• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Financial Literacy dan Financial Behavior Mahasiswa Baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbedaan Financial Literacy dan Financial Behavior Mahasiswa Baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Pada umumnya, negara berkembang ingin memperluas inklusi keuangan dengan baik. Terlebih sejak 1 Januari 2016 Indonesia telah menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berdampak pada tingginya tingkat kompetisi ekonomi di Indonesia karena terhubung dengan perekonomian global yang membawa investor–investor asing masuk secara bebas ke Indonesia. Inklusi keuangan adalah kegiatan menyeluruh untuk meniadakan segala bentuk hambatan, baik bersifat harga maupun non harga, terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan. Maju atau mundurnya inklusi keuangan pada suatu negara salah satunya dipengaruhi oleh tingkat literasi keuangan masyarakat.

(2)

meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan keyakinan

(confidence) masyarakat agar mereka mampu mengelola keuangan pribadi dengan

lebih baik (Foruminvest.biz, 19 Juli 2014).

Literasi keuangan erat kaitannya dengan manajemen keuangan dimana semakin tinggi tingkat literasi keuangan individu maka semakin baik pula manajemen keuangan individu tersebut. Manajemen keuangan pribadi merupakan salah satu aplikasi dari konsep manajemen keuangan pada level individu. Manajemen keuangan yang meliputi aktivitas perencanaan, pengelolaan dan pengendalian keuangan, sangatlah penting untuk mencapai kesejahteraan finansial. Aktivitas perencanaan meliputi kegiatan untuk merencanakan alokasi pendapatan yang diperoleh akan digunakan untuk apa saja. Pengelolaan merupakan kegiatan untuk mengatur/mengelola keuangan secara efisien sedangkan pengendalian merupakan kegiatan untuk mengevaluasi apakah pengelolaan keuangan sudah sesuai dengan yang direncanakan (Laily, 2013).

(3)

keuangan, serta hak dan kewajiban sebagai konsumen pengguna jasa keuangan. Selain itu, literasi keuangan juga mencakup kemampuan dan keterampilan bagaimana caranya menghitung bunga, hasil investasi, denda dan sebagainya.

Terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat menyebabkan semakin kompleksnya kebutuhan sehingga memaksa individu untuk cerdas dalam menggunakan sejumlah dana yang mereka miliki demi tercapainya kesejahteraan. Oleh karena itu, maka perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang yang dapat menentukan perbedaan tingkat financial literacy seseorang. Menurut Monticone (2010), faktor-faktor yang dapat menentukan

financial literacy antara lain: 1) karakteristik demografi (gender, etnis, pendidikan

dan kemampuan kognitif), 2) latar belakang keluarga, 3) kekayaan, 4) time

preferences. Sedangkan Capuano dan Ramsay (2011) menjelaskan bahwa faktor

personal (intelegensi dan kemampuan kognitif), sosial dan ekonomi dapat

menentukan financial literacy dan financial behavior seseorang.

(4)

tingkat financial literacy perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Namun, Laily (2013) menemukan bahwa faktor sosiodemografi seperti gender, usia, kemampuan akademis, dan pengalaman kerja tidak terbukti memiliki korelasi dengan perilaku keuangan mahasiswa.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nababan dan Sadalia (2012),

gender diidentifikasi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

keuangan mahasiswa dan tingkat financial literacy mahasiswa laki-laki cenderung lebih tinggi daripada mahasiswa perempuan. Beberapa studi mengungkapkan bahwa laki-laki lebih pandai dalam mengelola keuangan dibandingkan dengan perempuan (Ansong dan Gyensare, 2012, Taylor dan Wegland, 2009). Hal ini mengindikasikan bahwa laki-laki lebih memiliki kepercayaan yang tinggi dalam membuat keputusan keuangan dibandingkan dengan perempuan yang lebih cenderung risk averse dibandingkan dengan laki-laki. Menurut Nidar dan Bestari (2012), pendapatan orang tua merupakan salah satu faktor sosiodemografi yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat literasi keuangan mahasiswa.

(5)

tingkat penggunaan produk dan atau layanan jasa keuangan formal Indonesia sebesar 35,94 persen yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mulai memahami produk dan atau layanan jasa keuangan formal meskipun masih terbilang rendah kalau dibandingkan dengan Malaysia yang 80,67 persen dan Thailand yang 78,13 persen (Saibumi.com, 14 September 2015).

Sumber : World Bank 2015

Gambar 1.1

Tingkat Financial Literacy Beberapa Negara

Berdasarkan data World Bank yang diperoleh dari riset terhadap 150 ribu orang yang tersebar di 140 negara, Indonesia memperoleh score sebesar 32% untuk tingkat melek finansial (financial literacy). Nilai ini lebih kecil sedikit dari

score rata-rata seluruh negara, yaitu 33%. Secara keseluruhan, peringkat

Indonesia termasuk cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain di ASEAN,

namun tingkat melek finansial Indonesia masih tergolong rendah dengan hanya 1

dari 3 orang saja yang melek finansial dan kalah jauh dari negara tetangga, yaitu

(6)

Indonesia akan berdampak pada keputusan keuangan yang akan diambil, misalnya kerugian keuangan, masalah pengeluaran dan konsumsi cenderung boros, penggunaan kartu kredit yang tidak bijaksana, serta investasi yang tidak tepat. Akibatnya, secara agregat akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Karena, pada dasarnya perekonomian suatu negara akan kuat apabila ditunjang dengan pengetahuan masyarakat terhadap keuangan yang cukup tinggi.

Mahasiswa merupakan salah satu komponen masyarakat yang berperan penting bagi perubahan bangsa (agent of change). Karena itu, peranan perguruan tinggi sebagai pembentuk literasi keuangan mahasiswa menjadi sangat penting dan setiap tahunnya perguruan tinggi mempunyai tantangan tersendiri dalam mendidik mahasiswa baru yang berada dalam fase peralihan dari siswa ke mahasiswa, dari masa-masa labil menuju kepada kedewasaan. Mahasiswa baru akan menghadapi masalah-masalah yang lebih kompleks di area keuangan dibandingkan ketika mereka masih SMA dimana lingkungan pergaulan dan gaya hidup setelah menjadi mahasiswa akan mempengaruhi perilaku keuangan mereka.

(7)

resiko keuangan di masa depan yang lebih besar dari orang tua mereka (Lusardi, 2010). Dengan pembekalan pengetahuan keuangan dari perguruan tinggi yang dapat dilakukan dalam bentuk pembelajaran yang berkaitan dengan masalah ekonomi dapat menjadi fondasi mahasiswa untuk melakukan keputusan keuangan, baik ketika masih berstatus mahasiswa maupun ketika memasuki dunia kerja.

Universitas Sumatera Utara (USU) menjadi salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia dengan jumlah pendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 mencapai 39.143 orang dari seluruh Indonesia (www.radarpekalongan.com). Universitas Sumatera Utara yang memiliki visi “Menjadi Perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik sebagai barometer kemajuan ilmu pengetahuan yang mampu bersaing dalam tataran dunia global” sangat diminati oleh para calon mahasiswa baik yang masuk melalui jalur undangan maupun ujian tertulis sekalipun harus menghadapi persaingan yang begitu ketat diantara pendaftar dari seluruh Indonesia, sehingga mahasiswa-mahasiswa yang masuk di universitas ini merupakan pelajar-pelajar terbaik dari seluruh Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perbedaan Tingkat Financial Literacy dan

Financial Behavior Mahasiswa Baru Universitas Sumatera Utara Tahun

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran tingkat financial literacy mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 secara umum?

2. Bagaimanakah gambaran financial behavior mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 berdasarkan tingkat financial literacy yang dimilikinya?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat financial literacy mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 berdasarkan faktor sosiodemografi yang terdiri dari gender, jurusan, dan pendapatan orangtua?

4. Apakah terdapat perbedaan financial behavior mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 berdasarkan faktor sosiodemografi yang terdiri dari gender, jurusan, dan pendapatan orangtua?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Menganalisis secara deskriptif tingkat financial literacy mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 secara umum.

(9)

3. Menganalisis adanya perbedaan tingkat financial literacy mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 berdasarkan faktor sosiodemografi yang terdiri dari gender, jurusan, dan pendapatan orangtua.

4. Menganalisis adanya perbedaan financial behavior mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 berdasarkan faktor sosiodemografi yang terdiri dari gender, jurusan, dan pendapatan orangtua.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut:

a. Bagi peneliti, dari penelitian ini peneliti semakin menyadari pentingnya

financial literacy untuk diterapkan pada perilaku dan perencanaan keuangan

yang bijak serta peneliti dapat mengetahui kecenderungan pola perilaku keuangan di usia muda yang bisa menjadi bekal peneliti dalam memasuki dunia kerja maupun berwirausaha yang berkaitan dengan tren perilaku konsumen usia muda.

b. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya financial literacy sebagai bekal dalam menghadapi tantangan-tantangan keuangan yang semakin kompleks, serta dapat menentukan prioritas dan menyiasati trade off yang ada dalam mengelola keuangan.

(10)

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta lebih mudah dipahami dan dijangkau oleh masyarakat.

d. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat mendorong lembaga-lembaga pendidikan untuk memberikan pembelajaran di bidang keuangan dan ekonomi tidak hanya kepada jurusan tertentu melainkan semua jurusan, sekalipun tetap sesuai dengan kebutuhan masing-masing agar tidak terjadi kesenjangan literasi keuangan diantara jurusan.

Referensi

Dokumen terkait

1 Penyusunan Aplikasi Data Perencanaan Semester I PBJ 1 Paket Pangkalpinang 38.270.000 RM Maret-Desember 2 Penyusunan Aplikasi Data Perencanaan Semester II PBJ 1

The local knowledge of indigenous people of Gurusina is equipped with local culture in using local materials in order to feel comfortable and safe to stay in

Alat-alat listrik yang mengalami perubahan energi yang sama saat digunakan ditunjukkan oleh nomor.. Gambar berikut yang menunjukkan pemanfaatan energi alternatif

Based on the above literature review, then it can be inferred that determine the value of the thermal comfort of someone not quite simply from the physiological approach,

From the problems of the region, the most appropriate alternative revitalize is to organize the slums by building permanent houses and equipped with basic

[r]

penelitian untuk mengetahui pengaruh temperatur awal plat pemanas vertikal terhadap karakteristik boiling heat transfer dalam celah sempit kususnya dalam kasus double heating

kerja berbasis caring, pengetahuan perawat baru tentang program orientasi kerja berbasis caring, tingkat kepuasan perawat baru dalam menerapkan prinsip keperawatan