Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
31
UJI BEDA IMPLEMENTASI ASEAN - AUSTRALIA - NEW ZEALAND
FREE TRADE
AGREEMENT
(AANZFTA)TERHADAP EKSPOR DAN IMPOR
(Studi pada
Trademap
Periode Tahun 2009-2014)
Mukhibatul Hikmah Suhadak Ferina Nurlaily Fakultas Ilmu Admininstrasi
Universitas Brawijaya Malang
mukhiologi@gmail.com
ABSTRACT
The study was done to determine whether there are differences in Indonesia's exports and imports to Austra lia and New Zealand before and after the implementation of the AANZFTA. The study used sample of export and import data for 2009-2014 period with consideration of three years before and three years after implementation of AANZFTA. The type of research is quantitative research by performing descriptive statistics and inference statistics. Hypothesis Test in this research used Paired Sample T Test and Wilcoxon Signed Rank Test as different test. Normality test was done before doing different test, this is done to know the different test that will be used. Based on the results of the analysis that has been done by using paired t test obtained various results. The results of this study indicate that there is no difference in Indonesia's exports to Australia before and after the implementation of AANZFTA and there are significant differences in Indonesia's exports to New Zealand before and after the implementation of AANZFTA. In import activities, significant differences occurred in Indonesian imports from Australia and New Zealand before and after AANZFTA was implemented.
Keywords : AANZFTA, export, import
ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan ekspor dan impor Indonesia terhadap Australia dan Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA tersebut. Penelitian menggunakan sampel data ekspor dan impor periode 2009-2014 dengan pertimbangan tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah penerapan AANZFTA. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t berpasangan (paired sample t test) dan uji peringkat bertanda Wilcoxon (Wilcoxon signed ranks test) sebagai uji beda. Sebelum melakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui uji beda yang akan digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan (paired sample t test) diperoleh hasil yang beragam. Hasil dari penelitian ini menunujukkan bahwa tidak terdapat perbedaan ekspor Indonesia ke Australia sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA dan terdapat perbedaan signifikan ekspor Indonesia ke Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA. Pada kegiatan impor, terdapat perbedaan signifikan yang terjadi pada impor Indonesia dari Australia dan Selandia Baru sebelum dan sesudah AANZFTA diterapkan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
32 PENDAHULUAN
Setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangan sumber daya masing-masing, sehingga hampir semua negara selalu melakukan interaksi ekonomi dengan negara lain. Hal ini disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan jumlahnya semakin beragam. Alasan tersebut yang mendorong suatu negara untuk melakukan perdagangan internasional dengan negara lain.
Negara Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis menjadikannya negara yang turut serta dalam perdagangan internasional dengan aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor. Selain melakukan perdagangan internasional melalui kegiatan ekspor dan impor, Indonesia juga melakukan usaha untuk meningkatkan perekonomian dengan aktif bergabung dalam hubungan kerjasama antar negara yang tergabung dalam suatu kelompok dan membentuk sebuah kesepakatan kerjasama perdagangan. Salah satu bentuk kesepakatan kerjasama perdagangan tersebut ialah kesepakatan perdagangan bebas yang dapat membuka peluang lebar bagi suatu negara untuk meningkatkan transaksi internasionalnya yaitu dengan melakukan ekspor dan atau impor. Tujuan diadakannya kesepakatan perdagangan bebas ialah mengurangi hambatan-hambatan yang timbul pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional.
“Bentuk hambatan perdagangan internasional dapat
berupa hambatan tarif maupun non tarif seperti Tariff-Rate Quota (TRQ) dan Import Licenses” (Fakhrudin, 2008).
Negara-negara ASEAN yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja membentuk sebuah kerjasama berupa kesepakatan mengenai perdagangan bebas dengan negara Australia dan Selandia Baru. Kesepakatan tersebut dinamakan ASEAN–Australia–New Zealand
Free Trade Agreement (AANZFTA) yang
merupakan kesepakatan perdagangan bebas regional terbaru yang diimplementasikan oleh Indonesia. AANZFTA dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan menghilangkan atau mengurangi hambatan - hambatan perdagangan barang berupa tarif maupun non - tarif.
AANZFTA ditandatangani oleh Menteri dari 12 negara peserta pada tanggal 27 Februari 2009 di Hua Hin, Thailand. Kesepakatan ini mulai berlaku pada
tanggal 1 Januari 2010 untuk delapan penandatangan: Australia, Selandia Baru, Brunei Darussalam, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura dan Vietnam. Sedangkan untuk Thailand kesepakatan mulai berlaku pada tahun 2010, untuk Laos pada tahun 2011, untuk Kamboja pada tahun 2011 dan untuk Indonesia pada tahun 2012 (www.aanzfta.asean.org, 2017). “Pengesahan AANZTFA sendiri oleh Pemerintah Indonesia diratifikasi dalam Peraturan Presiden No.26 Tahun 2011 sedangkan penetapan tarif bea masuk atas barang impor dalam rangka AANZFTA diatur dalam
PMK No.166 Tahun 2011” (Kemenkeu, 2013).
Hubungan perdagangan Australia dan Selandia Baru dengan negara-negara ASEAN terbilang baik, termasuk dengan Indonesia. Kesepakatan perdagangan antara Indonesia dengan Australia dan Selandia Baru tersebut direalisasikan melalui kegiatan ekspor dan impor. Komoditas ekspor Indonesia ke Australia dan Selandia Baru adalah minyak mentah, kertas, produk besi baja, batubara, produk tekstil dan sepatu. Indonesia banyak mengimpor produk gandum, bahan baku tekstil, dairy product, binatang hidup terutama sapi, daging sapi dan jeroan dari Australia dan Selandia Baru. Tabel 1. Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Terhadap Australia
Tahun Ekspor (USD) Impor (USD)
2010 4.244.397.000 4.099.041.000
2011 5.582.531.000 5.177.069.000
2012 4.905.413.000 5.297.648.000
2013 4.370.481.000 5.038.169.000
2014 5.033.181.000 5.647.503.000
2015 3.679.852.000 4.815.794.000
Sumber : Trademap, 2017
Tabel 2. Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Terhadap Selandia Baru
Tahun Ekspor (USD) Impor (USD)
2010 396.249.000 726.920.000
2011 371.709.000 729.227.000
2012 441.010.000 696.252.000
2013 469.512.000 805.987.000
2014 486.777.000 836.037.000
2015 436.253.000 637.011.000
Sumber : Trademap, 2017
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
33 perekonomian di Indonesia. Melihat keadaan ini,
Indonesia dapat memanfaatkan hubungan regional dengan Australia dan Selandia Baru guna meningkatkan pertumbuhan perekonomian dalam negeri.
Meski kesepakatan perdagangan bebas dianggap menguntungkan, namun beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda mengenai AANZFTA. Tseuaoa (2011) mengatakan bahwa,
“penghapusan tarif impor daging sapi untuk impor dari Australia dan Selandia Baru dalam AANZFTA akan mengurangi produksi daging sapi dalam negeri, meningkatkan impor daging sapi dan penawaran daging sapi dalam negeri, serta menurunkan harga daging sapi dalam negeri sehingga permintaan
daging sapi meningkat”. Penelitian yang dilakukan
Rizki (2014) mengatakan bahwa, “terjadi penurunan
nilai ekspor dengan bergabungnya Indonesia dalam
AANZFTA”. Penelitian lain menyimpulkan bahwa, “jika dilihat dari perkembangan volume ekspor-impor Indonesia dengan Australia sebelum dan setelah perjanjian ini diratifikasi, Indonesia belum memanfaatkannya secara maksimal hal ini terlihat dari kecenderungan ekspor Indonesia yang
mengalami necara perdagangan defisit”
(Nurkhairunnisa, 2014). Melihat hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa penerapan AANZFTA tidak sepenuhnya menguntungkan bagi Indonesia mendorong penulis untuk meneliti pengaruh AANZFTA terhadap ekspor dan impor antara Indonesia dengan Australia dan Selandia Baru.
Pemilihan tema pada penelitian ini didasarkan pada keingintahuan penulis mengenai dampak adanya kesepakatan perdagangan bebas yang telah disepakati oleh Indonesia terhadap ekspor-impor Indonesia-Australia dan Selandia Baru. Eliminasi hambatan perdagangan disepakati pada tahun 2009 dan mulai diterapkan pada tahun 2010 di beberapa negara. Indonesia mulai menerapkan kesepakatan perdagangan bebas AANZFTA pada tahun 2012, maka penulis menggunakan periode tahun penelitian 2009-2014. Periode tahun ini dipilih dengan mempertimbangkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui perbedaan ekspor dan impor Indonesia terhadap Australia dan Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganalisis dampak ASEAN-Australia-New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA)
terhadap perdagangan, yaitu ekspor dan impor. Melalui pertimbangan tersebut, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh ASEAN – Australia – New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) terhadap Ekspor dan Impor (Studi pada
Trademap Periode 2009 - 2014”.
KAJIAN PUSTAKA
ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA)
AANZFTA adalah perjanjian perdagangan bebas komprehensif yang membuka dan menciptakan peluang baru bagi sekitar 660 juta orang di ASEAN, Australia dan Selandia Baru. Sesuai dengan visi dari ASEAN pada tahun 2025, AANZFTA bertujuan untuk menumbuhkan perekonomian yang berkelanjutan di kawasan ini dengan mewujudkan kondisi pasar dan investasi yang lebih liberal, fasilitatif dan transparan diantara para penandatangan kesepakatan (www.asean.org, 2017).
AANZFTA terdiri dari 18 Bab, 212 Pasal dan 4 Lampiran yang mencakup: perdagangan Barang, Jasa, Investasi, Rules of Origin (ROO), Customs,
Sanitary and Phytosanitary (SPS), Technical
Barriers to Trade (TBT), Safeguard, Hak Kekayaan Intelektual, Kebijakan Persaingan, Movement of
Natural Person (MNP), Kerjasama Ekonomi,
Dispute Settlements Mechanism (DSM), dan
Ecommerce (Kemendag, 2015).
Negara-negara yang tergabung dalam kesepakatan AANZFTA diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut (www.aanzfta.asean.org, 2016) :
a. Dapat meningkatkan akses pasarnya melalui pengurangan dan penghapusan tarif progresif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di negara tersebut
1) Tiap negara yang hendak melakukan perdagangan internasional akan menikmati tarif nol pada saat berlakunya kesepakatan ini pada tahun 2010 untuk 96,5 persen garis tarif Australia dan 84,7 persen garis tarif Selandia Baru.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
34 b. Penerapan peraturan asal (rules of origin)
akan lebih ditingkatkan dengan ketentuan "advance ruling in writing" dalam Bab Prosedur Pabean mengenai klasifikasi tarif.
c. Negara yang tergabung dalam kesepakatan AANZFTA dapat meningkatkan akses pasar dan perawatan nasional untuk perdagangan jasa, mengingat komitmen Australia dan Selandia Baru dalam perdagangan jasa telah melampaui komitmen mereka di WTO (World Trade Organization).
d. Tindakan perlindungan yang signifikan untuk investasi tertutup termasuk penyediaan mekanisme penyelesaian sengketa investor-negara sehingga setiap investor dari setiap negara akan merasa lebih aman dalam melukan kegiatan investasi.
e. Dan pencantuman ketentuan-ketentuan lain yang akan memudahkan pergerakan bagi pelaku bisnis.
Perdagangan Internasional
Menurut Purwito (2010:4), “perdagangan
internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa melintasi batas-batas suatu negara atau teritorial suatu negara ke teritorial negara lainnya”. Perdagangan internasional dapat digunakan sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
“Membuka perdagangan dengan berbagai negara di
dunia akan memberikan keuntungan dan membawa pertumbuhan ekonomi dalam negeri, baik secara langsung berupa pengaruh yang ditimbulkan terhadap alokasi sumber daya dan efisiensi, maupun secara tidak langsung berupa naiknya tingkat
investasi” (Rusydiana, 2009:48). Bentuk dari
perdagangan internasional adalah ekspor dan impor.
Ekspor dan Impor
Menurut Tandjung (2010:269) ekspor adalah
“pengeluaran barang dari daerah pabean Indonesia
untuk dikirimkan ke luar negeri dengan mengikuti
ketentuan yang berlaku”. Beberapa manfaat yang
diperoleh oleh suatu negara ketika melakukan kegiatan ekspor menurut Sukirno (2012:360) adalah: a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Produk Indonesia dapat dipasarkan ke luar negeri melalui kegiatan ekspor.
b. Menambah Devisa Negara
Kegiatan ekspor dapat menambah penerimaan devisa yang merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Semakin luas pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan
meningkat dan akan semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
Menurut Undang – Undang No. 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan, “impor adalah kegiatan memasukkan barang kedalam daerah pabean”.
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan melakukan kegiatan impor, menurut Apridar (2012: 83) manfaat tersebut antara lain:
a. Mendapatkan Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan
Tidak semua negara dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga dilakukan kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, kegiatan mendatangkan barang dari luar negeri juga dapat dipengaruhi oleh biaya impor jauh lebih murah daripada memproduksi sendiri.
b. Memperoleh Teknologi Modern
Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki menimbulkan terjadinya pertukaran informasi yang dapat berupa teknik produksi baru dan pemanfaatan dari teknologi tersebut untuk mendukung kegiatan produksi yang optimal. c. Memperoleh Bahan Baku
Dalam memproduksi suatu barang dalam kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Akan tetapi ketersediaan bahan baku tersebut mungkin tidak selalu tersedia di dalam negeri. Selain tidak tersedianya bahan baku tersebut, harga yang lebih mahal di dalam negeri juga mendorong pengusaha untuk mendatangkan bahan bakunya dari luar negeri.
Hipotesis Penelitian
H1 = Terdapat perbedaan ekspor Indonesia ke
Australia sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA
H2 = Terdapat perbedaan impor Indonesia dari
Australia sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA
H3 = Terdapat perbedaan ekspor Indonesia ke
Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA
H4 =Terdapat perbedaan impor Indonesia dari
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
35 METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian event study (studi peristiwa) yang digunakan untuk mengamati dampak dari suatu peristiwa terhadap variabel lainnya. Penelitian event study dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengamati dampak peristiwa AANZFTA pada ekspor dan impor pada periode tertentu.
Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian ini adalah Internatinal Trade Center (ICT) melalui situsnya di http://www.trademap.org. Trade Map menyajikan data lengkap yang diperlukan dalam penelitian ini dalam bentuk tabel, grafik dan peta, juga berdasarkan produk, kelompok produk, pengelompokan negara dan regional untuk ekspor dan impor yang dapat membantu penelitian ini.
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data ekspor dan impor. Sampel yang digunakan didasarkan pada purposive sampling yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Data per bulan ekspor dan impor
2. Data ekspor dan impor Indonesia dengan Australia dan data ekspor dan impor Indonesia dengan Selandia Baru
3. Periode Januari 2009 – Desember 2014 Disesuaikan dengan kriteria pemilihan sampel diatas, terdapat masing-masing 72 sampel data ekspor dan impor antara Indonesia dan Australia-Selandia Baru pada periode Januari 2009 sampai Desember 2014. Sampel tersebut terbagi menjadi dua kelompok sampel, yaitu sampel sebelum diterapkannya AANZFTA dan sampel setelah diterapkannya AANZFTA. Kelompok sampel pertama, sebelum diterapkannya AANZFTA terdiri dari data per bulan periode tahun 2009 hingga tahun 2011 (3 tahun x 12 bulan = 36 data), sehingga berjumlah 36 data. Kelompok sampel kedua, setelah diterapkannya AANZFTA terdiri dari data per bulan periode tahun 2012 hingga tahun 2014 (3 tahun x 12 bulan = 36 data), sehingga berjumlah 36 data. AANZFTA mulai diterapkan pada tanggal 12 Januari 2012, akan tetatpi dilakukan cut off data pada tanggal 1 Januari 2012 sehingga data ekspor dan impor pada tanggal 1 sampai 11 Januari 2012 diasumsikan data setelah penerapan AANZFTA.
Asumsi tersebut didasarkan pada penggunaan data bulanan yang digunakan dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Berikut adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini:
1. Statistik Deskriptif
Tahap ini peneliti akan melakukan analisis statistik dengan menguji nilai ekspor dan impor Indonesia terhadap Australia dan Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA. Pengujian menggunakan perhitungan nilai maximal, minimal, mean, dan standard deviation.
2. Statistik Inferensial
“Statistik inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari
sekumpulan data yang telah disusun dan diolah”
(Sudijono, 2008:5). Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan uji beda yang disesuaikan dengan sampel penelitian ini, yakni sampel berpasangan.
Terdapat dua uji beda yang digunakan sebagai uji hipotesis dalam penelitian ini. Uji parametrik yaitu uji t berpasangan (paired sample t test) dan uji non parametrik yaitu uji peringkat bertanda Wilcoxon (Wilcoxon signedranks test). Sebelum melakukan uji beda, uji normalitas dilakukan terlebih dahulu dikarenakan uji beda yang digunakan akan ditentukan berdasarkan hasil dari uji normalitas. Data berdistribusi normal menggunakan uji parametrik dan data tidak berdistribusi normal menggunakan uji non parametrik.
a. Uji Normalitas
Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk
menguji normalitas data. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini ditentukan dengan melihat nilai signifikansinya. Apabila nilai sig. > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai sig. < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
36 Sumber : Ghozali (2013:64)
tujuan penelitian ini, yakni untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan pada sampel berpasangan. Rumus uji beda t test adalah sebagai berikut:
� =
SM −MKriteria pengambilan keputusan pada uji ini adalah sebagai berikut:
1. Ho diterima apabila : t hitung ≤ t tabel atau
Sig. > 0,05.
2. Ha diterima apabila : t hitung > t tabel atau
Sig. ≤ 0,05.
c. Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon SignedRanks Test)
Wilcoxon signed ranks test merupakan uji statistika non parametrik yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan dari data sebelum dan sesudah adanya perlakuan tertentu dan digunakan jika data tidak berdistribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan pada uji ini adalah apabila nilai statistik Wilcoxon < nilai kritis maka h0 ditolak dan h1 diterima, begitupula
sebaliknya (Suharyadi dan Purwanto, 2009:322).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penyajian Data
Gambar 1, 2, 3 dan 4 menggambarkan nilai ekspor dan impor Indonesia terhadap Australia dan Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA yang mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Nilai ekspor dan impor disajikan dalam bentuk ribuan Dollar AS.
Gambar 1. Pergerakan Rata-Rata Nilai Ekspor Indonesia ke Australia
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2017
Gambar 2. Pergerakan Rata-Rata Nilai Impor Indonesia dari Australia
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2017
Gambar 3. Pergerakan Rata-Rata Nilai Ekspor Indonesia ke Selandia Baru
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2017
Gambar 4. Pergerakan Rata-Rata Nilai Impor Indonesia dari Selandia Baru
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2017
Hasil Penelitian Uji Normalitas
Tabel 3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Ekspor Indonesia ke Australia
Kolmogorov-Smirnov Keterangan N Sig.
Ekspor
Sebelum 36 0,678
Berdistribusi Normal Ekspor
Sesudah 36 0,544
Berdistribusi Normal
$0 $100.000 $200.000 $300.000 $400.000 $500.000
R
ib
u
an
SEBELUM
SETELAH
$0 $100.000 $200.000 $300.000 $400.000 $500.000
R
ib
u
an
SEBELUM
SESUDAH
$0 $10.000 $20.000 $30.000 $40.000 $50.000
R
ibuan
SEBELUM
SESUDAH
$0 $20.000 $40.000 $60.000 $80.000
R
ibuan
SEBELUM
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
37 Tabel 4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Impor
Indonesia dari Australia
Tabel 5. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Ekspor Indonesia ke Selandia Baru
Kolmogorov-Tabel 6. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Impor Indonesia dari Selandia Baru
Kolmogorov-Hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov
Smirnov menunjukkan seluruh data yang digunakan
berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis yang digunakan menganalisis data ekspor dan impor Indonesia terhadap Australia dan Selandia Baru adalah uji t berpasangan (paired sample t test).
Uji t Berpasangan
Tabel 7. Paired Samples Test Ekspor Indonesia ke Australia Sebelum dan Sesudah AANZFTA
Paired Differences
Mean -,04939104461
Std. Deviation ,15775448268 Std. Error Mean ,02629241378 95% Confidence
Pada Tabel 7 menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,879 dengan Sig. sebesar 0,069 > 0,05 yang berarti Ho diterima, yaitu tidak terdapat perbedaan antara
ekspor Indonesia ke Australia sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA.
Tabel 8. Paired Samples Test Impor Indonesia dari Australia Sebelum dan Sesudah AANZFTA
Paired Differences
Mean -,10586370925
Std. Deviation ,09774121044 Std. Error Mean ,01629020174 95% Confidence sebesar -6,499 dengan Sig. sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat perbedaan signifikan antara impor Indonesia dari Australia sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA.
Tabel 9. Paired Samples Test Ekspor Indonesia ke Selandia Baru Sebelum dan Sesudah AANZFTA
Paired Differences
Mean -,11271309989
Std. Deviation ,20597923893 Std. Error Mean ,03432987316 95% Confidence sebesar -3,283 dengan Sig. sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat perbedaan signifikan antara ekspor Indonesia ke Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA.
Tabel 10. Paired Samples Test Impor Indonesia dari Selandia Baru Sebelum dan Sesudah AANZFTA
Paired Differences
Mean -,06221414056
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
38 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat
perbedaan signifikan antara impor Indonesia dari Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA.
Pembahasan
1. Terdapat Perbedaan Antara Ekspor Indonesia ke Australia Sebelum Dan Sesudah Penerapan AANZFTA
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda (paired sample t test) menunujukkan bahwa dengan adanya penerapan ASEAN Australia New Zealand
Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia
pada awal tahun 2012 memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan antara ekspor Indonesia ke Australia sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya AANZFTA tidak cukup untuk mempengaruhi nilai ekspor Indonesia. Faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan nilai ekspor tersebut antara lain tingkat nilai tukar dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB). “Semakin kuat nilai tukar (apresiasi) akan menyebabkan semakin menurunnya ekspor Indonesia dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat kinerja ekspornya” (Ginting, 2013:16).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nurkhairunnisa (2014) yang menyatakan bahwa Indonesia belum memanfaatkan secara maksimal AANZFTA, hal ini terlihat dari besarnya penurunan nilai ekspor Indonesia dan Australia sebagai dampak keikutsertaannya dalam AANZFTA. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rizki (2014)
yang menyatakan bahwa “terjadi penurunan nilai
ekspor dengan bergabungnya Indonesia dalam
AANZFTA”. Meskipun sempat terjadi penurunan
rata-rata nilai ekspor setelah pemberlakuan AANZFTA namun jumlah rata-rata nilai ekspor Indonesia ke Australia lebih besar setelah pemberlakuan AANZFTA dibandingkan sebelum pemberlakuan AANZFTA.
2. Terdapat Perbedaan Antara Impor Indonesia dari Australia Sebelum Dan Sesudah Penerapan AANZFTA
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda (paired samples t test) menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan ASEAN Australia New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) di
Indonesia pada tahun 2012 telah memberikan perbedaan yang signifikan terhadap impor Indonesia dari Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
AANZFTA dapat mempengaruhi kegiatan impor suatu negara sesuai dengan pendapat Suranovic dalam Setiawan (2012: 135) yang menyatakan
bahwa “kedua negara yang terikat dalam
kesepakatan free trade memperoleh dampak positif dengan meningkatnya volume dan nilai perdagangan
antar kedua negara”.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tseuoa (2011) yang menyatakan bahwa penghapusan tarif impor daging sapi akan meningkatkan impor daging sapi dari Australia dan Selandia Baru dan diperkuat dengan hasil penelitian Nurkhairunnisa (2014) yang mengatakan bahwa Indonesia belum memanfaatkan kesepakatan secara maksimal yang terlihat dari kecenderungan ekspor Indonesia yang mengalami neraca perdagangan defisit, yang berarti nilai impor lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor.
3. Terdapat Perbedaan Antara Ekspor Indonesia ke Selandia Baru Sebelum Dan Sesudah Penerapan AANZFTA
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda (paired sample t test) menunujukkan bahwa dengan adanya penerapan ASEAN Australia New Zealand
Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia
pada awal tahun 2012 memberikan perbedaan yang signifikan terhadap ekspor Indonesia ke Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya AANZFTA dapat mempengaruhi nilai ekspor Indonesia. Meningkatnya nilai nilai ekspor ini sesuai dengan pendapat Suranovic dalam Setiawan (2012:135) yang menyatakan bahwa “kedua negara yang terikat dalam kesepakatan free trade memperoleh dampak positif dengan meningkatnya
volume dan nilai perdagangan antar kedua negara”.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rizki (2014) yang menyatakan bahwa
“terjadi penurunan nilai ekspor dengan
bergabungnya Indonesia dalam AANZFTA” karena hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Selandia Baru setelah adanya penerapan AANZFTA.
4. Terdapat Perbedaan Antara Impor Indonesia dari Selandia Baru Sebelum Dan Sesudah Penerapan AANZFTA
“Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda
(paired samples t test) menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan ASEAN Australia New Zealand
Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
39 signifikan terhadap impor Indonesia dari Selandia
Baru”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
AANZFTA dapat mempengaruhi kegiatan impor suatu negara. Selain kesepakatan perdagangan bebas, terdapat faktor lain yang juga dapat mempengaruhi peningkatan nilai impor, seperti PDB, kurs, inflasi dan cadangan devisa. Menurut Siregar (2010) dalam penelitiannya, “variabel pertumbuhan ekonomi (PDB), kurs, inflasi dan cadangan devisa secara bersama-sama dapat mempengaruhi impor Indonesia”. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tseuoa (2011) yang menyatakan bahwa penghapusan tarif impor daging sapi dalam AANZFTA akan meningkatkan impor daging sapi dari Australia dan Selandia Baru. Peningkatan impor daging sapi dari Australia dan Selandia Baru menyebabkan jumlah pasokan daging sapi dalam negeri meningkat sehingga konsumen diuntungkan karena penurunan daging sapi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penerapan AANZFTA terhadap ekspor dan impor Indonesia terhadap Australia dan Selandia Baru periode Januari 2009 sampai Desember 2014 dengan menggunakan uji beda paired sample t-test dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberlakuan ASEAN – Australia - New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia pada tahun 2012 tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia ke Australia sebelum dan sesudah pemberlakuan AANZFTA.
2. Pemberlakuan ASEAN – Australia - New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia pada tahun 2012 memberikan perbedaan yang signifikan terhadap nilai impor Indonesia dari Australia sebelum dan sesudah penerapam AANZFTA.
3. Pemberlakuan ASEAN – Australia - New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia pada tahun 2012 memberikan perbedaan yang signifikan terhadap nilai ekspor Indonesia ke Selandia Baru sebelum dan sesudah pemberlakuan AANZFTA.
4. Pemberlakuan ASEAN – Australia - New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia pada tahun 2012 memberikan
perbedaan yang signifikan terhadap nilai impor Indonesia dari Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapam AANZFTA.
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah maupun pihak-pihak lain. Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain:
1. Bagi Pemerintah
a. Indonesia merupakan negara yang sangat besar penduduknya dan berpotensi menjadi pasar bagi perdagangan internasional. Untuk itu, Indonesia perlu selektif dan benar-benar memahami dampak liberalisasi perdagangan yang dilakukan. Salah satunya ialah melakukan analisis daya saing komoditas yang dihasilkan Indonesia untuk perumusan kebijakan yang tepat.
b. Pemerintah sebaiknya berperan aktif dalam membantu pelaku bisnis dalam negeri, misalnya dengan memberikan kredit berbunga rendah dan sosialisasi sehingga pelaku bisnis dapat meningkatkan kualitas produknya dan mampu bersaing dengan produk impor dari Australia dan Selandia Baru.
2. Bagi Pelaku Bisnis
a. Terkait dengan produk komoditas Indonesia yang berorientasi ekspor perlu dilakukan studi lanjutan untuk melakukan analisis daya saing dan mengukur tingkat produktivitas. Hal ini penting tidak hanya untuk memahami peta persaingan dengan komoditas dari negara lain akan tetapi juga menemukan formula untuk meningkatkan daya saing dengan peningkatan produktivitasnya.
b. Meningkatkan kembali kuantitas dan kualitas produksi melalui pengembangan teknologi dan inovasi, pemanfaatan sumber daya alam dan manusia secara maksimal dan efisien.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
40 DAFTAR PUSTAKA
Apridar. 2012. Ekonomi Internasional: Sejarah, Teori, Konsep dan Permasalahan dalam Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Purwito, Ali Muhammad. 2010. Kepabeanan dan Cukai (Pajak lalu Lintas Barang) Konsep dan Aplikasi, Pusat Kajian Fiskal FHUI. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Rajo Grafindo Persada: Jakarta.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, Sadono. 2012. Makroekonomi: Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tandjung, Marolop. 2010. Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor. Jakarta: Salemba Empat.
Fakhrudin, Umar. 2008. Kebijakan Hambatan Perdagangan atas Produk Ekspor Indonesia di Negara Mitra Dagang. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol. II, No. 02.
Ginting, Ari Mulianta. 2013. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Ekspor Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol. 7 No.1:16
Kemendag. 2015. Pendekatan Koheren Berkelanjutan untuk Realisasi Ekonomi Eksternal.
Kemenkeu. 2013. Kajian Potensi Pemanfaatan Perjanjian Perdagangan Barang dalam Kerangka ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area bagi Produk Tertentu.
Rusydiana, A.S.. 2009. Hubungan antara Perdagangan Internasional, Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan Industri Keuangan Syariah di Indonesia. TAZKIA Islamic Finance & Business Review. Vol.4 No.1
Setiawan, Sigit. 2012. ASEAN-China FTA: Dampaknya terhadap Ekspor Indonesia dan
Cina. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol. 6 No. 2
Tseuoa, Thato. 2012. Impact of ASEAN Australia and New Zealand Free Trade Agreement on Beef Industry in Indonesia. J. ISSAAS. Vol. 18 No. 2:70-82
Undang-Undang No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
AANZFTA. 2016. Manfaat AANZFTA, diakses pada tanggal 1 September 2017 dari
http://aanzfta.asean.org/key-aanzfta-trade-figures/
Nurkhairunnisa, Rizki. 2014. Analisis Kebijakan Penurunan Tarif Bea Masuk antara Indonesia dengan Australia dalam Rangka ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area, diakses pada tanggal 10 September 2017 dari
http://lib.ui.ac.id
Rizki, Anandita S. 2014. Analisis Dampak Perjanjian Kerjasama Perdagangan Indonesia, diakses pada tanggal 10 September 2017 dari
http://etd.repository.ugm.ac.id
Siregar, Athiah Ramadhani. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor di Indonesia, diakses pada tanggal 25
November 2017 dari