• Tidak ada hasil yang ditemukan

“IMAMAH DAN ‘ISMAH DALAM TAFSIR SYI’AH ISNA ‘ASYARIYAH DAN ZAIDIYAH (Studi Komparatif Penafsiran Dalil Imamah dan ‘Ismah dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an karya al-Tabataba‘i dan Fath al-Qadir karya al-Syaukani - Institutional Repository of IAIN Tulungag

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“IMAMAH DAN ‘ISMAH DALAM TAFSIR SYI’AH ISNA ‘ASYARIYAH DAN ZAIDIYAH (Studi Komparatif Penafsiran Dalil Imamah dan ‘Ismah dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an karya al-Tabataba‘i dan Fath al-Qadir karya al-Syaukani - Institutional Repository of IAIN Tulungag"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

130

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan pada penelitian ini dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Al-T{aba>t}aba>'i> konsisten menafsiri ayat-ayat yang biasa dijadikan sebagai

dalil ima>mah Syi ah Imamiyah seperti Q.S. Baqarah [02]: 124, al-Ma>idah [05]: 55 dan 67 sesuai dengan paham yang dianutnya. Dia juga

menjadikan ayat-ayat tersebut sebagai dalil dari ajaran ima>mah Syi ah. Sedangkan al-Syauka>ni> tidak menjadikan ayat-ayat tersebut sebagai dalil

ima>mah secara tegas. Dia secara implisit mengakui bahwa Q.S. al-Ma> idah [05]: 67 berhubungan dengan kepemimpinan Ali> bin Abi> T{a>lib.

sedangkan untuk Q.S. al-Baqarah [02]: 124 dan al-Ma> idah [05]: 55 tidak

ada hubungannya sama sekali dengan kepemimpinan Ali.

2. Al-T{aba>t}aba>'i> juga konsisten menggunakan Q.S. Baqarah [02]: 124,

al-Nisa> [04]: 59 dan al-Ah}za>b [33]: 33 sebagai dalil legitimasi ‘is}mah al-Ima>m Syi ah. Sedangkan Syauka>ni> tidak sependapat dengan al-T{aba>t}aba>'i>. Dia sama sekali tidak menyinggung tentang masalah ‘is}mah al-Ima>mSyi ah ketika menafsiri ayat tersebut.

3. Persamaan dan perbedaan penafsiran serta faktor-faktor penyebabnya

adalah sebagai berikut:

(2)

131

a. Persamaan penafsiran

1) Sumber penafsiran yang mereka gunakan sama. Mereka

sama-sama berusaha memadukan antara sumber akal (bi al-ra’yi) dan sumber riwayat (bi al-riwa>yah) walaupun dengan porsi yang berbeda-beda.

2) Keduanya konsisten menggunakan asba>b al-nuzu>l untuk menafsirkan suatu ayat, jika memang asba>b al-nuzu>l tersebut ditemukan.

3) Dari segi isi penafsiran, uatamanya dalam Q.S. al-Ma> idah [05]: 67

ada sedikit persamaan di antara keduanya. Al- T{aba>t}aba>'i> secara

jelas menjadikan ayat tersebut sebagai dalil ima>mah-nya Ali> bin Abi> T{a>lib. Sedangkan al- Syauka>ni> secara implisit juga mengakui

bahwa ayat tersebut berhubungan dengan kepemimpinan Ali bin

Abi Talib.

b. Perbedaan penafsiran

1) Al-T{aba>t}aba>'i> dan al-Syauka>ni> banyak berbeda dalam pemilihan

makna suatu lafaz yang memiliki banyak arti (musytarak) dan lafaz yang bisa dimaknai secara hakiki dan majasi.

2) Al-T{aba>t}aba>'i> dan al-Syauka>ni> juga berbeda dalam penggunaan

(3)

132

3) Mayoritas isi penafsiran al-T{aba>t}aba>'i> dan al-Syauka>ni> juga

berbeda. Apalagi untuk ayat yang djadikan dalil ‘is}mah al-Ima>m, al-Syauka>ni> sama sekali tidak menganggap ayat-ayat tersebut

sebagai dalil ‘is}mah al-Ima>m sebagaimana yang diyakini oleh al-T{aba>t}aba>'i>.

c. Faktor penyebab perbedaan penafsiran

1) Faktor internal

Ayat al-Qur'an umumnya dan juga ayat yang dijadikan dalil

ima>mah dan ‘is}mah al-Ima>m khususnya ada suatu lafaz yang mempunyai banyak arti (musytarak) dan lafaz yang bisa dimaknai secara hakiki dan majasi.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini antara lain adanya perbedaan ideologi yang

dianut. Al-T{aba>t}aba>'i> adalah pengikut setia Syi ah Imamiyah

sedangkan al- Syauka>ni> adalah pengikut Syi ah Zaidiyah. Faktor

lainnya adalah perbedaan mereka dalam menggunakan metodologi

penafsiran, utamanya yang berkaitan dengan asba>b al-nuzu>l. Faktor terakhir adalah konteks sosial. Al-T{aba>t}aba>'i> tumbuh

dilingkungan yang menjadi basis Syi ah Imamiyah yakni Iran.

Sedangkan al-Syauka>ni> tumbuh dilingkungan pengikut Syi ah

(4)

133

B. Saran

Setelah melakukan proses penelitian, mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dan akhirnya menemukan jawabanya,

peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang belum pernah

peneliti dapatkan sebelumnya. Dari pengalaman tersebut, ada beberapa saran

khusus dari peneliti agar diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pembaca:

1. Ketika membaca teks-tejs tafsir, seharusnya penilmat tafsir tidak hanya

menikmati apa yang tertuang secara tekstual, akan tetapi perlu kiranya

membaca sesuai dengan konteks teks itu muncul serta harus bisa

menangkap maksud dan tujuan kitab tersebut dikarang. Sehingga

penikmat tafsir bisa melakukan kritik terhadap teks-teks tersebut.

2. Menurut peneliti, penelitian ini tidak cukup berhenti sampai di sini saja.

Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk memperkuat signifikansinya.

Hal ini karena apa yang peneliti lakukan hanya membahas sebab

terjadinya perbedaan. Peneliti hanya bergerak dari teks menuju konteks.

Maka dari itu, perlu untuk dilakukan selanjutnya yaitu kontekstualisasi

kedua penafsiran.

3. Perlu juga dilakukan pengomparasian terhadap ruang lingkup konsep yang

sama tetapi dengan mufassir yang berbeda atau terhadap konsep-konsep

yang lain dalam lingkup kedua mufassir, atau khususnya konsep-konsep

Referensi

Dokumen terkait

kafa’ah dalam kitab fiqh munakahat dan persepsi aktivis Lembaga Dakwah Kampus dimana dalam fiqh munakahat menjadikan agama (akhlak),

Orang tua peneliti, Mama Ipa dan Papa Mato tersayang, terima kasih atas kepercayaan yang mama dan papa berikan sehinga Nhu bisa berkuliah di Yogyakarta juga

Sedangkan penderita obesitas yang sudah terkena stroke, perlu dilakukan pemahaman agar menurunkan lingkar pinggangnya dengan berolahraga serta gaya hidup sehat, agar setidaknya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema yang sama dapat meneliti mengenai hal-hal lain diluar tema faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menjadi wirausaha

Pembuatan dan Penyusunan Dokumen Profile Desa/Kelurahan BPMPD 1 Paket Rp 30,375,000.00. 5 Pemeliharaan rutin/berkala

mengunakan sistem alternatif saja dalam pelaksanaan tindak KDRT yang sangat. berat, maka adanya indikasi suatu ketidakadilan bagi korban KDRT, dimana

Perealisasian penyediaan sarana dan prasarana olahraga merupakan lanjutan dari sebuah perencanaan yang telah direncanakan. Dalam penyediaan sarana dan prasarana olahraga

Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I adalah masalah kemiskinan dengan menggunakan metode problem solving. Standar kompetensinya yaitu mengenal sumber daya