• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Konsumsi Buah, Sayur Dan Kecukupan Serat Pada Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri 060870 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Konsumsi Buah, Sayur Dan Kecukupan Serat Pada Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri 060870 Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Anak usia sekolah adalah generasi penerus bangsa, kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan datang harus dilakukan sejak dini, terutama pada anak sekolah. Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung pada pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Untuk melihat tumbuh kembang yang optimal dapat dilihat melalui status gizi anak usia sekolah tersebut.

Kebutuhan keseimbangan gizi pada anak usia sekolah sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi pangannya, menu yang disediakan baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah akan mempengaruhi tingkat asupan gizi anak usia sekolah tersebut. Makanan yang disediakan kebanyakan makanan-makanan cepat saji atau yang disebut dengan fastfood. Pada umumnya makanan cepat saji ini mengandung tinggi kalori namun rendah serat.

(2)

Buah dan sayur memiliki berbagai manfaat bagi tubuh, kurang mengonsumsi buah dan sayur dapat mengakibatkan kekurangan zat gizi seperti mineral, vitamin terutama serat sehingga dapat menimbulkan terjadinya berbagai penyakit. WHO merekomendasikan agar mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 400 gram per hari. Di Indonesia menurut kepala pusat Promkes Depkes menganjurkan agar makan buah dan sayur sebanyak 5 kali atau 5 porsi per hari dengan jenis yang berbeda.

Menurut Winarti (2010) sumber serat pangan yang baik adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, serealia dan kacang-kacangan. Menurut Lubis (2009) jumlah asupan serat makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi untuk masyarakat Indonesia sebesar 25-30 gram setiap hari, untuk tujuan terapi lebih tinggi lagi.

Dalam hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2012), kecukupan serat makanan dianjurkan untuk anak yang berusia 9-13 tahun sebesar 19-30 g setiap hari. Beberapa peneliti mengemukakan adanya keragaman respon tubuh untuk meningkatkan intake serat makanan karena komponen serat yang berbeda akan memberikan efek fisiologis yang berbeda pula (Rusilanti & Kusharto, 2007).

Pentingnya mengonsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat Indonesia khususnya penduduk yang ada di Sumatera Utara. Di Indonesia prevalensi konstipasi adalah sebesar 3. 857.327 jiwa pada tahun 2003. Menurut Departemen Kesehatan pada tahun 2008 rata-rata konsumsi serat makanan per orang di Indonesia adalah 10,5 gram. Di perkotaan rata-ratanya 9,9 gram dan di pedesaan adalah 10,7 gram per hari.

(3)

keseluruhan hanya 5,5 % warga Sumatera Utara usia diatas 10 tahun yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran WHO. Menurut Riskesdas (2007) prevalensi kurang makan buah dan sayur penduduk 10 tahun ke atas menurut provinsi sumatera utara adalah 94,4 %.

Dari hasil survei awal yang saya lakukan ternyata anak sekolah dasar khususnya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060870 Medan sebanyak 12 siswa yang menjadi sampel survei awal dengan hasil suka sayur dan buah 3 orang, hanya menyukai 1 jenis sayur dan buah 3 orang, dan yang sama sekali tidak suka buah dan sayur 6 orang.

Frekuensi siswa SDN 060870 mengonsumsi buah adalah 2 kali seminggu yaitu hari sabtu dan minggu, 1 kali seminggu yaitu hanya hari minggu, dan ada juga yang mengonsumsi buah hanya saat keluarga lain datang berkunjung. Dan beberapa siswa mengonsumsi hanya 1 jenis sayur seperti kangkung dan tidak mau makan sayur yang lain, siswa SDN 060870 lebih sering mengonsumsi buah jeruk dan pisang sedangkan sayur hanya kangkung sehingga tidak beranekaragam dan kantin yang tersedia di dalam sekolah maupun di halaman luar sekolah tidak menyediakan jajanan sayur yang diolah dan buah-buahan.

Lokasi SDN 060870 ini sangat strategis dari lokasi pasar yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan transportasi yang lancar, sehingga mudah untuk penyediaan bahan makanan termasuk buah dan sayuran setiap saat.

(4)

sumber daya manusia masa datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya kualitas tersebut diperlukan zat gizi seimbang. Umumnya anak kota banyak mengonsumsi makanan kurang serat seperti

fastfood dan junkfood dan sangat sedikit mengonsumsi sayuran dan buah. Ditambah lagi gaya hidup kurang bergerak atau lebih banyak duduk di depan televisi, komputer, dan bahkan sambil ngemil dan makan makanan manis (Devi 2012). Menurut Khomsan (2003), gemuk saat usia belum dewasa akan memberi peluang untuk gemuk saat usia dewasa. Bila saat usia 7 tahun gemuk, maka peluang gemuk saat dewasa adalah sebanyak 40 %. Bila usia remaja gemuk, maka peluang gemuk saat dewasa adalah 70 %.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana gambaran konsumsi buah, sayur dan kecukupan serat pada anak sekolah dasar di SDN 060870 Medan pada tahun 2014.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi buah, sayur dan kecukupan serat pada anak sekolah dasar di SDN 060870 Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui frekuensi konsumsi buah dan sayur pada anak SDN 060870 Medan.

(5)

4. Mengetahui kecukupan serat anak SDN 060870 Medan. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai tambahan pengetahuan tentang manfaat buah dan sayur serta kecukupan serat.

Referensi

Dokumen terkait

Data pasang surut selama 29 piantan dianalisis dengan metode admiralty dan pengukuran kedalaman kolam pelabuhan ditentukan berdasarkan draft (sarat kapal) kapal maksimum

Ragam hias yang mengulang suatu bentuk baku dengan ukuran tertentu pada komposisi yang seimbang di sebut ragam hias :A. Berdasarkan polanya, ragam hias yang bentuk polanya

Prioritas Nasional LKPP dalam RPJMN Unit Layanan Pengadaan (ULP) Terbentuknya LPSE yang terstandarisasi Penyedia telah terkualifikasi di Aplikasi SiKAP. Produk yang masuk

Hasil pengamatan berat kering total tanaman dari data Tabel 8 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi larutan daun pepaya yang diberikan hingga 100%, dapat

Tanaman yang Terserang Penyakit Bercak Daun ( Culvularia sp.) di main- nursery pada areal pembibitan PT Ketapang Hijau Lestari-2, tabel hasil penelitian dan

Dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa infusa bawang dayak dapat menurunkan tingkat nekrosis epitel tubulus pada ginjal mencit yang diinduksi karbon

Program Linier Menentukan model matematika dari

Situasi Eropa menjelang Perang Dunia II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang Perang Dunia I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara