• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reformasi dan Inovasi Administrasi Publi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Reformasi dan Inovasi Administrasi Publi (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Reformasi dan Inovasi Administrasi Publik

TUGAS

OLEH :

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Negara Indonesia sangat adalah sebuah Negara yang sangat erat dengan perkembangan atau disebut Negara baru berkembang, namun skala reformasi yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia dinilai cukup mengatasi berbagai gejolak Reformasi dan Inovasi yang lamban, bahkan dipandang terlalu lamban dan terlalu tidak pesat dari yang pernah dijalankan oleh banyak negara-negara di dunia walaupun Indonesia juga dipandang telah melakukan perubahan radikal dalam tata hubungan antara pusat dan daerah melalui program desentralisasi pemerintahan yang belum pernah ditempuh oleh negara mana pun di dunia. Tetapi mengapa reformasi pemerintahan negara yang demikian luas jangkauannya dan begitu radikal perubahannya belum berhasil menciptakan good governance yang mampu membawa Indonesia keluar dari multi krisis yang sudah melanda bangsa ini sejak 1998? Mengapa kita belum seberhasil? Apakah kebijan yang diambil pemerintah tidak cukup untuk mengatasinya?

Harus kita fahami bersama, bahwa pembangunan bagi sebuah Negara merupakan hal yang sangat esensial dalam rangka mencapai tujuan utama dari keberadaan sebuah Negara yakni bagaimana mewujudkan kebahagiaan bagi masyarakatnya. Dalam konteks Indonesia, tujuan dari dibentuknya pemerintahan negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakanlah sejumlah program pembangunan dari semenjak awal berdirinya Republik Indonesia sampai dengan saat ini baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Kita harus sadari bahwa tahun 1998 krisis besar-besaran bagi bangsa Indonesia namun berbagai Reformasi pada saat tersebut dicetuskan hingga masa order baru walau kita telah memalui dengan namun tugas dan tanggung jawab kita sebagai bangsa belum berakhir walau sudah dimulainya berbagai kebijakan untuk melakukan perubahan dalam berbagai bidang,

Keberhasilan dari pembangunan tersebut salah satunya akan sangat ditentukan oleh kemampuan Pemerintah dalam membuat dan mengimplementasikan kebijakan yang benar dan sesuai dengan kondisi lokal serta dalam mengembangkan perangkat kelembagaan yang akan menjadi infrastruktur utama dalam pelaksanaan pembangunan tersebut.

(3)

ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan; serta banyaknya peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan.

Isu- isu publik tersebut pada dasarnya bukanlah isu- isu yang baru dalam birokrasi berdasarkan telaah atas berbagai dokumen rencana pembangunan nasional yakni sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun ( Repelita ) I tahun 1969/1970- 1973/1974 sampai dengan RPJM tahun 2004- 2009. Berdasar telaah tersebut didapati bahwa sebagian besar isu dalam birokrasi yang sekarang berkembang adalah isu- isu klasik yang sudah muncul lama, bahkan sebelum repelita I digulirkan.

Hal ini yang membuat sangat menarik dimana isu- isu publik tersebut dari waktu ke waktu belum mampu di pecahkan dan masih bertahan. Sementara sejak tahun 1966 hingga masa RPJMN 2004/2009 sekarang ini, pemerintah telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang ditujukan untuk reformasi birokrasi. Belanja public yang terserap untuk kepentingan reformasi birokrasi ini juga tidak sedikit. Hal ini patut dipertanyakan.

Budaya inovasi yang sejatinya merupakan salah satu aspek budaya birokrasi yang sangat penting bagi keberhasilan reformasi birokrasi belum menjadi nilai utama dari budaya birokrasi pemerintah di Indonesia saat ini. Pada dasarnya birokrasi pemerintah di Indonesia memiliki potensi untuk melakukan berbagai inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Pemahaman atas kemampuan inovasi tersebut akan membantu birokrasi pemerintah untuk melakukan inovasi. Namun demikian, tidak serta merta kemampuan inovasi ini mampu menghasilkan inovasi dengan sendirinya.

Inovasi penting dalam setiap lapisan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pentingnya inovasi pada pemerintahan lokal di Indonesia mulai menjadi perhatian sejak terjadinya pergeseran sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Dengan desentralisasi, daerah dituntut untuk mandiri yakni penciptaan daerah yang kompetitif bagi keberlangsungan daerah tersebut. Inovasi di pemerintah daerah merupakan keharusan dalam upaya mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan daerahnya.

I.2 ANALISIS MASALAH Rumusan masalah

Sebagaimana tergambar dalam uraian diatas terdapat persoalan yaitu

(4)

2. Terhambatnya perkembangan pelaksanaan otonomi daerah yang diakibatkan oleh unsur

etno-sentris terutama dikalangan birokrat sebagai sub-sistem administrasi publik di

Indonesia

1.3 TUJUAN

(5)

BAB II

PEMBAHASAN DAN

PEMECAHAN PERMASALAHAN

2.1 PENGARUH REFORMASI DAN INOVASI ADMINISTRASI KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA

2.1.1 Makna Reformasi dan Inovasi Administrasi

Reformasi yang terjadi di Indonesia yang bergulir sejak tahun 1999 telah memberikan dampak yang cukup menyentuh diseluruh sendi kehidupan bangsa Indonesia, terutama dibidang birokrasi. Selain pembaharuan terkandung dampak persoalan yang tidak sederhana untuk diselesaikan, membutuhkan proses yang panjang. Sebagaimana halnya dalam ilmu-ilmu sosial, konsep reformasi administrasi diartikan berbeda antara pakar yang satu dengan yang lain.

Namun demikian, definisi reformasi administrasi yang dikemukakan oleh Caiden seringkali digunakan sebagai konsep dasar dalam memaknai reformasi administrasi. Caiden (1969) mendefinisikan reformasi administrasi sebagai: the artificial inducement

of administrative transformation against resistance. Berdasarkan definisi ini, reformasi

administrasi mempunyai tiga unsur yang melekat, yaitu (1) reformasi administrasi merupakan usaha yang dibuat oleh manusia, tidak bersifat otomatis ataupun alamiah, (2) reformasi administrasi merupakan suatu proses, (3) adanya resistensi yang beriringan dengan proses reformasi administrasi. Dalam hal ini, reformasi administrasi muncul sebagai implikasi tidak berfungsinya perubahan administrasi yang terjadi secara alamiah.

Sebagai sebuah kegiatan yang berawal dari penciptaan manusia, reformasi administrasi tidak bisa dipisahkan dari sebuah inovasi. Selama perubahan administrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka diperlukan inovasi untuk menyelamatkan kegiatan administrasi. Dalam perkembangan awal, inovasi merupakan bagian dari sebuah reformasi administrasi, namun seiring perkembangan teori dan pengalaman praktis, inovasi merupakan reformasi itu sendiri. Caiden (1969) menguraikan inovasi sebagai bagian dari reformasi administrasi (administrative reform). Hanya saja, konsep inovasi kemudian masih belum cukup populer dalam ranah administrasi publik dan reformasi administrasi. Inovasi populer dalam bidang tersebut baru pada beberapa dekade terakhir.

(6)

pemerintah adalah menjalankan aturan yang telah ditetapkan (rule driven). Jika kemudian inovasi dilaksankan, hanya dalam intensitas yang kecil dan dilakukan terbatas pada level pimpinan puncak. Inovasi, dalam hal ini sebagaimana reformasi administrasi dilakukan melalui mekanisme top down (Caiden, 1969).

Reformasi administrasi tidak bisa dipisahkan dari sebuah inovasi. Selama perubahan administrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka diperlukan inovasi untuk menyelamatkan kegiatan administrasi. Dalam perkembangan awal, inovasi merupakan bagian dari sebuah reformasi administrasi, namun seiring perkembangan teori dan pengalaman praktis, inovasi merupakan reformasi itu sendiri. Caiden (1969) menguraikan inovasi sebagai bagian dari reformasi administrasi (administrative reform).

2.I.2 MASALAH KEBIJAKAN YANG DIAMBIL PEMERINTAH

Memberlakukan penyelenggaraan pemerintahan sebagai rutinitas, business as usual. Berbagai upaya pemerintah untuk mendorong inovasi melalui berbagai penghargaan, juga tidak banyak menunjukan hasil sebagaimana yang diharapkan. Inovasi dengan demikian belum menjadi unsur penting dari budaya birokrasi pemerintah. Hal demikian ini juga mengindikasikan bahwa Kebijakan pemerintah sekarang belum mampu menyerap dan mengembangkan nilai-nilai manajemen yang lebih maju. Menurut Farago dan Skymer ( 1995 ) masalah itu muncul karena :

1. Learning Culture. Budaya Pembelajaran di kalangan Instansi pemerintahan tampak semakin meredup. Sedangkan di satu sisi karakteristik budaya pembelajaran berkaitan sangat kuat terhadap inovasi sebuah organisasi.

2. Processes. Proses manajemen kunci berorientasi pada internal per se,

terkungkung dalam wilayah internal yang membutakan wawasan dan pengetahuan penghuni- penghuni di dalamnya. Hal ini seringkali menimbulkan prasangka bahwa sebagian besar institusi pemerintah sekitarnya bukanlah mitra tetapi pesaing yang harus dikalahkan.

3. Tool dan Techniques. Metode yang berkembang hanya dianggap sebagai tontonan. Bukan dikaji agar mampu menciptakan kreativitas dan pemecahan masalah bagi individu dan kelompok

4. Skill dan Motivation. Kurang memadainya motivasi sumberdaya manusia aparatur mengakibatkan rendahnya keinginan untuk belajar sedangkan terbatasnya keahlian mereka berakibat pada ketidak mampuan mereka dalam beradaptasi dengan perubahan- perubahan yang terus bergerak tanpa belas kasih.

(7)

diikuti degan debirokratisasi dan deregulasi seperti langkah konkrit yang dilakukan oleh pemerintah.

permasalahan publik baik itu dalam skala kecil maupun besar yang terjadi di daerah. Hal ini dinyalir karena ketidak mampuan sumber daya aparat pemerintahan dalam memberikan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat sehingga sering terjadi benturan kepentingan antara masyarakat dan pemerintah. Birokrasi pun tak dapat mengelak

2.1.3 KEBIJAKAN PUBLIK DAN REFORMASI ADMINISTRASI : STUDI KASUS

(8)

2.1.3 DEFINISI REFORMASI DAN INOVASI ADMINISTRASI beberapa implikasi :

1. Reformasi administrasi merupakan kegiatan yang dibuat oleh manusia (manmade), tidak bersifat eksidental,otomatis maupun alamiah;

2. Reformasi administrasi merupakan suatu proses

3. Resistensi beriringan dengan dengan proses reformasi administrasi. Reformasi administrasi telah diperkenalkan di berbagai negara berkembang.Reformasi administrasi merupakan suatu pola yang menunjukkan peningkatan efektivitas pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara itu, Wallis mengatakan bahwa pembaharuan administrasi meliputi tiga aspek, yaitu bahwa suatu perubahan harus merupakan perbaikan dari keadaan sebelumnya, perbaikan diperoleh dengan upaya yangdisengaja dan bukan terjadi secara kebetulan, perbaikan yang terjadi bersifat jangka panjang dan tidak sementara. Dengan demikian reformasi memerlukan usaha yang keras dalam mencapai hasil hasilnya melalui perbaikan yang nyata dalam kehidupan pemerintahan.

2.1.4 CARA MENYELESAIKAN MASALAH

Dalam upaya memenuhi tuntutan modernisasi dan tugas birokrat sebagai agen pembaruan perlu terus dilakukan kegiatan – kegiatan yang mengarah pada usaha – usaha modernisasi, peningkatan ketrampilan aparat harus dilakukan secara simultan.

Dengan demikian apabila dikatakan bahwa kebijakan yang diambil oleh aparatur pemerintah harus mampu berperan selaku modernisator bagi rakyat dan bangsanya, dan dituntut dari mereka ialah cara bekerja, cara berpikir dan cara bertindak sehingga hasil karyanya mempermudah berlangsungnya proses transformasi di kalangan masyarakat.

Langkah –langkah yang harus diambil “

1. Bangun Sistem Usulan dan Pemantauan Hasil Pembangunan antara

Masyarakat dan Struktur Pemerintahan

(9)

dihasilkan pada tahap pertama ini adalah satu mekanisme hubungan yang efektif antara masyarakat termasuk kelompok masyarakat sipil, DPRD dan pemerintah dalam mengelola administras dalam berbagai aspirasi masyarakat ke dalam bentuk “mandat” dan memonitor pencapaian dari mandat tersebut. Mandat harus dirumuskan dalam bentuk hasil atau kinerja.Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan:

(1) Memperbaiki tata tertib DPRD agar lebih transparan;

(2) Memperbaiki hubungan DPRD dengan “konstituennya” sehingga

lingkup konstituen menjadi kewilayahan bukan pada “kelompok yang memilih saya”.

(3) Penguatan kompetensi DPRD dalam menjalankan peran

perencanaan dan monitoring kinerja yang partisipatif

(4) Penguatan kelompok masyarakat sipil dan kelompok kepentingan

lainnya agar dapat mandiri dan juga menjalankan peran fasiltiasi perencanaan dan monitoring kinerja secara partisipatif;

(5) Membangun transparansi yang proaktif di pemerintahan;

(6) Memperbaiki hubungan antara unit-unit pelayanan publik danpara

(10)

BAB III

PENUTUP

3.1

KESIMPULAN

Keberadaan sejumlah persoalan dalam birokrasi pemerintah yang dari tahun ke

tahun menjadi isu publik merupakan indikasi dari lemahnya kinerja reformasi birokrasi. Keberadaan sejumlah persoalan dalam birokrasi pemerintah yang dari tahun ke tahun menjadi isu publik merupakan indikasi dari lemahnya kinerja reformasi birokrasi.

Salah satu aspek budaya birokrasi yang sangat penting bagi keberhasilan reformasi birokrasi adalah budaya inovasi. Pada birokrasi pemerintah di Indonesia, inovasi ini belum menjadi nilai utama dari budaya birokrasi. Namun, Hal pertama yang harus mereka lakukan adalah mengetahui kemampuan inovasi birokrasi pemerintah, melalui pengenalan sejumlah dimensi kemampuan inovasi yang meliputi:

1. Visi dan strategi.

2. Perekatan dasar kompetensi

3. Penguatan informasi dan kecerdasan organisasi 4. Orientasi pasar dan pelanggan

5. Manajemen gagasan dan kreativitas 6. Sistem dan struktur organisasi 7. Manajemen teknologi

Pemahaman akan kemampuan inovasi tersebut akan membantu birokrasi pemerintah untuk melakukan inovasi. Namun demikian, kemampuan inovasi ini tidak akan dengan sendirinya menghasilkan inovasi. Inovasi birokrasi pemerintah baru akan terjadi jika kemampuan inovasi tersebut diletakan dalam tiga domain yang merupakan

drivers dan enablers kemampuan inovasi pemerintah daerah: sustainable development,

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Panin Dana Berdividen Panin Dana Prima  Debt Securities USD Debt and equities Equities 2009 2007 Panin Pendapatan Tetap Berkualitas Debt Securities 2009 Panin Dana Berdividen

6 Berdasarkan keadaan dan kajian yang dikumpulkan sesuai dengan teori di atas, maka dengan masih tingginya karies gigi peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang

adalah bila debit rembesan besar nilai FK akan kecil bila debit rembesan kecil maka FK akan besar. Selain itu parameter kohesi, sudut geser dalam, serta bobot

Hal ini disebabkan karena proton memiliki muatan sejenis dengan proton lain-katakanlah bermuatan listrik positip dan demikian juga interaksi antar elektron

Kurva isoterm untuk adsorpsi logam dalam sistem cair- padat didasarkan pada pengukuran konsentrasi logam di fase cair pada kesetimbangan, sedangkan konsentrasi logam

melakukan berbagai cara untuk mencegah kematian suatu bahasa, yang berimplikasi pada kematian suatu kehidupan bermasyarakat suatu etnik yang telah merajut sejarah kehidupoan

Pangansari Utama tahun 2009 dapat dilakukan oleh tingkatan manajemen yang terkait dengan operasional produksi perusahaan Anggaran yang telah disahkan oleh pimpinan