirect resource-based strategy for competitive advantage through innovation in the wood furniture business in Pasuruan.This study is the explanation (explanatory research). The analysis tool is Structural Equation Modelling (SEM). Primary data were collected by field research methods. The data collec-tion techniques is quescollec-tionnaires and interviews. The sample in this study were 100 respon-dents wood furniture business in Pasuruhan. The results showed that the Resource-Based Strategy which is actualized in financial resources, physical resources, human resources, technological resources, and organization’s reputation resources affect theinnovation that improved the innovation. The betterResource-Based strategy that can improve competitive advantage in terms of cost, quality, time, and flexibility. Improved the innovation in terms of process innovation, product innovation, organizational innovation, and business innova-tion can improve competitive advantage in the wooden furniture business in Pasuruan in terms of consumer recognition of the product, reduced costs, and improved product quality. Resource-based strategy has an indirect effect to competitive advantage through innovation on the wood furniture business in Pasuruan.

Keywords: resource-based strategy, SMEs, innovation, SEM, competitive advantage

(2)

dalam hal pengenalan konsumen terhadap produk, penurunan biaya, dan peningkatan mutu produk. Strategi resource-based memilki pengaruh tidak langsung terhadap keunggulan bersaing melalui inovasi pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

Kata Kunci: strategi resource-based, UKM, inovasi, SEM, keunggulan bersaing

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertum-buhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pemba-ngunan. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya.

Secara teoritis pada dasarnya, faktor-faktor yang menentukan daya saing sebuah perusahaan termasuk usaha kecil dan usaha mikro, dapat diturunkan dari teori keunggulan bersaing Porter (2008:106), ada empat penentu keberhasilan daya saing yakni, (1) kondisi permintaan, (2) industri terkait, (3) industri pendukung, (4) strategi perusahaan, struktur, dan persaingan yang dikenal sebagai model diamond Porter. Konsep keunggulan bersaing (competitive advantage) merujuk pada strategi generik yang dikemukakan oleh Porter (2008:110) yakni keunggulan biaya, diferensiasi dan fokus sebagai sumber keung-gulan bersaing. Glueck dan Jauch (1984) dalam Hadiati (2008:28) mengungkapkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi daya saing adalah faktor pemasaran, penelitian dan pengembangan, manaje-men produksi dan operasi, sumberdaya manusia, faktor keuangan dan akuntansi. Pearce dan Robinson (1994) mengemukakan faktor eksternal yang ber-pengaruh pada daya saing yakni, lingkungan jauh, lingkungan industri (meliputi hambatan untuk mema-suki pasar, pesaing, kekuatan menawar dari pembeli dan pemasok) dan lingkungan operasional (meliputi posisi persaingan, profil pelanggan, supplier, kreditor dan pasar tenaga kerja).

Menurut Grant (1991) untuk menghadapi per-saingan yang semakin kompleks dan krisis eksternal akibat keadaan yang semakin cepat berubah, maka perusahaan dapat menggunakan strategi resource-based. Strategi ini dinilai potensial untuk memelihara keberhasilan perusahaan manufaktur ketika berada

dalam situasi eksternal yang bergejolak, misalnya da-lam persaingan produk yang terus berkembang. Kapa-bilitas sumberdaya internal perusahaan manufaktur atas dimensi sumberdaya keuangan, fisik, manusia, teknologi, dan reputasi organisasi yang dikembangkan melalui strategi resource-based akan memberikan ketetapan arah tindakan yang berfungsi sebagai dasar untuk perumusan strategi jangka panjang dalam upaya mencapai keunggulan daya saing produk dengan tiga elemen kunci, yaitu menyeleksi strategi yang menda-sarkan sumber daya dan kapabilitas pokok usaha, memastikan bahwa sumberdaya digunakan secara penuh, dan membangun dasar sumberdaya usaha. Menurut Grant (1991) bahwa pusat perhatian peru-sahaan manufaktur yaitu didalam menciptakan keung-gulan daya saing (competitive advantage) produk secara berkesinambungan (sustainability) untuk mencapai keuntungan yang besar. Pendapat tersebut didukung oleh Russo dan Fouts (1997), bahwa strategi ini tidak hanya untuk usaha manufaktur besar saja yang biasa menerapkannya, namun usaha manufaktur dibawahnya dapat mencapai keunggulan daya saing produk dengan menciptakan kapabilitas dan sumber-daya internal, yaitu aspek keuangan, fisik, manusia, teknologi yang lebih baik dan kreatif serta sumberdaya reputasi dan organisasi.

(3)

karakteristik pasar dan fokus kedalam perusahaan, sehingga menimbulkan resiko bagi keberlangsungan perusahaan.

Hasil penelitian Mosakowski (1993) menyata-kan bahwa kemampuan penggunaan sumberdaya internal yaitu sumberdaya keunggulan, fisik, manusia, teknologi, dan reputasi organisasi dalam mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) bagi usaha kecil akan berkembang apabila didukung oleh kreativitas dan inovasi. Konsep teoritis diperkuat oleh Hubbies (2005:27) bahwa untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Inovasi, baik proses maupun produk meru-pakan suatu pembaharuan pada sekumpulan informasi yang berhubungan diantara masukan dan pengeluaran yang terkait dengan upaya meningkatkan atau mem-perbaiki sumberdaya yang ada, memodifikasi untuk menjadikan sesuatu bernilai, menciptakan hal baru dan berbeda, merubah suatu bahan menjadi sumberdaya dan menggabungkan sumberdaya menjadi suatu kon-figurasi baru yang lebih produktif baik secara langsung maupun tidak langsung yang dipengaruhi oleh kepas-tian (untung/rugi) atau proses waktu melaksanakanya dalam meraih keunggulan kompetitif.

Konsep keunggulan bersaing (competitive ad-vantage) merujuk pada strategi generic yang dikemu-kakan oleh Lorter (2008:113) yakni keunggulan biaya, diferensiasi dan fokus sebagai sumber keunggulan bersaing. Apabila usaha kecil dan menengah membuat kebijakan dan aktivitas pada biaya lebih rendah dan diferensiasi (karakteristik istimewa) atau usaha kecil dan menengah berusaha menjadi unik lebih awal dalam cakupan yang luas akan memungkinkan usaha kecil dan menengah mendahului pesaing dan merupa-kan sumber keunggulan bersaing. Konsep teoritis yang dikemukakan oleh Hitt, et al. (2001:119) menjelaskan bahwa sumberdaya dan kapabilitas sebagai lingkungan internal merupakan determinan keunggulan bersaing. Dengan demikian idealnya pelaku usaha kecil dapat menyusun atau memformulasikan selanjutnya menye-suaikan aspek internal sebagai respon perubahan aspek eksternal.

Berdasarkan kajian teori yang dihasilkan dari penelitian Grant (1991), Mosakowski (1993), Russo dan Fouts (1997), Neely (2001), serta Dess, et al.

(2006) serta fenomena yang ada, diharapkan melalui strategi resource-based yang terdiri dari sumberdaya keuangan, sumberdaya fisik, sumberdaya manusia,

sumberdaya teknologi, dan reputasi organisasi mampuh mencapai keunggulan bersaing produk sebagai kebijakan yang didasarkan atas kekuatan dan kelemahan sumberdaya yang dimiliki untuk mengha-dapi persaingan. Berdasarkan penelitian serta feno-mena yang terjadi, maka penelitian ini mencoba membahas tentang bagaimana strategi resource-based dan inovasi sebagai upaya pengembangan usaha kecil. Usaha mebel yang ada di Kota Pasuruan merupakan salah satu usaha yang masih lemah dalam manajerialnya, usaha ini masih menghadapi kendala klasik yaitu keterbatasan modal, sumberdaya manusia, ketersediaan bahan baku, serta lemahnya aspek teknologi dan inovasi.

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menguji dan mengetahui pengaruh strategi re-source-based terhadap inovasi pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

2. Menguji dan mengetahui pengaruh strategi re-source-based terhadap keunggulan daya saing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan. 3. Menguji dan mengetahui pengaruh inovasi

terha-dap keunggulan daya saing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

4. Menguji dan mengetahui pengaruh tidak lang-sung strategi resource based terhadap keung-gulan bersaing melalui inovasi pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil di Indonesia masih sangat beragam. Terlepas dari keragaman definisi yang diberikan terhadap usaha kecil tadi, kiranya satu hal yang penting untuk dipahami adalah berkenaan dengan karakteristik dari usaha kecil ini secara umum. Pentingnya pemahaman terhadap karakteristik usaha kecil adalah guna dapat memberikan alternatif solusi yang efektif bagi upaya pemberdayaannya di era global saat ini. Seperti yang dikemukakan oleh Mitzer,

(4)

pembagian kerja yang longgar. 4) Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara aset perusahaan dan aset pribadi. 5) Tidak memiliki sistem akuntansi yang baik. 6) Skala ekonomi kecil dan sukar untuk menekan biaya. 7) Kemampuan pemasaran dan diversifikasi pasar sangat terbatas. 8) Margin keuntungan relatif kecil.

Strategi

Resource-Based

Pembentukan daya saing bagi usaha kecil meru-pakan hal yang kompleks, dan memerlukan strategi. Menurut Jauch dan Glueck (1999:145), Strategi meru-pakan rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi peru-sahaan dengan tantangan lingkungan kemudian dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Zimmerer dan Scarborough (2004) menjelaskan strategi sebagai tindakan yang disusun oleh seorang wirausahawan untuk memenuhi misi, cita-cita, dan tujuan perusahaan. Hariadi (2003) menjelaskan bahwa strategi sebagai jalan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Grant (1991; 1999) menyatakan bahwa karateristik kelima dimensi strategi resource-based

mempunyai tujuan di dalam pencapaian peningkatan nilai strategis keunggulan produk secara berkesinam-bungan. Hasil penelitian Schroeder, et al. (2002) mengungkapkan dimensi sumberdaya, yaitu keuangan, fisik, sumberdaya manusia, teknologi, dan reputasi organisasi merupakan pusat perhatian utama bagi perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) atas produk, yaitu kemam-puan untuk menghasilkan keuntungan besar dengan dukungan sumberdaya internal yang dimiliki dalam upaya memberikan nilai yang sama atau Iebih baik kepada konsumen dengan biaya yang Iebih rendah dibandingkan pesaing.

Ruang Lingkup Inovasi

Inovasi didefinisikan sebagai suatu perubahan (ide besar) dalam sekumpulan informasi yang berhu-bungan diantara masukan dan luaran. Berdasarkan definisi tersebut didapatkan dua hal yaitu inovasi pro-ses dan inovasi produk. Inovasi (pembaharuan) adalah suatu kumpulan dari teknologi dan ilmu yang ada untuk

memenuhi kebutuhan tertentu. Inovasi, baik proses maupun produk merupakan suatu pembaharuan pada sekumpulan informasi yang berhubungan diantara masukan dan luaran yang terkait dengan upaya meningkatkan atau memperbaiki sumberdaya yang ada, memodifikasi untuk menjadikan sesuatu bernilai, menciptakan hal baru dan berbeda, merubah suatu bahan menjadi sumberdaya dan menggabungkan sumberdaya menjadi suatu konfigurasi baru yang lebih produktif baik secara langsung maupun tidak langsung yang dipengaruhi oleh kepastian (untung/rugi) atau proses waktu melaksanakanya dalam meraih keung-gulan kompetitif.

Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah jantung kinerja perusahaan dalam pasar. Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang diciptakan oleh perusahaan bagi para pembelinya lebih dari biaya yang harus dikeluar-kan untuk menciptadikeluar-kannya. Nilai atau manfaat inilah yang dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul ber-asal dari penawaran harga yang lebih rendah daripada harga pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik yang melebihi harga yang ditawarkan (Porter, 1993).

Menurut Glueck, et al. (1992) menyatakan bah-wa suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing jika memenuhi ciri-ciri antara lain 1) Kom-petensi khusus, misalnya memiliki produk dengan mutu lebih baik, saluran distribusi lebih lancar, pe-nyerahan produk lebih cepat, memiliki merek produk lebih terkenal. 2) Menciptakan persaingan tidak sem-purna. 3) Keberlanjutan, artinya keunggulan bersaing harus bisa berlanjut dan tidak terputus-putus. 4) Cocok dengan lingkungan eksternal. 5) Laba yang diperoleh lebih tinggi daripada rata-rata perusahaan lain.

KERANGKA PEMIKIRAN

(5)

meng-gambarkan tentang penelitian yang akan dilakukan penulis secara keseluruhan, yaitu menganalisis dan menjelaskan pengaruh strategi resource-based dan inovasi terhadap keunggulan bersaing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka model kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut (gambar disamping)

Dan berdasarkan kerangka pemikiran yang diuraikan sebagai penjelasan dari model konsep yang dibuat, maka dapat disusun kerangka konseptual sebagai gambar 2.

HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis 1 : Strategi resource-based berpengaruh signifikan terhadap inovasi pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

Hipotesis 2 : Strategi resource-based berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan. Hipotesis 3 : Inovasi berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

Hipotesis 4 : Strategi resource-based berpengaruh tidak langsung terhadap keunggulan ber-saing melalui inovasi pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research) yaitu penelitian yang menje-laskan hubungan kausal (sebab-akibat) antar

variabel-Keterangan:

: Hubungan langsung : Hubungan tidak langsung

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

H

3

H

2

H

1

KB

(Y)

Y1

Y2

Y3

Y4

X1

X2

X3

X4

X5

RB

(X)

Z1

Z2

Z3

Z4

I (

Z

)

H

4

H

4

(6)

variabel dan pengujian hipotesis (Singarimbun dan Efendi, 1989). Penelitian ini menguji pengaruh variabel strategi resource-based dan inovasi terhadap keung-gulan bersaing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan. Adapun pendekatan dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini tepatnya dilakukan di Kota Pasuruan khususnya di Desa Bukir, sebab daerah tersebut merupakan sentra usaha kerajinan mebel yang perlu dikaji lebih dalam sebagai sektor pendapatan daerah sekaligus membuka lapangan kerja.

Populasi dan Sampel

Jumlah responden dihitung berdasarkan peng-hitungan sampel yang mengacu pada rumus Taro Yamane (Riduan dan Kuncoro, 2007:44) dengan menetapkan presisi 10% atau tingkat kepercayaan 90%. Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh penghitungan sebagai berikut:

Dari hasil penghitungan dengan menggunakan rumus tersebut, akhirnya diperoleh jumlah sampel sebanyak 74 responden. Jumlah sampel yang sesuai untuk suatu penelitian menurut Davis dan Cosenza (1993) dalam Kuncoro (2003) dipengaruhi oleh alat analisis yang digunakan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hair, et al. (2006:21) menyatakan asumsi ukuran sampesl untuk SEM yang harus dipenuhi minimal sebesar 100 sampel. Berdasarkan ketentuan tersebut maka jumlah sampel yang diguna-kan dalam penelitian ini adalah 100 responden.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh dari responden (pengarajin usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan), melalui pengisian kuesioner yang disebarkan. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan oleh pihak Iain. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode penelitian Iapangan (field research) dengan teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah penyebaran/pengisian kuesioner dan wawancara.

Klasifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam peneli-tian ini digolongkan dalam dua jenis, yaitu variabel endogen dan variabel eksogen. Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah 1) Strategi Resource-based (X) sebagai variabel eksogen. 2) Inovasi (Z) sebagai variabel intervening. 3) Keunggulan bersaing (Y) sebagai variabel endogen.

Instrumen Penelitian dan Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan tertutup. Hal ini berarti responden memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dengan dibatasi pada pilihan yang sudah disediakan oleh peneliti. Pertanyaan diberi skor mengacu pada variabel penelitian yang sudah dijabarkan ke dalam bentuk item-item pertanyaan indikator dalam variabel penelitian. Untuk menganalisis pertanyaan yang diberi skor, peneliti menggunakan skala Likert sebagai dasar penentuan skor.

Metode Analisis Data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka metode analisis data adalah analisis kuantitatif, secara teknis dilakukan dalam dua bagian analisis data yaitu:

Uji validitas

Uji validitas menggunakan pengujian construct validity yang dilakukan dengan teknik korelasi antar skor butir pertanyaan dalam suatu variabel yang diamati dengan skor totalnya, dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan level signitikansi 5% dari nilai kritisnya.

Uji Reliabilitas

(7)

Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian, tanpa menarik generalisasi atau gambaran tentang karakteristik responden serta me-nyusun distribusi frekuensi dengan menggunakan data dari kuesioner yang telah disebarkan kepada responden.

Analisis

Structural Equation Modelling

(SEM)

Hipotesis akan diuji menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software

statistik AMOS. Menurut Hair, et al. (2006:711-713), model ini digunakan karena kemampuannya untuk memperkirakan koefisien yang tidak diketahui dari persamaan linier struktural, mengakomodasi model yang meliputi latent variabel, mengakomodasi kesa-lahan pengukuran pada variabel dependent dan inde-pendent, dan mengakomodasi peringatan yang timbal balik, simultan dan saling ketergantungan. Proses analisis dengan model SEM mengikuti prosedur yang dikemukakan oleh Hair, et al. (2006:713-716)), yang meliputi tujuh langkah, yaitu:

1. Pengembangan model teoritis, dengan ekplorasi

ilmiah telaah pustaka untuk mendapatkan justi-fikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. 2. Pengembangan diagram alur (path diagram), model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama digambarkan dalam sebuah path dia-gram.

3. Konversi diagram alur ke dalam persamaan

struktural dan model pengukuran.

4. Memilih matriks input dan estimasi , model, dapat berupa matriks varians/kovarians atau matriks korelasi.

5. Apabila munculnya masalah identifikasi maka sebaiknya model dipertimbangkan kembali dengan mengembangkan lebih banyak konstruk. 6. Evaluasi kriteria goodness of fit.

7. Interpretasi dan modifikasi model, modifikasi dilakukan apabila model tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Karakteristik Responden

Hasil dari pengumpulan kuesioner diketahui bahwa 10 dari 110 kuesioner yang dibagikan tidak

kembali, jumlah kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 100 kuesioner dengan respons rate sebesar 90.909%.

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dengan menginterpretasi nilai rata-rata dari masing-masing indikator pada variabel penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gam-baran mengenai indikator apa saja yang membangun konsep model penelitian secara keseluruhan. Dasar interpretasi nilai rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada interpretasi nilai yang digunakan oleh Stemple Jr. (2004) dalam Noermijati (2008).

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Strategi

Re-source Based

Variabel Strategi Resource Based memiliki nilai rata-rata 4.36. Berdasarkan klasifikasi yang dikemu-kakan oleh Stemple Jr. (2004) dalam Noermijati (2008) nilai tersebut dapat dikategorikan sangat baik. Variabel ini dibentuk oleh lima indikator yang semuanya me-miliki rata-rata dengan kategori sangat baik. Indikator yang memiliki rata-rata tertinggi adalah indikator Sumberdaya fisik dengan rata-rata sebesar 4.62, diikuti oleh Sumberdaya teknologi dengan rata-rata sebesar 4.37, indikator Sumberdaya reputasi organisasi dengan nilai rata-rata 4.32, kemudian indikator Sum-berdaya keuangan dengan rata-rata 4.25 dan terakhir indikator Sumberdaya manusia dengan rata-rata sebesar 4.24.

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Inovasi

Variabel Inovasi memiliki rata-rata 4.36. Berda-sarkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Stemple Jr. (2004) dalam Noermijati (2008) nilai tersebut dapat dikategorikan sangat baik.

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Keunggulan

Bersaing

(8)

rata-rata dengan kategori sangat baik. Indikator yang memiliki rata-rata tertinggi adalah indikator Biaya dengan rata-rata sebesar 4.47, diikuti oleh Waktu dan Fleksibilitas dengan rata-rata yang sama sebesar 4.45, dan indikator Kualitas dengan nilai rata-rata 4.36.

Pengujian Instrumen Penelitian

Kuisioner yang akan digunakan sebagai alat pe-ngumpul data terlebih dahulu diuji validitas dan relia-bilitasnya dengan cara menghitung nilai validitas dan reliabilitas. Uji ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat kelayakan angket sebagai alat pengumpul data. Ada-pun hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner peneli-tian dapat dijelaskan sebagaimana di bawah ini.

Uji Validitas Instrumen

Perhitungan dilakukan dengan mengkorelasikan setiap skor item dengan skor total dengan mengguna-kan teknik Korelasi Product Moment. Kriteria peng-ujian adalah jika koefisien korelasi rxy lebih besar dari nilai cut off sebesar 0.3 berarti item kuisioner dinyata-kan valid dan dinyatadinyata-kan sah sebagai alat pengumpul data. Adapun ikhtisar hasil perhitungan rxy atau sig

sebagaimana output Program SPSS 18.0 for

Windows dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Hasil interpretasi dengan membandingkan antara nilai korelasi dan cut off menunjukkan bahwa semua nilai korelasi lebih besar dari 0.3. Dengan demikian semua butir pertanyaan di semua variabel/dimensi dinyatakan valid dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji Reliabilitas Instrumen

Uji Reliabilitas Instrumen digunakan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk menguji digunakan Alpha Cronbach.

Dimana suatu instrumen akan semakin reliable

apabila koefisien alpha semakin mendekati nilai 1.00 atau koefisien alpha kurang dari 0.60 dianggap tidak

reliable dan sebaliknya dinyatakan reliable.

Pengembangan Diagram Jalur/

Path

Berdasarkan kajian teori, maka dapat dibuat dia-gram alur hubungan kausalitas antar konstruk beserta

indikatornya dengan menggunakan bantuan software AMOS 18 . Dalam penyusunan, diagram alur tersebut terdiri dari 3 (tiga) konstruk dan 13 (lima belas) indikator.

Gambar 3. Diagram Path

Mengkonversi diagram jalur ke dalam

persamaan struktural dan model pengukuran

Berdasarkan diagram jalur pada gambar di atas dapat dibentuk ke dalam persamaan struktural sebagai berikut:

Persamaan 1: Inovation = 0.580 Resource Based + 0.033 e1

Dari persamaan 1 dapat diketahui bahwa apabila strategi resource based semakin ditingkatkan (dinaik-kan) maka semakin meningkat juga inovasi usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan dengan pengaruh kesalahan sebesar 0.033.

Persamaan 2: Keunggulan Bersaing = -0.468 Resource Based + 1.528 Inovation - 0.041 e2

Dari persamaan 2 dapat diketahui bahwa apabila strategi resource based semakin ditingkatkan (dinaik-kan) maka akan menurunkan keunggulan bersaing usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan. Sedangkan semakin tingginya atau semakin meningkatnya inovasi maka akan semakin unggul usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan dengan pengaruh kesalahan sebesar 0. 041.

Pengujian Signifikansi

(9)

terhadap variabel endogen yang telah dikembangkan. Pengujian signifikansi dapat diketahui melalui nilai critical ratio (CR) pada tabel 1.

antara variabel resource-based terhadap inovasi dan hasil pengujian signifikansi pada hipotesis 3 juga me-nunjukkan adanya pengaruh signifikan antara variabel

Es S.E. C.R. P

I <-- RB .580 .200 2.906 .004

KB <-- I -.468 .183 -2.551 .011

KB <-- RB 1.528 .412 3.712 ***

Ket : *** (sign ifi kan pada level 1%)

Hipotesis 1 yaitustrategi resource-based berpe-ngaruh signifikan terhadap inovasi usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan. Pada hasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabi-litas CR antara variabel resource based dengan ino-vasi adalah 0.004 yang lebih lebih kecil atau sama dengan nilai alpha 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel strategi resource-based secara langsung ber-pengaruh signifikan terhadap inovasi usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan.

Hipotesis 2 yaituStrategi resource-based berpe-ngaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing usaha mebel kayu di Kota Pasuruan. Pada hasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas CR antara variabel resource based

dengan keunggulan bersaing adalah 0.011 yang lebih besar dari nilai alpha 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel strategi resource-based secara langsung ber-pengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan.

Hipotesis 3 yaituInovasi berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan. Pada hasil pengujian yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabi-litas CR antara variabel inovasi dengan keunggulan bersaing adalah *** yang lebih besar dari nilai alpha 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel inovasi secara langsung berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan.

Hipotesis 4 yaituStrategi resource-based berpe-ngaruh tidak langsung terhadap keunggulan bersaing melalui inovasi pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan. Hasil pengujian signifikansi pada hipotesis 1 yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan

inovasi terhadap keunggulan bersaing. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melalui variabel inovasi, variabel strategi resource-based berpengaruh signifi-kan terhadap keunggulan bersaing pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruhan. Dengan demikian variabel strategi resource-based berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap keunggulan bersaing melalui inovasi pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

Pengujian Asumsi

Uji Asumsi Normalitas

Analisis SEM mensyaratkan data berdistribusi normal. Data dikatakan distribusi normal apabila data tidak condong positif atau condong negatif. Criteria pengujian distribusi normal apabila nilai critical ratio multivariat (CR-multivariat) lebih diantara nilai kritis Z sebesar ± 2.58 maka data dikatakan berdistribusi normal, sebaliknya apabila nilai CR- multivariat lebih kecil dari nilai kritis Z sebesar -2.58 atau lebih besar dari nilai kritis Z sebesar +2.58 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal.

Mengacu pada lampiran Assesment of Normality

(10)

Uji Asumsi

Outlier

Pengujian asumsi outlier digunakan untuk me-ngetahui adanya nilai ekstrem pada data yang diguna-kan pada penelitian ini. Pengujian outlier dilakudiguna-kan melalui criteria jarak mahalanobis. Jarak mahalanobis dievaluasi menggunakan 2 pada derajat bebas

sebe-sar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Kriteria pengujian apabila terdapat jarak mahalanobis lebih besar dari nilai kritis 2

(f,) (tabel)

dengan tingkat kesalahan alpha 5% yaitu 81.3810 maka dapat diidentifikasi adanya outlier. Hasil peng-ujian menunjukkan nilai minimum jarak mahalanobis sebesar 4.056 dan nilai maksimum jarak mahalanobis sebesar 62.230. Nilai maksimum jarak mahalanobis menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai kritis. Dengan demikian data yang digunakan dalam peneli-tian ini tidak mengandung outlier.

Uji Kesesuaian Model

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah model yang terbentuk telah sesuai atau tidak. Hasil analisis dapat diketahui melalui tabel 5.10 berikut: Tabel diatas menunjukkan bahwa model yang dihasilkan menunjukkan adanya ketidaklayakan pada model. Hal ini dapat diketahui melalui nilai goodness of fit dari berbagai indeks yang sesuai dengan criteria cut off. Model dinyatakan tidak layak karena asumsi nor-malitas tidak terpenuhi. Dikarenakan sebagian besar jawaban responden adalah setuju, sedangkan jawaban lainnya hanya ada beberapa saja.

Pengujian Effect Model

Pengujian Effect Model digunakan untuk menge-tahui kekuatan pengaruh antar konstruk, baik pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung maupun pengaruh totalnya sebagaimana disajikan dalam tabel 5.11 berikut. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa total pengaruh variabel resource based berpe-ngaruh signifikan terhadap inovasi sebesar 0.514 dengan jenis pengaruh secara langsung, sedangkan total pengaruh resource based terhadap keunggulan bersaing adalah 0.379 dan total pengaruh inovasi terhadap keunggulan bersaing adalah 1.562. Dengan demikian variabel yang paling dominan dalam

memengaruhi keunggulan bersaing adalah resource based tanpa ada penambahan variabel inovasi.

Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat koefisien jalur dan Critical ratio. Dari pengujian yang telah dilakukan, terdapat tiga hipotesis yang memiliki pengaruh langsung, yaitu hipotesis 1, 2, dan 3, serta satu hipotesis yang memiliki pengaruh tidak langsung, yaitu hipotesis 4. Hasil pengujian hipotesis terangkum dalam Tabel 5.16 yang selanjutnya dibahas untuk menggali makna dari hubungan kausalitas antara variabel Strategi Resource-Based (RB), Inovasi (I), serta Keunggulan Bersaing (KB).

Pengaruh strategi

Resource-Based

(RB)

terhadap Inovasi (I)

Hipotesis pertama menyatakan bahwa Resource-Based (RB) secara positif berpengaruh pada Inovasi (I). Hubungan variabel RB (X) dan I (Z) menunjukkan P-Value yang lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,05) dan koefisien jalur sebesar 0,580. Hal ini berarti variabel Resource-based memiliki pengaruh langsung, searah (positif) serta signifikan terhadap variabel Inovasi (I). Dengan demikian pernyataan hipotesis pertama “diterima”.

Dengan adanya kemajuan cara, kreatifitas, dan alat-alat yang digunakan. Diharapkan usaha mebel kayu ini mampuh menumbuhkembangkan inovasi-inovasi baru sehingga mampu mencapai keunggulan bersaing di dunia permebelan.

Pengaruh Strategi

Resource-Based

(RB)

terhadap Keunggulan Bersaing (KB)

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Resource-Based (RB) secara positif berpengaruh pada Keung-gulan Bersaing (KB). Hubungan variabel RB (X) dan KB (Y) menunjukkan P-Value yang lebih besar dari 5% (0,301 > 0,05) dan koefisien jalur sebesar -0,468. Hal ini berarti variabel Resource-Based berpengaruh signifikan terhadap variabel Keunggulan Bersaing. Dengan demikian pernyataan hipotesis kedua “diterima”.

(11)

kritis eksternal dalam usaha mebel kayu di Kora Pasuruan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mene-rapkan menambhakan modal untuk mengembangkan usahanya, memilihkan bahan/kayu yang berkualitas utama untuk menghasilkan produk yang berkualitas utama juga. Menyediakan alat yang lebih modern dibandingkan yang sebelumnya. Menepati waktu pe-mesanan, model yang dipesan, serta ketepatan waktu pengiriman sebagai strategi persaingan eksternal untuk mendapatkan kepercayaan konsumen yang lebih dibandingkan di tempat usaha mebel lainnya.

Pengaruh Inovasi (I) terhadap Keunggulan

Bersaing (KB)

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Inovasi (I) secara positif berpengaruh pada Keunggulan Bersaing (KB). Hubungan variabel I (Z) dan KB (Y) menun-jukkan P-Value yang lebih kecil dari 5% (0,026 < 0,05) dan koefisien jalur sebesar 1,528. Hal ini berarti variabel Inovasi memiliki pengaruh langsung, searah (positif) serta signifikan terhadap variabel Keunggulan Bersaing. Dengan demikian pernyataan hipotesis ketiga “diterima”.

Pengaruh Strategi

Resource-Based (RB)

terhadap Keunggulan Bersaing (KB) melalui

Inovasi (I)

Hipotesis keempat menyatakan bahwa Resource-Based (RB) secara positif berpengaruh pada Keung-gulan Bersaing (KB) melalui Inovasi (I). Hipotesis ini menunjukkan hubungan yang tidak langsung di antara variabel pembentuknya. Pengaruh tidak langsung dinyatakan signifikan bila seluruh pengaruh langsung yang membentuk adalah signifikan. Sebalik-nya jika salah satu saja pengaruh langsung tidak signi-fikan, pengaruh tidak langsung juga dinyatakan tidak signifikan. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebe-lumnya, pengaruh langsung variabel RB (X) terhadap variabel I (Z) adalah positif dan signifikan. Demikian juga pengaruh langsung variabel RB (X) terhadap variabel KB (Y) menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Hasil pengalian nilai koefisien jalur dari kedua hubungan ini menghasilkan angka 0,410 yang berarti menunjukkan arah yang positif. Dengan demi-kian pernyataan hipotesis keempat “diterima”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa RB dan I sebagai variabel yang tidak terpisahkan untuk men-capai KB. Peran I adalah sebagai mediator dalam menghubungkan RB dengan KB. Keunggulan ber-saing yang terdiri dari biaya, kualitas, waktu, dan fleksibilitas dapat dicapai dengan aktivitas RB melalui I. Keunggulan bersaing memberikan nilai kepada perusahaan dengan memfasilitasi integrasi antara stra-tegi bisnis dan implementasinya dengan menyelaras-kan strategi resource-based yang diperlukan untuk secara lebih efektif melaksanakan strategi yang dipi-lih. Suatu organisasi yang efektif mampu mengguna-kan aksesnya terhadap kecenderungan historis dan kenyataan serta informasi sebagaimana alternatif strategi yang tersedia demi mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Oleh sebab itu konsep RB dan I sangat berperan dalam pencapaian KB.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada pengumpulan data melalui kuesioner, dikarenakan tingkat pendidikan yang berbeda-beda dan cenderung rendah.

1) Penelitian ini menggunakan data cross-section

untuk mengukur variabel Resource-Based (RB). Data cross-section yang digunakan tidak dapat mengukur variabel Keunggulan Bersaing (KB) yang kontinu dari waktu ke waktu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil-hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, dapat dikemuka-kan beberapa kesimpulan terkait dengan tujuan penelitian antara lain:

1. Strategi Resource-Based yang teraktualisasi dalam sumberdaya keuangan, sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, sumberdaya teknologi, sumberdaya reputasi organisasi berpengaruh meningkatkan inovasi.

2. Strategi resource-Based yang lebih baik dapat meningkatkan keunggulan bersaing dalam hal biaya, kualitas, waktu, dan fleksibilitas.

(12)

pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan dalam hal pengenalan konsumen terhadap produk, penurunan biaya, dan peningkatan mutu produk. 4. Strategi resource-based memilki pengaruh tidak langsung terhadap keunggulan bersaing melalui inovasi pada usaha mebel kayu di Kota Pasuruan.

Saran

1. Peningkatan pengelolaan terhadap sumberdaya keuangan, misalnya dengan melakukan pencatatan keuangan sehingga bisa mengetahui besarnya keuntungan dan mengalokasikannya untuk per-tambahan modal usaha, serta berusaha menjalin kerjasama dengan instansi terkait untuk menda-patkan tambahan modal luar.

2. Sumberdaya manusia, misalnya memberikan

pelatihan dan pengembangan ketrampilan pada para pekerja yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta pemberian penghargaan untuk meningkatkan motivasi karyawan.

3. Sumberdaya teknologi, misalnya menjalin kerja-sama dengan konsumen dan pemasok dan tidak berproduksi hanya berdasarkan pesanan saja, melakukan pemilihan bahan baku kayu yang berkualitas.

4. Berproduksi sesuai dengan selera konsumen, misalnya menghasilkan produk baru yang mampu menarik respon pasar, serta peningkatan mutu produk (misalnya pemilihan bahan baku yang berkualitas).

5. Pengelolahan terhadap seluruh sumberdaya

internalnya (sumberdaya keuangan, sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, sumberdaya tekno-logi, sumberdaya reputasi organisasi) serta ino-vasi yang saling mendukung sehingga mampu mencapai keunggulan bersaing produk mebel kayu di Kota Pasuruan.

DAFTAR RUJUKAN

Amirullah dan Sri, Budi Cantika. 2002. Manajemen Strategik. Yogyakarta: Graha ilmu.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. 1999. Profil Usaha Kecil Menengah Tidak Berbadan Hukum Indonesia Tahun 1998-2000. Butler, J.E. 1988. Theories of Technological Innovation As Useful Tools For Corporate Strategy. Strategic Man-agement Journal. Vol.9 Jan/Feb: 15-29.

David, R. Fred. 2002. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Dess, G. Gregory, et.al. 2006. Strategic Management (Text And Cases). Second edition, McGraw-Hill Interna-tional edition. New York.

Dirgantoro Crown. 2001. Manajemen Strtaegik, Konsep, Kasus Dan Implementasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Dyah Anggraeni. http://diskop.padang.go.id/artikel tentang usaha kecil dan menengah. Minggu, 02 Januari 2011.

Ferdinand, A.T. 2006: Metode Penelitian Managemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis Dan disertasi Ilmu Managemen, Edisi Dua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ferreira, J., danAzevedo, S.G. 2007. Entrepreneurial

Ori-entation as a main Resource and Capability on Small Firm’s Growth, MPRA Paper No.5682, posted 09. No-vember.

Grant, R.M. 1991. The Resource-Based Theory Of Com-petitive Advantage: Implication For Strategy For-mulation. California Management Review. Spring 33 (3)114-135.

Hadiati, S. 2007. Pengaruh Faktor-faktor Managemen Mutu Terpadu terhadap Proses Bisnis Internal dan Keunggulan Bersaing Industri Manufaktur yang Memperoleh ISO 9000 di Jawa Timur Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9 (2):112-119. Heizer, J., dan Render Barry. 2005. Manajemen Operasi.

Jakarta: Salemba Empat.

Hitt, Michael, A., dkk.2001. Manajemen Strtaegis Daya Saing dan globalisasi. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Salemba Empat.

Hubies, Musa. 2005. Manajemen Kreatifitas dan Inovasi dalam Bisnis. Jakarta: Hecca publishing.

Ireland, D.W., dan Webb, J. 2006. Strategic Entrepreneur-ship: Creating Competitive Advantage Through Streams Of Innovation, Bussiness Hirizons. 50, pp.49-59.

Jay Barney, 1991. Firm Resource and Sustained Competi-tive Advantage. Journal of Management.Vol 17. No 1. 99-120.

(13)

Kuncoro, M. 2006. Managemen Strtaegi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif? Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mosakowski, Elanie. 1993. A Resource-based Perspective on The Dynamic Strategy Performance Relationship: An Empirical Examination of The Focus and Differ-entiation Strategies in Entrepreneurial Firms. Jour-nal of Management.Vol 19. No 4 winter: 819-839. Neely, Andy, et al. 2001. A Framework for Analyzing

Busi-ness Performance, Firm Innovation and Related Contextual Factors: Perception of Mangegers and Policy Makers In Two European Regions. MBC Uni-versity Press. Palan, R. 2007. Competency Manage-ment, PPM, Jakarta.

Pearce II, A. John and Robinson, B. Richard, Jr. 2005. Stra-tegic Management (Formulation, Implementation and Control).Ninth Edition. McGraw-Hill. Americas. New York.

Por ter, E., Mich ael.1994. Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Memepertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Salemba Empat.

Porter, M.E. 2008. Competitive Advantage, Saputra. L danSuyanto. S (ed). 2008. Competitive Advantage: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Tangerang: Penerbit Karisma Publising Grop.

Russo.V., Michael danFouts. A., Paul. 1997. A Resource-based Perspectiv e on Corporate Environmental Per-formance and Profitability. Academy of Management Journal. Vol 40. No 3. 534-559.

Sadri, G., dan Lees, B. 2001. Developing Corporate Cul-ture as a Competitive advantage. Journal of Ma-nagement Development, 20 (10): 853-859.

Solimun. 2002. Multivariate analysis Structural Equation Modeling (SEM) LISREL dan Amos Aplikasi di Manajemen Pembangunan, Psikologi, Sosial, Kedokteran dan Agrokompleks, Universitas Negeri Malang.

Suryana. 2006. Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Wheelen, T.L., and Hunger, J.D. 2001. Strategic Mangement. 1996. Fiveth Edition. Addison-Wesley Publishing Company. Inc. Agung, J. (Penterjemah). 2001. Manajemen Strtaegis. Yogyakarta: ANDI. Zimmererdan Scarborough. 2008. Esentials Of

Entrepre-neurship And Small Business Management, 5thed,

Person Education, Inc.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gambar 3. Diagram Path

Referensi

Dokumen terkait

Aceh pernah menjadi tempat termasyhur dalam pengembangan seni sastra Melayu di kawasan Asia Tenggara. Sejumlah karya tulis telah muncul, baik berupa kitab-kitab

Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan menggali lebih dalam mengenai hal yang menjadi latar belakang keputusan orang tua dalam menetapkan TKIT Auladuna

Perhatikan kotak kuning yang bernilai 5, kolom kedua dan ketiga sudah terisi nilai 5, dimanakah nilai 3 kolom keempat.. Tentu saja berada di atas

Oleh karena itu salah satu upaya agar dapat menghasilkan minyak nilam dengan daya saing tinggi adalah dengan pembentukan klaster agroindustri minyak nilam

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin yaitu paparan sinar radiasi seperti X-ray yang dapat mengakibatkan kelainan pada janin

Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Komisi menyimpulkan tidak terdapat produk yang sama antara KoroFrance dengan Cargill Luxco 3, sehingga Komisi menilai kegiatan usaha

Tabel 4.9 Analisis Tingkat Pengembangan Tanah Dasar ruas jalan Gunung Tugel – Kabupaten Banyumas Cara USBR

• Jika kamu punya list customer dalam jumlah besar, kamu dapat mengupload datanya dengan memilih ‘XLSX’, pilih file yang berisi data customer dan datanya akan secara otomatis masuk.