Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Matematika
Di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti :
Graha Chandradinangga NIM : 702010017
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Salatiga
Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan
Model Pembelajaran ARCS (
Attention, Revance, Confidence, dan
Satisfacation
)untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
pada Mata
Pelajaran Matematika
1)
Graha Chandradinangga, 2) Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd, 3)Angela Atik Setiyanti, S.Pd
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) 702010017@student.uksw.edu, 2) Dpalekahelu2@gmail.com,
3)
angelaatik@staff.uksw.edu ABSTRACT
This study aims to analyze the Influence of Information Technology and Communication (ICT) Application with a Learning Model ARCS ( Attention, Revance, Confidence, and Satisfacation ) to improve students, learning motivation in Mathematics Subject at SMA Muhammadiyah ( Plus ) Salatiga. This type of research is a classroom action research using qualitative and quantitative approaches. Techniques of data collection is by means of questionnaires, interviews, observation, and documentation. Respondents were all 24 students of grade X / IIS SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga. The results showed that the implementation of ICT combined with ARCS learning method resulty the increase of students learn motivation. Therefore it can be said that the application of ICT to learning model ARCS brings positive effect on students' motivation in learning mathematics .
Keywords : Information and Communication Technology , ARCS , Motivation .
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Revance, Confidence, dan Satisfacation) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, teknik pengumpulan data dengan cara kuesioner, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Responden adalah
seluruh peserta didik kelas X/IIS SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan ICT dikombinasikan dengan metode pembelajaran ARCS dapat peningkatan motivasi siswa belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan TIK dengan model pembelajaran ARCS berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Kata kunci : Teknologi Informasi dan Komunikasi, ARCS, Motivasi Belajar.
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
3)
1. Pendahuluan
Salah satu masalah dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka diselenggarakan program pendidikan dengan secara sengaja, berencana, terarah, berjenjang dan sistematis melalui pendidikan formal seperti sekolah, penelitian Mudyahardjo, Sehingga pendidikan di Indonesia dapat sejajar dengan negara lain. Untuk itu siswa harus menguasai semua bidang mata pelajaran salah satunya adalah matematika. Salah satu faktor rendahnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika adalah kurangnya motivasi belajar dikarenakan masih memakai metode pembelajaran tradisional atau ceramah, sarana dan prasarana dalam sekolah yang kurang mendukung misalnya ruang untuk diskusi belajar matematika dan kurangnya multimedia dalam mengajar atau pembelajaran membuat siswa bosan dan kurang tertarik sehingga cenderung pasif, tidak perhatian dan tidak antusias mengikuti proses belajar mengajar. Beberapa siswa yang terlihat diam saja mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru di depan kelas, ada yang mengantuk, ada yang asyik
memainkan Smart Phonenya sendiri, ada yang melamun dan ada juga yang berbincang
dengan teman sebelahnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan observasi yang telah dilakukan disimpulkan bahwa sebenarnya permasalahan motivasi belajar siswa yang nampak dalam proses belajar mengajar adalah karena penggunaan metode yang kurang variatif dan pemanfaatan sarana prasarana sebagai media pembelajaran yang kurang maksimal. Penerapan metode dan media pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran matematika adalah menggunakan media ICT yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi. Pemahaman yang lebih umum istilah tersebut mengarah pada penggunaan TIK yang dapat mempermudah siswa dalam menerima dan merespon pelajaran. Sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan untuk meningkatkan prestasi/hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika di
SMA, perlunya menerapkan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction), dengan menggunakan media TIK, ini sangat tepat sekali di kembangkan sebagai penelitian di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga. Menurut Keller dalam buku Made Wena, model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar.
Dalam penelitian ini, akan membahas Pengaruh Penggunaan TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi) dengan model pembelajaran ARCS pada mata pelajaran Matematika Siswa
Kelas X di SMA. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ruang kepada siswa untuk meningkatkan motivasi siswa dalam keaktifan siswa dalam Perhatian: strategi untuk memberangsang dan mengekalkan rasa ingin tahu, Perkaitan: strategi untuk menghubungkan keperluan, minat, dan motif pelajar, Keyakinan: strategi untuk membantu pelajar membangunkan jangkaan positif untuk kejayaan pencapaian belajar, Kepuasan: strategi untuk membekalkan pengukuhan kepuasan dalam penerimaan.
Sehubungan dengan anggapan peserta didik tentang betapa sulitnya mata pelajaran matematika ini, peneliti mengadakan prapenelitian tentang kesulitan perserta didik dalam mata pelajaran matematika, sehingga dapat diketahui tingkat kesulitannya dalam mata pelajaran matematika tersebut, hasil survey nanti akan digunakan sebagai dasar pertimbangan
2. Tinjauan Pustaka
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video. (William & Sawyer :2003). Pada pengertian di atas terdapat dua komponen utama dalam teknologi informasi, yaitu teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
Dalam penelitian Jul Hasratman yang berjudul “Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran dan Pengajaran Kimia”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pelajaran kimia lebih mudah digunakan dengan TIK sebagai media pengajaran dan pengajaran. Siswa juga tidak merasa bosan atau jenuh ketika diberikan hal yang terbaru dalam pembelajarannya. Penelitian Sa’ad Wasiz Hidayat dan Sulistyowati mengemukakan bahwa pembelajaran fisika yang dikembangkan dengan komputer ternyata hasil belajar siswa sangat baik jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan komputer. Dalam penelitian Stefany Maya, Evy yang berjudul “Pengaruh Strategi ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction ) terhadap motivasi dan hasil belajar TIK siswa kelas VIII di SMP 4 Negara. Di peroleh bahwa strategi pembelajaran ARCS secara optimal dapat memberikan dampak positif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.Penelitian Sulistiyani yang berjudul “Efektivitas pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) berbantu alat peraga terhadap peningkatan hasil belajar matematika perserta didik pada pokok pembahasan segiempat, menyajikan bahwa hasil belajar perserta didik yang diajar dengan menggunakan pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) lebih baik dari pada pembelajar eksparitori.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), mampu memberikan hasil yang lebih baik dan dapat berpengaruh kepada prestasi belajar dan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Penelitian yang akan dilakukan, berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai pemberian materi, tugas kelompok dan tugas individu akan diterapkan secara berkualitas, inovatif dan kreatif dengan mengkolaborasi pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam peningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang di lakukan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga merupakan penelitian tindakan kelas, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, bertujuan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan TIK berbantuan dengan model pembelajaran ARCS untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Salatiga. Subyek penelitian ini dipilih karena SMA tersebut masih kurang memanfaatkan TIK sebagai alat bantu media. Sehingga peneliti akan mendapatkan gambaran tentang penerapan penggunaan TIK sebagai media pembelajaran matematika dengan model ARCS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sampel pada penelitian ini adalah X IIS berjumlah 24 siswa.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan yang pertama adalah tahap identifikasi masalah dan menentukan tujuan penelitian. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keadaan pembelajaran yang berlangsung sehingga dilakukan observasi dengan guru dan siswa untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dan kuesioner diberikan untuk mengetahui kesulitan dalam proses belajar.
Penerapan metode pembelajaran TIK berbantu model ARCS akan memberikan variasi yang baru dalam pembelajaran matematika di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga. Pada tahap ini juga ditentukan variable penelitian. Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua variabel
penelitian yaitu penerapan pembelajaran ARCS menggunakan media TIK sebagai variabel
independen (variabel bebas) dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika
sebagai variabel dependen (variabel terikat).
Tahap yang ketiga adalah tahap persiapan sebelum melakukan penelitian. Mendesain pembelajaran yang akan diterapkan didalam kelas yang diwujudkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan konsultasi RPP dengan guru, menyiapkan kuesioner untuk mengukur motivasi, dan memberikan pengetahuan kepada guru matematika
SMA Muhammadiyah Plus Salatiga mengenai penggunaan TIK dalam pembelajaran
matematika. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator ARCS
(Attention,Relevan,Confidence,Satifaction) dijabarkan dalam 18 butir pernyataan. Kuesioner diberikan selama 2(dua) siklus. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert, di mana ada penggunaan skor untuk melihat pendapat para responden tentang pengaruh penggunaan TIK. Dalam setiap pertanyaan, terdapat skor yang memiliki nilai dalam setiap jawaban: Jawaban sangat tidak setuju (STS) bernilai 1, tidak setuju (TS) 2, Cukup Setuju (CS) bernilai 3, setuju (S) bernilai 4, sangat setuju (SS) memiliki nilai 5. Selanjutnya untuk mengukur tiap indikator dalam eksperimen yang tampak dalam tiap aspek yang diukur :
(nilai skor tertinggi - nilai skor terendah) / banyaknya jml interval = (5-1)/5 = 0.8. Data yang
diperoleh dikuantitatifkan dengan memberi penilaian: Sangat Tidak Setuju : 1 – 1,79; Tidak Setuju : 1,8 - 2,59; Cukup Setuju: 2,6 - 3,39; Setuju : 3,4 - 4,19; Sangat Setuju : 4,2 – 5. Berdasarkan temuan di dalam penelitian nanti, penggunaan TIK dengan model pembelajaran ARCS diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran matematika.
Tahap keempat adalah tahap pelaksanaan penelitian. Penelitian dengan memberikan Penggunaan TIK dengan model pembelajaran ARCS di kelas IIS. Penelitian menerapkan pemebelajaran TIK dengan model ARCS sesuai dengan RPP yang dibuat sebelumnya selama dua kali pertemuan untuk mengetahui adakah peningkatan motivasi siswa dalam penerimaan
dan pemahaman terhadap matapelajaran matematika. Selama proses pemberian TIK tersebut,
diamati proses jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Kemudian dibagikan angket (kuesioner) di akhir pertemuan penelitian untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pelajaran Matematika setelah diberi perlakuan.
Tahap yang kelima adalah tahap akhir penelitian. Data pengamatan (observasi) dan kuesioner yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis, disimpulkan hasil penelitian dan melaporkan hasil penelitian dengan menulis artikel ilmiah.
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian tahap pertama yaitu mengidentifikasi masalah. Peneliti mengadakan prapenelitian yang hasil pembelajaran menggunakan pembelajaran
tradisional atau ceramah tentang kesulitan siswa dalam mata pelajaran
Tabel 1. Hasil Survei Terhadap Sulitnya Pelajaran Matematika Sebelum Melakukan Tindakan Kelas katagori cukup sulit. Dilihat secara keseluruhan siswa, skor total motivasi tiap indikator ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Motivasi Belajar Siswa Sebelum Penelitian (Model Tradisional) Berdasarkan Perolehan Skor Kuesioner Tiap Indikator
No Indikator Kelas X IIS
Skor Kategori
1 Attention (perhatian) 3,33 Cukup
2 Relevan (Keterkaitan) 2,75 Cukup
3 Confidence (Percaya diri)
2,87 Cukup
4 Satifaction (Kepuasan) 2,39 Cukup
Dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa perhatian, keterkaitan, percayadiri dan kepuasan siswa terhadap pembelajaran tradisional dalam prapenelitian termasuk dalam kategori cukup sulit. Siswa juga terlihat kurang antusias mengikuti pembelajaran matematika, kelas terasa sepi karena hanya guru yang aktif berbicara di depan kelas dan siswa hanya mendengarkan. Saat diberi tugas diskusi kelompok untuk memecahkan soal matematika, hanya beberapa siswa yang terlihat mengerjakan. Guru pun tidak memberikan teguran terhadap siswa yang tidak mengerjakan. Pengamatan kelas juga didapatkan bahwa siswa terlihat kurang perhatian terhadap pembelajaran yang dilakukan. Hanya sedikit siswa yang memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan guru. Siswa justru lebih perhatian ke Smart Phone-nya masing –
masing dan beberapa juga berbincang dan bergurau dengan teman sebelahnya. Bahkan ada yang melamun menatap ke luar dari jendela kelas. Keterkaitan terhadap pelajaran juga kurang di perhatikan oleh siswa. Siswa tidak bertanya saat guru memberikan materi atau tidak mengerti mengenai materi, sehingga saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa, beberapa siswa tidak bisa menjawab.
Setelah diketahui motivasi siswa sebelum diberi pembelajaran menggunakan TIK. Diketahui motivasi siswa dalam kategori cukup, kemudian diberilah pembelajaran TIK
berbantu model ARCS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran dilakukan
di kelas X IIS sebagai penelitian tindakan kelas selama dua kali pertemuan dengan menerapkan pembelajaran ARCS menggunakan bantuan TIK. Tahap pelaksanaan
Tabel 3. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Penggunaan TIK Berbantu Model ARCS
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi f
Waktu
Pendahuluan 1. Pada penerapam Attention(perhatian) Guru
memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami Sistem persamaan linear dua
variabel sebagai apersepsi untuk mendorong
rasa ingin tahu dan berpikir kritis, peserta
didik diberikan suatu permasalahan.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
20 menit
Inti 1. Pada penerapan Relevan(keterkaitan) Guru
memberikan video yang berfungsi sebagai
pembekalan materi. Materi yang di berikan
adalah SPDLV (sistem persamaan dua linear
variabel).
2. Guru mengawasi dan mengamati jika siswa
mengalami kesulitan dalam penerimaan
materi.
3. Pada penerapan Convidents(perrcayadiri)
Guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok
dan setiap kelompoknya terdapat 5 atau 4
siswa.
4. Selanjutnya setiap kelompok mengerjakan
soal yang di paparkan di LCD proyektor yang
diberikan oleh guru.
Kelompok membuat dan mengerjakan tugas
yang di berikan oleh guru.
Setelah selesai setiap kelompok
mendiskusikan(share) hasil kerja
masing kelompoknya didepan kelas. Dengan
penuh percaya diri, dan siswa dari kelompok
lain diminta menanggapi dengan penuh rasa
tanggung jawab.
Penutup Pada penerapan Satisfaction(kepuasan) Guru
memberikan tugas/tes yang digunakan sebagai
penilaian pemahaman materi individu. Dengan
memberikan tes Creator yang bersifat offline
tetapi mengetahui kemampuan siswa.
Guru membagi tiga kloter untuk mengetahui
kemampuan siswa.
Setelah itu guru membacakan hasil yang
diperoleh oleh siswa dan memberikan
apresiasi kepada siswa yang mendapatkan
nilai diatas tuntas.
Selain memberikan apresiasi guru memberi
kesimpulan dan refleksi bersama siswa
mengenai penerapan persamaan linier tiga
variabel.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk
tetap semangat belajar.
20 menit
Pertemuan pertama Attention yang dimana dilakukan pada kelas pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran TIK berbantu ARCS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Seperti yang dijabarkan pada Tabel 3, awal pertemuan pertama siswa dijelaskan terlebih dahulu bagaimana kegiatan pembelajaran akan dilakukan karena pembelajaran yang akan dilakukan belum pernah dilakukan sebelumnya. Penjelasan diberikan selama 20 menit. Hal – hal yang dijelaskan yaitu gambaran yang akan diberikan selama pelajaran dan tujuan pembelajaran. Karena model pembelajaran baru maka siswa merasa terdorong untuk memusatkan perhatiannya kepada guru yang sedang memberikan penjelasan.
Gambar 1. Foto Siswa sedang memperhatikan video materi yang diberikan
Gambar 2. Foto Siswa sedang memperhatikan video materi yang diberikan
Pemberian materi menggunakan video adalah hal yang baru bagi siswa kelas X IIS, saat
pemberian video pertama berlangsung ditemui beberapa masalah. Ada siswa yang merasa bingung terhadap materi yang diberikan, dikarenakan video tersebut menjelaskan dengan cepat, sehingga siswa tidak dapat memahami isi dari materi atau video yang di berikan. Guru yang menemukan masalah siswa tidak dapat memahami, maka guru mencoba untuk memperlambat video tersebut dengan memperhentikan sebetar video yang di berikan. Walaupun sepertinya terlihat diam dan memperhatikan di meja seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar 3. Kepercayaan Diri dalam Kelompok
Siswa kerja kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hasil diskusi siswa tidak lagi ditulis di papan tulis. Hasil diskusi kelompok dipaparkan menggunakan LCD Proyektor dengan komputer sesuai dengan kelompoknya. Siswa lain pun nantinya juga dapat membaca hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Selain membaca, siswa dari kelompok lain juga dapat memberikan pertanyaan atau tanggapan dari hasil kerja kelompok yang sedang presentasi secara langsung.
Dikarenakan dalam kerja kelompok dirasa masih sedikit dalam kepercan diri dan masih belum menimbulkan rasa kepuasan dari setiap siswa. Oleh karena itu guru memberikan tugas individu dengan menggunakan TIK sebagai program dimana setiap siswa dapat mengaksesnya. Program menggunakan TIK tersebut adalah Quis Creator yang mudah dan dapat diakses oleh siswa. Quis Creator Wondershare Quiz Creator aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat soal multimedia interaktif, dengan aplikasi ini kita bisa membuat quiz yang interaktif dengan mudah, serta fleksibel out put- nya. Quiz Creator 4 ada Software Untuk Membuat Quiz Elektronik Yang Kemudian Bisa Di Publish Secara Online Dalam Bentuk Flash/swf. Ini merupakan tools yang dapat digunakan untuk membuat kuis interraktif berbasise gunaan Dari Quiz Creator : software ini digunakan untuk membuat soal secara digital menurut websites aslinya wondershare software memiliki kemampuan :Membuat soal / survey dengan animasi flash, Untuk wondershare Quiz creator 4.0.1 kita bisa menggunakan secara offline tanpa adanya koneksi internet. Kelebihan dari Quis creator :Mengaploud nya secara online User dapat melakukan editing secara visual dan melihat hasilnya secara langsung, User dengan mudah melakukan drag dan drop objek – objek tersebut seperti ukuran tulisan, warna tulisan dan lain-lain. Quiz creator memungkinkan untuk menambah / menintegrasikan file-filw multimedia kedalam kuis yang dibuat, serta dapat melihat dan menganalisa hasil dari laporan kuis tersebut.
Gambar 5. Proses Pengerjaan Quis Creator
Dalam pemberian Quis Creator seluruh siswa merasa mampu mengerjakan karena siswa telah berlatih memecahkan soal matematika yang di berikan oleh guru. Di Quis Creator ini siswa dalam 1 (satu) kelas dibagi menjadi gelombang. Untuk gelombang pertama no absen 1- 12 dan gelombang ke 2(dua) no urut absen 12-24. Pembagian menjadi dua gelombang dikarenakan media atau TIK yaitu komputer atau leptop sangat terbatas sekali. Dari hasil penerapan penugasan individual dalam hal ini untuk merangsang siswa menuju ke puasan. Siswa merasa antusias dan sangat aktif dalam pengerjaan tugasnya. Banyak siswa yang berkonsentrasi terhadap tugas yang diberikan, hasil yang dicapai juga mencapai standar yang di berikan oleh guru.
Penelitian yang dilakukan di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga di kelas X/IPS ini yang dipakai peneliti sebagai subjek penelitian, peneliti dibantu oleh guru pengampu mata pelajaran matematika di sekolahan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dua kali yaitu dalam prapenelitian dan pada waktu penelitian. Pada prapenelitian peneliti membagikan kuesioner (angket) pada responden untuk menanggapi metode pembelajaran ceramah (tradisional), setelah itu peneliti memberikan pembelajaran matematika dibantu oleh guru pengampu dengan model pembelajaran ARCS, peneliti berharap dengan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Dengan menumbuhkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan sesuatu hal yang sangat positip pada diri siswa, karena selama ini mata pelajaran matematika di sekolah dianggap momok yang menakutkan. Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai ”tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”(Cropley, 1985 ). Dalam konsep ini, siswa akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh. Motivasi siswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang berbagai kesulitan. Motivasi juga ditunjukan melalui intensitas untuk kerja dalam melakukan suatu tugas.
itu sendiri dan siswalah yang bertanggungjawab untuk mengusahakan agar mempunyai motivasi yang tinggi. Namun sebenarnya guru dapat berusaha untuk menetapkan prinsip– prinsip motivasi dalam proses dan cara mengajar, untuk merangsang, meningkatkan dan memelihara motivasi siswa dalam belajar. ARCS model dapat membantu guru untuk melakukan hal tersebut.
Ada empat kategori kondisi motivasi yang harus diperhatikan oleh guru dalam usaha menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermakna dan memberikan tantangan bagi siswa. Keempat kondisi motivasional tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Perhatian (Attention); b. Relevansi (Relevance) ; c. Kepercayaan diri (Confidence); dan d. Kepuasan (Satisfaction).
Tabel 4. Tabel Motivasi Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
No Indikator Siklus 1 Siklus 2
Skor Kategori Skor Kategori
1 Perhatian 3,33 Cukup 3,72 Setuju
Strategi dalam meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran matematika adalah dengan cara menerapkan media TIK, sehingga siswa merasa tertarik dengan gambar, foto, video. Perhatian siswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga siswa akan memberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama pembelajaran, bahkan lebih lama lagi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media TIK untuk meningkatkan motivasi belajar siswa siswa, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah siswa dalam memperhatikan pelajaran matematika meningkat sedikit, terbukti dalam model pembelajaran tradisional hanya 3,33 Setelah menggunakan metode pembelajaran TIK meningkat dengan skor 3,72 dalam kategori setuju, artinya dengan menggunakan media TIK dalam mata pelajaran matematika perhatian siswa meningkat walau hanya sedikit, hal tersebut sejalan dengan pendapat Winkel yaitu perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula
menunjuk pada minat ”momentain” yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang
dipelajari. Pendapat Winkel tersebut diperkuat hasil wawancara dengan responden. Hasil wawancara dengan responden : “Saya rasakan bahwa dengan penggunaan media TIK dengan gambar-gambar dan contoh-contoh soal yang menarik, membuat saya betah mengikuti pelajaran matematika di kelas”.
Percaya diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Bandura (1977) mengembangkan lebih lanjut konsep tersebut dengan mengajukan konsep self-efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.Dengan menggunakan metode pembelajaran TIK berbantuan komputer, siswa merasa meningkat kepercayaan dirinya terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru maupun dalam mengerjakan tes. Peningkatan kepercayaan diri para siswa tersebut dibuktikan dalam jawaban kuesioner dengan kategori setuju dengan skor 3,35 ini membuktikan bahwa dengan adanya media pembelajara TIK siswa meningkat kepercayaannya. Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional siswa hanya berpendapat dalam kuesioner dalam kategori cukup dengan nilai 2,87.Pendapat siswa tersebut di atas sejalan dengan yang dikemukan oleh Keller yaitu meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman berhasil siswa, misalnya dengan mendesain pembelajaran agar dengan mudah dipahami, diurutkan dari materi yang mudah ke yang sukar. Dengan demikian siswa merasa mengalami keberhasilan sejak awal pelajaran.
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Kepuasan siswa meningkat dengan adanya penerapan pembelajaran dengan menggunakan media TIK berbatuan komputer, hasil prapenelitian munjukkan kepuasan siswa dalam kategori cukup (2,39), setelah guru menerapan media dalam pembelajaran pada mata pelajaran TIK hasil meningkat dengan skor 3,64 dalam kategori setuju, artinya ada peningkatan yang cukup tinggi dalam hal kepuasan. Hasil kuesioner siswa sejalan dengan pendapat Keller yaitu berikan kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan atau mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajari. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran matematik dan dua responden.
Jawaban guru mapel matematika dalam wawancaranya dengan peneliti : “Dengan penggunaan media pembelajaran TIK sebagaian besar siswa merasa puas dengan hasil belajar mereka, baik dalam mengerjakan tugas di kelas maupun dalam mengerjakan soal tes, sehingga nilainya bagus” Pendapat tersebut didukung oleh dua responden dalam wawancaranya tentang kepuasan penggunaan media TIK dalam pembelajaran :“Saya merasa puas dengan hasil nilai matematika saya, walau nilainya belum maksimal tapi paling tidak sudah dapat nilai bagus sesuai dengan standar kompetensi”
5. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan guna menjawab permasalahan penelitian mengenai pengaruh penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan model pembelajaran ARCS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga.
6. Daftar Pustaka
Ahmadi Abu, Widodo Supriyono, 2004, Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta,
2004
Angkowo, R., & Kosasih, A. 2007, Optimalisasi Media pembelajaran. Jakarta : PT.
Grasido.
Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan : Metode dab paradigma Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Asnawir dan BasyirudinUsman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press
Awoniyi, 1997, Strengths and Weaknesses of ARCS Model.
Bandura, Albert. 1977. Social Learning Theory. New Jersey : Prentice-Hall, Inc
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Kosdakarya
Departemen Agama RI Direktoraat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
2001. Petunjuk Teknik Proses Belajar mengajar di Raudhatul Athfal, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2010, Strategi belajar mengajar, Jakarta : Rineka Cipta
Elliot et al. 2000. Educational Psychology : Efective Teaching, Effective Learning.3rd
edition. United States of America: McGraw Hill Companies.
Evy, Stefany Maya, 2014. Pengaruh Strategi ARCS (Attention, Relevance, Confidence
dan Satisfaction) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran (Volume 4 Tahun 2014).
Hamoraon, 2010, Pembelajaran Inovatif Model ARCS Keller.
Hamzah, B Uno, 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasratman, Jul. 2012. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran dan Pengajaran.
Istiningsih. (2012). Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Skipta
Media Creative.
Keller, M. John. (1987), “Development and Use of The ARCS Model Of Instruction
Design”. Jurnal of instructional Development. 10, (3), 2-10.
Knapper, Cristopher Kay and Cropley, A.J., 1985. Lifelong Learning and Higher
Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.
Marsono, 2002. Susunan dalam satu naskah UUD 1945, dengan
peubahan-perubahannya 1999 – 2002, Jakarta : CV. Eka Jaya
Marzano, R.J. 1992. A Different Kind of Classroom. Alexandria : Association for
Supervision and Curriculum Development. ---
Mudyahardjo, 2008. Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal Tentang
Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Musfiqon, 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Nasution, Andi Hakim, 1982. Landasan Matematika, Bogor : Bhratara.
Nasution, S, 2012, Metode Research, Jakarta : Bumi Aksara.
Sa’ad, Wasis Hiedayat, & Sulistyowati, 2010. Pengembangan computer
Pembelajaran (CAI) Temtang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pasa Mata pelajaran Fisika Bagi Siswa kelas VII SMP Negri 2 Surabaya. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Surabaya : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah wetan.
Sagala, Syaiful, 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.
Seputri, Resti Switaning Edy. 2010. Penerapan Pembelajaran Model ARCS Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Smu Laboratorium Um Kelas X Semester I . Jurnal, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Sumber :
http://library.um.ac.id/freecontents/downloadpdf.php/pub/penerapan-pembelajaran- model-arcs-untuk-meningkatkan-motivasi-dan-hasil-belajar-sistem-persamaan- linier-dan-kuadrat-dua-variabel-siswa-smu-laboraturium-um-kelas-x-semester-i-resti-switaning-edy-seputri-43259-02220KI10-RESTI%20SWITANING.pdf, diakses 20 Oktober 2014.
Siagian, Sondang P, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Steinberg, E.R., 1991. Computer-Assisted Instruction : A Synthesis Of Theory,
Practice, And Technology. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates.
Sudjana dan Rivai. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Suherman Erman, dkk.,2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung:JICA:Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Suwarsono, 2002. Teori-teori Perkembangan Kognitif dan Proses Pembelajaran yang
Relevan Untuk Pembelajaran Matematika. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Sulistiyani.2011. Efektivitas Pembelajaran ARCS berbantuan alat peraga terhadap peningkatan hasil belajar matematika perserta didik pada pokok bahasan segiempat. Semarang : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl-sulistiyan-5886-1073511072.pdf. Diakses pada tanggal 25 November 2014.
Suprijono, Agus, 2009, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM ,
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sutrisno, Hadi.(1981). Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM
Suwarno, 1985. Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta : Aksara Baru
Suwarsono, 2002. Teori-teori Perkembangan Kognitif dan Proses Pembelajaran yang
Relevan Untuk Pembelajaran Matematika. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
(DEPDIKNAS).
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta
: Media Wacana Press, 2003
Usman, Basyiruddin 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press
Weiner, 1990, DefinisiMotivasi,
Wena, Made, 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporen: suatu tinjauan koseptual operasional, Jakarta : Bumi Aksara.
Winkel, W.s. 2007. Psikologi pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi
Williams dan Sawyer, 3003. Teknologi Informasi,
Yates, S.M. 2002. The Influence of Optimism and Pessimism on Student