• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh IAA dan BAP Terhadap Induksi Tunas Mikro Dari Eksplan Bonggol Pisang Kepok (Musa paradisiaca L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh IAA dan BAP Terhadap Induksi Tunas Mikro Dari Eksplan Bonggol Pisang Kepok (Musa paradisiaca L)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pisang merupakan salah satu produk unggulan di Indonesia. Pertumbuhan

pisang yang optimum di Indonesia didukung oleh kesuburan tanah serta faktor iklim

yang sesuai sehingga pisang dapat tumbuh di berbagai macam daerah di wilayah

Indonesia dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Rasanya yang manis membuat

banyak orang sangat gemar mengkonsumsi buah pisang. Buah pisang merupakan

tanaman hortikultura bernilai ekonomis yang dapat dikonsumsi oleh semua lapisan

masyarakat tanpa memandang status ekonominya (Sobardini et al., 2006).

Indonesia juga termasuk negara tropis yang memasok pisang ke Jepang,

Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Belanda, Amerika Serikat, dan

Perancis. Selain untuk konsumsi segar, beberapa kultivar pisang juga dimanfaatkan

sebagai bahan baku industri olahan pisang, seperti keripik, sale, dan tepung.Salah

satu jenis pisang olahan untuk pembuatan keripik adalah pisang Kepok. Oleh karena

nilai komersialnya cukup tinggi, tanaman pisang Kepok ditanam secara luas.

Penanaman secara besar-besaran tersebut menghadapi kendala karena tanaman

tersebut rentan terhadap penyakit darah yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas

solanacearum (Nugroho et al., 2000).

Tingkat produksi buah pisang pada tahun 2013 di Indonesia menurut Badan

Pusat Statistik sebesar 6.132.695 ton pertahun, produksi ini meningkat pada tahun

2014 yaitu sebesar 6.189.052 ton per tahun. Pada tahun 2015 produksi pisang secara

nasional mengalami penurunan sebesar 5.359.126 ton pertahun. Tingkat kebutuhan

(2)

menunjukkan konsumsi pisang selalu menempati posisi tertinggi di antara jenis buah

yang lain. Pada tahun 2015, konsumsi pisang mencapai 5,68 kilogram per kapita per

tahun (BPS, 2016).

Tanaman pisang pada umumnya di perbanyak melalui perbanyakan vegetatif

dan sangat sulit melalui biji, karena tanaman pisang bersifat “parthenocarpy”.

Ketersediaan bibit dari anakan sangat terbatas jumlahnya, Oleh karena itu untuk

penyediaan bibit pisang secara besar-besaran dilakukan melalui teknik kultur

jaringan. Dengan perbanyakan tanaman pisang melalui kultur jaringan, dapat

diperoleh bibit yang seragam bebas dari penyakit atau virus (Mochamad et al., 1998).

Tanaman pisang kepok termasuk tanaman yang serbaguna. Selain buahnya,

bagian lainnya juga dapat dimanfaatakan. Bonggol pisang kepok dapat dijadikan soda

sebagai bahan baku sabun dan pupuk kalium. Batangnya dapat digunakan penghasil

serat bahan baku kain dan makanan ternak. Daun pisang kepok banyak digunakan

sebagai pembungkus makanan tradisional.(Sucipto,2003).

Pisang kepok memiliki banyak manfaat dan mineral, buah pisang juga sangat

berkhasiat untuk penyembuhan penderita anemia, menurunkan tekanan darah,

memberikan tenaga untuk berpikir, kaya serat untuk membantu diet, membantu

perokok untuk menghilangkan pengaruh nikotin, mencegah stroke, mengontrol

temperatur badan terutama bagi ibu hamil, menetralkan asam lambung, menyehatkan

saluran pencernaan, mencegah sembelit, sumber kalium dan potassium,

meningkatkan fungsi ginjal, memperkuat tulang, meningkatkan energi, menyehatkan

(3)

resiko diabetes, menurunkan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh,

menjaga kesehatan mata.

Pisang kepok cocok untuk makanan olahan. Jenis pisang kepok ini yang lebih

dikenal adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning dengan warna daging

yang sama seperti namanya. Daging buah bertekstur agak keras dengan aroma yang

kurang harum. Kulit buah sangat tebal dan berwarna hijau kekuningan pada buah

yang telah masak. Pisang kepok kuning rasanya lebih enak dari pada pisang kepok

putih. Dalam satu tandan dapat mencapai 10-16 sisir (satu sisir berisi 20 buah pisang

kepok) dengan berat per tandan 144-22 kg (Nisa dan Rodinah, 2005)

Pengadaan bibit unggul secara konvensional sulit mendapatkan bibit yang

berkualitas dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Salah satu keungguluan

perbanyakan tanaman melalui teknik kultur jaringan adalah sangat dimungkinkan

mendapatkan bahan tanam dalam jumlah besar dalam waktu singkat (Priyono et al,

2000).

Kendala utama dari produksi pisang adalah ketersediaan bibit tanaman.

Kebutuhan pisang dipasaran tidak diimbangi dengan produksi yang ada. Perbanyakan

pisang biasanya dilakukan dengan menggunakan anakanakan pisang yang tumbuh

disekitar induk tanaman. Bila terus dipertahankan cara ini,lama-kelamaan

ketersediaan bibit pisang akans emakin berkurang. Perbanyakan pisang selain dengan

cara vegetatif seperti di atas,juga bisa dibudidayakan dengan teknik kultur jaringan

dan dengan teknik ini diharapkan menyelesaikan masalah pengadaan bibit tanaman

(4)

Dalam kultur jaringan pisang, sampai saat ini yang banyak dikenal adalah

kultur dengan eksplan bonggol. Apabila dibandingkan dengan jantung pisang maka

mendapatkannya lebih mudah dan jumlah eksplan yang didapat lebih banyak bahkan

mencapai 200 eksplan setiap jantung pisang, serta lebih kecil resikonya terhadap

kontaminasi sebab bukan berasal dari tanah dan tertutup rapat oleh kelopak

(Nisa & Rodinah, 2005).

Teknik kultur jaringan merupakan salah satu usaha yang dapat ditempuh

untuk mendapatkan bibit yang berkualitas dalam usaha penyediaanbibit pisang.

Melalui teknik perbanyakan ini dapat dihasilkan bibit pisang yang seragam dan

memiliki sifat yang identik dengan induknya, serta dapat di usahakan tanaman yang

bebas virus dan penyakit. Selain itu bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak

dengan waktu yang relatif singkattanpa dibatasi iklim dan musim (Sunarjono, 2002).

Salah satu faktor penentu keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur

jaringan adalah media kultur. Komponen media yang menentukan keberhasilan kultur

jaringan yaitu jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh (ZPT) yang digunakakn.

Jenis dan konsentrasi ZPT tergantung pada tujuan dan tahap pengkulturan. Auksin

dan sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan dalam media

budidaya jaringan dan diberikan dalam konsentrasi yang sesuai dengan pertumbuhan

yang diinginkan. Konsentrasi hormon pertumbuhan pada medium kultur jaringan

sangat berperan dalam morfogenesis (Ali et al., 2007).

Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian guna mengetahui

pengaruh IAA dan BAP terhadap induksi tunas mikro dari eksplan bonggol pisang

(5)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi IAA dan BAP

terhadap eksplan bonggol pisang kepok dalam pembentukan tunas mikro.

Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh kombinasi IAA dan BAP terhadap induksi tunas mikro dari

eksplan bonggol pisang kepok.

Kegunaan penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh data dalam penyusunan

skripsi dan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di fakultas

pertanian universitas sumatera utara medan serta sebagai bahan informasi bagi pihak

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lain yang berperan dalam kegagalan praktik pemberian ASI ekskluisf pada penelitian ini dikarenakan subyek dengan pengetahuan rendah terkait dengan kandungan dan

kedisiplinan di Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor baik dari indikator perumusan tujuan, jumlah pembina, media yang digunakan, monitoring,

Salah satu upaya meningkatkan kemampuan konsep bilangan yaitu dengan menggunakan permainan kaleng indah di dapat dari hasil pengamatan dan observasi pembelajaran bahwa

Obyektif : anak terlihat kurus, terlihat pendiam dan pemalu, BB 8,4 kg, TB 80 cm, lingkar kepala 45 cm, LILA 15 cm, berat badan pada KMS berada dibawah garis

Judul : Keefektifan Model Penemuan Terbimbing ( Guided Discovery ) dengan Scientific Approach dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya dalam Meningkatkan Prestasi

Data-data yang dimasukkan ( input ) dalam program ini adalah data-data numerik dalam format tabel dengan n -data yang berupa tabel data hujan ( P ), tabel data

dari percobaan dan perhitungan laju korosi yang telah dilakukan, memang laju korosi paling besar baik pada percobaan korosi basah maupun korosi atmosferik

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merupakan bentuk pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kepada masyarakat Desa