62
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa tindakan kekerasan
khususnya kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu perbuatan yang tidak
berprikemanusian yang dapat menimbulkan suatu penderitaan kepada pihak yang
lemah. Tindakan ini bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan Hak Asasi
Manusia.
Dalam hal ini Negara Indonesia telah mewujudkan Indonesia sebagai Negara
Hukum. Yang di dalamnya telah menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia,
dengan dibuatnya dasar peraturan perundang-undangan untuk memberikan
perlindungan terhadap hak asasi manusia, secara khusus memberikan perlindungan
terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga melalui Undang-Undang No. 23
63
SARAN
Undang-Undang KDRT sudah sangat efektif guna memberikan perlindungan
hukum terhadap korban KDRT, namun perlunya ditinjau mengenai batas penjatuhan
sanksi minimal, baik penjara ataupun denda untuk adanya kepastian hukum, serta
sifat alternatif sanksi dalam UU KDRT perlu adanya pertimbangan dari pemerintah
untuk mengunakan suatu sistem kumulatif-alternatif, karena apabila hanya
mengunakan sistem alternatif saja dalam pelaksanaan tindak KDRT yang sangat
berat, maka adanya indikasi suatu ketidakadilan bagi korban KDRT, dimana pelaku
tindak kekerasan dapat dengan mudah bebas dari penjara hanya dengan membayar