• Tidak ada hasil yang ditemukan

REZA PENYAKIT JANTUNG KORONER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "REZA PENYAKIT JANTUNG KORONER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAKIT JANTUNG KORONER

OLEH :

NAMA : REZA FEBRIANTI A.P NIM : G0C213011

DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

(2)

A. Gejala Awal Penyakit Jantung Koroner

Gejala awal penyakit jantung koroner haruslah Anda ketahui, mengingat penyakit ini jika sudah semakin kronis akan menyebabkan kematian mendadak.

Gejala Jantung Koroner pada kaum laki sedikit beda dari yang terjadi pada kaum wanita. Ini ungkapan dari beberapa ahli. Pada wanita biasanya Gejala Jantung koroner berupa sesak napas. Bila mengeluh sakit, serangannya lebih ke arah perut atau punggung bawah, dan biasanya disertai mual. Rasa sakit di dada tak hanya di sebelah kiri, bisa juga di kanan. Diagnosis Penyakit Jantung Koroner melalui gejala-gejala itu adakalanya sulit dilakukan, karena sering mirip dengan beberapa penyakit lain seperti maopause pada wanita seperti sakit punggung, berdebar-debar, berkeringat dingin, dll. Meskipun tidak sangat detail mengenai Gejala Jantung Koroner yang muncul, tetapi mualilah curiga bila Anda merasa terengah-engah disertai keringat dingin usai melakukan pekerjaan berat. Nyeri dada kiri (angina pektoris) merupakan ciri khas Gejala Penyakit Jantung Koroner. Dan juga dada serasa tertekan diikuti sesak napas. Kadang terasa ada tekanan di bahu atau leher seperti tercekik, dan nyeri di lengan kiri sampai jari-jari. Dalam beberapa kasus sakitnya malah terasa di rahang. Semua keluhan / gejala Jantung Koroner terjadi akibat penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah jantung.

(3)

Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang tersedia sehingga memicu serangan jantung.

Gejala jantung Koroner yang lain, Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak berarturan. Irama detak jantung tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si pasien pun kemungkinan tidak tertolong lagi.

Gejala Jantung koroner, Selama beberapa bulan sebelum serangan jantung biasanya penderita penyakit jantung koroner sering merasa sangat lelah tanpa alasan. Jangan menganggap gejala ini disebabkan oleh kurang tidur dan stres akibat pekerjaan. Bisa kemungkinan Gejala awal penyakit jantung Koroner.

(4)

B. Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang mematikan, maka untuk itu agar terhindar dari penyakit mematikan ini, Anda harus mengetahui penyebab penyakit jantung koroner ini. Juga tidak lupa pula harus menghindari penyebab yang bisa mengakibatkan penyakit jantung koroner ini.

Adapun berikut kami akan kupas tuntas mengenai penyebab penyakit jantung koroner pada kesempatan kali ini.

Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :  Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi

 Kadar Kolesterol HDL rendah  Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

(5)

 Merokok

 Diabetes Mellitus  Kegemukan

 Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga  Kurang olah raga

 Stress

(6)

C. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problemakesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner sehingga usaha pencegahan harus bentuk multifaktorial juga.Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor faktor resiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting dalamusaha pencegahan PJK, baik primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai resiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita. Berbagai Penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens PJK yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960 merupakan Penyebab Kematian utama di negaraIndustri. Mengapa didapatkan variasi insidens yang berbeda saat itu belum diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan jelas terjadi pada keadaan keadaan tertentu. Penelitian epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan

(7)

sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, dsb yang dapat dibuktikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain: umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet,perilaku dan kebiasaan lainnya, stress serta keturunan.

D. Proses dan Mekanisme Penyumbatan

Pada awalnya arteri normal, aliran darah tidak terhalang, tetapi oleh berbagai faktor risiko terjadilah:

Plak, ini dapat menyebabkan arteri mengalami penyum-batan/halangan sebagian. Plak ini dalam waktu lama dapat tumbuh terus, sehingga terjadi penyumbatan total.

Spasm, proses ini menyebabkan pembuluh arteri mengerut dan ruang aliran tinggal sebagian dan bila parah terjadi penghentian darah secara total.

Clot atau disebut juga Platelete clumping’, dalam hal ini terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah. Proses ini dapat berlanjut sedemikian rupa, sehingga menghalangi aliran darah secara total.

Kombinasi dari dua atau lebih peristiwa di atas. Bila kombinasi tersebut terjadi, umumnya dengan cepat terjadi penyumbatan total (100%) pada arteri koroner.

(8)

E. Tanda-tanda atau Gejala Adanya Penyumbatan (PJK)

Karena setiap orang berbeda-beda, tanggapan fisik terhadap perkembangan PJK juga berbeda. Tidak semua orang dengan PJK memiliki simtom atau manifestasi tertentu, tetapi manifestasi yang umum menurut American Health Assosioation (AHA) adalah sebagai berikut:

Tidak ada simtom (Gejala). Banyak dari mereka yang mengalami PJK tidak merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit. Dalam kedokteran kondisi ini disebut silent ischernia. Mereka yang berpenyakit diabetes amat rentan terhadap silent ischemia.

Angina. Formalnya disebut angina pectoris. Angina umumnya ditunjukkan dengan sakit dada sementara sewaktu melakukan gerakan fisik atau olahraga.

Angina tidak stabil (unstable angina). Sakit dada yang tiba-tiba terasa sewaktu dalam keadaan istirahat atau terjadi lebih berat secara tiba-tiba.

Serangan jantung. Bila aliran darah ke pembuluh arteri koroner terhalang sepenuhnya terjadilah serangan jantung atau myocardial infarction (MI).

Penyakit Arteri Koroner ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah. Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung.

Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.

(9)

F. Deteksi Penyakit Jantung Koroner

Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya Penyakit Jantung Koroner antar lain : ECG, Treadmill, Echokardiografi dan Arteriorgrafi Koroner (yang sering dikenal sebagai Kateterisasi)

Dengan pemeriksaan ECG dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan pada jantung Anda dengan tingkat ketepatan 40%. Kemudian bila dianggap perlu Anda akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Treadmill

Echokardiografi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut kemungkinan Anda akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Arteriografi Koroner (Kateterisasi) yang

mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi (99 - 100%) untuk memastikan apakah Anda mempunyai Penyakit Jantung koroner.

Sumber : http://jantungkoronerr.blogspot.com/

https://www.facebook.com/notes/kelompok-awet-hidup-sehat/kenali-mekanisme-sebab-dan-gejala-penyakit-jantung-koroner-pjk/

(10)

BIODATA

Nama : Reza Febrianti Anggraeny Pangestika

Tempat, tanggal lahir : Kuningan jabar, 27 Februari 1996

Pekerjaan : Analis

Pendidikan : SDN BOJONG SALAMAN 04 - 05

SMP Negeri 40 Semarang

SMK Analis Kesehatan Theresiana Semarang

Hoby : Jalan-jalan

Semarang,20 September 2014

Hormat saya,

Reza Febrianti

Referensi

Dokumen terkait

Pada perlakuan tanpa N, aplikasi asam humat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat tajuk basah dan kering, akar kering, dan serapan N meningkat secara

Sari (Dimsum Putri Resto Banjarmasin) belum cukup baik dikarenakan fasilitas ruang kerja dan peralatan penunjang yang belum memadai, hubungan dengan pimpinan dan

Disertasi Viktimisasi Politik Di Indonesia (Suatu Studi Perlindungan Hukum... ADLN Perpustakaan

18 Apakah anda setuju jika pasangan melakukan hubungan seksual jika keduanya sudah dewasa dan sadar terhadap akibat-akibat yang timbul?. 19 Apakah anda setuju jika

[C2, C3,C4, A2,A3] Bertindak dan berprilaku timbal balik antar sesama dalam kegiatan organisasi pada saat perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan teknik sipil, dan

Ini dilihat dari jawaban kuesioner responden, sebanyak 16 atau 80% dari 20 responden yang diteliti menjawab jika di Desa Dolok Merawan pemerintahan desanya melakukan usaha

“Pengertian Perjanjian Sewa Menyewa Secara Umum dan.. Pengaturannya

Tandem parallel parking both upstream stall and downstream stall, in which two cars were parked with additional parking space between them, the additional parking