72
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Frasa perbuatan tidak menyenangkan dalam Pasal 335 ayat (1) KUHP
telah dihapus berdasarkan Mahkamah Konstitusi No.1/PUU-XI/2013 pada
tanggal 16 Januari 2014. Sehingga putusan Mahkamah Agung
No.1554K/PID/2013 dalam putusannya membebaskan terdakwa kurang tepat,
karena akan lebih tepat apabila dikenakan putusan lepas. Menurut Pasal 191
ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
tentang putusan lepas, segala tuntutan hukum atas perbuatan yang dilakukan
terdakwa dalam surat dakwaan jaksa/penuntut umum telah terbukti secara sah
dan meyakinkan menurut hukum, akan tetapi terdakwa tidak dapat dijatuhi
pidana, karena perbuatannya dalam memotong rambut menurut hakim
Mahkamah Agung merupakan bentuk pendisplinan siswa. Unsur-unsur dalam
pasal 335 KUHP dalam tuntutan tidak terpenuhi, namun dikaitkan dengan Pasal
77 huruf a Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002 unsur
diskriminasi dan menimbulkan kerugian psiqis korban sesuai dengan
73
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang dapat
membantu baik Aparat Penegak Hukum maupun institusi pendidikan, antara
lain :
1. Aparat penegak hukum dalam menangani suatu perkara pidana
sepatutnya menimbang berat atau ringannya suatu tindak pidana
khususnya dalam institusi pendidikan, agar terciptanya keadilan yang
bermartabat.
2. Aparat hukum dalam menangani suatu perkara, lebih teliti lagi
terhadap perubahan peraturan yang telah dirubah oleh Mahkamah
Konstitusi agar terciptanya kepastian hukum.
3. Perlunya pengawasan dan pengaturan dalam memberikan sanksi
terhadap siswa yang melanggar peraturan sekolah berdasarkan tingkat
kesalahan siswa agar hukuman yang diberikan sesuai dengan
kesalahan yang dilakukan siswa.
4. Perlunya sosialisasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa
mengenai peraturan dan sanksi disekolah agar tidak terjadi kesalah