• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BUDAYA DALAM KEBIJAKAN GLASNOT DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN BUDAYA DALAM KEBIJAKAN GLASNOT DAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN BUDAYA DALAM KEBIJAKAN GLASNOT DAN PERESTROIKA

MIKHAIL GORBACHEV TERHADAP ARAH POLITIK LUAR NEGERI

UNI SOVIET

OLEH

SEMPRIANUS MANTOLAS

NIM: 135 120 407 11 3003

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan yang dikeluarkan oleh sebuah negara tentunya tidak terlepas dari psikologis pemimpin yang membuat kebijakan tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa karakter dari pemimpin sebuah negara akan berpengaruh pada pengambilan keputusannya. Seperti yang dikatakan oleh Aristoteles sebagaimana yang dikutip oleh AN Ubaedy bahwa isi pikiran merupakan tahap awal yang akhirnya akan berujung pada karakter (telah melewati tahap tindakan dan kebiasaan) seseorang1. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah dari mana isi

pikiran itu berasal?

Kita telah mengetahui bahwa saat seorang anak lahir ke dunia maka pertama kali yang dilihatnya adalah orang disekelilingnya (orang tua). Dari sinilah dia (anak) mulai meniru, mencoba bahkan melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang disekelilingnya. Jadi secara tidak langsung pikiran yang ada dalam diri kita sebenarnya di bangun oleh lingkungan kita, sehingga ketika kita melakukan hal yang tidak sesuai dengan tempat kita berada maka kita akan diasingkan (teralienasi). Jika hal ini dianalogikan dengan pemimpin terkhususnya Mikhail Gorbachev (pemimpin Rusia) maka tentunya keputusan yang dikeluarkan olehnya tidak boleh keluar dari nilai-nilai yang ada dalam lingkungannya.

Celakanya, keputusan yang dikeluarkan oleh Gorbachev justru bertentangan dengan nilai-nilai itu yaitu kebijakan Glasnot dan perestroika yang dikeluarkan pada masa pemerintahannya di tahun 1988. Sedikit informasi bahwa kebijakan Glasnot merupakan kebijakan yang bersifat transparansi atau keterbukaan, dimana membuka akses publik sehingga publik dapat dengan bebas memberikan informasi yang ada. Sedangkan perestroika merupakan kebijakan untuk merestrukturisasi bidang sosial dan ekonomi. Maksudnya adalah pengontrolan negara terhadap perusahaan-perusahaan negara serta perdagangan internasional dan investasi asing sedikit demi sedikit dikurangi2.

Melihat kebijakan yang dikeluarkan oleh Gorbachev sangat berbeda dengan haluan politik luar negeri Uni Soviet pada saat itu. Dimana saat masa kepemimpinan Lenin haluan politik luar negeri USSR diarahkan kepada perlawanan akan kapitalis. Ditambah lagi adanya perang dingin yang terjadi antara Uni Soviet dan USA, seharusnya menjadi moment bagi Gorbachev untuk memperkuat identitas negaranya. Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan pemikiran Gorbachev apakah nilai-nilai budaya yang ditanamkan sejak kecil tidak cukup untuk menumbuhkan semangat nasionalisnya? Lalu apa sebenarnya peran budaya sehingga kebijakan Gorbachev keluar dari lingkaran budaya (Uni Soviet)? Dan bagaimana akhirnya arah politik luar negeri Uni Sovirt pasca dikeluarkannya kebijakan tersebut?

1 An. Ubaedy, kedahsyatan berpikir positif (jakarta:Vision03) hlm. 15

(3)

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan inilah maka membuat saya tertarik untuk mengambil masalah ini sebagai kajian analisis dalam paper saya. Dan akhirnya “peran budaya dalam kebijakan Glasnot dan Perestroika Mikhail Gorbachev terhadap arah politik luar negeri uni Soviet” menjadi judul dalam paper ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan-penjelasan diatas maka saya merumuskan beberapa permasalahan yakni:

1. Bagaimana peran budaya dalam kebijakan Glasnot dan perestroika Mikhail Gorbachev terhadap arah politik luar negeri Uni Soviet?

2. Bagaimana pengaruh kebijakan Glasnot dan Perestroika Mikhail Gorbachev terhadap arah politik luar negeri Uni Soviet?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujun dari penulisan ini yaitu

1. Untuk menganalisis peran budaya dalam kebijakan Glasnot dan Perestroika Mikhail Gorbachev terhadap Politik luar negeri Uni Soviet

2. Untuk menganalisis pengaruh peran budaya dalam kebijakan Glasnot dan Perestroika Mikhail Gorbachev terhadap arah Politik luar negeri Uni Soviet

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PERAN BUDAYA DALAM KEBIJAKAN GLASNOT DAN PERESTROIKA

(4)

sebagai pedoman hidup untuk bertindak, apalagi pemimpin itu adalah pemimpin Negara Besar yaitu Uni Soviet yang memiliki budaya yang berbeda dengan masyarakat dunia (demokrasi/kapitalis). Dalam bagian ini saya akan menjelaskan mengenai peran budaya dalam kebijakan Glasnot dan Perestroika. Namun sebelum melihat lebih jauh lagi kita perlu mengetahui pengertian dari budaya dan budaya stategi, dan yang terakhir karena kita membahas tentang Mikahail Gorbachev maka kita patut mengetahui tentang budaya yang ditanamkan dalam kepribadian Gorbachev sehingga akhirnya dikeluarkan kebijakan tersebut atau peran budaya dalam kebijakan tersebut.

Budaya dan Budaya Stategi

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budaya diartikan sebagai sesuatu mengenai kebudayaan (pikiran, akal budi) yang sudah berkembang dan telah menjadi kebiasaan serta sulit untuk diubah3. Hal ini biasanya ditandai dengan pola perilaku dalam masyarakat

yang tunduk kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku. Contoh sederhana adalah nilai yang tertananam dalam masyarakat berupa nilai gotong royong maka nilai tersebut akan dipakai (nilai gotong royang) dalam kehidupan sehari-hari. Namun bagaimana dengan masyarakat yang melakukan sesuatu di luar dari nilai yang ada? Perlu diketahui bahwa budaya itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu physical, political, sosial. Ketiga faktor ini sering disebut sebagai strategi budaya (budaya strategic)4.

Berdasarkan ketiga faktor di atas dapat kita jabarkan sebagai berikut; pertama physical. Physical terbagi dalam beberapa bagian yaitu geografi, iklim, sumber daya alam dan teknologi. Artinya suatu negara yang memiliki kondisi geografis yang berpotongan darat dengan negara-negara disekitarnya cendrung akan memiliki sifat netral, hal ini disebabkan karena adanya ketakutan akan terjadi okupasi di negara tersebut, misalnya negara Swiss. Contoh lain, negara yang memiliki sumber daya alam yang sedikit akan bersifat cooperatif ataupun arogansi. Kedua adalah political. Political terdiri atas beberapa bagian diantaranya adalah pengalaman sejarah, sistem politik, kepercayaan elite (elite belief) dan militer. Maksudnya adalah negara yang memiliki sistem politik yang otoriter tentunya akan berbeda dengan sistem demokrasi. Selain itu kekuatan militer yang dominan dalam sebuah negara maka bila terjadi mosi kurang percaya tehadap pemerintahan bisa saja akan terjadi kudeta militer seperti yang sering terjadi di Thailand.

Terakhir adalah sosial; faktor sosial dibedakan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah kepercayaan terhadap mitos-mitos dan penemuan akan tulisan-tulisan terdahulu. Bila kepercayaan akan mitos dalam sebuah negara sangat kuat maka kepercayaan itu akan dipakai oleh negara tersebut untuk mencapai kepentingannya. Contohnya adalah negara israel yang percaya bahwa wilayah palestina merupakan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka

3 Pengertian Budaya, Diakses dari http://kbbi.web.id/budaya. pada tanggal 15 januari 2015

(5)

sehingga segala upaya dilakukan oleh mereka untuk mendapatkan hal itu. Jadi budaya yang ada dalam masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan tetapi ada pula faktor lainnya, selain itu budaya yang ada dalam sebuah negara (domestik) bisa saja berbeda apabila masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut memiliki sejarah, kepecayaan, geografis yang berbeda.

Peran Budaya Terhadap Dikeluarkannya Kebijakan Glasnot dan Perestroika Di pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai budaya strategic, dimana budaya strategic itu secara umum meliputi physikal, politikal, dan sosial. Ketiga hal ini dapat kita gunakan untuk mengkaji alasan dikeluarkannya kebijakan ini. Secara physikal (segi sumber daya) kita melihat bahwa di masa sebelum kepemimpinan Mikhail Gorbachev atau tepatnya pada masa kepemimpinan Leonid Brezhnev, arah pembangunan politik yang menjadi perioritas utama pada saat itu adalah perioritas pembangunan angkatan bersenjata5, melihat pada saat itu

terjadi persaingan antara Uni Soviet dan USA (cold war). Akibatnya, beban ekonomi yang di tanggung oleh Uni Soviet semakin berat (adanya arm race)sehingga berkurangnya pertumbuhan ekonomi pada saat itu. Meskipun upaya pengetatan perekonomian yang telah dilakukan oleh Brezhnev telah dilakukan tetap saja terjadi ketertinggalan dalam bidang pertanian. Berdasarkan alasan inilah setelah terpilihnya Mikhail Gorbchev sebagai pengganti Brezhnev maka akhirnya dikeluarkanlah kebijakan Glasnot untuk memperbaiki perekonomian yang telah terpuruk pada saat itu. Maksud dari adanya kebijakan Glasnot tersebut adalah adanya keterbukan dan transparansi di bidang ekonomi sehingga memberikan kebebasan (dikurangi pengontrolan terhadap perusahaan negeri) kepada masyarakat untuk berkarya atau mengadopsi elemen New Economic Policy (NEP). Hal ini dilakukan untuk menopang perekonomian Uni Soviet yang semakin melemah. Bila hal ini dilihat dari faktor politikal maka akan terjadi kontradiksi antara kepercayaan (ideologi) dari Gorbachev dengan kebijakan yang dikeluarkan. Gorbachev semasa mudanya memiliki sifat yang sangat sosialis (aliran kiri) hal ini ditandai dengan bergabungnya gorbachev dalam Organisasi Pemuda Komunis di tahun 1952 dan terpilih sebagai sekertaris dalam Organisasi tersebut6. Melihat adanya kepercayaan

(ideologi) yang melekat pada diri Gorbachev yang begitu kuat maka apakah dapat dikatakan bahwa secara politikal tidak mempengaruhi alasan dikeluarkannya kebijakan tersebut? Bila kita melihat pada masa pemerintahan Gorbachev, fokus pembangunan telah berubah bukan lagi kepada arm race (perlombaan senjata) melainkan kepada pembenahan akan perekonomian dan politik.

Dalam proses perbaikan perekonomian Gorbachev berusaha mengadakan perundingan dengan USA untuk segera mengakhiri cold war. Menurut saya dengan adanya perundingan yang terjadi itu maka kesempatan itu di pergunakan oleh USA untuk memporak-porandakan

5 Miriam Budiardjo, dasar-dasar ilmu politik (jakarta:gramedia pustaka utama) hlm.148

(6)

Uni Soviet dan USA sebagai pemenangnya dengan cara mempengaruhi atau memberikan masukan kepada Gorbachev untuk melakukan “demokratisasi” dalam sistem pemerintahannya. Hal ini terbukti dengan diamandemenkan konstitusi Uni Soviet yang mengizinkan pendirian partai lain di luar partai komunis serta memperbolehkan mereka untuk menominasikan kandidatnya dalam pemilu7. Selain itu bila melihat sejarah yang terjadi pada masa

kepemimpinan Khrushchev terjadi penyimpangan gagasan dari ajaran asli Marx dan kebijaksanan Stalin. Dimana ia mengemukakan bahwa perang dapat dihindarkan dan bukan lagi “tak terelakan”. Dan yang berikutnya adalah dia membuka kemungkinan untuk hidup berdampingan dengan negara-negara yang berlainan sistem sosial lainnya (peace co-existence).8

Dengan adanya penyimpangan ini maka timbulah gagasan mengenai polycentrisme, dimana pusat komunisme tidak lagi terbatas pada satu tempat (Uni Soviet) tetapi terdapat di berbagai pusat yaitu di negara komunis masing-masing. Melihat adanya keterbukaan yang dilakukan oleh khrushchev dimasa kepemimpinannya maka hal ini dilakukan kembali oleh Gorbachev. Yang menjadi masalahnya adalah mengapa Gorbachev mengulang kembali apa yang telah dilakukan oleh khrushchev? Menurut Ricoeur sebagaimana yang dikutip oleh Thompson bahwa, suatu kelompok sosial harus mengintegrasikan dirinya melalui image tentang dirinya dan masa lalunya, image yang dapat diperlihatkan kepada seluruh anggota.9

Namun tidak hanya sampai disitu saja, thompson menambahkan bahwa image itu muncul melalui interpretasi terhadap tindakan dan peristiwa yang terjadi. Cara ini disebut oleh Thompson dengan penyelamatan integritas10. Bila pernyataan Tompson dipakai dalam

fenomena yang terjadi di Uni Soviet maka tindakan yang dilakukan oleh Gorbachev adalah untuk megembalikan kepercayaan dari negara-negara yang tergabung dalam Uni Soviet (memperkuat integritas Uni Soviet) akibat dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Khrushchev dan akhirnya bersama-sama membangun kembali perekonomian Uni Soviet yang telah terpuruk. Jadi bukan hanya negara sebagai pemain dari perekonomian dan politik melainkan adanya peran dari masyarakat sehingga dapat menopang kembali kekuatan ekonomi Uni Soviet dan hal itu ditandai dengan dikeluarkannya kebijakan Glasnot dan Perestroika.

2.2. Pengaruh Budaya Dalam Kebijakan Glasnot dan Perestroika terhadap arah Politik Luar Negeri Uni Soviet

` Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai peran dari budaya terhadap dikeluarkannya kebijakan Glasnot dan Perestroika. Selanjutnya pada bagian ini saya akan mengulas mengenai pengaruh dari kebijakan Glasnot dan Perestroika terhadap arah politik luar negeri Uni Soviet. Karena kebijakan yang di keluarkan oleh Gorbachev adalah kebijakan yang sifatnya internal (domestik) maka untuk menganalisisnya saya menggunakan pendekatan

7 Budiardjo, Op.cit. hlm 149-150 8 Ibid, hlm 147

9 Jhon B. Thompson, Studies in the Theory of Ideology (cambridge: university of California Press) hlm 273

(7)

domestik terhadap internasional. Dalam politik domestik terhadap internasional terdapat beberapa bagian diantaranya adalah struktur politik, media masa, dan sosial budaya. Karena sosial budaya telah dijelaskan di awal maka pada bagian ini hanya dijelaskan mengenai struktur politik dan media masa.

Struktur Politik

Setiap negara memiliki struktur politik yang berbeda-beda. Secara umum struktur politik suatu negara dibagi dalam dua bagian yaitu struktur politik Demokrasi dan struktur politik Otoriter. Dalam struktur politik demokrasi, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah baik itu kebijakan yang bersifat umum (bagi masyarakat) ataupun yang bersifat khusus perlu adanya pertimbangan dan campur tangan dari masyarakat baik secara langsung (referndum) ataupun tidak langsung (melalui wakil rakyat). Contoh negara yang menganut sistem ini adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang berikutnya adalah struktur politik yang Otoriter.

Dalam struktur politik yang otoriter, pemimpin memiliki hak penuh dalam mengeluarkan sebuah kebijakan entah kebijakan yang baik ataupun kebijakan yang seharusnya tidak pantas untuk dikeluarkan. Sistem politik seperti ini biasanya dipandang sebagai sistem politik yang bersifat tertutup karena pastisipasi dari masyarakat dalam menentukan kebijakan sebuah negara kurang atau bahkan tidak ada dan yang terpenting dari sistem ini adalah kepentingan negaranya tercapai.

Perlu diketahui bahwa Uni Soviet pada masa pemerintahan Gorbachev menganut sistem sosialis-komunis, dimana dalam sistem ini peran dari negara sangat dominan maksudnya adalah untuk mengontrol dan mengelola sekaligus memfasilitasi masyarakat yang ada di negara tersebut sehingga tidak terjadi kelas-kelas (kasta). Bila dikaikan dengan strruktur politik maka struktur politik Uni Soviet adalah otoriter sehinnga kebijakan yang dikeluarkan oleh Gorbachev adalah untuk mendorong perekonomin yang terjadi di Uni Soviet. Namun yang menjadi permasalahaannya bukan pada alasan dikeluarkannya kebijakan ini tetapi pada arah politik luar negeri setelah dikeluarkannya kebijakan ini.

Pada masa pemerintahan Brezhnev arah politik luar negeri pada saat itu adalah diarahkan pada perlombaan senjata dan perlombaan ideologi11, karena pada saat itu terjadi masa cold war

antara Uni Soviet dan USA. Hal ini terbukti dengan adanya pembangunan tembok berlin yang memisahkan antara Jerman barat dan Jerman timur, perang saudara yang terjadi di Vietnam. Berbeda dengan arah politik dimasa pemerintahan Gorbachev, dimana dengan dikeluarkannya kebijakan Glasnot (keterbukaan) dan Perestroika (rekonstruksi) tersebut maka serta adanya negosiasi serius dengan USA untuk mengakhiri perang dingin menggeser arah politik Luar negeri Uni Sovit ke arah yang lebih independent dan bernegosiasi dengan USA untuk segera menghentikan perang dingin di tandai dengan pengurangan anggaran pembelanjaan senjata. Sedangkan independent maksudnya adalah masalah yang ada dalam wilayah Uni Soviet diselesaikan sendiri oleh mereka tanpa meminta bantuan kepada pihak lain (IMF). Hal ini dilakukan oleh Gorbachev karena adanya kepercayaan kepada masyarakatnya bahwa apabila

(8)

terjadi sistem keterbukaan maka masyarakat akan membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Tetapi semua di luar dugaan Gorbachev sistem keterbukaan (Glasnot) yang ada justru menjadi bumerang baginya yang mana masyarakat menyambut ketrbukaan itu untuk merubah sistem tatanan kenegaraan dan internasional ke arah demokrasi ala barat dan tumbuhnya nasionalisme di negara bagian untuk melepaskan diri bagi Uni Soviet12.

Media Massa

Media massa adalah sebuah komoditas yang mampu membentuk opini publik

sehingga seringkali media diarahkan untuk membentuk satu isu-isu yang tidak objektif

demi satu kepentingan tertentu

13

. Adanya agenda seting dan framing menarik perhatian

publik untuk melihat sebuah fenomena. Maksud diadakannya Agenda Setting adalah

untuk mengagendakan berita apa saja yang akan dimuat dalam media masa setelah

proses ini selesai langkah selanjutnya adalah memotong berita-berita yang diangap

penting dan dapat merangsang perhatin masyarakat. Biasanya Agenda Setting digunakan

oleh orang-orang yang memiliki media masa tersebut untuk tujuan meraka entah politik

ataupun tujuan lain.

Dalam kasus yang terjadi pada Uni Soviet setelah dikeluarkannya kebijakan

Glasnot dan Perestroika memberikan angin segar kepada media masa untuk dapat

berapresiasi sebebas-bebasnya karena kontrol negara perlahan mulai pudar. Sehingga

yang terjadi pasca dikeluarkannya kebijakan tersebut adalah banyak media masa yang

mulai mengkritisi pemerintahan Gorbachev dan membandingkan dengan pemerintahan

ala barat dan akibatnya munculah semangat nasionalisme yang kuat dari negara-negara

yang tergabung dalam Uni Soviet untuk melepaskan diri. Bila melihat arah politik Uni

Soviet pada waktu itu yang adalah Independent (mengatasi permasalahaan sendiri) dan

bernegosiasi dengan USA untuk segera mengakhiri perang dingin menjadikan peluang

bagi negara-negara yang ada untuk mendirikan Negara yang Independent. Hal ini

terbukti dengan adanya justifikasi yang dikeluarkan oleh Uni Soviet pada pasal 72

konstitusi Uni Soviet tahun 1980 yang menyatakan “negara yang memiliki kebebasan

untuk melepaskan diri” (any onstituent republic was free to secede). Jadi dalam

permasalahaan yang terjadi dimasa pemerintahan Gorbachev peran dari media masa

sangat besar dalam mengkonstruksi pola pemikiran masyarakat sehingga akhirnya

12 Ibid, hlm 150

(9)

masyarakat melakukan apa yang di beritakan oleh media masa yaitu mengikuti politik ala

barat.

BAB III KESIMPULAN

Telah saya jelaskan di awal bahwa yang melatar belakangi sebuah kebijakan itu dibuat karena kepentingan bangsa namun bukan berarti kebijakan tersebut harus keluar dari budaya yang ada dalam suatu negara. Kebijakan Glasnot dan Perestroika secara sekilas memang terlihat telah keluar dari budaya negara Uni soviet namun bila ditijau lebih dalam lagi ternyata kebijakan tersebut sesuai dengan strategic budaya. Dimana secara physikal karena lemahnya sumber daya sehingga akhirnya mengakibatkan kebijakan tersebut harus dikeluarkan oleh Gorbachev dan secara politikal pengalaman sejarah yang terjadi di masa para pendahulunya khruschev telah terjadi penyimpangan ajaran marxis yang sebenarnya sehingga mengakibatkan ketidak percayaan lagi terhadap Uni Soviet sebagai pusat dari komunisme (polycentrisme) dan menimbulkan disintegrasi sehingga akhirnya kebijakan itu harus di ambil oleh Gorbachev untuk segera mengambil simpati masyarakat yang bergabung dalam Uni Soviet untuk bersama-sama membangun perekonomian yang tengah terpuruk atau dikenal dengan penyelamatan Integritas.

(10)

kontrol negara terhadap ekonomi mulai berkurang dan diberikan kebebasan bagi masyarakat untuk berkarya dan juga adanya pemberian keterbukaan dan kebebasan kepada media masa untuk mengkritik dan mengawasi pemerintah.

Dalam kasus ini sebenarnya tindakan yang dilakukan oleh Gorbachev menurut saya terlalu berlebihan. Bila dilihat secara strategic budaya, terpuruknya perekonomian Uni Soviet dapat diatasi dengan melihat pengalaman sejarah dimasa lalu. Dimana pembangunan Uni Soviet pada masa lenin memimpin berfokus pada pertanian, sebenarnya pembaharuan perekonomian telah dilakukan oleh Brzhnev namun tetap saja lemah di bidang pertanian. Oleh sebab itu menurut saya yang seharusnya dilakukan oleh Gorbachev adalah diterapkannya pengetatan terhadap sistem pemerintahan sehingga negara mengontrol secara penuh dan kemudian melakukan pembangunan di bidang pertanian atau yang dikenal dengan Revolusi petani.

DAFTAR PUSTAKA

Ubaedy, A.N. 2007. Kedahsyatan berpikir positif. Jakarta:vision03

Budiardjo,M.2008.dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Thompson, J.B.1984.studiesin the Theory of ideology. Cambridge: University of California Press

Robinson, piers.2008. the role of media and publicopinion, in steve smith, Amalia Hadfield &Tim dunne oxford

Latins, J. S. Strategic culture: from clausewitz to contructivism

Pengertian Budaya, Diakses dari http://kbbi.web.id/budaya. pada tanggal 15 januari 2015

Mikhail Gorbachev biography,

http://www.thefamouspeople.com/profiles/mikhail-gorbachev-58.php. Pada

Referensi

Dokumen terkait

Pada kajian tentang konsep pendidikan masa depan, penulis mencoba untuk menganalisis berdasarkan bahan bacaan yang relevan dalam upaya untuk mencari pendekatan pemecahan

judul “P eningkatan Pemahaman Konsep Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Melalui Model Student Facilitator and Explaining Kelas IV SD 02 Lau Dawe

Abstract – The aims of this study are to investigate the impact of capital investment (CAPEXTA) on the internationalisation (FSTS) and foreign sales growth (FSG), and examines

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Sebelum memulai kegiatan belajar, sebaiknya

kooperatif tipe STAD berbantuan Finding My Secret Word yang terbukti dari hasil penelitian dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Bila diterapkan kebijakan pengampunan pajak diharapkan tidak hanya menghapus hak tagih atas wajib pajak (WP) tetapi yang lebih penting lagi dalam jangka panjang dapat

Pada grafik di atas menunjukan adanya penurunan konsumsi bahan bakar mesin motor varian 1 setelah menggunakan AVTT. Konsumsi Bahan Bakar Mesin

Secara keseluruhan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat dua budaya lokal di Ambarawa yang dapat dijadikan mekanisme lokal untuk menjaga