• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Jamban Keluarga Dan Perilaku Buang Air Besar Pasca Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Stbm) Di Desa Pangaribuan Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemeliharaan Jamban Keluarga Dan Perilaku Buang Air Besar Pasca Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Stbm) Di Desa Pangaribuan Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

7

KERANGKA TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Definisi Strategi

Menurut K.Stephanie K.Marrus (Umar, 2001:31), pengertian strategi

adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Chandler dalam Rangkuti (2013: 3),

mendefenisikan strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas

alokasi sumber daya. Defenisi ini menjelaskan bahwa strategi adalah tinjuan

jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pemanfaatan dan pengalokasian

seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan usaha untuk mencapai

tujuan dengan melihat dan memadukan lingkungan eksternal dan internal

sehingga menghasilkan rencana, keputusan dan tindakan yang tepat.

2.1.2 Konsep Strategi

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi menentukan suksesnya

strategi yang disusun (Rangkuti, 2013:4), konsep-konsep strategi tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Distinctive Competence : tindakan yang dilakukan perusahaan agar dapat

(2)

Distinctive Competence ini meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan

sumber daya.

2.Competitive Advantage : kegiatan spesifik yang dikembangkan perusahaan

untuk melakukan yang lebih baik dibanding dengan pesaingnya. Strategi

yang digunakan untuk memperoleh keunggulan dalam bersaing adalah cost

leadership, differensial, dan focus. Porter menyebutkan competitive

advantage terbagi menjadi tiga bagian (Rangkuti 2013:6) antaralain :

a. Cost leadership (keunggulan biaya menyeluruh) Perusahaan dapat

memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan

dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga jual yang lebih

murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan

nilai/kualitas produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat

dicapai oleh perusahaan tersebut karena memanfaatkan skala

ekonomis, efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan

akses dengan bahan baku, dan sebagainya. Misalnya banyak

perusahaan – perusahaan di Negara maju memindahkan industrinya ke

Negara-negara seperti Indonesia, Malaysia,Vietnam, China, dan

Thailand agar memperoleh pasokan bahan baku yang lebih murah dan

baik.

b. Differensial (Diferensiasi)

Diferensiasi merupakan strategi yang baik untuk menghasilkan laba

diatas rata-rata dalam suatu industri karena strategi ini menciptakan

posisi yang aman untuk mengatasi kekuatan pesaing, meskipun

(3)

dapat dilakukan dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu

pada konsumennya. Misalnya, persepsi terhadap keunggulan kinerja

produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik, dan brand image

yang lebih unggul.

c. Focus

Strategi fokus dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan

bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.

Strategi biaya rendah dan diferensiasi ditunjukkan untuk mencapai

sasaran dikeseluruhan industry, maka strategi fokus dibangun untuk

melayani target secara baik.

2.1.3 Tipe – Tipe Strategi

Menurut Freddy Rangkuti (2014:6) pada prinsipnya strategi dapat

dikelompokkan berdasarkan tipe-tipe strategi, yaitu :

1. Strategi manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.

Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,

strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai

keuangan, dan sebagainya.

2. Strategi Investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan

yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi

bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi

(4)

3. Startegi Bisnis, sering disebut juga strategi bisnis secara fungsional

karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.

Misalnya, strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional,

strategi distribusi, dan strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.2 Usaha Kecil

2.2.1 Pengertian Usaha Kecil

Sebagai konsep mengacu kepada dua aspek. Pertama, aspek Perusahaan, yang

melakukan aktivitas produktif, mengombinasi faktor-faktor produksi untuk

menghasilkan barang dan jasa, memasarkan dan mencetak keuntungan. Kedua,

Aspek Pengusaha yaitu: orang di balik usaha/perusahaan yang biasanya adalah

pemilik, pengelola sekaligus administrator dari perusahaannya (Anoraga,

2007:50).

Menurut undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, batasan

usaha/industri kecil didefinisikan sebagai berikut: Industri kecil adalah kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu

badan, bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk perniagaan secara

komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah, dan

mempunyai nilai penjualan pertahun sebesar 1 milyar rupiah atau kurang (Irawan,

2007:11).

2.2.2 Karakteristik Usaha Kecil

Menurut Jatmiko (2005:65) Karakteristik atau ciri usaha kecil meliputi:

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti

kaidah administrasi pembukuan standar.

(5)

3. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat

tinggi.

4. Modal terbatas.

5. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas.

6. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk

mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

7. Kemampuan pemasaran sangat terbatas.

8. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,

mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk

mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti

sistem administrasi standa dan harus transparan.

2.2.3 Kelemahan dan Kelebihan Usaha Kecil

Menurut Anoraga (2002 :226), ada kelemahan dan kelebihan yang dimiliki

oleh usaha kecil. Adapun kelemahan dari usaha kecil yaitu:

1. Investasi awal dapat mengalami kerugian

2. Perubahan mode

3. Peraturan pemerintah

4. Persaingan

5. Masalah tenaga kerja

6. Pendapatan tidak teratur

Sedangkan kelebihan dari usaha kecil yaitu:

1. Usaha kecil beroperasi menebar diseluruh pelosok dengan berbagai ragam

(6)

2. Usaha kecil beroperasi dengan invesatsi modal untuk aktiva tetap pada

tingkat rendah.

3. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya yang disebabkan

penggunaan teknologi sederhana.

2.3 Pengembangan Usaha

2.3.1 Definisi Pengembangan Usaha

Menurut Steinford, Pengembangan Usaha adalah aktifitas yang

menyediakan barang atau jasa yang diperlukan oleh konsumen yang memiliki

badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun

badan usaha seperti, pedagang kaki lima yang tidak memiliki surat izin tempat

usaha. Ahli lain yang bernama Hughes dan Kapoor mengatakan bahwa

Pengembangan usaha ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk

menghasilkan dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan.

2.3.2 Tahapan Pengembangan Usaha

Menurut Anoraga (2007:145) Secara umum pengembangan usaha bagi

usahakecil dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tahap 1 : Identifikasi peluang

Peluang perlu diidentifikasi dan dirinci.Untuk itu diperlukan data dan

informasi. Informasi itu biasanya diperoleh dari berbagai sumber, seperti:

1. Rencana perusahaan

2. Saran dan usul manajemen usaha kecil

3. Program pemerintah

4. Hasil berbagai riset peluang usaha

(7)

Tahap 2 : Merumuskan alternatif usaha

Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan perusahaan

atau menejer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat

dibuka.

Tahap 3 : Seleksi alternatif

Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa

alternatif yang terbaik( prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasar

pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Ketersediaan pasar

2. Risiko kegagalan

3. Harga

Tahap 4: Pelaksanaan alternatif terpilih

Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap selanjutnya pelaksanaan

usaha yang terpilih tersebut.

Tahap 5 : Evaluasi

Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap

usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan

masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya

2.3.3 Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan Usaha Pengembangan usaha yang terdiri dari aspek strategi, manajemen

pemasaran, dan penjualan, seperti :

1. Aspek strategi

a. Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi

(8)

b. Menciptakan pasar baru.

c. Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik

konsumen.

2. Aspek manajemen pemasaran

a. Menembus dan menguasai pangsa pasar .

b. Mengolah situasi / peluang pasar yang ada dengan teliti.

c. Memasarkan produk dengan jaringan yang luas seperti impor

produk ke luar negeri.

d. Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen

membeli produk kita, seperti memasang iklan , brosur, dan

lain-lain.

3. Aspek penjualan

a. Memberikan saran tentang perancangan dan menegakkan kebijakan

penjualan dan proses tindak lanjut penjualan .

b. Banyak volume produk yang akan dijual.

2.3.4 Teknik Pengembangan Usaha

Menurut Suryana (2013:156), pengembangan usaha dapat dilakukan sebagai

berikut :

1. Peningkatan Skala Ekonomis

Peningkatan Skala ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala

produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha.

Peningkatan skala ekonomis dilakukan apabila perluasan usaha atau

(9)

mencapai skala ekonomis, jika peningkatan output mengakibatkan

peningkatan biaya jangka panjang, maka baik untuk dilakukan.

2. Perluasan Cakupan Usaha

Perluasan cakupan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha baru,

produk dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi serta

dengan teknologi yang berbeda. Lingkup usaha ekonomis dapat

didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai

oleh total biaya produksi gabungan dalam memproduksi dua atau lebih

jenis produk secara bersama-sama lebih kecil daripada penjumlahan biaya

produksi masing-masing produk apabila diproduksi terpisah.

2.4Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu membantu dalam memberikan gambaran atau menjadi

refrensi bagi calon peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.

Penelitian terdahulu ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam

penelitian strategi pengembangan usaha sesuai dengan kondisi lingkungan

internal dan eksternal usaha. Berikut penelitian terdahulu yang telah

melakukan penelitian yang berhubungan dengan strategi pengembangan

usaha.

1. Dwi ayu arsita sari (2014) dengan judul Strategi pengembangan usaha

pada butik Keika (Studi pada Butik Keika jalan Tb.Simatupang Ruko

Komplek plam Mas, Medan). Berdasarkan hasil analisis SWOT pada

penelitian ini, dengan melakukan analisis terhadap faktor internal berupa

kekuatan dan kelemahan, juga terhadap faktor eksternal yang berupa

(10)

tepat untuk meningkatkan usahanya dengan cara meningkatkan

kenyamanan dan layanan pada konsumen, meningkatkan kualitas produk,

menciptakan produk-produk baru yang lebih variatif dan inovatif,

meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen, menambah jumlah

pegawai, membuat promosi.

2. Melva Ida Sitompul (2010) dengan judul Strategi Pengembangan Usaha

(Studi pada Usaha Mikro Kecil Jamur Tiram Putih di desa Lau Bakeri,

kecamatan Kutalimbaru, kabupaten Deli Serdang). Berdasarka hasil

analisis, strategi yang diterapkan untuk usaha kecil jamur tiram putih yaitu

menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang.

3. Weman Suardi (2005) dengan judul formulasi Strategi Pengembangan

Produk Terhadap Tingkat Volume Penjualan (studi kasus pada PT

Indomilk). Hasil penelitian menunjukkan strategi yang diterapkan adalah

strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk terhadap volume

penjualan dengan menggunakan analisis regeresi dan korelasi.

4. Rima Switha (2015) dengan judul Analisis SWOT dalam menentukan

Strategi Pemasaran Produk Olahan Susu pada PT. Putra Indo Mandiri

Sejahtera. Hasil penelitian nya menetapkan 14 strategi untuk perusahan

tersebut dalam menentukan strategi pemasarannya.

5. Erwin Hakim (2012) yang berjudul Formulasi strategi pengembangan

usaha milkfood barokah, Bogor. Hasil dari penelitian ini yang

menggunakan Matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM. Pada penelitian

(11)

menghadapi pesaing baru dan produk substitusi merupakan alernatif

strategi utama yang dapat dilakukan oleh Milkfood Barokah, karena terkait

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa pemisahan suara voice dan unvoice menggunakan teknik overlaping block zero crossing rate, and short time energy dalam

Peran Bidan dan tenaga kesehatan lain pada hari buka posyandu antara lain sebagai berikut: membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu, menyelenggarakan pelayanan

Tahap pelaksanaan antara lain: (1) Memberikan pre-test kepada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Pontianak tahun ajaran 2014/2015 untuk melihat kemampuan awal siswa; (2)

Pendekatan keluarga sangat penting dalam penatalaksanaan pada pasien usia lanjut yang mengalami depresi, ini dapat diwujudkan oleh keluarga dengan mampu

Berdasarkan tabel hasil pengujian reliabilitas diatas menunjukkan bahwa iklim organisasi memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,876 lebih besar dari 0,60 kepuasan

Secara Yuridis pelaksanaan akad nikah yang tidak dilangsungkan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) dan juga proses pencatatan nikah yang dilakukan pada kasus tersebut yang

Untuk mempermudah peneliti mengetahui hasil belajar siswa, maka bentuk hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk hasil belajar Benjamin Bloom pada

pluvialis dengan konsentrasi inokulum 10%-v/v dan 20%-v/v menunjukkan pola pertumbuhan sel yang relatif sama diamati dari kepadatan selnya namun relatif berbeda