• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mikrostruktur Dentin Tertier Gigi Molar Pertama Bawah Permanen Penyirih di Pancur Batu Medan dengan Scanning Electron Microscope

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mikrostruktur Dentin Tertier Gigi Molar Pertama Bawah Permanen Penyirih di Pancur Batu Medan dengan Scanning Electron Microscope"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 : Alur Pikir

1. Menyirih adalah suatu proses mengunyah campuran bahan yang umumnya terdiri atas daun sirih, kapur, dan pinang. Menyirih dilakukan oleh berbagai suku di Indonesia dan merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun yang mulanya berkaitan erat dengan adat kebiasaan masyarakat setempat. (Tebai Y, dkk 2009) 2. Efek menyirih dan menyuntil terhadap rongga mulut dapat dibagi dua

yaitu terhadap mukosa mulut dan terhadap gigi, terhadap mukosa dapat menyebabkan lesi oral leukoplakia, fibrosis submukosa, karsinoma sel skuamosa, dan penyakit periodontal; terhadap gigi dapat menyebabkan atrisi gigi, abrasi gigi, sensitivitas dentin, fraktur akar, dan stein. (Chang CS, dkk 1973)

3. Dalam proses menyirih terjadi peningkatan frekuensi dan tekanan pengunyahan. Meningkatnya frekuensi pengunyahan, menyebabkan meningkatnya jumlah gesekan mekanis yang diterima oleh gigi. Semakin banyak gesekan mekanis yang diterima oleh gigi, maka semakin banyak terjadi pengikisan pada permukaan gigi. Hal ini menyebabkan meningkatnya derajat atrisi gigi. (Trivedy CR, dkk 2002)

4. Atrisi gigi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan hilangnya substansi gigi akibat gesekan mekanis yang terjadi antara gigi dengan gigi yang berantagonis dalam proses pengunyahan. Terjadinya atrisi gigi akibat kebiasaan menyirih terutama dipengaruhi oleh komposisi menyirih yang bersifat kasar dan keras. (Frias FJL, dkk 2012)

(2)

Penulis sebagai mahasiswa kedokteran gigi merasa tertarik untuk meneliti mikrostruktur dentin tertier gigi molar pertama bawah permanen penyirih di Pancur Batu Medan dengan Scanning Electron Microscope (SEM).

Masalah

Apakah terdapat perubahan mikrostruktur dentin tertier pada gigi molar pertama bawah permanen penyirih di Pancur Batu Medan dalam hal :

1. Tebal dentin tertier. 2. Diameter tubulus dentin.

3. Pembentukan kristal di tubulus dentin. 4. Bentuk margin tubulus dentin.

5. Tipe tubulus dentin.

6. Dentin reparatif adalah dentin yang dibentuk oleh odontoblas sekunder setelah pulpa mendapat cedera yang cukup parah akibat atrisi, karies, atau injuri lainnya. (Melfi RC, dkk 2000)

(3)

Tujuan

1. Mengetahui tebal pembentukan dentin tertier pada bagian mesio bukal tanduk pulpa gigi penyirih.

2. Mengetahui diameter tubulus dentin pada dentin tertier penyirih. 3. Mengetahui pembentukan kristal pada tubulus dentin tertier. 4. Mengetahui bentuk margin tubulus dentin pada dentin tertier. 5. Mengetahui tipe-tipe tubulus dentin pada dentin tertier.

Manfaat

1. Sebagai data dan informasi mengenai mikrostruktur dentin tertier pada gigi penyirih.

(4)

Lampiran 2 : KUESIONER

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL GIGI PENYIRIH SUKU KARO DI PANCUR BATU MEDAN

Pertanyaan

1. Gigi molar pertama bawah permanen.

A. Kanan

B. Kiri

2. Apakah ada stein sirih pada permukaan enamel gigi ?

A. Ya

B. Tidak

3. Apakah ada terjadi atrisi pada permukaan oklusal gigi ?

A. Ya

B. Tidak

Kesimpulan

Sampel Diterima

(5)

Spesimen Bleaching Akrilik Akrilik Oklusal 1

2

3

4

5

(6)

Spesimen Bleaching Akrilik Akrilik Oklusal 6

7

8

9

10

(7)

Lampiran 4 : Skema Kerja Penelitian I. Preparasi Gigi

Sampel gigi dibersihkan dengan bur brush dan pumice

Garis horizontal dibuat dari arah mesial ke distal dengan spidol 2/3 dari akar gigi ditanam pada resin akrilik

(8)

Gigi dipotong secara vertikal dari arah oklusal ke 1/3 servikal dengan menggunakan disc bur

Gigi di potong secara horizontal pada 1/3 servikal dari arah bukal ke palatal

(9)

Spesimen gigi setelah dipreparasi.

II. Pengamatan pada Scanning Electron Microscope (SEM)

Fiksasi dengan metallic stub

(10)

Shooting pada 6000x untuk melihat pembentukan kristal pada tubulus dentin, diameter tubulus dentin dan margin dinding tubulus dentin

Data 1. Tebal dentin tertier

2. Pembentukan kristal pada tubulus dentin tertier 3. Margin dinding tubulus dentin tertier

4. Diameter tubulus dentin tertier 5. Tipe tubulus dentin tertier

(11)

Lampiran 5 : Gambaran Hasil Pengukuran dan Pengamatan SEM

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Irregular Sedikit

Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 901 nm

Pembesaran x100 Pembesaran x3000

Tebal dentin tertier (321µm) Tipe tubulus dentin (Tubulus sedikit)

Pembesaran x6000

(12)

Spesimen 2

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Irregular Sedikit

Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 990 nm

(13)

Spesimen 3

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Irregular Sedikit

Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 158 nm

Pembesaran x100 Pembesaran x3000

Tebal dentin tertier (129µm) Tipe tubulus dentin (tubulus sedikit)

Pembesaran x6000

█ Diameter Tubulus Dentin █Pembentukan Kristal █ Margin Tubulus Dentin

(14)

Mesio Bukal

Tebal Dentin Tertier 431 µm

Pembentukan Kristal + -

Marjin Tubulus Dentin

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Sedikit

Irregular Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 901 nm

Pembesaran x100 Pembesaran x3000

Tebal dentin tertier (431µm) Tipe tubulus dentin (Kombinasi)

Pembesaran x6000

█ Diameter Tubulus Dentin █Pembentukan Kristal █ Margin Tubulus Dentin

(15)

Mesio Bukal

Tebal Dentin Tertier 230 µm

Pembentukan Kristal + -

Marjin Tubulus Dentin

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Irregular Sedikit

Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 856 nm

Pembesaran x100 Pembesaran x3000

Tebal dentin tertier (230µm) Tipe tubulus dentin (Tubulus sedikit)

Pembesaran x6000

█ Diameter Tubulus Dentin █Pembentukan Kristal █ Margin Tubulus Dentin

(16)

Mesio Bukal

Tebal Dentin Tertier 765 µm

Pembentukan Kristal + -

Marjin Tubulus Dentin

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Irregular Sedikit

Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 885 nm

Pembesaran x100 Pembesaran x3000

Tebal dentin tertier (765µm) Tipe tubulus dentin (Tubulus sedikit)

Pembesaran x6000

█ Diameter Tubulus Dentin █Pembentukan Kristal █ Margin Tubulus Dentin

(17)

Mesio Bukal

Tebal Dentin Tertier 222 µm

Pembentukan Kristal + -

Marjin Tubulus Dentin

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Sedikit

Irregular Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 450 nm

Pembesaran x100 Pembesaran x3000

Tebal dentin tertier (222µm) Tipe tubulus dentin (Kombinasi)

Pembesaran x6000

█ Diameter Tubulus Dentin █Pembentukan Kristal █ Margin Tubulus Dentin

(18)

Mesio Bukal

Tebal Dentin Tertier 196 µm

Pembentukan Kristal + -

Marjin Tubulus Dentin

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Sedikit

Osteodentin

Irregular Kombinasi

Diameter Tubulus 949 nm

Pembesaran x100 Pembesaran x3000

Tebal Dentin Tertier (196µm) Tipe tubulus dentin (Irregular)

Pembesaran x6000

█ Diameter Tubulus Dentin █Pembentukan Kristal █ Margin Tubulus Dentin

(19)

Mesio Bukal

Tebal Dentin Tertier 303 µm

Pembentukan Kristal + -

Marjin Tubulus Dentin

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Irregular Sedikit

Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 743 nm

Pembesaran x100 Pembesaean x3000

Tebal dentin tertier (303µm) Tipe tubulus dentin (Tubulus sedikit)

Pembesaran x6000

█ Diameter Tubulus Dentin █Pembentukan Kristal █ Margin Tubulus Dentin

(20)

Mesio Bukal

Tebal Dentin Tertier 342 µm

Pembentukan Kristal + -

Marjin Tubulus Dentin

Regular Irregular

Tipe Tubulus Dentin Tubulus Sedikit

Irregular Osteodentin Kombinasi

Diameter Tubulus 671 nm

Pembesaran x100 Pembesaran x3000

Tebal dentin tertier (342µm) Tipe tubulus dentin (Kombinasi)

Pembesaran x6000

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ANALISIS METALOGRAFI DENGAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM) DAN TENSILE TEST SAMBUNGAN LAS MENGGUNAKAN METODE TIG PADA

Ana lisis Efek Ekstrak Polifenol Biji Kakao ( Theobroma cacao L ) Terhadap Ukuran Dan Morfologi Streptococcus mutans Menggunakan Scann ing Electron Microscope (SEM) ;

Analisis Efek Ekstrak Polifenol Biji Kakao ( Theobroma cacao L ) Terhadap Ukuran Dan Morfologi Streptococcus mutans Menggunakan Scann ing Electron Microscope (SEM) ;

Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu Kedelai Murni (Glycine max (L.) Merill) Menggunakan Scanning Electron Microscope

In this review paper, the chicken eggshells are characterized in the form of powder by using three instruments which are Scanning Electron Microscope SEM, Electron Dispersion

Scanning Electron Microscope SEM shows the analysis obtained where pineapple leaves fiber have strong fiber structure because of the arrangement of higher fiber content and the