BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan Analisa terhadap Rumusan Masalah, maka dapat disimpulkan bahwa
secara umum masih tingginya jumlah KDRT, menunjukkan tingkat pemahaman terhadap
UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, masih
belum dikenal luas. Perlindungan Hukum secara normatif telah cukup dalam
Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, tetapi senyatanya Penghapusan
sebagai satu kata kunci dalam undang-undang tersebut, masih jauh dari memadai.
Walau demikian diperlukan langkah-langkah konkrit untuk memberrikan
perrlindungan hukum khususnya kepada para korban KDRT. Agar masyarakat mengenal
substansi Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, maka
diperrlukan pengenalan yang lebih mendalam terhadap: aspek-aspek seperti: Pengertian
KDRT, Lingkup Rumah Tangga, Bentuk-bentuk KDRT, Sikap Ketika Ada Yang
Menjadi Korban, Pelaporan KDRT, Pembuktian; Kewajiban Masyarakat; Hak-hak
Korban KDRT, Bentuk Perlindungan atau Pelayanan kepada Korban KDRT, dan sanksi
Pidana.
Masih tinggi dan bervariasinya KDRT memerlukan kerja keras yang lebih lagi
dari pemerintah, masyarakat, lembaga-lembaga pegiat keluarga dan rumah tangga, serta
B.
Saran
1. Kepada Pemerintah, perlu memperkuat sistem hukum pengurusan KDRT, baik itu
hukunya sendiri, aparat penegak hukum, anggaran penegakan hukum dan
pembangunan budaya hukum.
2. Kepada Masyarakat, perlu pembangunan kesadaran hukum yang lebih maju tentang
negara hukum dan HAM, khususnya tentang Penghapusan KDRT.
3. Kepada para akademisi dan pegiat Penghapusan KDRT, diperlukan penelitaian dan