• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Prioritas Penanganan Ruas Jalan Nasional Panton Labu Simpang – Langsa – Batas Sumut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Prioritas Penanganan Ruas Jalan Nasional Panton Labu Simpang – Langsa – Batas Sumut"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

v ABSTRAK

Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi pada dasarnya merupakan suatu unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan. Ruas jalan Panton Labu/Simpang – Langsa – batas SUMUT merupakan salah satu ruas jalan nasional lintas timur provinsi Aceh dengan panjang ruas 179 km yang terdiri atas 8 ruas dan termasuk dalam kategori jalan arteri primer dan merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat dan berperan penting bagi perekonomian. Hal ini menuntut penyelenggara jalan untuk melakukan penanganan secara maksimal. Permasalahannya adalah masih terbatasnya kemampuan pemerintah dalam melakukan penanganan jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penentuan prioritas dalam penanganan ruas jalan nasional Panton Labu/Simpang – Langsa – batas SUMUT dengan menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process). Kriteria teknis yang digunakan sebagai faktor pembanding adalah kondisi ruas jalan, arus ruas jalan dan biaya penanganan. Dimana hasil analisis dengan metode AHP dibandingkan dengan metode Bina Marga. Hasil analisa dengan metode AHP terhadap kuesioner pada 6 orang responden yang merupakan stakeholders yang terdiri dari wakil perencana program, wakil pelaksana dan wakil pengguna menunjukkan bahwa kriteria kondisi ruas jalan merupakan kriteria yang paling dipertimbangkan dalam menentukan prioritas penanganan jalan yaitu sebesar 56.38 %, kriteria biaya penanganan jalan sebesar 31.55 % dan kriteria arus ruas jalan sebesar 12.03 %. Hasil analisis dengan metode AHP juga menghasilkan 8 urutan prioritas penanganan dimana ruas jalan A.M.Ibrahim (Langsa) adalah prioritas pertama. Hasil perbandingan dengan metode Bina Marga menunjukkan perbedaan urutan prioritas dari kedua metode tersebut. Dimana ruas jalan yang menjadi prioritas pertama dengan metode bina marga adalah ruas jalan Peureulak (km 392) – Batas Kota Langsa. Selain itu juga menunjukkan bahwa satu ruas jalan berada pada posisi peringkat yang sama atau 12.5 % dari total delapan ruas jalan, yaitu ruas jalan batas kota Langsa – batas provinsi Sumatera Utara (SUMUT). Peringkat tujuh ruas jalan lainnya atau 87.5 % dari total delapan ruas jalan posisinya acak (random). Dari daftar peringkat metode analytical hierarchy process (AHP), terdapat empat ruas jalan mengalami penurunan peringkat dan terdapat tiga ruas jalan mengalami peningkatan peringkat setelah dibandingkan dengan hasil penentuan prioritas dengan metode bina marga.

Kata Kunci : Prioritas Penanganan Jalan, AHP (Analitycal Hierarchy Process), Stakeholders

(2)

vi ABSTRACT

Road as one of the transport infrastructure is basically an important element in the development of business life. The road section of Panton Labu/Simpang - Langsa - Batas SUMUT is one of national roads across the eastern province of Aceh with a segment length are 179 km consisting of 8 segments and included in the category of primary arterial road and is one of the traffic lanes populous and important role for economy. This demanded the organizers to perform optimally handling. The problem is the limited ability of the government in handling the road. The purpose of this study was to analyze the prioritization in handling national road Panton Labu/Intersection – Langsa SUMUT Border by using AHP (Analytical Hierarchy Process) method. The technical criteria are used as the differentiating factor is the condition of roads, the current traffic of road and handling costs. Where the results of analysis with AHP method compared to the results of Bina Marga’s method. The results of the analysis with AHP to the questionnaire at 6 respondents who are stakeholders including representatives of program planners, representatives of executive and vice-user indicates that the criteria for road conditions is the criterion of the most considered in determine priority road handling that is equal to 56.38 %, the criteria of cost handling 31.55 % and current traffic criteria of roads by 12.03 %. The results of the analysis with AHP method also generates eight order of precedence handling where the road A.M.Ibrahim (Langsa) is the first priority. The result of the comparison with the Bina Marga’s method showed differences priority order of the two methods. Where the roads are the first priority with the method of Bina Marga is a segment Peureulak (km 392) – Batas Kota Langsa. It also shows that the roads are in a position of equal rank or 12.5 % of the total of eight roads ie roads Batas Kota Langsa – Batas Provinsi SUMUT. Ranked seven other roads or 87.5 % of total eight road got random position. From the ranking list building by Analytical Hierarchy Process (AHP) method, there are four roads suffered downgrades and there are three roads has increased after compared with the results of the rankings prioritization by Bina Marga’s method.

Keywords : Priority of road handling, AHP (Analytical Hierarchy Process), Stakeholders

Referensi

Dokumen terkait

Arithmetic Logic Unit 8 bit Spartan 2 FPGA dengan menggunakan Xilinx ISE 10.1 telah dapat di implementasikan pada FPGA dan hasil keluaran telah sesuai dengan

Berdasarkan hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai kinerja sentra industri kerajinan kayu di Kecamatan Kepanjenkidul yang diukur

Tinjauan Tentang Metode Bamboo Dancing 1.. Penegertian Metode Bamboo

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa setting relay arus lebih (OCR) dan relay gangguan tanah (GFR) yang digunakan sebagai pengaman trafo baru dan

Hasil dari penilaian risiko sosial diperoleh bahwa skenario bahaya yang mungkin akan terjadi di lajur pipa gas LPG berada pada tingkat aman atau tidak

Juga dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang menganggap pembelajaran Bahasa Indonesia mendengarkan dari peneliti sulit dipahami dan membosankan sehingga

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik Elektro,

L idah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu tanaman yang dapat diolah menjadi berbagai aneka makanan dan minuman Pada pembuatan makanan dan minuman tersebut yang dimanfaatkan