• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SIMULASI FRAKSI FASA BAJA MANGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS SIMULASI FRAKSI FASA BAJA MANGA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIMULASI FRAKSI FASA BAJA MANGAN (Fe-Mn)

dengan pemanasan tetap pada tempratur 450 °C, 500 °C, 550 °C dan 600 °C dengan waktu tahan 30 menit dan 60 menit dapat diplot melalui program simulasi dengan menggunakan program Image Analyzeir.

Ferit accicular yang terbentuk baik yang berada dibatas butir maupun dibatas butir fasa austenit, dimana butir fasa austenit akan semakin tumbuh dan mengendap dibatas butir yang ditandai dengan meningkatnya kekerasan secara simulasi. Fasa–fasa austenit, ferit maupun yang lainnya dapat terdistribusi secara simulasi melalui luas perubahan warna yang ada pada program Image Analyzer. Pembentukan fasa bainit merupakan hasil dari perubahan fasa-fasa eutectoid yaitu ferit dan pearlit, sub struktur akan berhubungan dengan komposisi pada saat pembentukan ferit, maka pengaruh temperatur akan sangat signifikan. Pembentukan fasa bainit paduan akan selalu berhubungan dengan reaksi interface antar fasa ferit/austenit. Pengaruh perlakuan panas yang diberikan dapat diamati dengan melakukan simulasi mikrostruktur dan simulasi countour terhadap banyaknya endapan terbentuk pada batas butir , ferit yang terbentuk pada batas butir akan tampak mencapai batasnya. Simulasi mikrostruktur dan simulasi surface dapat juga menentukan kedalaman permukaan dan memprediksi kekerasan bahan. Berdasarkan simulasi mikrostruktur dan simulasi fraksi volume, nantinya akandiperoleh persentase fasa yang terbentuk austenit, ferit bainit, mangan karbida bainit dan pearlit . Kekasaran permukaan dapat juga diperediksi melalui surface simulasi yaitu sekitar 60,2 HRC. Berdasarkan simulasi ini telah berhasil diprediksi bahwa semakin tinggi temperatur heattreatment akan memberikan nilai kekerasan yang tinggi.

Keywords: Bainitik, pearlitik, image analizer, eutectoid, surface, heat-treatment.

1. PENDAHULUAN

Baja mangan austenit awal, yang mengandung sekitar 1,2% C dan 12% Mn ditemukan oleh Sir Robert Hadfield pada tahun 1882.[1,2] Baja hadfield memang unik di mana baja ini mengkombinasikan kekerasan dan kekenyalan tinggi dengan kapasitas kerja yang tinggi (pengerasan) dan biasanya, resistansi yang baik terhadap air. Oleh karenanya, baja mangan cepat diterima sebagai bahan teknik yang sangat berguna. Sifat-sifat mekanik baja mangan austenit bervariasi sesuai dengan kandungan karbon dan mangan. Apabila karbon meningkat akan semakin sulit menahan semua karbon dalam larutan padat, dan dapat menyebabkan penurunan kekerasan dan kekenyalan.[1,2,3,4,5] Namun demikian, karena resistansi abrasi cenderung meningkat sesuai dengan kandungan karbon, kandungan karbon yang lebih tinggi daripada 1,2% mungkin lebih disukai sekalipun kekenyalan berkurang. Kandungan karbon di atas 1,4% jarang digunakan karena kesulitan memperoleh struktur austenit yang cukup bebas serat, batas karbida yang merugikan kekerasan dan kekenyalan.[7,9,11] Guna meningkatkan kemampukerasan, meningkatkan sifat mekanik pada temperatur tinggi dan rendah, meningkatkan ketangguhan pada nilai kekerasan atau ketangguhan minimum serta meningkatkan ketahanan terhadap keausan dan korosi dibutuhkan adanya perlakuan variasi temperatur dan waktu, sehingga terjadi perobahan .

(2)

baru yang tumbuh disepanjang daerah slip yang terdeformasi dan pada umumnya terjadi di batas butir. Secara teoritik, bila temperatur meningkat, maka butir-butir dari suatu material akibat kenaikan temperatur, sehingga sejumlah butir akan berimigrasi.[19,20,21]

2. Prosedur Penelitian

Spesimen test untuk penelitian metallografik dipotong dan dipreparasi dari pelat-pelat di atas, yang mempunyai ukuran 1 × 2 × 2,5 cm dengan mesin pemotong presisi untuk menghindari perubahan transformasi fase. Benda uji yang telah dipreparasi diheatreatment pada temperatur 1050°C selama 1 jam pada tungku listrik PID pengolah-panas tipe Vectar VHT-3, kemudian semua benda uji didingkan dengan cara dicelup cepat (quench) ke dalam air . Selanjutnya sampel-sampel direheatreatment kembali pada temperatur yang berbeda dengan waktu yang bervariasi. Temperatur yang dipilih reheattreatment sampel adalah dari 400°C sampai 600°C dengan selang peningkatan temperatur 50°C dengan variasi waktu pemanasan yaitu 30 menit dan 60 menit dan diikuti dengan pendinginan di udara. Pemilihan temperatur diatas atas dasar prediksi yang ada pada diagram fase Fe-Mn. Untuk pengujian metalografinya sampel sample digerinda di dalam mesin pemoles dengan menggunakan kertas ampelas dari ukuran kekasaran 100, 350, 600, 800, 1000, 1500 hingga 2000 mesh. Untuk sebagian besar operasi, dengan laju rotasi 450 putaran/menit. Setelah penggerindaan selesai pada kertas ampelas 2000 mes, sampel dipoles dengan menggunakan pasta alumina 1µ pada kain beludru untuk memperoleh permukaan mirip cermin. Preparasi sampel metalografi diakhiri dengan pembersihan sample-sampel dengan menggunakan mesin pembersih ultrasonik, Branson 1210, Model B1210E-MT 47 KHz, 230 Volt. Etsaan yang digunakan untuk memunculkan fasa-fasa pada sample diperlihatkan pada tabel dibawah ini.

Jenis larutan Komposi

Larutan A 100 ml alkohol 3 ml HNO3

Larutan B 90 ml ethanol 10 ml HCl

Larutan C 100 ml ethanol 2 ml NH4OH

(3)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Simulasi Mikrostruktur

3.1.1. Gambar 3.1a mewakili mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 450 °C dengan waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dengan diameter butir sebesar 68 mikron

µm.

Gambar 3.1a adalah kondisi dengan pembesaran optik, pada mikrostruktur tampak beberapa warna, warna biru adalah warna yang mendominasi dan merupakan fasa austenit. Garis warna putih adalah banyak endapan yang terbentuk pada batas butir dan garis putus-putus (fasa ferit) menunjukkan bahwa diprediksi akan bertambah endapan terbentuk pada batas butir. Dari hasil Gambar 3.1b merepresentatifkan mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 450 °C dengan waktu penahanan selama 60 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 54 µm. Pada mikrostruktur tampak beberapa warna, warna biru adalah warna yang mendominasi dalam mikrostruktur dan merupakan fasa austenit. Garis warna putih adalah banyaknya endapan terbentuk pada batas butir dan garis putus-putus (fasa ferit) menunjukkan bahwa akan lebih banyak endapan terbentuk pada batas butir, ditengah warna putih ada warna hitam dan merupakan fasa ferit yang diperkaya dengan Karbida (Fe3 C) dengan selang waktu penahanan yang lebih lama, diprediksi akan terjadi presipitat berimigrasi

kebatas butir dan karbida akan berada pada batas butir membentuk accicular.

3.1.2. Gambar 3.1c mewakili mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 500 °C dengan waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 61 µm .

Gambar 3.1a Mikrostruktur temperatur 450 °C

dan waktu penahanan 30 menit Gambar 3.1b Mikrostruktur temperatur 450 °C dan waktu penahanan 60 menit

Gambar 3.1c Mikrostruktur temperatur 500 °C dan waktu penahanan 30 menit

(4)

Pada gambar 3.1c mikrostruktur tampak adanya beberapa warna, warna biru adalah warna yang mendominasi dalam struktur mikro yang merupakan fasa austenit. Garis warna putih adalah banyaknya endapan terbentuk pada batas butir dan garis putus-putus (fasa ferit) menunjukkan bahwa banyak endapan terbentuk pada batas butir, ditengah warna putih ada warna hitam dan merupakan fasa ferit yang diperkaya dengan Karbida (Fe3 C), dengan selang

waktu penahanan lebih lama, diprediksi presipitat berimigrasi kebatas butir dan karbida berada pada batas butir membentuk accicular.

Gambar 3.1d mewakili mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 500 °C dengan waktu penahanan selama 60 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 57 µm. Pada Gambar 3.1d pada mikrostruktur tampak adanya beberapa warna, warna biru tua adalah warna yang mendominasi dalam mikrostruktur dan merupakan fasa austenit. Garis putih adalah semakin banyak endapan terbentuk pada batas butir dan garis putus-putus (fasa ferit) menunjukkan bahwa akan lebih banyak endapan terbentuk pada batas butir, ditengah warna putih ada warna hitam dan merupakan fasa ferit yang diperkaya dengan Karbida (Fe3 C) dengan

selang waktu penahanan lebih lama, diperidiksi presipitat berimigrasi kebatas butir dan karbida berada pada batas butir mulai terbentuk accicular

3.1.3. Gambar 3.1e mewakili mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 550 °C dengan waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 61 µm

Pada mikrostruktur tampak adanya beberapa warna, warna biru tua adalah warna mendominasi dalam mikrostruktur yang merupakan fasa austenit. Garis warna putih adalah banyaknya endapan terbentuk pada batas butir, ditengah warna putih ada warna hitam dan merupakan fasa ferit yang diperkaya dengan Karbida (Fe3 C ) dengan selang

waktu penahanan yang lebih lama, diprediksi presipitat berimigrasi kebatas butir dan karbida pada batas butir membentuk accicular

Gambar 3.1f mewakili mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 550 °C dengan waktu penahanan selama 60 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 50 µm . Pada mikrostruktur tampak adanya beberapa warna, warna biru tua adalah warna dasar yang mendominasi dalam mikrostruktur yang merupakan fasa austenit, garis warna putih semakin banyak endapan terbentuk pada batas butir (fasa ferit), ditengah warna putih ada warna hitam dan merupakan fasa ferit yang diperkaya dengan Karbida (Fe3C)

diprediksi terbentuk accicular dan adanya presipitat dibatas butir, saat ini mulai terbentuk fasa fearlit yang belum sempurna, kekasaran semakin keatas dan kehalusan makin kebawah

Gambar 3.1f Mikrostruktur temperatur 550 °C dan waktu penahanan 60 menit

(5)

3.1.4. Gambar 3.1g merupakan mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 600 °C dengan waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 59 µm .

Pada pada mikrostruktur tampak adanya beberapa warna, warna biru tua adalah warna dasar yang mendominasi dalam struktur mikro yang merupakan fasa austenit, Garis warna putih adalah banyaknya endapan terbentuk dan semakin jelas pada batas butir, ditengah warna putih ada warna hitam dan merupakan fasa ferit yang diperkaya dengan Karbida (Fe3C), diprediksi telah membentuk accicular dan terjadi presipitat dibatas butir dan terbentuk fasa fearlit yang belum sempurna, kekasaran semakin keatas dan kehalusan makin ke bawah.

Gambar 3.1h merupakan mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 600 °C dengan waktu penahanan selama 60 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 61 µm. Pada mikrostruktur tampak adanya beberapa warna, warna biru tua adalah warna dasar mendominasi dalam mikrostruktur yang merupakan fasa austenit. Garis warna putih adalah banyaknya endapan terbentuk dan semakin jelas pada batas butir, ditengahnya warna putih ada warna hitam dan merupakan fasa ferit yang diperkaya dengan Karbida (Fe3 C ),

diprediksi telah terbentuk accicular dan terjadi presipitate dibatas butir dan terbentuk fasa pearlit yang belum sempurna, kekasaran semakin keatas dan kehalusan makin kebawah.

Gambar 3.1e. Mikrostruktur temperatur 600 °C dan waktu penahanan 30 menit

(6)

3.2 Uji simulasi fraksi Volume

3.2.1 Dari hasil Gambar 3.2a mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 450°C dan waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 68 µm, maka simulasi fraksi volume terlihat Gambar (4.5a). Dari Gambar 4.5a dengan pembesaran optik, simulasi fraksi volume dengan aturan perlakuan ini tampak terlihat adanya beberapa warna, dimana warna coklat adalah warna yang mendominasi dalam simulasi fraksi volume yang merupakan fasa austenit dengan presentasi sebesar 86,55%. Warna kuning adalah batas butir dan pengintian (nukleasi) menuju batas butir yang merupakan fasa ferit dengan presentasi sebesar 13,45%.

Gambar 3.2b mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 450 °C dan waktu penahanan selama 60 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 54 µm. Dari Gambar 3.2b dengan pembesaran optik, simulasi fraksi volume dengan aturan perlakuan tampak terlihat adanya beberapa warna, warna kuning adalah warna yang mendominasi dalam simulasi fraksi volume dan merupakan fasa austenit dengan presentasi sebesar 91,28%, warna merah adalah batas butir merupakan fasa ferit dan pengintian (nukleasi) dengan presentasi sebesar 6,99%, warna hijau merupakan fasa austenit yang diperkaya dengan mangan karbida (Fe3C)

dengan presentasi sebesar 1,73%, dengan selang waktu yang lebih lama terjadi presipitat yang berimigrasi kebatas butir dan karbida akan berada pada batas butir mulai membentuk accicular.

3.2.2 Dari hasil Gambar 3.2c mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 500 °C dan waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 61 µm, maka simulasi fraksi volume terlihat sebagaimana dibawah ini

Gambar 3.2a Simulasi fraksi volume temperatur

450 °C dan waktu penahanan 30 menit Gambar 3.2b Simulasi fraksi volume temperatur 450 °C dan waktu penahanan 60 menit

(7)

Dari Gambar 3.2c dengan pembesaran optik, simulasi fraksi volume dengan aturan perlakuan tampak terlihat adanya beberapa warna, warna hijau adalah warna yang mendominasi dalam simulasi fraksi volume merupakan fasa austenit dengan presentasi sebesar 81,39%, warna merah dan garis garis merah merupakan batas butir dan menunjukkan masih adanya pengintian (nukleasi), merupakan fasa Ferit dengan presentasi sebesar 13,77%, warna hitam merupakan Karbida (Fe3C) dengan presentasi sebesar 4,84%, dengan selang waktu yang lebih lama terjadi

persipitat yang berimigrasi kebatas butir dan karbida berada pada batas butir terbentuknya accicular.

3.2.3 Dari hasil Gambar 3.2d mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 500 °C dan waktu penahanan selama 60 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 57 µm, maka simulasi fraksi volume terlihat seperti dibawah ini.

Dari Gambar 3.2d dengan pembesaran optik, simulasi fraksi volume dengan aturan perlakuan tampak terlihat adanya beberapa warna, warna kuning adalah warna yang mendominasi dalam simulasi fraksi volume merupakan fasa austenit dengan presentasi sebesar 79,55%. Warna merah dan garis garis merah merupakan batas butir dan menunjukkan masih adanya pengintian (nukleasi) merupakan fasa Ferit dengan presentasi sebesar 16,44% warna hijau adalah karbida (Fe3C) sebesar 4,01%, dengan selang waktu yang lebih lama terjadi persipitat yang berimigrasi

kebatas butir dan karbida akan berada pada batas butir terbentuknya accicular.

3.2.4 Dari hasil Gambar 3.2e mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 550°C dan waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 61 µm, maka simulasi fraksi volume terlihat Gambar (4.5e)

Gambar 3.2d Simulasi fraksi volume temperatur 500 °C dan waktu penahanan 60 menit

(8)

Dari diatas simulasi fraksi volume dengan aturan perlakuan tampak terlihat adanya beberapa warna, warna kuning adalah warna yang mendominasi dalam simulasi fraksi volume merupakan fasa austenit dengan presentasi sebesar 80,14%, warna merah dan garis garis merah merupakan batas butir dan menunjukkan masih adanya pengintian (nukleasi) merupakan fasa Ferit dengan presentasi sebesar 14,92% warna hitam adalah Karbida (Fe3C) dengan

presentasi sebesar 4,94%, dengan selang waktu terjadi persipitat dibatas butir dan karbida berada pada batas butir terbentuknya accicular. Selama pendinginan terbentuk fasa ferit bainit dan mangan karbida bainit. Seiring dengan peningkatan temperatur formasi pembentukan pearlit akan semakin halus.Pada temperatur 550°C pearlit belum sempurna, kekerasan semakin keatas dan kehalusan makin kebawah.

3.2.5 Dari hasil Gambar 3.2f mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 550 °C dan waktu penahanan selama 60 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 50 µm, maka simulasi fraksi volume terlihat seperti dibawah ini

A.

B. fraksi volume terlihat Gambar (4.5f)

Dari Gambar 3.2f dengan pembesaran optik, simulasi fraksi volum dengan aturan perlakuan tampak terlihat adanya beberapa warna, warna kuning adalah warna yang mendominasi dalam simulasi fraksi volume merupakan fasa austenit dengan presentasi sebesar 66,99%, warna merah dan garis garis merah merupakan batas butir dan menunjukkan masih adanya pengintian (nukleasi) merupakan fasa Ferit dengan presentasi sebesar 15,24%, warna hijau dan bintik hitam selama pendinginan membentuk fasa pearlit sebesar 17,77%, seiring dengan peningkatan temperatur formasi pembentukan pearlit akan semakin halus. Pearlit adalah campuran khusus terdiri dari dua fasa dan terbentuk sewaktu austenit dengan komposisi eutectoid bertransformasi menjadi ferit dan karbida. Kedua fasa baru α + Fe3 C bernukleasi pada batas butir austenit dan tumbuh secara serentak didalam butir. Karbon memisah

meninggalkan ferit dan berkonsentrasi dalam karbida. Pada temperatur 550°C ini pearlit belum sempurna, kekerasan semakin keatas dan kehalusan makin kebawah.

(9)

3.2.6 Dari hasil Gambar 3.2.g mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 600°C dan waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 59 µm. Pada simulasi fraksi volume dengan aturan perlakuan tampak terlihat adanya beberapa warna. warna kuning adalah warna yang mendominasi dalam simulasi fraksi volume merupakan fasa austenit dengan presentasi sebesar 80,94%. Juga terjadi fasa Pearlit dengan presentasi sebesar 19,06%. Pearlit adalah campuran khusus terdiri dari dua fasa dan terbentuk sewaktu austenit dengan komposisi eutectoid bertransformasi menjadi ferit dan karbida. Kedua fasa baru α + Fe3 C bernukleasi pada batas butir austenit dan tumbuh secara serentak didalam butir. Karbon memisah

meninggalkan ferit dan berkonsentrasi dalam karbida.

Dari hasil Gambar 4.2h mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk temperatur 600°C dan waktu penahanan selama 60 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 61 µm. Pada simulasi fraksi volume dengan aturan perlakuan tampak terlihat adanya beberapa warna. Warna kuning adalah warna yang mendominasi dalam simulasi fraksi volume merupakan fasa austenit dengan presentasi sebesar 74,38%, warna hijau merupakan fasa pearlit dengan presentasi sebesar 25,62%.

Gambar 4.5g Simulasi fraksi volume temperatur 600 °C dan waktu penahanan 30 menit

(10)

4. Kesimpulan.

Presentasi perkembangan mikrostruktur baja mangan Hadfield Kruff 3401, disebabkan oleh aturan pemanasan yang berbeda-beda yang diikuti dengan proses pendinginan udara.

Dengan perlakuan sebagai berikut :

a. Bahan baja mangan dipanaskan sampai dengan temperatur 1050°C, dengan waktu penahanan 60 menit, kemudian dilakukan pendinginan air (water quenching) sampai temperatur kamar yang menyebabkan larutan padat karbida mengendap pada serat fase austenit murni.

b. Memanaskan kembali fase austenit ini, akan terjadi fasa isothermal dari fasa bainit.

c. Waktu dan temperatur dengan pemanasan kembali akan mempengaruhi pembentukan fasa isothermal,

Selanjutnya baja mangan Hadfield dipanaskan kembali (re-heat treatment) dari temperatur 450 °C sampai dengan 600°C dengan waktu penahanan 30 menit dan 60 menit, dengan proses pendinginan udara (air cooling) dan diperoleh gambaran simulasi mikrostruktur baja mangan Hadfield. Dari Proses image analyzer berbasis program Java software diperoleh antara lain :

1. Pengaruh temperatur dan waktu penahanan sangat mempengaruhi perubahan fasa dan diameter butir.

2. Pembentukan fasa bainit merupakan hasil dari perubahan fasa-fasa eutectoid yaitu ferit dan pearlit, sub struktur akan berhubungan dengan komposisi pada saat pembentukan ferit, maka pengaruh temperatur akan sangat signifikan. Pembentukan fasa bainit paduan akan selalu berhubungan dengan reaksi interface antar fasa ferit/austenit.

3. Pengaruh perlakuan panas yang diberikan dapat diamati dengan :

a. Simulasi mikrostruktur dan simulasi countour banyak endapan terbentuk pada batas butir dan ferit yang terbentuk pada batas butir akan tampak mencapai batasnya.

b. Simulasi mikrostruktur dan simulasi surface dapat ditentukan kedalaman permukaan dan memprediksi kekerasan bahan.

(11)

5. DAFTAR PUSTAKA

1. Alexander, W,O, dkk. 1991. Dasar Metalurgy untuk Rekayasawan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2. Amanto, Hari, dan Daryanto. 1999. Ilmu Bahan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

3. Beumer, B. J. M. 1980. Pengetahuan Bahan. Terjemahan B. S. Anwil Matondang. Jilid III. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.

4. Budinski, Kenneth G. 1996. Engineering Materials. Properties and Selection. Fifth Edition. New Jersey Colombus, Ohio: Prentice Hall Upper Saddle Rivers.

5. Clarck D.S and Varney W.R, " Metallurgy for Engineers", 2'd ed.p.205 228, 462 .1 (1962)

6. Edgar C. Bain, Alloying Element in Steel, Second Edition, American Society for Metals, Metals Park, Ohio, 1939.

7. George S. Brady and Hendry R. Clauser, Material Hand Book, Mc. GrawHill Book Company New York 8. Herman W. Pollack, Material Science and Metallurgy, Reston Publsh. Coy Virginia 1981.

9. J.L.T. Thong, The Environment SEM, Jurnal Mikroskopik Dan Mikro Analisis, Vol.1, no.2, 1998.

10. Lawrence H. Van Vlack, Element Of Materials Science and Enginering, 5th ed. Addison-Wesley Publishing Company, USA (1985)

11. R.E. Smallman, Modern Physical Metallurgy, 4th ed. (1985)

12. R.W.Smith, A. DeMonte, W. B. F. Mackay, Development Of High-Manganese Steels For Heavy Duty Cast-To-Shape Applications, Journal of Material Processing Technology 153-154 (2004) 589-595.

13. Reza Fadhila, A.G.Jaharah, M.Z. Omar, C.H. Che Haron, and C.H. Azhari, A Microstructural Mapping of the Austenitic Manganese Steel-3401 in Rapid Cooling, Journal of Solid State Science and Technology Letters, vol.12, p 143-148 (2005)

14. Reza Fadhila, Microstructural of the austenitic 3401 in rapid cooling process, Jurnal Penelitian Saintika Unimed, Vol 2, p 04-08 (2011)

15. Shackelford James, Introduction to Materials Science for Engineers, fourth edition, Prentice Hall International Inc.

16. Surdia, Tata. MS. dan Saito, Shinroku. 2005. Pengetahuan Bahan Teknik. Cetakan ke-6. PT. Prandnya Paramita, Jakarta.

17. Thornton, Peter A. And Colangelo, Viro J. 1985. Fundamentals of Engineering Materials. Inc: Prentice-Hall International.

18. Wahid Suherman, “ pengetahuan Bahan “ ITB Surabaya (1987)

19. Vander Voort G.F., Metallography Principle and Practice", McGrawHill, p.215,632 (1984) 20. Vernon Jonh, Testing of Materials, Mc. Millan, New York.

21. Reza Fadhila, Microstructural Hadfield Manganesse in aging Treatment, Journal International Material Engineering Confrence, vol 3, paper No OMG09 (2005) (scribd.com/doc/12771879/Reza-Fadhila-1-Paper-No-OMG09)

22. Reza Fadhila , Fundamental Mapping Manganesse Steel due to heat-treatment, International Metallurgy Confrence (2006) (scribd.com/doc/12798041/Reza-Fadhila-No-P-09-International-Metalurgy-Confrence-910th-Dec06)

23. Reza Fadhila, Microstructural Hadfield Manganesse in aging Treatment, Journal International Material Engineering Confrence, Poster Research Mn-Steel 3401 (2005) (scribd.com/doc/12798226/Reza-Poster-Research-Mn-Steel3401-Rapid-Cooling-Process)

24. Reza Fadhila, Fundamental Micro Mapping Hadfield Manganesse in aging Treatment, Journal International Material Engineering Confrence, (2006) (scribd.com/doc/12810447/No-264-Fund-Micro-Mapping)

25. Fadhila Reza, Fundamental Microstructure Mapping of the Hadfield Manganesse Steel during the Treatmeny in (α + γ) Region, Journal RCSST-UITM (2005) (scribd.com/doc/12798965/Reza-Ukm-Rcsst05-Di-Uitm-Kuantan-151)

26. Reza Fadhila, Poster of Fundamental Microstructure Mapping of the Hadfield Manganesse Steel during the Treatmeny in (α + γ) Region , Journal of International Metallurgy Confrence (2008) (scribd.com/doc/12772025/Reza-Fadhila-3-No-264-Fund-Micro-Mapping)

(12)

Gambar

Gambar 3.1c waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 61   mewakili mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk  temperatur 500 °C dengan µm
Gambar 3.1e waktu penahanan selama 30 menit yang diikuti dengan kondisi pendinginan udara dan diameter butir sebesar 61   mewakili mikrostruktur baja mangan Hadfield AISI 3401 untuk  temperatur 550 °C dengan µm
Gambar 3.1e.  Mikrostruktur temperatur 600 dan waktu penahanan 30 menit
Gambar 3.2a Simulasi fraksi volume temperatur 450 °C dan waktu penahanan 30 menit
+4

Referensi

Dokumen terkait

Non Litigasi , h.. 1) Asas kesepakatan artinya kesepakatan para pihak untuk menunjuk seorang atau beberapa oramg arbiter. 2) Asas musyawarah yaitu setiap perselisihan

Pengendalian Hama Terpadu adalah teknologi pengendalian hama yang didasarkan prinsip ekologis dengan menggunakan berbagai teknik pengendalian yang sesuai antara satu

memperbaharui iman kita dengan mengikrarkan Pengakuan Iman Rasuli yang demikian:…. a) Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi. b) Dan kepada Yesus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa mencapai KKM (70) baik secara individual maupun klasikal terhadap kemampuan menyimpulkan isi berita,

Bab IV berisi analisis dan pembahasan mengenai representasi isu budaya dalam kartun “Pr buat Presiden” karya Benny Rachmadi yang dikaji dengan pendekatan budaya yang

Salmiah, M.S selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. Satya

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel mendapatkan Eksekutif , developer, otokratis yang baik dan birokrat berpengaruh

• Because water is so small and in such abundance , the cell cannot control its movement through the cell