• Tidak ada hasil yang ditemukan

kd Tasik 1004070 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kd Tasik 1004070 Chapter1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan Nasional di Indonesia berakar dan berlandaskan pada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar 1945 memberikan

amanat kepada pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan

menyelenggarakan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk

mengembangkan seluruh potensi siswa agar menjadi manusia seutuhnya.

Sebagaimana tercantum dalam pengertian pendidikan di Indonesia yang tertulis

pada Pasal 1 (1) UU No. 20 Sisdiknas Tahun 2003, berbunyi:

‘Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.’

Untuk mewujudkan cita-cita nasional, yakni mencerdasakan kehidupan

bangsa, maka disusunlah tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional

ini tercantum dalam UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003 pasal 3, yaitu:

‘Berkembangnyapotensipesertadidik agar menjadimanusia yang

berimandanbertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadiwarganegara yang demokratissertabertanggungjawab.’

Indonesia merupakan negara kesatuan dari keanekaragaman suku, budaya,

dan bangsa. Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam menerima

pendidikan. Baik warga yang dipelosok maupun di wilayah perkotaan. Sehingga

untuk menyetarakan pendidikan nasional, pemerintah membentuk Badan Standar

Nasional Pendidikan. Pada tahun 2005 BSNP mengamanahkan standarisasi

pendidikan nasional dengan dikeluarkannya PP No. 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standarisasi Nasional Pendidikan ini

meliputi delapan aspek, yaitu isi kurikulum, rumusan kompetensi lulusan,

pendidik dan tenaga kependidikan, proses pembelajaran, sarana dan prasarana

pendidikan, pembiayaan, penilaian, dan pengelolaan. Dengan standarisasi ini

diharapkan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia memenuhi standar yang

(2)

ditetapkan. Sehingga pendidikan dapat dinikmati secara merata di seluruh

Indonesia.

Baru-baru ini Kemendikbud merubah kuriukulum pendidikan mulai dari

tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah. Selain perubahan paradigma

pendidikan, Kemendikbud membuat Kurikulum 2013 untuk menggantikan

Kurikulum KTSP. Perubahan ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan

kebutuhan yang terus berkembang. Dan perubahan kurikulum ini jelas sangat

berdampak pada pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum 2013 diharapkan dapat

menghasilkan “insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui

penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi”

(Kemendikbud, 2013a). Tujuan perubahan Kurikulum 2013 adalah ‘untuk

meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif’ (Husamah

& Setyaningrum, 2013, hlm. 4). Kurikulum ini memandang siswa sebagai subyek

yang berperan aktif dalam pembelajaran. Fokus pengembangan Kurikulum 2013

adalah (1) pendidikan karakter; (2) pendekatan scientific; (3) pembelajaran

tematik; (4) penilaian otentik; dan (5) pembelajaran kontekstual. Diharapkan guru

mengembangkan kurikulum berdasarkan kelima fokus di atas.

(3)

Perubahan kurikulum ini merupakan salah satu upaya realisasi perubahan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU Sisdiknas No. 20/2003

Bab I pasal 1(1) menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensinya sendiri”. Dengan perubahan UU Sisdiknas ini,

terjadi perubahan mendasar dalam sistem pendidikan, yaitu perubahan pengajaran

menjadi pembelajaran. Perubahan ini tidak hanya sebatas kata, tetapi mengandung

perbedaan makna yang sangat signifikan. Semula pendidikan di Indonesia sangat

kokoh dengan transformative learning yang didasari oleh teori behaviorisme, kini

beralih pada active learning yang didasari oleh teori kontruktivisme dari Jean

Piaget dan Vigotsky. Dalam pengertian pengajaran, guru mentransfer ilmu kepada

siswa (transformative learning). Sehingga peran guru dalam pengajaran sangat

dominan sebagai pengajar.Sedangkan pada pengertian pembelajaran menuntut

keterlibatan siswa secara aktif (active learning) dan mengoreksi peranan dominan

guru.

Pembelajaran dengan berdasarkan pada teori kontruktivisme menawarkan

proses belajar mengajar yang lebih mengandalkan pada perluasan dan pengayaan

sumber belajar untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Dalam teori ini, guru

harus memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi kepada guru yang lebih berpengalaman dan berpengetahuan dalam

bahan-bahan yang mereka pelajari. Sehingga dalam konsep pembelajaran, kelas

merupakan milik siswa untuk mengembangkan segenap potensi dalam kegiatan

belajar melalui interaksi dengan sumber belajar, alat-alat, sarana pembelajaran,

dan teman mereka. Konsep pembelajaran inilah yang sesuai dengan hakikat

pendidikan dan tujuan pendidikan di Indonesia.

Pembelajaran aktif tidak akan berlangsung dengan baik tanpa adanya

sumber-sumber belajar. Sumber belajar tersebut meliputi pesan, orang, bahan,

alat, teknik, dan lingkungan yang dirancang guru untuk mempengaruhi proses dan

hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran aktif memerlukan

dukungan sarana di luar manusia yang dapat membantu proses kegiatan belajar

(4)

pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Sehingga pembelajaran aktif memerlukan dukungan media yang dapat

menghantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan mudah, cepat, dan

bertahan lama.

Media pembelajaran yang sesuai dengan sasaran dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.

Materi, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa terkadang bersifat

abstak yang sukar dipahami oleh siswa. Inilah peran media dalam pembelajaran.

Media dapat mengkonkretkan konsep yang abstak sehingga mudah dipahami oleh

siswa. Selain itu, media dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan

menyenangkan.

Mengingat pentingnya media dalam pembelajaran, maka guru harus

mampu menggunakan alat-alat atau media yang disediakan oleh sekolah. Jika

tidak tersedia di sekolah, sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang

murah, sederhana, dan bersahaja tetapi efektif dan efisien. Namun, jika media

yang dibutuhkan belum ada, guru harus dapat membuat media pembelajaran yang

sesuai sasaran dan kebutuhan.

Salah satu media pembelajaran adalah buku ajar yang berfungsi sebagai

sumber belajar. Dalam Kurikulum 2013, beban guru diringankan dengan adanya

buku pegangan guru dan siswa. Buku yang mengintegrasikan standar pembentuk

kurikulum ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan Kurikulum 2013.

Buku ini disusun oleh pemerintah dan digunakan untuk seluruh wilayah

Indonesia. Dengan adanya buku ajar yang seragam, maka diharapkan seluruh

pembelajaran di Indonesia sesuai standar yang ditetapkan guna mencapai tujuan

pendidikan. Buku ajar ini sudah dikatakan layak pakai dan siap pakai sesuai

keputusan Permendikbud Nomor 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan

Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

Namun pada kenyataannya di lapangan, masih banyak guru yang tidak

menyadari pentingnya media pembelajaran. Sehingga guru tidak optimal

memanfaatkan media pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan di SD Negeri

(5)

sumber energi alternatif, guru tidak menggunakan media pembelajaran. Di

sekolah telah tersedia televisi 60’inchi dan proyektor. Namun media gambar

ataupun video untuk ditampilkan dan diproyeksikan tidak ada.

Selain itu, dalam buku pegangan guru kelas IV SD pada Tema Selalu

Berhemat Energi, Subtema Pemanfaatan Energi, pembelajaran kedua, ada

ketidaksesuaian media yang digunakan dengan fokus pengembangan Kurikulum

2013. Ketidaksesuaian itu mencakup ketiga matapelajaran yang diintegrasikan

pada pembelajaran tersebut. Mata pelajaran yang diintegrasikan pada

pembelajaran kedua adalah Seni Budaya dan Prakarya, IPA, dan Matematika.

Gambar 1.2.

Media Pembelajaran Subtema 2

Media yang digunakan pada pembelajaran adalah buku teks siswa,

gunting, penggaris, lem, plastik mika, dan kertas kado. Buku teks siswa digunakan

pada pembelajaran IPA dan Matematika. Media yang lainnya digunakan pada

pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya untuk membuat bingkai foto.

Media yang digunakan untuk mencapai kompetensi dasar IPA adalah buku

teks siswa. Kegiatan pembelajarannya adalah siswa membaca teks tentang

pemanfaatan energi alternatif. Hal ini tidak sesuai dengan fokus pengembangan

kurikulum. Kurikulum mengharapkan adanya pendekatan scientific, sedangkan

pembelajaran tersebut tidak memenuhi pendekatan scientific. Selain itu, gambar

yang disajikan kurang membantu siswa dalam memahami teks bacaan, seperti

gambar matahari yang disajikan dalam teks. Gambar sebagai media seharusnya

(6)

Gambar 1.3.

Teks Pemanfaatan Energi dalam Buku Teks Siswa Kelas IV SD

Dalam mencapai kompetensi dasar Seni Budaya dan Prakarya terkesan

dipaksakan. Kegiatannya yaitu membuat bingkai foto dari bahan-bahan alam yang

sudah tidak dipergunakan lagi. Subtema pembelajaran adalah Pemanfaatan

Energi, namun tidak terlihat keterikatan kegiatan dengan subtema. Sehingga

pembelajaran ini tidak memenuhi fokus pengembangan kurikulum terkait dengan

pendekatan tematik.

Gambar 1.4 Tabel Soal

Selanjutnya, dalam mencapai kompetensi dasar Matematika, siswa

dihadapkan pada soal perhitungan jumlah lampu di ruangan. Soal ini tidak

kontekstual karena dalam kenyataanya, lampu di dalam suatu ruangan tidak

(7)

belakang dengan tema yang dibahas, yaitu Selalu Berhemat Energi. Penggunaan

lampu yang terlalu banyak di ruangan merupakan pemborosan energi.

Dari berbagai masalah yang telah diuraikan sebelumnya diperlukan

pengembangan kurikulum yang sesuai dengan fokus pengembangan Kurikulum

2013. Energi tidak dapat terlihat, sehingga siswa yang masih berada pada fase

operasional konkret kesulitan memahaminya. Selain itu, sumber energi alternatif

jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga perlu media

pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami pemanfaatan energi

alternatif. Media video sangat baik untuk menyajikan sebuah prosedur dan

fakta-fakta. Sehingga salah satu media yang cocok untuk pembelajaran kedua ini adalah

media video. Namun untuk pengembangan media yang layak digunakan harus

melalui penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk

melakukan penelitian dan pengembangan mengenai media pembelajaran dengan

judul “Pengembangan Media Pembelajaran Video pada Pembelajaran Subtema

Pemanfaatan Energi Berbasis Kurikulum 2013”

B.Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, masalah yang teridentifikasi

adalah sebagai berikut:

a. Siswa mengetahui energi alternatif secara verbalistik

b. Pembelajaran kurang mengarahkan siswa untuk berhemat energi

c. Pembelajaran kurang memotivasi siswa untuk menciptakan inovasi energi

alternatif di masa yang akan datang

d. Guru tidak menggunakan media pembelajaran

e. Buku Pedoman Guru dan siswa yang disusun oleh Pemerintah tidak sesuai

dengan esensi Kurikulum 2013

2. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan,

rumusan masalah diperinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran di SD Negeri Nagarasai 3

(8)

b. Bagaimanakah rancangan media pembelajaran video pada pembelajaran

Subtema Pemanfaatan Energi di SD Negeri Nagarasari 3 kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya?

c. Bagaimanakah implementasi rancangan media pembelajaran video pada

pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dalam proses uji coba?

d. Bagaimanakah media pembelajaran video pada pembelajaran Subtema

Pemanfaatan Energi yang dapat digunakan untuk siswa kelas IV di SD yang

memiliki sarana pendukung yang memadai seperti di SD Negeri Nagarasari 3

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?

3. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi ruang lingkup peneltian dan pengembangan pada

hal-hal sebagai berikut:

a. Pengembangan penelitian difokuskan pada pengembangan media pembelajaran

b. Pengembangan penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Nagarasari 3

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

c. Pengembangan penelitian pada Kurikulum 2013, Tema Selalu Berhemat

Energi, Subtema Pemanfaatan Energi, Kegiatan Pembelajaran kedua dengan

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:

Tabel 1.1

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPA

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati dan

menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3.4 Membedakan berbagai bentuk energi

melalui pengamatan dan

mendeskripsikan pemanfaatannya

dalam kehidupan sehari-hari

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia

(9)

Tabel 1.2

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Seni Budaya dan Prakarya Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3.5 Mengetahui berbagai alur cara dan pengolahan media karya

kreatif

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia

4.14 Membuat karya kreatif yang

diperlukan untuk melengkapi proses pembelajaran dengan memanfaatkan bahan di lingkungan

Tabel 1.3

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati dan

menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,

dan benda-benda yang

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia

4.1 Mengemukakan kembali dengan

kalimat sendiri, menyatakan kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, desimal, dan persen terkait dengan aktivitas seharihari di rumah, sekolah, atau tempat bermain, serta memeriksa kebenarannya

C.Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran di SD Negeri Nagarasai 3

(10)

2. Untuk menghasilkan rancangan media pembelajaran video pada pembelajaran

Subtema Pemanfaatan Energi di SD Negeri Nagarasari 3Kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang keefektifan penggunaan media

pembelajaran video pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di SD

Negeri Nagarasari 3 kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

4. Untuk menghasilkan media pembelajaran video pada pembelajaran Subtema

Pemanfaatan Energi yang dapat digunakan untuk siswa kelas IV di SD yang

memiliki sarana pendukung yang memadai seperti di SD Negeri Nagarasari 3

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

D.Manfaat

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan peneliti

setelah penelitian dilaksanakan.

1. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menciptakan sebuah media

pembelajaran video yang dapat digunakan untuk siswa kelas IV SD yang

mempunyai memiliki sarana pendukung yang memadai seperti di SD Negeri

Nagarasari 3 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah contoh bagi

pengembangan media pembelajaran video yang dapat digunakan di kelas IV

Sekolah Dasar di masa yang akan datang.

E. Pentingnya Pengembangan

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam

pembelajaran. Keberadaannya dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yang bermuara pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Namun dalam pemilihan media pembelajaran sering kali terkendala dengan

keterbatasan dan kebermanfaatan media yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut,

perlu memanfaatkan media yang tersedia di sekolah untuk dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengembangan dan

(11)

pengembangan media pembelajaran video pada pembelajaran Subtema

Pemanfaatan Energi berbasis Kurikulum 2013.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah media

pembelajaran berupa video tematik pembelajaran “Energi Alternatif” dikemas

dalam bentuk disk. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan

pada pembelajaran tematik di kelas IV SD pada kegiatan kedua Subtema

Pemanfaatan Energi. Media ini dibuat dengan menggunakan aplikasi Ulead

Videoshooting v.11 Plus. Tampilan menonjolkan proses pemanfaatan berbagai

sumber energi alternatif, pemecahan masalah matematika, dan proses pembuatan

kincir angin. Media dapat digunakan secara klasikal dengan alat bantu televisi

atau LCD Proyektor dan komputer.

G.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi diperlukan sebagai pedoman penyusunan

laporan hasil penelitian dan pengembangan. Selain itu, sub bab ini menjelaskan

garis besar kajian dalam setiap bab dalam skripsi ini. Diharapkan dengan adanya

struktur organisasi skripsi ini pembaca dengan mudah memahami alur pikiran

penulis.

Bab I berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pentingnya pengembangan,

spesifikasi produk, dan strktur organisasi skripsi. Dalam latar belakang penelitian

berisi kesenjangan-kesenjangan kondisi faktual di lapangan dengan kondisi ideal

teoritik. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan alasan peneliti melakukan

penelitian dan pengembangan dan urgensi masalah yang dikaji pada penelitian ini.

Rumusan masalah merupakan analisis permasalahan di lapangan yang penulis

uraikan dalam tiga poin, yaitu identifikasi masalah, rumusan masalah, dan

pembatasan masalah. Tujuan penelitian menjelaskan hasil yang ingin dicapai

setelah melakukan penelitian dan pengembangan untuk menjawab rumusan

masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Manfaat penelitian menjelaskan

harapan-harapan kebermanfaatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

(12)

keurgensian masalah yang ada perlu dan mendesak untukdipecahkan. Spesifikasi

produk berisi gambaran lengkap tentang karakteristik produk yang diharapkan

peneliti dari kegiatan pengembangan. Struktur organisasi skripsi memaparkan

cara pengorganisasian keseluruhan skripsi.

Bab II berisi landasan teori, yang terdiri dari kajian pustaka dan kerangka

pemikiran. Dalam bab ini dipaparkan teori, konsep, atau prinsip yang melandasi

dalam upaya pemecahanmasalahyang

dihadapiataudalammengembangkanprodukyang diharapkan. Selain itu, di bagian

ini juga dipaparkan beberapa penelitian terdahulu oleh ahli lain

untukmendekatipermasalahanyangsamaatau relatif sama. Dalam bab ini terdapat

asumsi dan keterbatasan pengembangan. Asumsi dalam

pengembanganmerupakanlandasanpijak peneliti untuk menentukan

karakteristikprodukyang dihasilkandan pembenaranpemilihanmodelsertaprosedur

pengembangannya.Keterbatasanpengembanganmengungkapkanketerbatasandari

produkyang dihasilkan peneliti untuk memecahkan masalah yang dihadapi,

khususnya untuk konteks masalahyanglebihluas sehingga produk yang dihasikan

disikapi hati-hati olehpengguna sesuaidenganasumsi yangmenjadipijakannyadan

kondisipendukungyang perlutersediadalam memanfaatkannya.

Bab III berisi metode penelitian, yang terdiri dari desain dan metode

penelitian, lokasi, subjek, populasi dan sampel penelitian, definisi istilah,

instrumen penelitian, teknik pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,

dan analisis data.

Bab IV berisi hasil penelitian. Dalam bab ini, penulis memaparkan hasil

penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan. Pembahasan ini mengaitkan

temuan di lapangan dan landasan teoritik yang dipaparkan sebelumnya.

Bab V berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan memaparkan butir-butir

hasil temuan peneliti disertai interpretasi dan pemaknaan untuk menjawab

rumusan masalah penelitian. Saran ditujukan kepada para praktisi pendidikan

Gambar

Gambar 1.1. Tema Kurikulum 2013  (Sumber: Kemendikbud, 2013a)
Gambar 1.4   Tabel Soal

Referensi

Dokumen terkait

This does not mean that the prediction was right, but if you believe good things are going to happen to you at work, in your personal life or in a casino, you will give off a

[r]

[r]

For instance, the nitrogen and carbon purity of Chla (as PTNa) in solvent extracts from 6 phytoplankton cultures averaged 56 and 10%, respectively (Fig. 4), while sedimentary

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR BAGIAN LAYANAN PENGADAAN. KELOMPOK KERJA (POKJA)

Gas chromatograms of representative Group 1 oils illustrating compositional changes associated with evaporative fractionation: (a) a retrograde condensate with high abundance

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Peker jaan PENGADAAN ITIK BETINA pada DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN Sumber Dana APBK Aceh Tenggar a Tahun Anggar an 2014, maka dengan ini

di€erences in the relative proportion of taxa determined from the macrofossil record correlating with climatic change (Barber et al. , 1994); (ii) humi®cation of the plant