• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor faktor yang mempengaruhi hasil be (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "faktor faktor yang mempengaruhi hasil be (2)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Laporan Observasi “SDN 03 MULYOAGUNG”

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR” Disusun untuk Memenuhi Tugas akhir Mata Kuliah

PSIKOLOGI BELAJAR Dosen Pengampu: Dra. Romlah, M.Ag

Disusun oleh:

Rahmad Rafid (201310010311040)

TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah dan laporan observasi di “SDN 03 Mulyoagung”, dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ” . Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Belajar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,khususnya pada guru bidang studi agama islam di SDN 03 Mulyoagung, ibu Firdausiyah,S.Pd.I yang telah membantu jalannya observasi,sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan berjalan lancar. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat khususnya bagi penulis sendiri dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 23 Desember 2014

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...ii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang...1

2. Rumusan Masalah...1

3. Tujuan Penulisan...1

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Belajar...2

2. Pengertian Hasil Belajar...3

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar...3

a. Faktor Internal...3

b. Faktor Eksternal...3

4. Upaya mengatasi penyebab hasil belajar...6

BAB III METODE PENELITIAN 1. Latar Penelitian...7

2. Sumber Data...7

3. Prosedur Pengumpulan data...7

Kesimpulan...11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimilki oleh seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dan pengajaran dari pengajaran (guru).Menurut suprijono dalam (Sudjana 2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apersepsi dan keterampilan.Sedangkan menurut Hamalik dalam (Sudjana 2002: 155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Dari beberapa pendapat yang ada, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah professional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik dibidang kognitif (intelektual), bidang sikap (efektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Selain itu, hasil belajar juga dipengaruhi oleh lingkungan siswa.

Sesuai dengan penelitian/Observasi dan wawancara pada salah satu siswa-siswi yang dilakukan di lapangan yaitu pada SDN 03 Mulyoagung, ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari belajar siswa,khususnya pada mata pelajaran agama.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa itu belajar ?

2. Apa itu hasil belajar ?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ? 4. Bagaimana Upaya Mengatasi Penyebab Hasil Belajar ?

3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka, tujuan dari penulisan makalah ini : 1. Mengetahui apa itu belajar.

2. Mengetahui apa itu hasil belajar.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Belajar

Kata belajar sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Menurut James O, Whittker,Merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku di timbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman. Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar, menurutntya belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.

Belajar Skiner, yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya educational psychology the teaching-learning process, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya B.F Skimer percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce)

Chaplin dalam dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua macam Rumusan. Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

Hintzman dalam bukunya menyatakan belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. With dalam bukunya menyatakan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan, biasanya sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif. Kedua belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperbuat1.

Menurut Winkel dalam (Djauhari 2005:59) belajar merupakan suatu aktivitas mental/pikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan sikap. Sedangkan Di Vesta and Thompson dalam (Syaodih 2009 : 156) menyatakan “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman”.

Dari pengertian di atas jelas bahwa inti belajar adalah perubahan tingkah laku individu. Perubahan tersebut diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Marpaung dalam (Semiawan 2002:10) mengemukakan bahwa “pengalaman dalam proses belajar adalah

(6)

terjadinya interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Dengan demikian penulis memperoleh satu kesimpulan bahwa belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku dimaksut meliputi perubahan pemahaman, pengetahuan, sikap, keterampilan dan kebiasaan2.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Menurut Sudjana (2004:22) bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kingsley dalam (Sudjana 2004:22) mengemukakan bahwa terdapat tiga macam hasil belajar siswa yaitu : 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan 5 pengertian, 3) sikap dan cita-cita. Macam-macam jenis hasil belajar siswa dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.

Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22)3.

Dari beberapa pendapat diatas mengenai hasil belajar, maka saya dapat mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah setelah belajar yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

- Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang.

2 Purwanto Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Hal 125

(7)

Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

- Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

 Kecerdasan/ intelegensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, ratarata, atau mungkin lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

 Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.Menurut Narasumber (Berliana Orizia Sativa)” salah satu cara untuk memotivasi dirinya agar rajin belajar dia harus yaitu dengan cara mengurangi aktivitas yang tidak penting bagi dirinya.seperti bermain,serta mendengarkan nasihat orang tua”

(8)

Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.

 Bakat

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.

b. Faktor Eksternal/Eksogen

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

- Lingkungan Sosial

a. Lingkungan sosial Masyarakat,

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggalsiswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

b. Lingkungan sosial keluarga,

(9)

memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

c. Lingkungan sosial sekolah.

seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya4.Menurut narasumber”Hubungan saya dengan

teman-teman yang ada dilingkungan sekolah sangat baik,dan ini juga merupakan salah satu motivasi saya agar rajin belajar”.

4. Upaya Mengatasi Penyebab Hasil Belajar

Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi penyebab hasil belajar siswa seperti :

1. Orang tua harus lebih memperhatikan kondisi anaknya, seperti menjaga kesehatan anaknya.

2. Guru dan orang tua harus memperhatikan anak peserta didik dalam belajar. Jika ada anak didik yang mempunyai kesulitan dalam belajar, maka anak tersebut harus dididik dengan baik.

3. Guru harus memperbaiki cara mengajarnya, agar dapat menumbuhkan minat belajar anak.

4. Sebaiknya guru dan orang tua harus memberikan motivasi kepada siswa untuk

meningkatkan prestasi belajarnya. Misalnya motivasi dari guru yaitu guru harus memperbaiki cara mengaranya dan memperhatikan siswa yang menemukan kesulitan dalam belajar. Kemudian motivasi dari orang tua yaitu orang tua harus memperhatikan cara belajar anak serta menyediakan fasilitas belajar anak di rumah.

5.Sebaikanya sekolah menyediakan apa yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran agama khususnya dan Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan kebutuhan anaknya, baik kebutuhan fasilitas belajar maupun kasih sayang dan juga memberi motivasi kepada anak5.

BAB III

METODE PENELITIAN

4 Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal.35

(10)

1. Latar Penelitian

Penelitian/Observasi ini di laksanakan di SDN 03 Mulyoagung, Kecamatan DAU, Kabupaten Malang. Sekolah ini pada umumnya

mempunyai banyak ruangan yang terdiri dari enam kelas yaitu kelas 1-6, dan pada penelitian ini difokuskan pada kelas 2 (dua).Penelitian ini

dilaksanakan pada hari rabu tanggal 3 Desember 2014.

2. Sumber Data

Pada Penelitian ini, saya mendapatkan data dari beberapa sumber diantaranya, yang dapat di bagi atas :

1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan guru dan siswa yang dapat memberikan informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Data sekunder, merupakan data-data yang diperoleh secara tertulis melalui buku-buku referensi berupa pengertian dan teori-teori yang ada hubungannya dengan

permasalahan yang diteliti.

3. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendukung penelitian ini, diproleh data melalui : 1. Observasi

Obesrvasi dilakukan dengan mengamati salah satu siswa dari SDN 03 Mulyoagung. 2. Wawancara

Wawancara adalah salh satu teknik pengumpulan data secara langsung dengan cara melakukan tanya jawab.Wawancara dilakukan terhadap salah satu siswa dari SDN 03 Mulyoagung

.

Laporan Observasi :

Peneliti :Rahmad Rafid

Lokasi : SDN 03 Mulyoagung Objek : Salah satu Siswa Kelas 02 Narasumber : Berliana Orizia Sativa

(11)

telah dibentuk oleh guru.akan tetapi kurangnya rasa percaya diri terhadap diri narasumber ketika dia diminta untuk melakukan sesuatu yang bersifat spontan.

Dalam pengamatan saya mengenai proses belajar mengajar yang dilakukan guru ketika berada dalam kelas yaitu proses interaksi antara guru dan siswa sangat bagus.akan tetapi,kurangnya perhatian siswa terhadap guru ketika guru sedang menjelaskan.Guru lebih sering menggunakan metode pembelajaran yang bersifat ceramah sehingga kebanyakan siswa dari kelas 02 ini merasa bosan.Jadi,menurut peneliti terdapat beberapa kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas 02 SDN Mulyoagung khususnya dalam metode pembelajaran yang digunakan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatnya dan menurunnya hasil belajar siswa

disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, yaitu bisa saja dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa.

Pertama, dari luar diri siswa seperti kondisi siswa yaitu kesehatan jasmani siswa, tingkat kecerdasan atau kemampuan siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. Kedua, dari luar diri siswa seperti guru, yaitu cara mengajarnya, dan cara memberi motivasi, serta bagaimana cara siswa penerima pelajaran dari guru. Ketiga, fasilitas sekolah sepeti kurangnya buku-buku pelajaran yang tersedia, kurang sarana dan prasarana,dan lingkungan sekolah yang masih kurang nyaman untuk konsentrasi siswa ketika ingin belajar. Keempat, lingkungan keluarga teruta orang tua yang kurang memperhatikan anaknya. terakhir lingkungan masyarakat seperti pengaruh teman sebaya.

(12)

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108462-pengertian-proses-belajar-mengajar/#ixzz28EwC9zsS.

Purwanto Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sukmadinata Syaodih Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Melalui Pembelajaran model Inkuiri Terbimbing peserta didik dapat memahami tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas

Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (a) Alokasi waktu diatur sebaik mungkin sehingga setiap tahap kegiatan berjalan dengan baik; (b)

Hasil mengenai pencatatan jika terjadi kurang bayar atau lebih bayar dalam pembayaran pajak penghasilan yang dilakukan oleh UMKM di wilayah Semarang menunjukan bahwa UMKM

4.1 The Use of Video as Instructional Media by Teacher in Teaching Speaking Error!.

Kegiatan melibatkan 15 peserta yang terdiri dari pengurus LPD dari 2 desa yakni desa Bonyoh dan Desa Bayung Gede serta beberapa kelihan banjar dinas.. Kegiatan ini

Selanjutnya, sebanyak 17 persen informan menyatakan bahwa hashtag#2019GantiPresiden berdampak pada orientasi politik mereka dalam menentukan pilihan politik terhadap

Kompetensi profesional yang dimiliki guru Akidah Akhlak di MTsN 4 Banda Aceh sudah baik sesuai dengan tugas dan tujuan sebagai seorang pendidik, seperti kemampuan guru

Pada percobaan ini memperlihatkan bahwa pada temperatur torefaksi lebih tinggi serta waktu tahan torefaksi yang lama akan meningkatkan kandungan energi serta menurunkan