• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Prioritas Teknik Sampling Menggunakan Analytical Hierarchy Process (Ahp)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Prioritas Teknik Sampling Menggunakan Analytical Hierarchy Process (Ahp)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN PRIORITAS TEKNIK SAMPLING

MENGGUNAKAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Studi Kasus Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) Badan Pusat

Statistik Kabupaten Asahan

SKRIPSI

GINANZAR WAHYUDI

090823011

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENENTUAN PRIORITAS TEKNIK SAMPLING

MENGGUNAKAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Studi Kasus Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) Badan Pusat

Statistik Kabupaten Asahan

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains

GINANZAR WAHYUDI

090823011

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN PRIORITAS TEKNIK SAMPLING

MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP) STUDI KASUS

KOORDINATOR STATISTIK KECAMATAN

(KSK) BADAN PUSAT STATISTIK

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN PRIORITAS TEKNIK SAMPLING

MENGGUNAKAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Studi Kasus Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) Badan Pusat

Statistik Kabupaten Asahan

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan

sumbernya.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih,

dengan anugerah dan kasih setia-Nya sehingga skripsi ini dapat saya

diselesaikan.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada:

1.

Bapak Dr. Sutarman, M.Sc ,selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2.

Bapak Prof.Dr.Tulus, ,M.Si dan Ibu Dra.Mardiningsih,M.Si. Selaku ketua dan sekretaris Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Departemen Matematika.

3.

BapakDrs. Pengarapen Bangun, M.Si dan Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku pembimbing dalam penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dan kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan skripsi ini.

4.

Bapak Drs. Gim Tarigan, M.Si dan Bapak Dr. Pasukat Sembiring, M.Si selaku dosen penguji.

5.

Ibu Ir. Hj. Tuti Hidayati, M.Si, selaku Kepala BPS Kabupaten Asahan yang telah mendukung dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6.

Teristimewa buat orangtua, istri dan putri tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa , juga buat saudara-saudaraku yang terkasih atas perhatian dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S-1.

7.

Buat para sahabat di BPS Kabupaten Asahan yang telah bersedia memberikan preferensinya serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan tulisan ini.

Medan, Juli 2014

Penulis

(6)

ABSTRAK

Penentuan penggunaan teknik sampling tertentu dalam sebuah pengambilan sampel,

tidak selalu menjadi hal yang mudah untuk dilakukan. Keragu-raguan seorang

pengambil sampel dalam menentukan teknik sampling yang akan digunakan sering

membuat pelaksanaan sampling tersebut menjadi sulit.

AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah sebuah metode yang dapat

digunakan untuk menentukan ranking atau tingkatan (hierarchy) dari berbagai

alternatif yang ada dalam sebuah permasalahan. Metode AHP menguraikan masalah

multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki yang melakukan pengukuran untuk

menemukan skala rasio perbandingan berpasangan, baik untuk data diskrit maupun

kontinu. Metode ini juga akan dapat menguraikan masalah multi kriteria seperti

penentuan teknik sampling yang akan digunakan pada sebuah penelitian, karena AHP

akan menghasilkan urutan ranking atas semua teknik sampling yang diteliti.

Pertama, AHP akan mendefenisikan masalah, yang kemudian dibuat suatu

struktur hirarki (tingkatan) dengan menjadikan tujuan umum sebagai awal pembuatan

hirarkinya lalu dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan

alternatif-alternatif pada hirarki paling bawah. Selajutnya, dibentuk sebuah matriks

perbandingan berpasangan untuk setiap pasangan elemen maupun kriteria yang

menjadi topik pembahasan. Perbandingan-perbandingan ini diambil dari ukuran aktual

atau skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif si

(7)

ABSTRACT

Determine of the specific sampling techniques to use in a sampling, not always be an

easy thing to do. Indecision of a sampler in determining a sampling technique that will

be used often make the implementation of the sampling becomes difficult.

AHP (Analytical Hierarchy Process) is a method that can be used to determine

ranking or level (hierarchy) of the various alternatives that exist in a problem. AHP

method outlines a complex multi-criteria problem into a hierarchy which take

measurements to find a ratio scale pairwise comparisons, for both continuous and

discrete data. This method will also be able to describe the problem of multi criteria

such as the determination of the sampling technique to be used in a study, because the

AHP will generate rank ordering of all sampling techniques are studied.

First, AHP will define the problem, which then created a hierarchical structure

(levels) to make general purpose as the initial manufacture of the hierarchy followed

by sub-objectives, criteria and possible alternatives to the very bottom of the

hierarchy. Following that, formed a pairwise comparison matrix for each pair of

elements or criteria that became the topic of discussion. These comparisons are taken

from the actual size or scale basis that reflects the relative strength of the feelings and

(8)

DAFTAR ISI

2.10 Nonprobability/ Nonrandom Sampling 34

BAB 3 PEMBAHASAN 36

(9)

3.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Semua Kriteria (dalam

Probability Sampling) 39

3.3 Perhitungan Total Prioritas Global 45

3.3.1 Faktor Evaluasi Total (Dalam probability Sampling) 45

3.3.2 Total Ranking 45

3.4 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Semua Kriteria (dalam

Non-Probability Sampling) 46

3.4.1 Faktor Evaluasi Total (Dalam Non-probability Sampling) 50

3.4.2 Total Ranking 51

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 52

4.1 Kesimpulan 52

4.2 Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 54

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan 11

Tabel 2.2 Random Indeks (RI) 12

Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Berpasangan 14

Tabel 2.4 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan 15

Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Semua Faktor 37

Tabel 3.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap Untuk Semua Faktor 37

Tabel 3.3 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap yang Dinormalkan 38

Tabel 3.4 Faktor Evaluasi Semua Kriteria 38

Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Tingkat Kesulitan 39

Tabel 3.6 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap untuk Kriteria

Tingkat Kesulitan 39

Tabel 3.7 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap yang Dinormalkan 40

Tabel 3.8 Matriks Tingkat Kesulitan 40

Tabel 3.9 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Prosedur

Pelaksanaan 41

Tabel 3.10 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap untuk Prosedur

Pelaksanaan 41

Tabel 3.11 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap yang Dinormalkan 42

Tabel 3.12 MatriksProsedur Pelaksanaan 42

Tabel 3.13 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Efisiensi

Waktu/ Dana 43

Tabel 3.14 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap untuk Efisiensi

Waktu/ Dana 43

Tabel 3.15 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap yang Dinormalkan 44

Tabel 3.16 Matriks Efisiensi Waktu/ Dana 44

Tabel 3.17 Matriks Hubungan Antara Kriteria dan Alternatif 45

Tabel 3.18 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk kriteria Tingkat Kesulitan 46

Tabel 3.19Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap Tingkat Kesulitan 46

(11)

Tabel 3.21 Matriks Tingkat Kesulitan 47

Tabel 3.22 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk kriteria Prosedur Pelaksanaan 47

Tabel 3.23 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap Prosedur Pelaksanaan 48

Tabel 3.24 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap yang Dinormalkan: 48

Tabel 3.25 Matriks Prosedur Pelaksanaan 48

Tabel 3.26 Matriks Perbandingan Berpasangan untuk kriteria Efisiensi

Waktu/Dana 49

Tabel 3.27 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap Efisiensi Waktu/Dana 49

Tabel 3.28 Matriks Perbandingan Berpasangan Lengkap yang Dinormalkan: 49

Tabel 3.29 Matriks Efisiensi Waktu/Dana 50

Tabel 3.18 Matriks Hubungan Antara Kriteria dan Alternatif 50

Tabel 4.1 Urutan Prioritas Untuk Setiap Kriteria dalam Probability Sampling

Beserta Nilai Prioritasnya 52

Tabel 4.2 Urutan Prioritas Untuk Setiap Kriteria dalam NonProbability Sampling

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Complete Hierarchy 10

Referensi

Dokumen terkait

ingredient (measure (fraction 1 4) teaspoon) (preparation dried basil) 1/4 teaspoon dried basil ingredient (measure (fraction 1 4) teaspoon) paprika 1/4 teaspoon paprika

mutu pembelajaran guru di Pondok Pesantren Putri Sunan. Pandanaran

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANYUMAS TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN

Didalam penjelasan Dokumen Pengadaan yang berisi gambar – konstruksi, ketentuan pelaksanaan bestek diharapkan Penyedia betul – betul teliti

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setelah Penyedia Mengunduh Dokumen Pengadaan dari LPSE, Didalam Dokumen Pengadaan setelah diadakan pembahasan diberi kesempatan untuk mengajuka secara on line. Didalam

(2) Dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah dari pada NJOP yang digunakan dalam pengenaan

Setiap perubahan yang terjadi akan memengaruhi komponen lain yang ada dalam jaring-jaring makanan di dalam sebuah ekosistem1. Apa saja akibat