• Tidak ada hasil yang ditemukan

alun alun kota wonogiri 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "alun alun kota wonogiri 4"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

BAB IV

ANALISA ALUN – ALUN KABUPATEN WONOGIRI

MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI

4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun – alun Wonogiri

Tata guna lahan di kawasan alun-alun dan sekitarnya merupakan area

mixed use yang berisi macam-macam bangunan. Fungsi utama kegunaan kawasan ini adalah sebagai area pemerintahan, tidak terdapat kawasan pasar, serta panggung seni budaya yang sedang dibangun nantinya akan menjadi bangunan komersial dialun-alun ini.

4.2 Analisa Bentuk dan Massa Bangunan Alun – alun Wonogiri

Di kawasan sekitar alun-alun tidak adanya ketinggian bangunan yang dominan menciptakan skyline yang harmonis. Ketinggian bangunan berkisar 1-2 lantai.

Beberapa bangunan baru menampilkan gaya arsitektur yang lebih modern. Adanya bangunan yang berlanggam arsitektur post – modern dan modern bisa saja dianggap oleh persepsi pengamat mengacaukan harmonisasi yang diciptakan oleh bangunan – bangunan

Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) /

Garis Sempadan Bangunan (GSB), Langgam Arsitektu Bangunan, Bahan Bangunan, Tekstur dan Warna Bangu

berbeda mengingat fungsi kawasan yang hanya merupakan kawasan pemerintahan.

4.3 Analisa Sirkulasi dan Parkir Alun

Sirkulasi kendaraan di area alun-alun su

pada jalan Pemuda lalu lintasnya padat karena merupakan jalur utama Wonogiri-Solo, hal ini menyebabkan kendaraan dari arah jl.Pemuda menjadi sulit saat menyebarang ke arah kabupaten.

Belum adanya area parkir yang jelas membuat

terlihat kurang teratur. Kebanyakan kendaraan parkir dengan posisi seenaknya sendiri dan kebanyakan kendaraan diparkir didalam kawasan masjid.

4.4 Analisa Ruang Terbuka Alun – alun

Lapangan yang berukuran cukup luas sebaga

rumput hijau dapat memberikan kesan kelegaan dan kesejukan. Ruang

terbuka dapat dimanfaatkan sebagai ruang bersosialisasi, beraktivitas dan berelaksasi bagi masyarakat Wonogiri.

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

etinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building Coverage (BC), Garis Sempadan Bangunan (GSB), Langgam Arsitektur Bangunan, Skala Bangunan, Bahan Bangunan, Tekstur dan Warna Bangunan tidak terlalu berbeda mengingat fungsi kawasan yang hanya merupakan kawasan

4.3 Analisa Sirkulasi dan Parkir Alun – alun Wonogiri

alun sudah baik dan teratur, namun pada jalan Pemuda lalu lintasnya padat karena merupakan jalur utama Solo, hal ini menyebabkan kendaraan dari arah jl.Pemuda menjadi

Belum adanya area parkir yang jelas membuat kendaraan yang diparkir terlihat kurang teratur. Kebanyakan kendaraan parkir dengan posisi seenaknya sendiri dan kebanyakan kendaraan diparkir didalam kawasan

alun Wonogiri

(2)

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

Ruang terbuka dapat dimanfaatkan menjadi ruang komunal dan menjadi bersifat aktif jika ditambah dengan magnet – magnet yang menarik kunjungan masyarakat. Maka pada area alun-alun sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung terjadinya aktivitas di dalamnya. Sehingga alun-alun tidak hanya berwujud lapangan besar yang kosong dan panas, namun juga dapat dijadikan salah satu tujuan rekreasi masyarakat dan tentunya menimbulkan suasana yang nyaman. Penyediaan street furniture yang lengkap dan memadai dapat menjadi salah satu daya tarik alun-alun.

4.5 Analisa Jalur Pejalan Kaki Alun – alun Wonogiri

Jalur pejalan kaki yang ada, kondisinya cukup terawat, akan tetapi masih terlalu sempit bagi pejalan kaki sehingga agak kurang nyaman, vegetasi juga kurang sehingga menimbulkan kesan kurang teduh. Jalur pejalan kaki selain berfungsi sebagai estetika `kota, juga berfungsi sebagai fungsi aslinya yaitu sebagai wadah manusia dalam melakukan pergerakan dari satu tempat ke tempat tujuan lain.

Street furniture sudah berfumgsi dengan baik, namun jumlahnya sangat minim. Tempat sampah yang ada dalam kawasan alun-alun ini hanya ada satu buah. Masyarakat justru menggunakan saluran air/selokan didalam alun-alun sebagai tempat untuk membuang sampah.

`

4.6 Analisa Kegiatan Pendukung Alun

Pada alun-alun Wonogiri sangat minim pedagang kaki lima, sehingga area tersebut terlihat rapi dan teratur, namun tidak terdapatnya pedagang kaki lima menjadikan alun-alun tidak memiliki daya tarik bagi masyarakat sekitar. Namun demikian pada kondisi di lapangan, PKL telah dialokasikan tidak jauh dari area alun-alun, dan telah ditata menurut kebijakan daerah setempat.

4.7 Analisa Penandaan Alun – alun Wonogiri

Keberadaan penandaan di dalam kawasan alun

memadai. Ditinjau dari berbagai fungsinya memudahkan pengguna kawasan untuk memahami makna – makna dan simbol

masing – masing penandaan tersebut.

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

4.6 Analisa Kegiatan Pendukung Alun – alun Wonogiri

alun Wonogiri sangat minim pedagang kaki lima, sehingga area tersebut terlihat rapi dan teratur, namun tidak terdapatnya pedagang kaki alun tidak memiliki daya tarik bagi masyarakat sekitar. gan, PKL telah dialokasikan tidak jauh alun, dan telah ditata menurut kebijakan daerah setempat.

Wonogiri

(3)

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

4.8 Analisa Preservasi dan Konservasi Alun – alun Wonogiri

Pada area alun-alun Wonogiri tidak terdapat bangunan bersejarah,

hanya terdapat monumen Adipura, yang berdiri dalam kondisi baik.

BAB V

USULAN REDESAIN

KONSEP REDESAIN

Alun-alun wonogiri ini kami rombak secara total, karena kurang menarik dan belum bisa berotensi secara maksimal.

Mulai dari pile lantai yang awalnya tidak datar, kami ubah menjadi datar, sehingga memudahkan pengunjung yang datang baik yang muda maupun bagi lansia.

Panggung seni budaya, yang awalnya berdinding solid, sehingga menutui pandangan kearah pendopo (rumah dinas Bupati)

menjadi kolom/pilar berbahan kayu yang tidak berdinding, sehingga tidak menghalangi pandangan kearah pendopo.

Jalur pedestrian yang semula sempit, kami perlebar dan juga diberi jogging track, sehingga alun-alun ini bisa dimanfaatkan sebagai lok

berolahraga yang menyenangkan.

Vegetsi yang semula hanya sedikit, kami ubah dengan

memperbanyak taaman, dan memberi pohon besar dikeempat sudutnya sebagai peneduh, dan bagian bawahnya kami manvaatkan sebagai sitting group yang juga terdapat kolam air mancur yang bisa memberi kesan

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

BAB V

USULAN REDESAIN

wonogiri ini kami rombak secara total, karena kurang menarik dan belum bisa berotensi secara maksimal.

pile lantai yang awalnya tidak datar, kami ubah menjadi datar, sehingga memudahkan pengunjung yang datang baik yang muda maupun

Panggung seni budaya, yang awalnya berdinding solid, sehingga menutui pandangan kearah pendopo (rumah dinas Bupati), Kami ubah menjadi kolom/pilar berbahan kayu yang tidak berdinding, sehingga tidak

Jalur pedestrian yang semula sempit, kami perlebar dan juga diberi alun ini bisa dimanfaatkan sebagai lokasi

Vegetsi yang semula hanya sedikit, kami ubah dengan

memperbanyak taaman, dan memberi pohon besar dikeempat sudutnya sebagai peneduh, dan bagian bawahnya kami manvaatkan sebagai sitting

(4)

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

damai dan semakin sejuk ditengah panasnya kota. Selain dikeempat sudut alun-alun juga terdapat sitting group dipinggir alun-alun, sehingga banyak tempat untuk bersantai dan beristirahat.

DENAH REDESAIN

REDESAIN ALUN

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur REDESAIN ALUN-ALU

(5)

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

PAPAN NAMA SITTING GROUP

PANGGUNG SENI BUDAYA

PERANCANGAN KOTA

(6)

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, E, 2009, Ruang Publik Dalam Arsitektur Kota

Undip, Semarang.

Shirvani, H, 1985, The Urban Design Process

Company, New York.

SITTING GROUP

PERANCANGAN KOTA

Tugas Mata Kuliah Perancangan Kota PSD III Desain Arsitektur Ruang Publik Dalam Arsitektur Kota, Badan Penerbit

The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold

Referensi

Dokumen terkait

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan skripsi dengan baik, yang berjudul: “Potret Kehidupan Perempuan Pedagang Pada Malam Hari dalam Perspektif Gender

Ada beberapa komunitas pedagang kaki lima yang ada di kota Wonogiri, baik pedagang yang menggelar dagangannya pada siang hari maupun pada malam hari, salah satunya

Simpulan dari penelitian ini yaitu : (1) Faktor-faktor yang mendorong perempuan memilih bekerja menjadi pedagang pada malam hari di pinggir jalan raya pusat kota

Dalam sains, dorongan dan tarikan yang dikenakan pada suatu benda dikenal dengan sebutan ..... Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin lambat, dan

Hadirnya duajuru kawih muda dalam satu panggung dengan karakter suara yang berbeda memang cukup memberikan warna dalam pergelaran rutin yang dise- lenggarakan Unpad dan Bank J

pencahayaan yang cukup. Lantai dan plafon dibuat lebih tinggi dari lantai/plafon utama. Area taman atau penghijauan di dalam bangunan juga mencerminkan konsep islami dan

mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan.. RESUME PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SD Negeri

Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengemudi mobil usia muda di Kota Bandung memiliki tanggapandan bias yang baik