• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Produk Pada Taman Wisata Mora Indah Faria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Produk Pada Taman Wisata Mora Indah Faria"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari kata strategos dalam bahasa yunani merupakan

gabungan dari stratus dan ego. Menurut K. Stephanie K. Marrus (Umar, 2001),

pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak

yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu

cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Maka dapat

disimpulkan bahwa strategi merupakan usaha untuk mencapai tujuan dengan

melihat dan memadukan lingkungan eksternal dan internal sehingga menghasilkan

rencana, keputusan dan tindakan yang tepat.

Suatu strategi mempunyai dasar untuk mencapai sasaran yang dituju. Pada

dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Seperti telah

dikemukakan oleh para ahli dalam buku mereka masing – masing. Definisi strategi yang pertama dikemukakan oleh Chandler (Rangkuti, 2009) Disebutkan

bahwa “ Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas

alokasi sumber daya”. Menurut Jatmiko (2003) Strategi dideskripsikan sebagai

suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan – tujuannya, sesuai dengan peluang – peluang dan ancaman – ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumberdaya dan kemampuan internal organisasi. Selanjutnya menurut Jauch

(2)

terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Dan

menurut David (1998) Strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka

panjang,

Dari beberapa pendapat mengenai definisi strategi di atas maka dapat

dikatakan bahwa strategi merupakan rencana – rencana yang dibuat oleh perusahaan untuk mencapai tujuan – tujuan yang diinginkan yaitu agar mampu mengikuti perubahan lingkungan yang terjadi dan memiliki keunggulan

kompetitif. Suatu perusahaan untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatkan

usahanya dengan cara merencanakan strategi – strategi yang mantap dan terarah di mana perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang usahanya dengan

sebaik-baiknya.

2.1.2 Konsep strategi

Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan Solihin

(2012). Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategi, strategi tidak

hanya didefinisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam

konsep manajemen strategi mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri

yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif

perusahaannya. Pemahaman akan konsep strategi itu, sangatlah mennetukan

(3)

2.1.3 Strategi Bisnis

Strategi bisnis juga dikenal sebagai strategi bersaing, strategi bisnis

berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa yang dilayani

perusahaan David Hunger dan Thomas L. Wheellen (2003).

Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada

level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi

bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar

tertentu Solihin (2012). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara

fungisional karena strategi ini berorientasi pada fungsi–fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi

distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan

keuangan.

2.1.4 Tipe Strategi

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis

yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas

pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2006) menyatakan ada 12 tipe

strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokan dalam empat

bagian, yaitu:

1. Strategi Integrasi

Integrasi kedepan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Strategi ini

memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas

(4)

a) Integrasi ke depan ialah memperoleh atau meningkatkan kendali pada

distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi

sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri

sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan sumber daya

manusia yang diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk

stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.

b) Strategi ke belakang

Strategi ke belakang ialah strategi yang merujuk pada strategi mencari

kepemilikan dari atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini

terutama tepat bila perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan,

terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

c) Strategi horizontal

Strategi horizontal yaitu strategi yang merujuk pada strategi mencari

kepemilikan atau kendali besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan

jika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang

atau wilayah tertentu, organisasi bersaing dalam industri yang sedang

tumbuh, meningkatkan skala ekonomis memberikan keunggulan bersaing

yang besar, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang

berbakat yang diperlukan untuk perluasan perusahaan, pesaing ragu-ragu

karena tidak memiliki kemampuan manajerial.

2. Strategi intensif

Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan

(5)

perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga

strategi, yaitu:

a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk

atau jasa yang sudah ada dipasar lewat usaha pemasaran yang lebih

gencar. Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi

strategi lain.

b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah

ada ke wilayah geografi baru.

c. Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan

memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada untuk mengembangkan

produk atau jasa yang baru.

3. Strategi Diverisifikasi

Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus),

horizontal, dan konglomerat.

a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan

secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada.

b. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak

berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Strategi ini digunakan untuk

meningkatkan pendapatan.

c. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba

(6)

4. Strategi Defensif

Strategi Defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis

strategi ini adalah sebagai berikut:

a. Retrechment (penciutan), yaitu mengubah pengelompokan lewat

penghematan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang

menurun.

b. Divestasi, yaitu menjual suatu devisi atau bagian dari suatu organisasi.

Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi

penciutan dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan.

c. Likuidasi, yaitu menjual semua aset perusahaan tersebut. Strategi ini

dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan

divestasi, dan tidak ada yang berhasil.

2.1.5 Manfaat Strategi

Menurut greenly dalam David (2002:19) bahwa manajemen strategi

menawarkan manfaat antara lain:

a. Memungkinkan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan

berbagai peluang

b. Menyediakan pandangan objektif mengenai masalah manajemen

c. Menjadi kerangka kerja untuk memperbaiki koordinasi dan

pengendalian aktivitas

d. Meminimalkan pengaruh kondisi dan perubahan yang merugikan

e. Memungkinkan keputusan utama yang lebih baik mendukung sasaran

(7)

f. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif

untuk mengenali peluang

g. Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit

dicurahkan untuk mengoreksi kesalahan atau keputusan.

h. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staff

2.1.6 Perumusan Strategi

Menurut Henry Mintzberg, Joseph Lampel, James Brian Quinn, dan

Sumantra Ghoshal (2003) dalam buku The Strategy Process, menyajikan lima

definisi strategi yaitu :

A. Strategi Sebagai Rencana

Strategi adalah rencana, semacam sadar dimaksudkan yang meliputi

tindakan (pedoman yang ditetapkan) untuk menangani situasi. Dengan definisi ini,

strategi memiliki dua karakteristik penting, yaitu mereka dibuat sebelum tindakan

yang menerapkan, dan mereka dikembangkan secara sadar dan sengaja. Sebagai

rencana, strategi berkaitan dengan bagaimana pemimpin mencoba untuk

menetapkan arah untuk organisasi, untuk mengatur mereka pada tindakan yang

telah ditentukan. Dalam mempelajari strategi sebagai rencana, kita harus entah

bagaimana masuk ke dalam pikiran strategi, untuk mencari tahu apa yang

benar-benar dimaksudkan.

B. Strategi Sebagai Taktik

Sebagai taktik, strategi membawa kita ke dalam wilayah persaingan

langsung, dimana ancaman dan berbagai manuver lain bekerja untuk mendapatkan

(8)

paling dinamis, dengan gerakan memprovokasi dan sterusnya. Namun ironisnya,

strategi itu sendiri adalah sebuah konsep yang berakar tidak dalam perubahan

tetapi dalam stabilitas dalam mengatur rencana dan pola didirikan.

C. Strategi Sebagai Pola

Tetapi jika strategi dapat dimaksudkan (apakah sebagai rencana umum

atau khusus ploys), tapi mereka juga dapat terwujud. Dengan kata lain,

menentukan setrategi sebagai rencanan ini tidak cukup; kita juga perlu definisi

yang meliputi perilaku yang dihasilkan. Dengan demikian, definisi ketiga

diusulkan strategi adalah pola-khususnya, pola dalam aliran tindakan (Minzberg

dan Waters, 1985 dalam Mintzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal:2003). Menurut

definisi ini, strategi adalah konsistensi dalam perilaku, apakah atau tidak

dimaksudkan.

Dengan demikian, definisi strategi sebagai rencana dan pola dapat cukup

independen satu sama lain. Strategi sebagai pola juga memperkenalkan gagasan

tentang konvergensi, pencapaian konsistensi dalam perilaku organisasi.

Menyadari strategi dimaksudkan, mendorong kita untuk mempertimbangkan

gagasan bahwa strategi dapat muncul serta sengaja dikenakan.

D. Strategi Sebagai Posisi

Definisi keempat adalah strategi sebagai posisi secara khusus, cara untuk

menemukan sebuah organisasi, diteori organisasi suka menyebutnya

“lingkungan”. Dengan definisi ini, strategi menjadi mediasi antara organisasi dan

lingkungan dalam konteks internal dan eksternal. Definisi strategi sebagai posisi

(9)

dicentang dan bercita-cita untuk memikirkan rencana (taktik) dapat dicapai,

mungkin bahkan melalui pola perilaku.

Sebagai posisi, strategi ini mendorong kita untuk melihat organisasi dalam

lingkungan kompetitif mereka, bagaimana mereka menemukan posisi merek dan

melindungi merek untuk memenuhi persaingan, menghindarinya atau

menumbangkannya. Hal ini memungkinkan kita untuk beroikir organisasi secara

ekologis, sebagai organism dalam ceruk yang berjuang untuk bertahan hidup di

dunia permusuhan dan ketidakpastian serta simbiosis

E. Strategi Sebagai perspektif

Sementara definisi keempat strategi terlihat keluar, mencari untuk

menemukan organisasi dalam lingkungan eksternal, dan turun ke posisi kelima

terlihat di dalam organisasi, memang dalam kepala strategi kolektif, tetapi sampai

dengan pandangan yang lebih luas. Di sini, strategi adalah perspektif, bukan

hanya terdiri dari posisi pilihan, tetapi cara yang tertanam memahami dunia.

Definisi kelima ini menunjukan bahwa semua konsep strategi memiliki

satu implikasi penting, yaitu bahwa semua strategi adalah abstraksi yang hanya

ada d pikiran pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk diingat bahwa

tidak ada yang pernah melihat atau menyentuh strategi, setiap strategi adlaha

sebuah penemuan, khayalan dari imajinasi seseorang, apakah dirumuskna sebagai

niat untuk mengatur perilaku itu berlangsung atau dimpulkan sebagai pola untuk

menggambarkan perilaku yang telah terjadi

Sebagai perspektif, strategi menimbulkan pertanyaan menarik tentang niat

(10)

tindakan kolektif dalam mengejar misi umum, kemudian strategi sebagai

perpekttif memunculkan masalah bagaimana menyebar niat melalui sekelompok

orang untuk menjadi bersama sebagai norma-norma dan nilai-nilai dan bagaimana

pola perilaku menjadi sangat tertanam dalam kelompok.

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk

manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari

kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Strategi yang dirumuskan bersifat lebih

spesifik tergantung kegiatan fungisional manajemen Freddy Rangkuti (1997)

Perencanaan strategi merupakan bagian dari manajemen strategi.

Manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating),

penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategi

antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan di masa

datang. Jadi perencanaan strategi lebih terfokus pada bagaimana manajemen

puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai

tujuan perusahaan jangka panjang Husein Umar (2001).

Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi

suatu usaha, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi,

menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan

jangka panjang organisasi, dan memilih strategi tertentu untuk digunakan David

(2004)

Tujuan dilakukan perumusan strategi adalah mengurangi resiko, untuk

bertahan, dan atau berkembang untuk memperoleh profit. kegiatan dalam

(11)

peluang-ancaman, menetapkan kekuatan-kelemahan internal menetapkan tujuan

jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan menetapkan strategi

Harisudin, (2009)

Langkah-langkah dalam perumusan strategi dapat diuraikan sebagai

berikut:

Menurut jatmiko (2003) Pada dasarnya strategi dapat dikelompokkan

berdasarkan empat (4) jenis strategi yaitu :

1. Strategi pertumbuhan atau Ekspansi

Perusahaan harus tumbuh untuk memuaskan pemiliknya. Pertumbuhan suatu

perusahaan merupakan hasil dari variabel – variabel produk atau jasa yang dihasilkan, Kondisi lingkungan eksternalnya, kemampuan dan skill

manajemennya. Pertumbuhan menjamin kelangsungan organisasi dalam

jangka panjang, atau dengan kata lain perusahaan / organisasi harus tumbuh

jika ingin survive.

Terdapat beberapa jenis strategi yang dikategorikan dalam strategi pertumbuhan,

yaitu :

a. Pertumbuhan Konsentrasi

Strategi konsentrasi disebut juga strategi penetrasi pasar yang fokus pada

bisnis produk/jasa tunggal, atau sejumlah kecil produk/jasa yang sangat

berkaitan.

Strategi konsentrasi merupakan strategi untuk meningkatkan penggunaan

produk-produk yang telah ada di dalam pasar yang ada. Terdapat tiga pendekatan

(12)

1. Pengembangan pasar (Market Development)

Pengembangan pasar adalah memperluas pasar dari bisnis produk/jasa semula

atau produk yang sudah ada. Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan

memperluas bagian pasar dari pasar semula, memperluas wilayah pasar, atau

memasuki segmen pasar baru.

2. Pengembangan produk (Produk Development)

Pengembangan produk adalah memilih produk/jasa dasar menambahkan

produk/jasa yang sangat berkaitan yang dapat dijual pada pasar semula, atau

dengan kata lain mengembangkan produk – produk baru untuk melayani yang sudah ada.

3. Integrasi Horizontal (Horizontal integration)

Integrasi horizontal terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah

satu atau lebih bisnisnya yang memproduksi produk/jasa yang sejenis

dioperasikan pada pasar produk yang sama.

b. Strategi Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal terjadi apabila suatu bisnis atau perusahaan bergerak ke

wilayah yang melayani pasokan bahan baku atau mendekatkan produk ke

arah pelanggan. Apabila suatu bisnis bergerak ke arah bidang yang

melayani pasokan bahan baku, maka disebut integrasi vertikal kebelakang

dan sebaliknya, bila suatu bisnis bergerak ke arah yang melayani

pelanggan atau pemakai akhir suatu produk maka disebut integrasi vertikal

ke depan.

(13)

Diversifikasi terjadi apabila suatu organisasi bergerak ke arah bidang

usaha yang menghasilkan produk yang secara jelas berbeda dari jenis

semula.

2. Strategi Stabilitas

Strategi Stabilitas berarti organisasi tetap melanjutkan pekerjaan atau aktivitas

yang sama dengan sebelumnya. Asumsi strategi stabilitas adalah bahwa

lingkungan eksternal tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pada

jangka pendek. Kunci keberhasilan strategi stabilitas adalah pada sistem

monitoring lingkungan eksternal dan pengalaman manajemen dalam

menentukan waktu yang tepat untuk merespon perubahan kondisi pasar.

3. Strategi Penciutan

Strategi penciutan (Retrenchment) disebut juga strategi bertahan (Defensive),

atau strategi penyehatan. Perusahaan yang menerapkan strategi merasa bahwa

strateginya tidak sesuai dengan sasaran atau misi dasarnya. Sehingga

perusahaan merasa perlu mengurangi skala operasinya.Adapun jenis – jenis strategi penciutan adalah :

a. Cutback dan Turnaround

Cutback dan Turnaround adalah strategi penyehatan perusahaan yang

bertujuan mengeliminasi kerugian dan memotong biaya – biaya tetap, atau memotong biaya – biaya operasi, atau mengurangi ukuran operasi perusahaan agar beroperasi lebih efisien.

(14)

Divestment adalah strategi penyehatan atau penciutan perusahaan yang

bertujuan mengeliminasi kerugian dan memotong biaya – biaya tetap yang ditanggung perusahaan dengan caran menjual sebagian aset atau kekayaan

yang dimiliki organisasi perusahaan.

c. Likuidasi (Liquidation)

Likuidasi adalah strategi penciutan atau penyehatan perusahaan dengan

menjual seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Terdapat dua jenis

likuidasi, yaitu liquidation by choice yaitu likuidasi yang dilakukan karena

memang pilihan yang diambil oleh pihak perusahaan dan liquidation by

force yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang kondisi keuangan

perusahaan sudah tidak sehat dan sangat buruk.

d. Kebangkrutan (Bankcruptcy)

Suatu perusahaan dikatakan bangkrut jika pemilik perusahaan tidak dapat

lagi menjalankan usahanya.

4. Strategi kombinasi

Strategi kombinasi digunakan apabila suatu korperasi organisasi perusahaan

dalam waktu bersamaan menerapkan strategi yang berbeda untuk setiap unit

bisnis strategi yang berbeda.

B. Strategi Bisnis

Strategi bisnis merupakan strategi yang pada level unit bisnis dan

strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi pesaing produk atau jasa

perusahaan di dalam suatu industry atau segmen pasar tertentu (Solihin, 2012).

(15)

fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegaiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau strategi operasional,

strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi – strategi yang berhubungan dengan keuangan.

C. Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan

untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan

fungisional yang membuat organisasi mampu mencapai objektifnya (Fred R.

David 2002) Fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen,

pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan,

serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Proses

manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi, implementasi

strategi, dan evaluasi strategi. Pertama, perumusan strategi termasuk

pengembangan produk, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan,

menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka

panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk

dilaksanakan. Kedua, implementasi strategi menuntut perusahaan untuk

menetapkan obyek tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi

karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan

dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah

usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan

(16)

organisasi. Ketiga, evluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis.

Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah : (1) Meninjau

faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi (2) Mengukur prestasi (3) Mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan karena

keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa depan.

Keberhasilan selalu menciptakan masalah baru dan berbeda (David, 2002 : 5)

2.2 Analisis SWOT

Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu,

analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategi untuk menemukan

kesesuaian strategi antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan

internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan

kelemahan-kelemahan internal Hunger and Wheleen (2003).

Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (oppurtunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman

(threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

perencanaan strategi (strategi planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi

perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada

pada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang popular untuk

(17)

a. Analisis Situasi Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan

ancaman) yang berada diluar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam

pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut

membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan

eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial

Hunger and Wheleen (2003)

Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren

perekonomian, sosial dan budaya, politik dan pemerintahan, konsumen dan

pemasok, tingkat teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan atau

merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Peluang dan ancaman

sebagian besar di luar kendali suatu organisasi. Perusahaan harus merumuskan

strategi untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal dan untuk menghindari

atau mengurangi dampak ancaman ekstenal David (2002).

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan

perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan

peluang dan ancaman perusahaan sampai kepala pangkalnya. Kemudian

memastikan pengaruh eksternal dapat disalurkan melalui arah yang positif dan

dapat memberikan konribusi optimal kepada perusahaan Harisudin, (2009)

b. Analisis Situasi Internal

Kekuatan dan kelemahan internal adalah segala kegiatan dalam kendali

organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Kekuatan dan

(18)

keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem

informasi manajemen di setiap perusahaan. Setiap organisasi berusaha

menerapkan strategi yang menonjolkan kekuatan internal dan berusaha

menghapuskan kelemahan internal David (2004).

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan

kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam

pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut

merupakan bentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu

meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi Hunger and Wheleen,

(2003)

Tujuan akhir dilakukannya analisis internal adalah terumuskannya

faktor-faktor strategi kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor-faktor internal yang perlu

dianalisis adalah manajemen internal, baruan pemasaran, produksi, keuangan,

penelitian dan pengembangan (litbang) Harisudin, (2009).

2.2.1 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Manajemen menganalisis baik lingkungan internal maupun eksternal

sampai tingkat tertentu untuk menentukan tingkat kompetensi yang akan

memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari peluang–peluang yang baru berkembang. Menurut Rangkuti (2009) analisis SWOT merupakan

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (Strenght) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

(19)

SWOT ini, akan membantu perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan

dapat menjadi acuan untuk menentukan strategi apa yang tepat untuk

diaplikasikan untuk mengembangkan usaha tersebut

a. Kekuatan

Kekuatan merupakan sumberdaya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh

atau tersedia bagi perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul

dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang

dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumberdaya dan kompetensi yang tersedia

bagi perusahaan.

b. Kelemahan

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih

sumberdaya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang

menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.

c. Peluang

Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan

suatu perusahaan. Tren utama merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi

atas segmentasi pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan dalam kondisi

persaingan, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan dengan pembeli

atau pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan.

d. Ancaman

Ancaman merupakan situasi yang tidak menguntungkan dalam lingkungan

suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam

(20)

pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatkan kekuatan tawar menawar dari

pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi dan direvisinya atau

pembaharuan peraturan dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan suatu

perusahaan.

Menurut kotler (2002), kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal

lingkungan organisasi harus dievaluasi secara periodik yang tujuannya untuk

mengenali kemampuan dan keahlian dalam memanfaatkan peluang terbesar yang

menguntungkan perusahaan dan memiliki strategi dalam menghadapi ancaman

pesaing dan meminimalkan ancaman lainnya.

2.3Pengembangan Produk

Pengembangan produk terdiri dari dua suku kata yaitu pengembangan dan

produk. Purwadarminta, (2005 : 538) mendefinisikan bahwa, “ Pengembangan

sebagai suatu proses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu menjadi lebih baik,

maju sempurna dan berguna”. Jadi pengembangan merupakan suatu proses atau

aktivitas untuk memajukan yang ditata sedemikian rupa dengan memajukan atau

memelihara yang sudah ada agar menjadi menarik dan lebih

berkembang.Sementara itu pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi

yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik,

jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. (Kotler, 2001 dalam Ridwan 2012 :

48).

Dari definisi pengembangan dan produk di atas, Kotler (1997:273)

(21)

Pengembangan produk merupakan pengembangan dari produk yang sudah

ada atau menciptakan produk yang sama sekali baru melalui riset dan penelitian

yang dilakukan oleh para manajer pemasaran maupun melalui departemen

penelitian dan pengembangan.

Sedangkan menurut Yoeti (1996:53) pengembangan suatu produk pada

dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk

memperbaiki produk yang sedang berjalan dan menambah jenis produk yang

dihasilkan ataupun yang akan dipasarkan.

2.4 Definisi Obyek Wisata

Menurut Chafid Fandeli (2000) dalam skripsi Nining Yuningsih (2005),

Obyek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni

budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

tarik untuk dikunjungi wisatawan. Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek

wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata

lingkungannya.

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek

dan daya tarik wisata.

2.3.1 Jenis Obyek Wisata

Penggolongan jenis obyek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang

ditonjolkan oleh tiap-tiap obyek wisata. Menurut Mappi (2001) Obyek wisata

(22)

a. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi) danau,

sungai fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan

alam dam lain-lain.

b. Objek wisata budaya, misalnya : Upacara kelahiran, tari-tari

(tradisional), music (tradisional), pakaian adat, perkawinan adat,

upacara turun ke sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan

bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun

(tradisional) tekstil lokal, pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal,

museum dan lain-lain.

c. Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan fasilitas olahraga,

permainan layangan, hiburan (lawak atau akrobatik sulap),

ketangkasan (naik kuda), taman rekreasi, taman nasional, pusat-pusat

perbelanjaan dan lain-lain.

Dalam membangun objek wisata tersebut harus memperhatikan keadaan

sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah setempat, nilai-nilai

agama, adat istiadat, lingkungan hidup, dan objek wisata itu sendiri.

Pembangunan objek wisata dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh

pemerintah, badan usaha maupun perseorangan dengan melibatkan dan

bekerjasama pihak-pihak yang terkait.

2.4Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam

pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam sebuah

(23)

menjadi objek permasalahan dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil

penelitian yang relevan. Strategi pengembangan disusun atas dasar analisa

lingkungan serta visi, misi dan tujuan organisasi/perusahaan. Taman wisata yang

akan dianalisa pada penelitian ini adalah Taman Wisata M ora Indah Faria

dengan menggunakan beberapa dimensi strategi yang dikemukakan oleh

Minzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal dalam buku The Strategy Process yaitu

Tujuan, Kebijakan dan Program untuk lebih memperjelas kerangka berpikir ini,

akan penulis sajikan dalam bentuk gambar ini dibawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Minzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal (2003) Dimensi Strategi

Tujuan

Kebijakan dan

Program

Strategi

(24)

2.5 Penelitian Terdahulu

Fajrin Mappa (2012) dengan penelitian “ Strategi Pengembangan Pantai

Tamarunang Sebagai Objek Wisata Pantai di Kabupaten Jeneponto ’’. Penelitian ini menggunakan alat analisis Matriks SWOT. Penelitian ini menghasilkan

alternatif strategi yaitu : (1) Atraksi Wisata, kawasan pantai ini diperuntukan

untuk aktivitas wisata dengan tidak mengabaikan kelestarian lingkungannya.

Kegiatan wisata atau atraksi yang ditawarkan sebagai daya tarik objek wisata di

Pantai Tamamrunang yaknik bermain / olahraga, menikmati keindahan panorama

alam ( sunset ), berjemur, wisata kuliner dan menikmati wisata budaya dan wisata

atraksi di air seperti jet ski dan memancing.(2) Sarana fasilitas penunjang wisata,

ketersediaan sarana fasilitas penunjang seperti resort, resto dan gazebo telah

menjadi pemicu untuk pengembangan sarana fasilitas penunjang wisata di pantai

Tamarunang. Dalam penentuan tata letak fasilitas sarana pada kawasan pantai

Tamarunang, hal – hal yang mendasari peletakan bangunan antara lain adalah aspek estetika, view bangunan, arah pergerakan angin, arah datangnya sinar

matahari aksesbilitas, sirkulasi, kebisingan dan garis sempadan pantai.Prasarana

fasilitas penunjang wisata,

Potensi prasarana fasilitas penunjang wisata di pantai Tamarunang dengan arahan

konsep pengembangan prasarana yakni pengembangan pada aksesbilitas, sirkulasi

kendaraan dan pejalan kaki, lahan parkir, jaringan air bersih, telekomunikasi dan

jaringan listrik.

Harbi D Girsang (2013) dengan penelitian “ Analisis Strategi

(25)

menggunakan alat analisis matriks SWOT. Penelitian ini menghasilkan alternatif

strategi yaitu : (1) Perbaikan sarana dan prasarana serta pengelolah yang ramah

dapat menciptakan peningkatan volume kunjungan wisata yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar objek wisata air terjun

sipiso – piso. (2) Banyaknya objek wisata yang berada di sekitar objek wisata sipiso – piso ( Brastagi, Kabanjahe, Merek, Tongging, Silalahi ) dapat ditawarkan sebagai paket wisata yang menarik kepada masyarakat baik lokal maupun manca

negara untuk meningkatkan volume kunjungan. (3) Tersedianya sarana dan

prasarana yang memadai serta letaknya yang strategis, membuat wisatawan

nyaman sehingga meningkatkan volume kunjungan wisatawan ke objek wisata air

terjun sipiso – piso.

Ian Asriandy (2016) dengan penelitian “ Strategi pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu di Kabupaten Bantaeng ’’. Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan alternatif strategi

yaitu : (1) terkait dengan dimensi – dimensi strategi yakni ; tujuan, kebijakan dan program yang dilakukan Dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Bantaeng

termasuk ke dalam strategi sebagai rencana, karena kita dapat melihat Kepala

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang mencoba untuk menetapkan arah

organisasi menjadi lebih baik dengan berbagai perencanaan yang disusun secara

matang dan segala tujuan, kebijakan dan program yang dilakukan Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata yang dikembangkan secara sadar dan sengaja. ( 2 )

Pengembangan yang dilakukan terfokus pada satu titik agar kiranya

(26)

elemen yang terkait dengan pengembangan yang akan dilakukan sehingga

pengembangan tersebut dapat kita lakukan dengan membuahkan hasil yang

diharapkan bersama. Mengindentifikasi secara menyeluruh terhadap obyek yang

akan dikembangkan agar dapat menyusun segala perencanaan dengan sebaik– baiknya. Melakukan pelatihan–pelatihan baik pemandu wisata, pelaku wisata dan pengelolah wisata. Koordinasi yang terus dilakukan kepada pemerintah dan warga

sekitar kawasan obyek wisata.

Rendi Redona (2015) dengan penelitian “ Strategi Pengembangan Produk

Kawasan Wisata Gunung Tidar ’’. Penelitian menggunakan alat analisis deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif, analisis IFAS–EFAS dan analisis matriks SWOT. Penelitian ini menghasilkan alternative strategi yaitu : (1) adapun daya tarik

pariwisata spiritual di Kawasan Wisata Gunung Tidar terdiri sebagai berikut ;

Produk Wisata Spiritual berbasis alam, mencakup area ring 1, ring 2 dan ring 3,

produk Wisata spiritual berbasis spiritual. (2) kondisi lingkungan internal berupa

faktor–faktor kekuatan (strength) terkait dengan pengembangan produk kawasan wisata spiritual gunung tidar yaitu meliputi kriteria tempat masih layak menjadi

tujuan wisata spiritual, mayoritas wisatawan merasa sangat leluasa melakukan

wisata spiritual berbasis alam dan wisata spiritual berbasis laku spiritual baik

religi maupun spiritual, merupakan daya tarik wisata spiritual bagi wisatawan

yang memiliki segmen motivasi agama maupun spiritual jawa, budaya maupun

pencarian jati diri. (3) Strategi pertahankan dan pelihara. Grand Strategy yang

sesuai pada posisi kuadran ini adalah strategi pengembangan produk dan

(27)

Tidar adalah sebagai berikut : Strategi SO (strength opportunity) : program

pengembangan produk tambahan (Visitor Service/Hospitality) meliputi,

pengembangan kegiatan untuk mempertahankan kualitas produk inti di kawasan

mikro area ring 1, ring 2 Gunung Tidar, Pengadaan TouristInformation Center

(TIC) melalui pembangunan museum budaya dan spiritual di Kawasan Mezzo

wisata spiritual Gunung Tidar. Strategi WO (Weakness Oppoturnity) : Program

pengembangan pemasaran produk Inti dan promosi produk tambahan yang

meliputi opsi pemasaran kawasan wisata Gunung Tidar, Promosi Produk layanan

melalui peningkatan daya tarik usaha makan dan minum. Strategi ST (Strength

Threat) : Program pengembangan kawasan pariwisata spiritual berkelanjutan yang

meliputi, peningkatan kualitas lingkungan mezzo dan mikro kawasan pariwisata

spiritual Gunung Tidar, peningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat mezzo

pariwisata spiritual Gunung Tidar, peningkatan nilai situs cagar budaya fisik dan

non fisik mezzo dan mikro pariwisata spiritual Gunung Tidar, pengembangan

ekonomi kreatif masyarakat Magersari. Strategi WT (Weakness Threat) : Program

pengembangan Kelembagaan dan SDM (Destinantion Management Organization)

meliputi pembentukan Local Working Group Destinasi Kawasan Mezzo wisata

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa ke-13 decission maker belum sepakat mengenai Pengaturan LCN di Indonesia, namun jika dilakukan analisis prioritas, Pengaturan LCN

yang Mempengaru hi Pengungkapa n Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sitepu (2009) Variabel

Dengan melihat fenomena diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat tema penelitian yang berjudul : “ Pengaruh optimasi website, jejaring sosial, online advertising

Relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan lainnya yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata dan berfungsi untuk mengatur mengatur

Segala puji dan ucapan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa memberi petunjuk dan karunia-Nya sehingga penulis memperoleh kemudahan