• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Ikan Transgenik Sebagai Solusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teknologi Ikan Transgenik Sebagai Solusi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR BIOTEKNOLOGI

TEKNOLOGI IKAN TRANSGENIK SEBAGAI SOLUSI DALAM

MENGATASI MASALAH KELANGKAAN PANGAN DI INDONESIA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Pengantar Bioteknologi

Oleh:

Prima Tegar Anugrah (125080601111024)

Kelas I 06

Program Studi Ilmu Kelautan

Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Malang

(2)

Teknologi Ikan Transgenik

Definisi Transgenik :

Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah berkembang sangat pesat. Dimana penerapannya sebagian besar digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menjangkau setiap aspek kehidupan manusia, tak ketinggalan pula dalam bidang bioteknologi. Selain dalam bidang pertanian dan pangan, bioteknologi modern juga telah menjangkau bidang kelautan dan perikanan. Beberapa permasalahan perikanan terutama dalam budidaya ikan dapat teratasi dengan bioteknologi molekuler, salah satu teknologi tersebut adalah dengan pengembangan “Teknologi Transgenik”. Transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya, baik dari satu hewan ke hewan lainnya atau dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Salah contoh dari teknologi transgenetik ini yaitu ikan transgenik.

Makhluk hidup transgenik sering disebut sebagai GMOs (Genetically Modified Organisms) yang merupakan hasil rekayasa genetika. Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Teknik GMOs ini mengubah faktor keturunan untuk mendapatkan sifat baru. Teknik ini dikenal dengan rekayasa genetika atau teknologi plasmid. Pengubahan gen dilakukan dengan jalan menyisipkan gen lain ke dalam plasmid sehingga menghasilkan individu yang memiliki sifat tertentu sesuai dengan keinginan si pembuat.

Teknologi ikan transgenik mampu menghasilkan benih ikan unggul, yaitu melalui perbaikan mutu genetik ikan yang akan dipelihara atau dibudidayakan. Perbaikan mutu genetik ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ikan. Keunggulan ikan hasil rekayasa ini antara lain pertumbuhan cepat, tahan terhadap serangan penyakit, dan tahan terhadap lingkungan yang cukup ekstrem.

Konsep Transgenik Pada Ikan :

(3)

Karakteristik genetik tertentu yang dimiliki oleh seekor ikan biasanya menyatu dengan sejumlah sifat bawaan yang mempengaruhi pertumbuhan seperti kemampuan ikan menemukan dan memanfaatkan pakan yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang luas. Semua hal tersebut akhirnya tercermin pada laju pertumbuhan ikan.

Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan usaha – usaha yang mampu menghasilkan benih ikan unggul seperti tersebut diatas salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan rekayasa genetik melalui penerapan teknologi transgenik pada ikan. Transgenik atau teknologi DNA rekombinan (rDNA) merupakan rekayasa genetik yang memungkinkan kombinasi ulang (rekombinasi) atau penggabungan ulang gen dari sumber yang berbeda secara in vitro. Tujuan dari transgenik ini adalah untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dan peningkatan produksi. Meskipun teknologi transgenik ini memungkinkan untuk diaplikasikan dalam bidang akuakultur (budidaya perikanan), namun masih perlu dilakukan penelaahan khusus untuk mengetahui teknologi tersebut.

Kelebihan Teknologi Ikan Transgenik:

Hasil penelitian transgenik pada ikan telah memberikan dampak yang positif pada pertumbuhan ikan dan terbukti bahwa gen luar yang ditransfer telah mampu berintregrasi dengan genomnya, hal ini dapat dilihat dari hasil pertumbuhan keturunannya yang cukup meyakinkan yaitu sekitar 4 – 6 kali lipat pada ikan salmon.

Sedangkan hasil analisis berat badan ikan non transgenik dan transgenik pada ikan tilapia menunjukkan bahwa keturunan F2 (keturunan F2 adalah perkawinan antara jantan F1 dengan betina alam), ikan transgenik menghasilkan berat berkisar antara 60 – 90 gram/individu pada umur 5, 6, dan 7 bulan, sedang pada ikan non transgenik menghasikan berat berkisar antara 20 – 30 gram/individu, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada keturunan ke 2 (F2) sifat tumbuhnya masih dapat diturunkan, dan pertumbuhannnya sekitar 3 kali lipat dibandingkan dengan ikan kontrol. Adapun FCR (food conversi ratio) atau perbandingan antara pakan yang diberikan dengan daging yang dibentuk pada ikan transgenik mencapai 0,76 sedangkan nontransgenik sebesar 1,02 ini berarti bahwa ikan transgenik untuk menghasilkan satu kilogram daging hanya memerlukan pakan sebanyak 0,76 kg, sedangkan pada ikan biasa untuk menghasilkan daging satu kilogram memerlukan 1,02 kg pakan, dengan demikian menunjukkan bahwa didalam pemanfaatan pakan ikan trangenik lebih efisien dibandingkan dengan ikan nontransgenik.

(4)

Selain kelebihan yang dimiliki, ikan transgenik juga memiliki beberapa kelemahan. Pada kondisi akuarium, ikan transgenik yang cepat – tumbuh tersebut 30% lebih cenderung mati sebelum mencapai kedewasaan seksual. Ikan transgenik yang diperkenalkan kedalam populasi ikan yang hidup liar menunjukkan hasil mengkhawatirkan. Jika ikan transgenik lepas ke alam liar, mereka dapat menyebabkan pencemaran spesies – spesies air lainnya. Membiarkan ikan transgenik di keramba laut dapat meningkatkan jumlah spesies yang terancam punah dengan signifikan

Terdapat skenario lain yang menandai resiko – resiko global yang berhubungan dengan lepasnya ikan transgenik ke dalam lingkungan. Meningkatkan tingkat pertumbuhan ikan dan meningkatkan kebutuhan – kebutuhan pakan harian mereka. Penelitian – penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa ikan transgenik lebih agresif dan memakan lebih banyak makanan. Mereka juga tidak berenang sebaik ikan liar, sehingga mereka dapat dapat berkumpul di suatu area dan memonopoli persediaan makanan dan sumber daya lain. Hal ini dapat mempunyai efek menghancurkan lingkungan alami, khususnya karena sebagian besar ikan yang direkayasa saat ini – misalnya salmon, trout, carp dan tilapia – adalah pemangsa/predator. Pengalaman lalu telah menunjukkan bahwa memperkenalkan spesies – spesies predator besar kedalam lingkungan baru dapat menyebabkan bencana ekologi.

Referensi :

Agus Hery Susanto. 2007. Organisme Transgenik. Fakultas Biologi : Universitas Soedirman. Priyono. 2009. Hewan Transgenik. Magister Ilmu Ternak UNDIP.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan observasi, objek kajian belum memiliki sertifikasi dari Lembaga Ekolabel Indonesia, sehingga hasil yang dicapai dari kriteria kayu bersertifikat adalah

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah dengan judul

Penelitian ini difokuskan untuk menguji aktivitas bakteri endofit MFS3 sebagai produsen senyawa biosurfaktan dengan pendekatan teknik hidrofobik Parafilm M test dan

Data yang dikumpulkan dianalisis sebagai berikut : 1) audit teknologi terhadap penerapan teknologi oleh perusahaan inti (STA) dan perusahaan penyokongnya (CPIN) pada kemitraan

Risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan auditor untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, tidak akan mendeteksi salah saji yang bisa material, secara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gliserol terhadap karakteristik edible film dan konsentrasi yang terbaik yang ditambahkan dalam pembuatan

Pada saluran tataniaga nol tingkat nilai efisiensi dapat dilihat pada perbandingan antara biaya tataniaga yang dikeluarkan dengan jumlah produksi yang dijual, maka

Perlakuan VW dengan penambahan zat pengatur tumbuh NAA 0.5 ppm dan BAP 3 ppm mempunyai warna daun hijau muda. Zat pengatur tumbuh terutama sitokinin dalam bentuk BAP yang