• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1200071 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1200071 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Fina Fidiana Melati, 2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dalam penelitian mengenai penerapan model Problem

Based Learning untuk meningkatan pemahaman konsep matematis siswa kelas V

di salah satu SD Negeri di Kota Bandung dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran Matematika dengan menerapkan model Problem Based

Learning terdiri dari lima tahap, yaitu menyatakan ulang sebuah konsep,

mengklasifikasikan objek tertentu sesuai dengan konsepnya, memberikan

contoh dan bukan contoh dari suatu konsep dan menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis. Proses pembelajaran Matematika

dengan menggunakan model Problem Based Learning pada pokok bahasan

Sifat-sifat Bangun Datar mengalami perkembangan dari siklus I ke siklus II.

Pada siklus I, tahap-tahap PBL masih belum terlaksana dengan maksimal

dikarenakan beberapa hal yaitu siswa masih belum dapat memahami masalah

yang akan dipecahkan, prinsip PBL yaitu kolaborasi masih terlihat karena

terdapat siswa yang tidak aktif dalam diskusi, serta tidak adanya penarikan

solusi final yang menjadi kesimpulan dari pembelajaran PBL. Kemudian pada

siklus II, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

permasalahan dengan tujuan siswa memahami dan tahu apa yang harus mereka

kerjakan, pemberian masalah yang akan diteliti secara mandiri dan kelompok,

dan adanya penarikan solusi final dari keseluruhan solusi-solusi yang telah

diutarakan. Sehingga pada siklus II ini, proses pembelajaran sudah dilaksanakan

secara maksimal dengan keterlaksanaan pembelajaran sangat baik.

2. Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman

konsep matematis siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan skor

rtaa-rata siswa, ketuntasan belajar siswa serta persentase tingkat keberhasilan siswa.

Skor rata-rata siklus I adalah 55,65 dan rata-rata skor II adalah 64,34,

peningkatan skor rata-rata dari siklus I ke siklus II adalah 8,69. Selain itu

ketuntasan belajar siswa dari siklus I adalah 43% siswa telah mencapai KKM

sedangkan pada siklus II 74% siswa telah mencapai KKM dengan peningkatan

(2)

66

Fina Fidiana Melati, 2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 siswa (56,52%) pada kriteria rendah dan siklus II terdapat 8 (34,78%) siswa

dengan kriteria tinggi. Sehingga persentase tingkat keberhasilan siswapun

meningkat dari kriteria rendah ke kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya level

peningkatan berdasarkan tabel terdapat siswa 6 siswa pada kriteria rendah, 8

siswa pada kriteria sedang dan 9 siswa pada kriteria tinggi. Jadi model Problem

Based Learning dinyatakan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis

siswa kelas V Sekolah Dasar pada pokok bahasan Sifat-Sifat Bangun Datar.

B. Rekomendasi

Sebagai timbal balik dari hasil penelitian, berikut ini merupakan

rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dan

secara khususnya penerapan model Problem Based Learning dalam peningkatan

pemahaman konsep matematis siswa. Berikut adalah tahapan spesifik yang guru

rekomendasikan:

1. Pada tahap orientasi masalah, guru harus memberikan kesempatan bertanya

kepada siswa untuk memahami bentuk dari masalah yang disajikan.

2. Pada tahap mengorganisasikan siswa untuk meneliti, guru harus membentuk

anggota kelompok yang heterogen baik dari segi jenis kelamin ataupun tingkat

kognitifnya.

3. Pada tahap membantu investigasi mandiri dan kelompok, guru harus

memfokuskan kegiatan pada diskusi secara berkelompok. Serta guru harus

menetapkan alokasi waktu yang jelas, hal ini dikarenakan pembelajaran dengan

menerapkan PBL akan menyita waktu yang lama sehingga langkah-langkah

yang lain tidak akan terlaksana secara maksimal.

4. Pada tahap pengembangan dan presentasi artefak dan exhibits, guru harus

menyesuaikan masalah dengan tingkat kognitif siswa agar tujuan dari

pembelajaran dapat tercapai.

5. Pada tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah, guru

harus membimbing siswa untuk menarik solusi final dan melakukan refleksi.

Serta apabila guru melaksanakan tes evaluasi, guru harus menyusun soal dengan

(3)

67

Fina Fidiana Melati, 2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Referensi

Dokumen terkait

yaitu barisan pertama, yang bermakna kaum sufi yang berada di barisan pertama di depan Tuhan.Ketiga istilah tasawuf berasal dari kata al-shuffah

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Delapan bulan Februari tahun Dua Ribu Tiga Belas, kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah bersumber dari syariat yakni alquran dan hadis, dan akal tidak memiliki peran dalam ilmu-ilmu syariah kecuali

Disi dengan seluruh Dasar Pengenaan Pajak yang berasal dari Faktur Pajak rekanan yang pembayarannya dilakukan pada Masa Pajak yang bersangkutan termasuk pembayaran

menempel gambar bentuk wayang pada kardus bekas kemudian diberi tusuk sate sebagai pegangannya. - Menghitung

Sehingga dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa ketinggian optimal dari variabel ketinggian untuk kedua parameter penelitian (besi dan mangan) terdapat pada

projection so supporting the standard projection clause, too, is of no use in practice (but may require additional effort in. implementations): If the target property is optional

The geometry of individual buildings in LOD1 and LOD2 may be represented in a multitude of valid forms within the same LOD. For instance, the top of a LOD1 building may represent