BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode dapat diartikan sebagai suatu kerja untuk mencapai tujuan tertentu
agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian itu sendiri.
Mencermati masalah yang akan diteliti, yakni kepemimpinan pejabat struktural,
iklim organisasi dan produktivitas kerja pegawai, maka metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Fokus penelitian ini sendiri berkisar pada keterampilan kepemimpinan
pejabat struktural, iklim organisasi, dan peningkatan produktivitas kerja pegawai
di lingkungan Dinas Pendidikan.
Metode penelitian penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang
digunakan dalam penelitian untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada saat penelitian berlangsung. Sementara yang dimaksud dengan pendekatan
kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara
mengukur indikator-indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran
pengaruh diantara variabel-variabel tersebut.
Lebih lanjut Sudjana (1991:52) menjelaskan bahwa, metode penelitian
deskriptif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Dengan metode deskriptif
ini akan dilakukan penyusunan data, analisis, dan interpretasi mengenai arti data
yang dikumpulkan atau variabel yang diteliti.
Meskipun dalam berbagai literatur penelitian kependidikan bentuk-bentuk
metode deskriptif ini sangat banyak, namun ada sifat-sifat tertentu yang pada
umumnya terdapat dalam metode ini, sehingga dapat dipandang sebagai ciri,
yaitu;
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang/masalah-masalah aktual;
2. Data yang dikumpulkan terlebih dahulu disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis. Karena itu metode ini sering disebut metode analitik.
Melalui penerapan metode penelitian deskriptif yang meneliti keadaan
masalah penelitian yang sedang berlangsung atas objek penelitian, diharapkan
dapat diperoleh informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap mengenai
permasalahan yang diteliti.
Pada umumnya masalah-masalah kepemimpinan pejabat struktural, iklim
organisasi, dan produktivitas kerja pegawai pada suatu organisasi pendidikan
bersifat kontekstual dan diasumsikan mempunyai hubungan yang kontekstual
pula. Karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode penelitian deskriptif. Pemilihan ini didasarkan bahwa metode penelitian
deskriptif dianggap paling relevan dengan menganalisis peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada saat penelitian berlangsung dengan cara mengukur indikator-indikator
variabel penelitian dengan parameter dan teknik pengukuran statistik. Sehingga
dapat diperoleh gambaran data tentang pola hubungan di antara variabel-variabel
B. Operasional Variabel Penelitian
Setiap variabel yang diteliti kadang-kadang memiliki lebih dari satu
pengertian yang mencakup banyak unsur. Oleh karena itu untuk menghindari
terjadinya salah pengertian mengenai istilah-istilah yang tercantum dalam
penelitian ini, maka peneliti terlebih dahulu memberikan definisi operasional
dengan berdasarkan pada pendapat para ahli. Sehingga akan lebih memperjelas
maksud pembahasan selanjutnya. Definisi operasional yang digunakan dalam
penelitian ini adalah;
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai
tujuan organisasi. Pendekatan keberhasilan pemimpin adalah bagaimana
mempengaruhi para bawahan agar secara rasional mau bekerjasama untuk
mencapai tujuan organisasi. Tujuan itu dapat tercapai sejauh perilaku
kepemimpinan dapat menjalankan tugas kepemimpinan. Tugas-tugas tersebut
meliputi membuat keputusan, menetapkan sasaran, memilih dan mengembangkan
personalia, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi, dan mengadakan
pengawasan pelaksanaan kerja para bawahannya. Maka untuk menjalankannya
diperlukan model (style) kepemimpinan dengan kata lain pemimpin memiliki
kemampuan konseptual, keterampilan, dan mampu menjalin hubungan
manusiawi.
Kepemimpinan dapat dipahami sebagai kemampuan dan keterampilan
mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan
bertindak dalam pencapaian tujuan organisasi (Siagian, 1982:24). Peranan
kepemimpinan dalam menanamkan kedisiplinan bagi para pegawainya bukanlah
suatu pekerjaan mudah dan akan terjadi dengan sendirinya. Tetapi memerlukan
keterampilan dan kemampuan serta komitmen kerja yang tinggi dari seorang
pemimpin.
Begitu juga pimpinan dalam institusi pendidikan perlu memiliki
kompetensi dasar yang disyaratkan. Kompetensi dasar ini didasarkan kepada
fondasi teoritis yang berasal dari Robert L. Katz (Yukl, 2007), yaitu berupa
keterampilan dan kemampuan dasar kepemimpinan sebagai berikut: (1)
keterampilan konseptual (conceptual skills); (2) keterampilan teknis (technical skills), dan (3) keterampilan hubungan manusiawi (human-relation skills).
Adapun yang dimaksud dengan pejabat struktural dalam penelitian ini
adalah pimpinan terdekat dengan pegawai, yakni para kasubag dan kabid yang
meliputi Kasubag Umum, Kasubag Keuangan, Kasubag Kepegawaian, Kabid
Bina Program, Kabid Pendidikan TK/SD, Kabid Dikmenumjur, dan Kabid
Pendidikan Non-formal pada lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.
2. Iklim Organisasi
Iklim organisasi merupakan suasana yang dirasakan oleh berbagai pihak
yang terlibat dalam pekerjaan. Iklim organisasi didefinisikan secara lebih
operasional sebagai kualitas lingkungan yang bersifat relatif yang dialami oleh
orang-orang yang terlibat di dalamnya, mempengaruhi perilaku mereka, dan
Iklim organisasi melibatkan banyak dimensi perilaku orang-orang yang
pada akhirnya membentuk berbagai tipe iklim organisasi. Karena itu penelitian ini
akan mengarahkan pengkajian satu tipe iklim kerja yaitu iklim keterbukaan yang
mengandung dimensi supportive (keterdukungan), collegial (pertemanan), dan
intimate (keintiman)(Hoy & Miskel, 2001:193). Jika ketiga iklim tersebut rendah
maka mengandung arti bahwa keterbukaan iklim tersebut rendah begitu pula
sebaliknya.
3. Produktivitas Kerja
Secara konseptual produktivitas kerja berkembang dari pengertian teknis
sampai dengan perilaku. Dalam pengertian teknis produktivitas mengacu pada
derajat keefektifan, efisiensi dalam menggunakan sumber daya. Sedangkan dalam
pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa
berusaha terus untuk berkembang. Produktivitas pegawai perlu memperhatikan
usaha yang dilakukan pegawai dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya
melalui kegiatan yang berkesinambungan, dengan maksud untuk meningkatkan
kemampuan diri sesuai dengan tuntutan tugas. Dengan demikian, “…pengukuran
produktivitas kerja pegawai di samping berkaitan dengan tugas utamanya, juga
perlu dilihat dari kualifikasi dan pengembangan profesionalnya” (Sedarmayanti,
2001:80).
Pegawai yang produktif akan selalu menyelesaikan tugas dengan cepat dan
tepat, bekerja secara kreatif dan inovatif, tekun dan tidak tergantung pada atasan,
mempunyai andil yang lebih dari yang diharapkan, menetapkan standar kerja yang
yang efektif dengan atasan dan teman sejawat, dapat berkomunikasi secara efektif
dan selalu memuaskan orang lain. (Timpe; 2000:110-111; Sedarmayanti;
2001:80).
Sesuai dengan gejala-gejala yang ditemukan di lapangan (Dinas
Pendidikan Kabupaten Subang), bahwa sebagian pegawai belum dapat bekerja
dengan cepat, secara kreatif dan inovatif, masih tergantung pada atasan dan belum
dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Gejala-gejala
tersebut memberikan indikasi bahwa permasalahan produktivitas yang muncul
mengarah pada produktivitas dalam pengertian perilaku. Karena itu pengukuran
produktivitas kerja pada penelitian ini mengacu pada pendapat Robert M. Ranftl
(Timpe, 2000:110-111), yang penulis anggap lebih dekat pada produktivitas
dalam pengertian perilaku.
C. Desain Instrumen Penelitian
Pengembangan alat pengumpulan data penelitian dilakukan dengan
mengacu pada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti mencakup
kepemimpinan, iklim organisasi, dan produktivitas kerja pegawai. Mengacu
kepada permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian ini, maka data yang perlu
dikembangkan adalah data tentang kepemimpinan, iklim organisasi, yang
dihubungkan dengan produktivitas kerja. Oleh karena itu ditetapkan alat
pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya.
Pengumpulan data penelitian kuantitatif tidak dilakukan secara langsung
sampel penelitian. Alat pengumpul data dikembangkan dengan angket yang
berbentuk skala Likert dengan alternatif jawaban untuk masing-masing variabel
adalah: Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-kadang (KD), Sering (SR), dan
Selalu (SL). Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan
yang diajukan dalam kuesioner sesuai dengan keadaan yang dirasakan mengenai
kepemimpinan, iklim organisasi, dan produktivitas kerja pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Subang.
Jadi instrumen/angket merupakan kunci utama dalam menggali informasi
di lapangan. Karenanya sebelum instrumen/angket disebar ke lapangan, terlebih
dahulu dilakukan validasi baik secara internal melalui analisis pakar, maupun
secara empirik melalui uji coba di lapangan pada objek terbatas, kemudian
menghitung validitas dan reliabilitasnya. Pada item instrumen/angket yang tidak
valid dan tidak reliabel, akan dikoreksi atau diganti sesuai dengan kadar validitas
dan reliabilitasnya.
Instrumen/angket dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengacu
pada teori yang mendasarinya. Dari teori itu kemudian disusun kisi-kisi yang
selanjutnya dijabarkan ke dalam item pernyataan atau pertanyaan. Adapun
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
VARIABEL ASPEK INDIKATOR
Kepemimpinan Pejabat
- Analisis kemampuan pada bid. Pekerjaan - Identifikasi sarana kerja
yang dibutuhkan
- Pemberian bimbingan kerja - Memberikan orientasi
- Melakukan kerjasama - Memberikan
Iklim Organisasi (X2) 1. Supportive
(Keterdukungan)
- Menggunakan kritik secara konstruktif
- Mau mendengarkan saran orang lain
- Luwes dalam berkomunikasi
2. Collegial (Pertemanan)
- Berteman baik dengan yang lain
- Bersemangat untuk bekerjasama
- Akrab dalam berdiskusi
3. Intimate (Keintiman) - Saling mendukung
- Merasakan pekerjaan milik bersama
Produktivitas Kerja (Y) 1. Bertugas tidak sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan
- Dapat belajar dengan cepat, kompeten dan kreatif
- Memahami pekerjaan, cerdik dan selalu mencari perbaikan - Bernilai, berprestasi dan
selalu meningkatkan diri
2. Memiliki motivasi yang tinggi
- Tekun dan berkemauan keras - Efektif, kreatif dan selalu
mencari tantangan - Berorientasi pada tujuan,
tepat, dan bersemangat
3. Memiliki orientasi kerja yang positif
- Menyukai dan selalu bekerja dengan baik
- Aktif dan bekerja sesuai dengan standar
- Berhubungan dengan baik, luwes dan selalu menyukai tantangan
4. Dewasa - Jujur, bertanggung jawab dan
bekerja sesuai dengan kemampuan
- Percaya diri tanpa merasa tertekan dan dapat - Produktif dan antusias dalam
bekerja Catatan:
1. Konsep operasional kepemimpinan dikembangkan dari Robert L. Katz (Yukl, 2007).
2. Konsep operasional iklim organisasi dikembangkan dari Hoy dan Miskel (2001:193).
3. Konsep operasional produktivitas kerja dikembangkan dari Robert M. Ranftl (Timpe, 2000:110-111) dan Sedarmayanti (2001:80)
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Penetapan Populasi Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna
membutuhkan sumber data yang dapat memberikan informasi mengenai masalah
yang dibahas secara transparan dan objektif. Sumber data ini biasanya disebut
populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti
ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena subjeknya
meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka disebut juga sensus
(Arikunto, 2002:116).
Populasi dalam suatu penelitian merupakan sekelompok objek yang dapat
dijadikan sebagai sumber penelitian yang berbentuk benda-benda, manusia,
ataupun peristiwa sebagai objek penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sugiyono (2008:117) yang menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga
benda-benda lainnya.
Dalam penelitian ini, yang ditetapkan sebagai populasi penelitian oleh
peneliti adalah seluruh pegawai/staf administrasi yang ada di tiap Sub Dinas
Pendidikan Kabupaten Subang. Populasi ini tidak berlaku bagi pegawai pembantu
dan pejabat eselon terutama Kepala Dinas dan Kepala Sub Dinas.
Seluruh pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang berjumlah 136
atas: SMP 4 orang, SMA 72 orang, D1–D3 10 orang, S1 38 orang, dan S2 12
orang (lihat tabel 3.2).
Sedangkan bila dikelompokkan berdasarkan golongan terdiri atas:
Golongan I 4 orang, Golongan II 72 orang, Golongan III 44 orang, dan Golongan
IV 16 orang (lihat tabel 3.2). Berdasarkan status kepegawainnya, Golongan I
bertugas sebagai penjaga kebersihan, keamanan, dan pelayan pegawai kantor,
pegawai Golongan IV adalah para pejabat (eselon) di lingkungan kantor Dinas
Pendidikan, sedangkan Golongan II dan III adalah pegawai yang bertugas
membantu kegiatan administrasi kantor (pegawai administrasi).
Tabel 3.2
Penyebaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan
PENYEBARAN
TINGKAT PENDIDIKAN GOLONGAN
SMP SMA D1-D3 S1 S2 Jmlh I II III IV Jmlh
JMLH PEGAWAI 4 72 10 38 12 136 4 72 44 16 136
Setelah dilakukan pengelompokan data kemudian peneliti menetapkan
jumlah populasi berdasarkan karakteristik populasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak
116 orang pegawai, dan sisanya tidak digunakan sebagai populasi penelitian.
Dilihat dari tingkat penyebaran populasi dan penyesuaian dengan karakteristik
populasi yang akan diambil, maka populasi tersebut sudah cukup representatif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditetapkan bahwa yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai administratif Dinas
bagian, yaitu: (1) Sub bagian Umum; (2) Sub bagian Keuangan; (3) Sub bagian
Kepegawaian; (4) Bidang Bina Program; (5) Bidang Pendidikan TK/SD; (6)
Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan (Dikmenumjur); dan (7)
Bidang Pendidikan Non Formal (lihat tabel 3.3 berikut).
Tabel 3.3
Penyebaran Populasi Penelitian
NO NAMA SUB
BAGIAN/BIDANG
POPULASI
GOl II GOL III
SMA D1-D3 S1 Jml SMA D1-D3 S1 S2 Jml
1. Sub Bagian Umum 4 - - 4 - 1 6 - 7
2. Sub Bagian Keuangan 8 - 2 10 - 5 1 - 6
3. Sub Bag. Kepegawaian 8 1 - 9 3 1 2 - 6
4. Bidang Bina Program 4 - 3 7 - - 5 1 6
5. Bidang Pend. TK/SD 15 1 1 17 1 - 6 1 8
6. Bidang Dikmenumjur 10 - 5 15 1 - 4 - 5
7. Bid. Pend. Non Formal 10 - - 10 - 1 5 - 6
JUMLAH 59 2 11 72 5 8 29 2 44
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Subang 2009
2. Penetapan Sampel Penelitian
Setelah populasi ditetapkan, selanjutnya ditentukan sampel agar segera
dapat dilakukan pengumpulan data. Sampel merupakan bagian dari populasi yang
dijadikan objek penelitian, yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi.
Sugiyono (2008:118) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitiannya. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat
kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.
Kemudian agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat berlaku
umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu cara-cara yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga pengambilan sampel dari populasi itu
representatif. Dalam penelitian ini besarnya sampel yang menjadi fokus penelitian
ditentukan dengan rumus Yamane (Akdon & Hadi, 2005:107).
= + 1
Ket: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan
Dalam penelitian-penelitian sosial besar presisi biasanya antara 5% - 10%.
Pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga diperoleh
jumlah sampel sebagai berikut:
= 116(0,1) + 1 = 53,7 ≈ 54116
Jadi jumlah sampel penelitian minimal sebanyak 54 orang (dibulatkan).
Dalam menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka diupayakan
bahwa setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama menjadi unsur
sampel.
Sedangkan mengenai keabsahan sampel dinyatakan bahwa,
Kemudian agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat berlaku
umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu memakai teknik sampling sehingga
pengambilan sampel dari populasi itu representatif. Sampel merupakan sebagian
dari populasi yang diperoleh dengan cara-cara tertentu sehingga sumber data yang
diperoleh dari sampel tersebut diharapkan representatif dan berlaku secara umum
bagi keseluruhan populasi. Teknik sampling yang dilakukan adalah dengan
metode proportional random sampling, yaitu sebuah sampel yang diambil dari
tiap unit penelitian dari populasi secara proporsional. Teknik sampling ini
menggunakan rumus dari Sugiyono (1999) sebagaimana dikutip Akdon dan Hadi
(2005:108).
= .
Ket: ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya
Dengan perhitungan berdasarkan formulasi di atas, maka didapatkan
sebaran sampel sebagai berikut;
Sub Bagian Umum = . 54 = 5,12
Sub Bagian Keuangan = . 54 = 7,44
Sub Bagian Kepegawaian = . 54 = 6,98
Bidang Bina Program = . 54 = 6,05
Bidang Pendidikan TK/SD = . 54 = 11,63
Bidang Pendidikan Non Formal = . 54 = 7,44
Sehingga dari hasil perhitungan di atas jumlah sampel secara proporsional
adalah; 5,12 + 7,44 + 6,98 + 6,05 + 11,63 + 9,31 + 7,44 = 53,97 dibulatkan
menurut kaidah matematika menjadi 54. Setelah dilakukan penghitungan dengan
teknik sampling, ternyata jumlah sampel yang diperoleh telah sesuai dengan
rumus Yamane sebelumnya yaitu minimal sejumlah 54 orang responden, sehingga
dapat ditetapkan menjadi sampel penelitian.
Berdasarkan penentuan sampel secara proporsional tersebut, maka
diperoleh penyebaran sampel (hasil pembulatan) yang telah ditentukan.
Penyebaran populasi dan sampel dapat diketahui secara sistematis pada tabel 3.3
di atas dan Tabel 3.4 berikut;
Tabel 3.4
Penyebaran Sampel Penelitian
N
O
NAMA SUB
BAGIAN/BIDANG
SAMPEL
GOl II GOL III
Jml
SMA D1-D3 S1 Jml SMA D1-D3 S1 S2 Jml
1. Sub Bag. Umum 2 - - 2 - 1 2 - 3 5
2. Sub Bag. Keuangan 4 - 1 5 - 2 1 - 3 8
3. Sub Bag.
Kepegawaian
3 1 - 4 1 1 1 - 3 7
4. Bid. Bina Program 2 - 1 3 - - 2 1 3 6
5. Bid. Pend. TK/SD 5 1 1 7 1 - 2 1 4 12
6. Bid. Dikmenumjur 4 - 2 6 1 - 2 - 3 9
7. Bid. Pend. Non
Formal
5 - - 5 - 1 2 - 3 8
E. Proses Pelaksanaan Penelitian
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan suatu
penelitian, langkah-langkah tersebut mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
1. Menentukan Alat Pengumpul Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket. Angket merupakan alat pengumpul data dalam bentuk formulir yang
disebar untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari
pernyataan/pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket
tertutup/berstruktur, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang
menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari variabel-variabel penelitian
disertai alternatif jawabannya. Selanjutnya responden diminta untuk merespon
setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta
dirasakannya dengan cara membubuhkan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.
2. Penyusunan Alat Pengumpul Data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrument/angket
adalah;
a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu; Kepemimpinan (X1),
Iklim Organisasi (X2), dan Produktivitas Kerja (Y).
b. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan/pernyataan yang akan
c. Merumuskan item pertanyaan/pernyataan dan alternatif jawabannya karena
angket yang akan dikembangkan bersifat tertutup.
d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item
Setelah merumuskan angket, selanjutnya ditetapkan alat ukur yang akan
digunakan dalam pemberian skor terhadap setiap butir item dengan
menggunakan skala Likert dengan ukuran ordinal, artinya objek yang diteliti
mempunyai peringkat dari lima rangkaian urutan yang dimulai dari; tidak
pernah (TP), jarang (JR), kadang-kadang (KD), sering (SR), selalu (SL).
e. Menetapkan skala pengukuran variabel
Setiap item dalam angket memiliki 5 kriteria jawaban dengan pemberian skor
dimulali dari 1, 2, 3, 4, sampai 5, dengan ketentuan untuk
pernyataan/pertanyaan positif, dari masing-masing yaitu:
Skor 1 untuk kategori jawaban tidak pernah
Skor 2 untuk kategori jawaban jarang
Skor 3 untuk kategori jawaban kadang-kadang
Skor 4 untuk kategori jawaban sering
Skor 5 untuk kategori jawaban selalu
Sedangkan untuk pernyataan/pertanyaan negatif yaitu;
Skor 5 untuk kategori jawaban tidak pernah
Skor 4 untuk kategori jawaban jarang
Skor 3 untuk kategori jawaban kadang-kadang
Skor 2 untuk kategori jawaban sering
3. Uji Coba Instrumen
Setelah penetapan dan penyusunan alat pengumpul data selesai dilakukan,
langkah selanjutnya adalah uji coba angket. Kegiatan ini penting dilakukan oleh
peneliti untuk menilai angket yang telah disusunnya apakah representatif atau
tidak. Angket diujicobakan kepada responden yang sama atau yang memiliki
karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Uji coba ini
dilakukan terhadap 30 responden.
Setelah uji coba dilaksanakan, selanjutnya dilakukan analisis statistik
dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya, sehingga hasil
penelitian yang dimaksudkan betul-betul dapat dipertanggungjawabkan.
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2004:137). Pengujian validitas ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada setiap item dengan skor total.
Rumus yang dipergunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang
lebih dikenal dengan sebutan Rumus Korelasi Product Moment, yaitu:
ℎ ! "= (∑XY)−(∑X). (∑Y)
'( . ∑X2− (∑X)2) ( . ∑Y2− (∑Y)2)
(Riduwan, 2007:98)
Dimana: rhitung = Koefisien korelasi ∑X = Jumlah skor item
Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan di atas diuji dengan
menggunakan uji t untuk memberi taraf signifikansinya, dengan rumus berikut:
ℎ ! "= *√ − 2 1 − 2
(Riduwan, 2007:98) Dimana: t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan bantuan
Program Microsoft Excel dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5%, dapat
diketahui validitas dari ketiga variabel penelitian sebagai berikut: (lihat lampiran)
1) Variabel Kepemimpinan Pejabat Struktural (X1)
a) Koefisien korelasi (r) terendah diperoleh sebesar 0,328, dari nilai r ini
selanjutnya diperoleh t hitung terendah sebesar 1,51 (item no. 18),
sedangkan t tabel (α= 5%, dk= n-2= 28) = 1,701.
b) Dengan memperhatikan nilai r hitung dan r tabel di atas, maka untuk
variabel Kepemimpinan Pejabat Struktural (X1) terdapat 1 item
pernyataan yang tidak valid (item no. 18)
2) Variabel Iklim Organisasi (X2)
a) Koefisien korelasi (r) terendah diperoleh sebesar 0,35, dari nilai r ini
selanjutnya diperoleh t hitung terendah sebesar 1,977 (item no. 17),
sedangkan t tabel (α= 5%, dk= n-2= 28) = 1,701.
b) Dengan memperhatikan nilai r hitung dan r tabel di atas, maka untuk
3) Variabel Produktivitas Kerja (Y)
a) Koefisien korelasi (r) terendah diperoleh sebesar 0,324 dan 0,335, dari
nilai r ini selanjutnya diperoleh t hitung terendah sebesar 1,479 dan 1,558
(item no. 22 & 25), sedangkan t tabel (α= 5%, dk= n-2= 28) = 1,701.
c) Dengan memperhatikan nilai r hitung dan r tabel di atas, maka untuk
variabel Produktivitas Kerja (Y) terdapat 2 item pernyataan yang tidak
valid (item no. 22 & 24)
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah kriteria validitas diketahui, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
instrumen. Mengingat karakteristik data yang telah diambil dengan skala Likert
dengan rentangan skor 1-5, maka untuk menguji reliabilitasnya penulis
menggunakan rumus Alpha sebagai berikut;
=+, − 1, - +1 − ∑SS i t
-(Riduwan, 2007:115)
Dimana: rii = Nilai Reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total
k = Jumlah item
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Program Microsoft Excel,
maka reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Reliabilitas variabel X1 diperoleh indeks korelasi r hasil 0,886 (alpha) lebih
2) Reliabilitas variabel X2 diperoleh indeks korelasi r hasil 0,886 (alpha) lebih
besar dari r tabel (α= 5%, dk= n-1= 29) = 0,367;
3) Reliabilitas variabel Y diperoleh indeks korelasi r hasil 0,892 (alpha) lebih
besar dari r tabel (α= 5%, dk= n-1= 29) = 0,367;
Dengan memperhatikan hasil perhitungan ketiga variabel tersebut, maka
semua instrumen dinyatakan reliabel.
F. Pengolahan Data Penelitian
Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah
pengolahan data. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data
yang berhasil dikumpulkan. Data yang diolah tersebut pada akhirnya akan dapat
menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam latar belakang.
Analisis data yang akan dilakukan untuk mengetahui hubungan antar
variabel ditunjang dengan gejala-gejala yang terjadi dalam objek penelitian.
Untuk menganalisis data secara cermat peneliti akan melakukan penyaringan data
dan penyesuaian data yang ditemukan di lapangan dengan penemuan konsep dan
teori dalam sumber literatur. Kemudian data yang telah disaring, diuji korelasinya
serta signifikansinya dengan perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas, sehingga
dapat ditemukan tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam
rumusan masalah.
Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini
seluruhnya diukur dengan skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana
skala ini disebut data
ain tidak sama (Sugiyono, 2001:70).
data dengan penerapan statistik parametrik me
a harus diukur dalam skala interval, sehingga
al tersebut ditransformasi menjadi data in
ode successive interval dan dapat pula meng yang dibantu oleh program Microsoft Excel.
gkah-langkah yang ditempuh dalam proses p
kut;
ta agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu den
nden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapka
obot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban p
litian dengan menggunakan skala penilaia
udian menentukan skornya.
ersentase skor rata-rata dari setiap variabel, ba
aupun variabel Y. Hal ini dilakukan unt
umum jawaban responden terhadap setiap var
unakan formula berikut:
= Persentase skor rata-rata yang dicari = Skor rata-rata setiap variabel
= Skor ideal setiap variabel
Setelah hasilnya diperoleh, selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria/klasifikasi
seperti yang telah dikemukakan oleh Arikunto (2002:75) sebagai berikut:
Persentase = Kualifikasi
81% - 100% = Sangat Tinggi
61% - 80% = Tinggi
41% - 60% = Cukup/Sedang
21% - 40% = Rendah
≤ 20% = Sangat Rendah
4. Uji Distribusi Normalitas
Sebelum dilakukan uji statistik menggunakan analisis jalur, maka perlu
diketahui apakah sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal
atau tidak. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hal tersebut adalah uji
normalitas yaitu menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Menurut Singgih Santoso (2002:393), dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara
normal
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode grafik
normal Probability Plots dalam program SPSS.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
5. Uji Linieritas
Karena teknik analisis data yang akan digunakan untuk pengujian
hipotesis adalah analisis jalur dan masih merupakan baian dari model linier, maka
sebelum melakukan pengolahan data menggunakan analisis jalur terlebih dahulu
akan dilakukan uji linieritas hubungan antar variabel. Menurut Gujarati (2003:42)
“linearity is that the conditional expectation of Y is a linear function of Xi”.
Untuk pengujian linieritas digunakan uji F, dan hubungan antara variabel X
dengan Y dikatakan linier jika nilai probabilitas (signifikansi) uji F lebih kecil dari
0,05.
6. Uji Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis ini dilakukan untuk menguji besarnya kontribusi yang
ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal
antara variabel X1 dan X2 terhadap Y. perhitungannya dilakukan dengan bantuan
program SPSS for Windows Version 15.00. Secara struktural hubungan antara
ketiga variabel digambarkan sebagai berikut.
X1
X2
Y
PYX1
PYX2
r
X
2
X
1
εεεε
Diagram jalu
alur seperti digambarkan diatas dapat diformul
sebagai berikut.
engujian signifikansi secara manual menggu
ien R2, nilai F dapat diketahui dengan rumus seb
= jumlah sampel
= jumlah variabel eksogen = Rsquare
secara individual
ividual uji statistik yang digunakan adalah uji
, 2008:117)
n: Statistik se ρk diperoleh dari hasil kompu
isis regresi setelah data ordinal ditransformasi k
7. Menguji Hipotesi
g koefisien korelasi antara variabel X1 terhadap
p Variabel Y, serta X1 bersama-sama X2 terhada
gnifikansi koefisien korelasi antarvariabel, deng
2007:139)
= Nilai t hitung
= Nilai koefisien korelasi = Jumlah sampel
sarnya koefisien determinan
determinan digunakan untuk mengetahui bes
dependen terhadap variabel dependen. Pengujia
nggunakan rumus sebagai berikut;
00%
D = Nilai Koefisien Determinan = Nilai Koefisien Korelasi
akukan perhitungan koefisien determinasi, m
gan besar pengaruh masing-masing variabel X1
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan
jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X1 terhadap variabel
Y.
Pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y :
Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung = PyX2 . PyX2 = .…
Pengaruh X2 terhadap Y melalui X1 = PyX2 . rx2x1 . PyX1 = .… +
Pengaruh Total = .…
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan
jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X2 terhadap variabel
Y.
Demikianlah langkah-langkah dalam prosedur pengolahan data yang akan
dilaksanakan oleh peneliti. Dengan pengolahan data sebagaimana yang dimaksud
diharapkan mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas yang ditandai