• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pekerja Batubata Di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pekerja Batubata Di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Tahun 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar,

industri menengah dan industri kecil semakin ketat. Persaingan yang ketat membuat

para pelaku industri berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan sehingga mampu meningkatkan kualitas

produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini akan berhasil jika berbagai

risiko yang akan mempengaruhi kehidupan para pekerja dapat diantisipasi. Berbagai

risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK),

penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan kerja yang dapat

menyebabkan kecacatan dan kematian (Hidayat, 2013).

Punnet, et al (2005) menyebutkan bahwa di seluruh dunia terdapat 37% dari

nyeri punggung bawah dianggap disebabkan faktor risiko pekerjaan. Sebagian agak

bervariasi antar negara (21% - 41%) dan lebih tinggi di negara dengan status

kesehatan yang lebih rendah pada umumnya. Perbedaan regional didorong oleh

tingkat partisipasi angkatan kerja dan distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan,

terutama proporsi petani. Di masing-masing daerah, sebagian risiko yang timbul lebih

tinggi untuk laki-laki daripada perempuan, terutama karena partisipasi laki-laki lebih

(2)

tubuh. Nyeri punggung bawah tidak langsung menyebabkan kematian tetapi

menyebabkan kecacatan dan memiliki konsekuensi sosial yang berpotensi parah.

Pada tahun 2000, pekerjaan yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah

diperkirakan menyebabkan 818.000 orang di seluruh dunia mengalami kecacatan

disesuaikan dengan tahun hidup yang hilang setiap tahunnya.

Sistem kerja yang tidak ergonomik dalam suatu perusahaan seringkali kurang

mendapat perhatian atau dianggap sepele oleh para pihak manajemen atau pengelola

sumber daya manusia di perusahaan tersebut. Sebagai contoh antara lain adalah pada

cara, sikap dan posisi kerja yang tidak benar, fasilitas kerja yang tidak sesuai, dan

faktor lingkungan kerja yang tidak mendukung (Budiono, 2009).

Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai

masalah, antara lain : nyeri, kelelahan bahkan kecelakaan. Richard (2001) dalam

Santoso (2004) menyebutkan bahwa saat ini terdapat 80% orang hidup setelah

dewasa mengalami nyeri pada bagian tubuh belakang (back pain) karena berbagai

sebab termasuk kondisi tidak ergonomis dan back pain ini mengakibatkan 40% orang

tidak masuk kerja. Hasil penelitian yang dilakukan Santoso (2001) menyebutkan

bahwa tenaga kerja bubut manual posisi berdiri tegak yang tidak ergonomis

mengalami kelelahan otot biomekanik pada bahu kanan sebanyak 20,8%.

Bertumpuknya pajanan pengangkatan berulang-ulang, pemakaian alat

pelubang beton, gergaji rantai, atau mesin pengolah tanah berputar berhubungan

dengan angka kejadian nyeri punggung bawah yang lebih tinggi. Suatu penelitian

(3)

waktu pada tiga organisasi besar di Singapura menunjukkan 54% pekerja mengalami

nyeri punggung bawah dan 60 % mengalami kekakuan dan rasa tidak enak pada leher

(Jeyaratnam dan Koh, 2010).

Nyeri punggung bawah adalah masalah yang banyak dihadapi oleh banyak

negara dan menimbulkan banyak kerugian. Dilihat dari data yang dikumpulkan dari

penelitian Pusat Riset dan Pengembangan Pusat Ekologi Kesehatan, Departemen

Kesehatan dalam Sakinah, dkk (2012) yang melibatkan 800 orang dari 8 sektor

informal di Indonesia menunjukkan keluhan nyeri punggung bawah dialami oleh

31,6% petani kelapa sawit di Riau, 21% perajin wayang kulit di Yogyakarta, 18%

perajin onix di Jawa Barat, 16% penambang emas di Kalimantan Barat, 14,9% perajin

sepatu di Bogor dan 8% perajin kuningan di Jawa Tengah. Selain itu, perajin batu

bata di Lampung dan nelayan di DKI Jakarta menderita keluhan nyeri punggung

bawah masing-masing 76,7% dan 41,6%.

Bertambahnya jumlah absen karena nyeri akibat gejala punggung bagian

bawah ditemukan pada pekerjaaan dengan tuntutan fisik tinggi, pekerjaan dengan

sikap badan statis dalam waktu lama, pekerjaan yang terutama membutuhkan posisi

sikap badan bungkuk dan pekerjaan mendadak tak terduga menerima beban kerja

fisik berat. Pekerjaan tertentu terutama supir truk, perawat, dan pekerjaan yang

menangani material menunjukkan adanya tingkat ketidakmampuan yang tinggi.

Pekerja yang bekerja pada pemerintah dan bagian finansial memiliki kemungkinan

(4)

Posisi tubuh dan cara kerja yang tidak benar atau melebihi kemampuan dapat

menyebabkan nyeri punggung bawah (NPB) atau low back pain (LBP). Nyeri

punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang

sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf atau

struktur lainnya di sekitar daerah tersebut. Prevalensi nyeri punggung bawah pada

tenaga kerja dengan paparan risiko tinggi dapat mencapai 40-50 % dari populasi yang

bersangkutan. Rasa nyeri punggung bawah dapat menyebabkan gangguan pada

pelaksanaan pekerjaan bahkan kadang-kadang penderita tidak dapat bekerja sama

sekali (Suma’mur, 2009).

Berdasarkan hasil penelitan Hidayat (2013) dapat disimpulkan bahwa faktor

risiko ergonomi dapat mempengaruhi munculnya keluhan muskuloskeletal terhadap

pekerja. Semakin tidak ergonomis suatu pekerjaan maka akan memicu terjadinya

keluhan muskuloskeletal dengan tingkat keluhan lebih tinggi. Oleh karena itu di

tempat kerja perlu diterapkan sistem kerja secara ergonomis.

Kesalahan postur seperti kepala menunduk ke depan, bahu melengkung ke

depan, perut menonjol ke depan dan lordosis lumbal berlebihan dapat menyebabkan

spasme otot (ketegangan otot). Hal ini merupakan penyebab terbanyak dari low back

pain. Aktivitas yang dilakukan dengan tidak benar, seperti salah posisi saat

mengangkat beban yang berat juga menjadi penyebab low back pain (Fathoni, 2009).

Timbulnya nyeri punggung bawah dapat terjadi mendadak atau

perlahan-lahan. Akibat mendadak dapat muncul setelah mengangkat atau menarik dan rasa

(5)

tidak mampu meluruskan punggung dan mungkin menyadari bahwa tubuhnya miring

ke satu sisi. Nyeri lebih sering muncul perlahan tanpa ada riwayat terjadi cedera.

Nyeri punggung secara khas muncul saat seseorang duduk atau bediri selama

beberapa waktu, saat mengangkat atau menarik, atau saat mengambil posisi tertentu

yang tidak lazim pada pekerjaannya, misalnya membungkukkan badan dan

berjongkok saat mengelas. Gejala berkurang atau hilang dengan istirahat. Sering ada

riwayat masalah punggung bagian bawah yang hilang timbul (Jeyaratnam dan Koh,

2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Umami, dkk (2013) pada pekerja batik tulis

mengenai hubungan antara karakteristik responden dan sikap kerja duduk dengan

keluhan nyeri punggung didapati bahwa terdapat hubungan signifikan antara usia,

masa kerja, status gizi, sikap kerja duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah.

Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Asda, dkk (2013) diperoleh

hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cara kerja angkat-angkut

dengan keluhan nyeri punggung bawah pada buruh gendong di pasar tradisional

Bringharjo Yogyakarta.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tatilu, dkk (2014) pada tenaga kerja

bongkar muat di Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Manado diperoleh

data yaitu mayoritas sebanyak 49 orang (80,3%) yang memiliki sikap kerja dengan

risiko tinggi dan paling sedikit 12 orang (19,7%) memiliki sikap kerja dengan risiko

sedang dan tingkat keluhan nyeri punggung bawah yang dialami mayoritas sebanyak

(6)

sedikit yaitu 5 orang (8,2%) jarang merasakan keluhan nyeri punggung bawah dan

terdapat hubungan antara sikap kerja dan keluhan nyeri punggung bawah.

Hasil penelitian Sakinah, dkk (2012) mengenai faktor yang berhubungan

dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata menunjukkan bahwa

sebanyak 54 responden, yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah adalah 24

responden (44,4%). Beberapa variabel yang berhubungan dengan keluhan nyeri

punggung bawah adalah umur, masa kerja dan sikap tubuh.

Pekerja yang ada di pabrik batu bata banyak melakukan sikap dan posisi kerja

yang kurang ergonomis. Hal ini secara sadar ataupun tidak akan berpengaruh

terhadap produktifitas, efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menyelesaikannya.

Lingkungan kerja yang nyaman sangat diperlukan oleh pekerja batu bata untuk dapat

bekerja secara optimal dan produktif. Oleh karena itu lingkungan kerja harus

ditangani atau didesain sedemikian rupa sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja

untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Pabrik

pembuatan bata bata merupakan suatu usaha yang memproduksi batu bata. Batu bata

adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di

pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi

(Siska dan Teza, 2012).

Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kabupaten Samosir dan

merupakan desa yang terdapat usaha mencetak batu bata. Para pekerja umumnya

(7)

sekitar 1 - 1,5 jam) dan mampu menghasilkan batu bata sekitar 5.000 - 8.000 buah per

hari.

Gambar 1.1 Sikap Kerja Pekerja Batu Bata

Pada gambar 1.1. digambarkan proses pembuatan batu bata dimulai dari

pengolahan bahan baku berupa tanah liat hitam dan dicampur sedikit dengan pasir

halus kemudian dimasukkan ke mesin pencetak batu bata dimana pada kondisi ini si

pekerja mengolah bahan menggunakan sekop dan posisi tubuh membungkuk.

Kemudian hasil olahan dari mesin tersebut akan dilakukan pemotongan yang

menghasilkan 3 buah potongan batu bata dimana pekerjaan tersebut dilakukan dengan

posisi tubuh duduk agak condong sedikit ke depan dan hasil potongan tersebut akan

disusun oleh orang yang berbeda. Batu bata hasil cetakan mesin tersebut masih dalam

(8)

Pada proses pengeringan tersebut sikap tubuh dalam bekerja adalah membungkuk

karena tidak tersedianya fasilitas kerja/meja kerja yang sesuai untuk meletakkan batu

bata tersebut. Setelah disusun batu bata tersebut dijemur untuk dikeringkan. Proses

pengeringan memakan waktu beberapa hari sampai batu bata tersebut benar-benar

kering kemudian dibakar. Selama proses pekerjaan berlangsung mulai dari

pengolahan bahan baku, mencetak batu bata, meletakkan hasil cetakan untuk

dikeringkan maupun pada saat pekerjaan selesai dilakukan, umumnya pekerja

mengalami keluhan nyeri pada punggungnya. Hal ini diduga akibat dari sikap kerja

yang tidak alamiah pada saat bekerja dalam proses pembuatan batu bata dan juga

tuntutan kerja, alat kerja dan lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan

kemampuandan keterbatasan pekerja.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh sikap kerja terhadap keluhan nyeri

punggung bawah pekerja batu bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi

Kabupaten Samosir Tahun 2015.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian yaitu:

1. Bagaimanakah sikap kerja pekerja batu bata.

(9)

3. Apakah ada pengaruh sikap kerja terhadap keluhan nyeri punggung bawah

pekerja batu bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir

Tahun 2015.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap keluhan nyeri punggung

bawah pekerja batu bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten

Samosir Tahun 2015.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh sikap kerja terhadap keluhan nyeri punggung bawah pekerja

batu bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Tahun 2015.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dapat memperbaiki sikap kerja pekerja mencetak batu bata sehingga

mengurangi keluhan nyeri punggung bawah.

2. Diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman kepada para pengelola

usaha pembuatan batu bata sehingga mau menyediakan fasilitas kerja yang

dibutuhkan oleh pekerja batu bata.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan perbandingan dan acuan dalam

Gambar

Gambar 1.1 Sikap Kerja Pekerja Batu Bata

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukan kepedulian pemerintah terhadap kehidupan warga negaranya, seperti bunyi UU No.4 Tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman yang berbunyi semua manusia/warga

JUDUL : VAKSINASI CEGAH DB DIPERTIMBANGKAN MEDIA : MEDIA INDONESIA. TANGGAL : 27

JUDUL : ADU CEPAT DENGAN INDUSTRI NARKOBA DUNIA MEDIA : MEDIA INDONESIA. TANGGAL : 28

Kedua hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian mengenai kelayakan Taman Kota I BSD City disebut sebagai taman kota , berdasarkan syarat yang didapat

Pengurusan dokumen ekspor merupakan suatu tahapan yang amat penting. Tanpa dokumen-dokumen yang disyaratkan, seorang ekportir tidak akan memperoleh pembayaran

Kualitas Akhlaq Siswa Dihubungkan Dengan Prestasi Pembelajaran Aqidah Akhlaq Di Madrasah Aliyah Negeri Purwakarta Tahun Ajaran 2013-2014.. Universitas Pendidikan Indonesia

Tombol ini digunakan untuk menyimpan atau update data. Apabila data yang dimasukkan baru, maka akan menyimpan, apabila data yang ditampilkan berasal dari form

The goals of this research are to identify the language form, to describe the politeness pattern and to describe the implicature of directive speech acts in Alice