• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFESIONALISME AKUNTAN PENDIDI. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PROFESIONALISME AKUNTAN PENDIDI. docx"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP TINGKAT PRESTASI MAHASISWA

(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu)

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan merupakan hal sangat pokok untuk saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin majunya teknologi informatika, membuat masyarakat Indonesia harus mengenyam pendidikan agar tidak ketinggalan zaman. Kebutuhan pendidikan yang semakin meningkat dan menjadi kebutuhan pokok menjadikan masyarakat Indonesia dituntut untuk mengenyam pendidikan. Perguruan tinggi tak sekadar menjadi sebuah lembaga pendidikan sebagaimana sekolah-sekolah menengah atau pun sekolah atas. Akan tetapi, perguruan tinggi berfungsi sebagai penyaluran minat mahasiswa terhadap bidang studi tertentu, sesuai dengan bakat, minat dan keinginan mereka masing-masing.

Tak hanya untuk mengasah individu saja, perguruan tinggi juga berperan aktif dalam berlangsungnya stabilitas nasional, baik dalam bidang pendidikan, bidang ekonomi, maupun pengabdian masyarakat. Dalam bidang pendidikan misalnya, lulusan perguruan tinggi diharapkan mampu melakukan perubahan dan pengembangan demi kemajuan pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan menjadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah. Dalam bidang ekonomi, mahasiswa yang notabene adalah agen sosial diharapkan mampu berperan aktif untuk mengentaskan kemiskinan di negeri ini, yaitu dengan cara menularkan ilmu dan kemampuan yang dimilikinya kepada masyarakat yang belum mengerti.

(2)

mengadakan kegiatan secara berjenjang dan berkesinambungan. Kualitas suatu perguruan tinggi sangat ditentukan oleh tenaga pendidiknya. Posisi seorang tenaga pendidik merupakan hal yang sangat mendasar, hal tersebut dikarenakan tenaga pendidik harus mempunyai wawasan yang luas dan penguasaan bidang ilmu tertentu yang benar-benar baik. Tidak hanya sampai disitu tenaga pendidik harus mampu mentransformasi ilmu yang dimilikinya untuk peserta didik hal tersebut belaku baik di perguruan tinggi negeri maupun perguruan negeri swasta.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Panca Bhakti merupakan salah satu perguruan negeri swasta khusus sekolah ekonomi yang ada di Kota Palu. Sebagai salah satu sekolah tinggi Ekonomi terbaik yang ada di Kota Palu. Standart tinggi untuk tenaga pengajar di STIE Panca Bhakti Palu merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas peserta didik agar menjadi masyarakat yang berkualitas terbaik dan siap kerja.

STIE Panca Bhakti Palu yang khusus sekolah tinggi ekonomi dengan salah satu jurusan studi akuntansi, merupakan salah satu program studi favorit dari para mahasiswa yang menuntut tenaga didik yang kompeten dibidangnya. Kemampuan tenaga didik/akuntan pendidik menjadi satu hal yang penting dan mendasar untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan, karena pada aspek ini akuntan pendidik dituntut untuk dapat melakukan perubahan-perubahan yang mendasar agar mahasiswa lebih kreatif dan berprestasi.

(3)

Hal inilah yang menjadi tugas utama dari setiap akuntan pendidik. Oleh karena itu, kinerja akuntan pendidik yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat dilakukan melalui usaha perencanaan, pengarahan, dan melaksanakan apa yang telah direncanakan dan diprakarsai oleh pimpinan universitas yang berkaitan dengan usaha tersebut di atas. Inilah idealnya kinerja akuntan pendidik sebagai tenaga pengajar yang harus memiliki ide-ide, gagasan-gagasan serta kreativitas yang tinggi dan disiplin kerja yang baik. Semua ini dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan analisis kebutuhan.

Keberhasilan pendidikan dan kualitas produktivitas dari perguruan tinggi, juga ditentukan peran dan fungsi akuntan pendidik dalam mengelola kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual. Hal ini menjadi alasan mengapa profesionalisme akuntan pendidik dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman.

Selain faktor profesionalisme akuntan pendidik, faktor yang dapat mempengaruhi prestasi mahasiswa yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Setiap akuntan pendidik memiliki ciri dan kharakteristik yang berbeda-beda dalam mengajar. Beberapa mahasiswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa metode pembelajaran terasa monoton.

(4)

Pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa merupakan orang-orang yang sedang mengikuti pendidikan, yang tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa depannya. Salah satu indikator keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Menurut Sumadi (2002:297), “prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau prestasi belajar siswa selama waktu tertentu”. Bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu.

Salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa adalah memperoleh nilai yang tinggi yang dihitung berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Menurut Nana (2009: 102) : Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

Sebagian besar paradigma ini menggambarkan defenisi proses pengajaran dan peran-peran yang dimainkan oleh akuntan pendidik dalam proses perkuliahan. Meskipun kebutuhan untuk membimbing, mengasuh, menyayangi, dan mengembangkan mahasiswa secara maksimal itu akan tetap berada dalam genggaman pengajaran, tuntutan-tuntutan baru yang menghasilkan sederetan prinsip perkuliahan baru dan perilaku yang harus dipraktekkan.

(5)

bagi mahasiswa adalah cara belajar yang efektif yaitu sesuai dengan teknik belajar yang standar dengan berlatih melatih otaknya untuk terus dengan keteraturan, bagaimana melakukan penyesuaian dengan akuntan pendidik dan bagaimana menimbulkan kebiasaan teratur sehingga mencapai prestasi belajar yang optimal.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profesionalisme Akuntan Pendidik, Metode Pembelajaran, dan Variasi Mengajar Terhadap Tingkat Prestasi Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah profesionalisme akuntan pendidik, metode pembelajaran, dan variasi mengajar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu ?

2. Apakah profesionalisme akuntan pendidik berpengaruh terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu ?

3. Apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu ?

4. Apakah variasi mengajar berpengaruh terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu ?

C. Tujaun dan Kegunaan Penelitian 1) Tujuan Penelitian

(6)

a. Untuk mengetahui pengaruh simultan profesionalisme akuntan pendidik, metode pembelajaran, dan variasi mengajar terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

b. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme akuntan pendidik terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

c. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

d. Untuk mengetahui pengaruh variasi mengajar terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

2) Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini dilakukan, yaitu:

a. Sebagai upaya menambah wawasan dan kemampuan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.

b. Sebagai bahan masukan bagi pihak kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Panca Bhakti Palu khususnya pada Jurusan Akuntansi untuk meningkatkan mutu akuntan pendidik.

c. Sebagai acuan dasar bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian ini.

d. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Panca Bhakti Palu.

D. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu

(7)

Nurdin (2013) mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesional Akuntan Pendidik pada Perguruan Tinggi Swasta di Makassar

(Studi Empiris pda Mahasiswa Akuntansi Universitas Fajar, STIEM Bongaya, dan

Universitas 45 Makassar).” Penelitian ini bertujuan untuk :

a) Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesionalisme akuntan pendidik pada Perguruan Tinggi Swasta di Makassar.

b) Mengetahui apakah indeks Prestasi Kumulatif (IPK), pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, target masa studi, dan pengalaman organissi mempengaruhi persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesionalisme akuntan pendidik pada Perguruan Tinggi Swasta di Makassar.

Penelitian ini melibatkan 81 orang sampel yang merupakan mahasiswa jurusan akuntansi perguruan tinggi swasta di Makassar, dengan metode analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa, persepsi mahasiswa akuntansi pada akuntan pendidik di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Makassar memilih tingkat profesionalisme yang baik. Indeks prestasi kumulatif, pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, target masa studi, dan pengalaman organisasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap persepsi profesionalisme akuntan pendidik secara parsial.

Indriaty (2013) mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar, Kemandirian dan Lingkungan Belajar

Terhadap Prestasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angakatan 2010 Universitas

(8)

mahasiswa S1 akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji angkatan 2010 yang aktif kuliah.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan pendapat Slovin, diperoleh sampel sebanyak 74 orang. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data melalui observasi, kuesioner dan dan studi pustaka. Keseluruhan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner diolah dengan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel kemandirian belajar yang berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa. Sementara variabel persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dan lingkungan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa.

Ibadi, Murdani, dan Janan (2009) “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Variasi Mengajar Dosen Terhadap Hasil Belajar Dalam Mata Kuliah Teknik

Permesinan.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa mengenai variasi mengajar dosen terhadap hasil belajar mahasiswa PTM Universitas Negeri Semarang angkatan 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa PTM Universitas Negeri Semarang angkatan 2007 yang keseluruhan berjumlah 58 mahasiswa, dari jumlah tersebut yang dijadikan sampel ialah sebanyak 58 mahasiswa dengan prosedur pengambilan total sampling. Metode analisis menggunakan path analisys (analisis jalur) diagram jalur dan persamaan struktural.

Ada pengaruh persepsi mahasiswa mengenai variasi mengajar dosen terhadap hasil belajar mahasiswa PTM, dengan Fhitung (1,016) < Ftabel (1,86 ) pada α= 0,05

(9)

Y=81,6+0,059X adalah 0,205, berarti besarnya pengaruh variabel pengaruh persepsi mahasiswa mengenai variasi mengajar dosen terhadap variabel hasil belajar mata kuliah teknik permesinan yang dapat dijelaskan oleh garis regresi adalah 20,5% dan sisanya 79,5% pengaruh tidak dapat dijelaskan oleh garis regresi tersebut.

2. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa.

Menurut Daldiyono (2009:139) Mahasiswa adalah seorang yang sudah lulus dari sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi. Berdasarkan hal itu, mahasiswa biasanya berumur 18 tahun, umur yang sudah dikategorikan sebagai orang dewasa.

Menurut Budiman (2006:251) Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana.

Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah status seseorang yang secara legal dan diakui secara administrasi sebagai peserta yang berhak mengikuti segala bentuk pengajaran disebuah perguruan tinggi.

3. Profesional Akuntan Pendidik

(10)

Menurut UU No. 14 tahun 2008 pasal 7 ayat (1) profesi dosen merupaka bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan pringsip-pringsip sebagai berikut.

a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism

b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak yang mulia.

c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

d) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

g) Memiliki kesempatan untuk meningkatkan keprofesionalannya dan belajar sepanjang hayat.

h) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

i) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan dosen.

Machfoedz dalam Amaliah (2011:24-37), indikator-indikator pengukuran tingkat profesionalisme akuntan pendidik ialah knowledge, skill, dan ethics yang diuraikan sebagai berikut.

a) Knowledge

1. General Knowledge

(11)

ilmunya saja tetapi pengetahuan umum lain yang menunjang disiplin ilmunya. Pengetahuan umum yang harus dimiliki oleh dosen akuntansi seperti pengetahuan mengenai kondisi keuangan negara, berita politik, berita internasional dan globalisasi serta pengetahuan umum lain yang menunjang pengembangan disiplin ilmu akuntansi.

2. Business Education Knowledge

Pengetahuan bisnis yang diperlukan bagi akuntan pendidik dapat berupa pengetahuan tentang corporate governance, perilaku organisasi, seluk-beluk pasar, indeks harga saham, isu-isu terbaru dalam pasar uang dan modal, lingkungan dan etika bisnis, serta pengetahuan tentang dunia bisnis lainnya.

3. Accounting Education Knowledge

Pengetahuan akuntansi bagi seorang akuntan pendidik yang profesional seperti dapat menjelaskan perkembangan standar akuntansi, perkembangan teori akuntansi, menguraikan akuntansi kontemporer, menyisipkan kasus-kasus dalam dunia bisnis yang melibatkan peran akuntan, etika profesi akuntan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam setiap mengajar sebaiknya akuntan pendidik juga harus memberikan pengetahuan tentang bidang akuntansi secara luas seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

b) Skill

1. Thinking Skill

(12)

bisnis. Dalam proses pengajaran, dosen tidak hanya sekedar menerangkan saja, tetapi juga harus diikuti dengan diskusi kelas agar mahasiswa menjadi lebih aktif. Thinking skill seperti ini sangat diperlukan bagi dosen untuk mengetahui sejauh mana mahasiswanya dapat mencerna suatu pokok pembahasan sehingga antara dosen dengan mahasiswa dapat saling bertukar pikiran dan pendapat.

2. Problem Solving Skill

Problem-solving skill dalam meningkatkan profesionalisme akuntan pendidik misalnya memberikan contoh maupun studi kasus yang berkaitan dengan materi kuliah, memberikan pekerjaan rumah kepada mahasiswanya, memberikan kuis secara rutin untuk melatih mahasiswa, meminta mahasiswa untuk maju ke depan dalam memecahkan masalah dalam diskusi, dan lain sebagainya. Problem-solving skill ditujukan agar seorang akuntan pendidik dapat mendidik dan melatih mahasiswanya untuk berpikir dalam memecahkan suatu masalah dan mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

3. Listening Skill dan Speaking Skill

(13)

4. Writing Skill dan Research Skill

Writing skill bagi akuntan pendidik yang profesional misalnya dengan memberikan tugas makalah sesuai materi kuliah, karena pemberian tugas dalam bentuk makalah akan dapat melatih mahasiswa dalam keahlian menulis serta mengkoreksi penulisan makalah tersebut. Sedangkan dalam bidang research skill, dosen harus aktif dalam penelitian di mana mahasiswa dilibatkan di dalamnya dan dosen melakukan penelitian secara berkelanjutan serta dapat dipublikasikan.

5. Micro-Computer Skill dan Quantitative Skill

Micro-computer skill yang dibutuhkan bagi akuntan pendidik yang profesional seperti mampu menjelaskan tentang program-program komputer yang terbaru, dan juga dalam setiap memberikan tugas dosen mewajibkan mahasiswanya untuk menggunakan komputer. Untuk itu, akuntan pendidik harus menguasai program aplikasi komputer setidaknya mampu mengoperasikan aplikasi dasar komputer. Sedangkan quantitative skill bagi akuntan pendidik seperti mampu memberikan contoh-contoh perhitungan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bersifat kuantitatif secara lancar serta mampu melakukan footing dan cross-footing secara cepat tanpa alat bantu.

c) Character

a. Interpersonal dan Personal Appearance

(14)

pribadi dengan masalah pekerjaan, dapat mengolah waktu dengan baik, apakah dosen tersebut aktif dalam berbagai organisasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan kepribadiaanya.

b. Ethics

Keprofesionalan akuntan pendidik tersebut seperti mengajar sesuai waktunya, tidak menyinggung masalah pribadi dosen lainnya pada waktu proses berlajar, mengganti mata kuliah yang pernah ditinggalkan, dan sebagainya.

4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Metode pembelajaran biasanya disusun berdasarkan prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Keberhasilan peserta didik dalam belajar, tidak lepas dari kepintaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Menurut Mulyana (2010:13) tenaga pendidik yang cerdas dan hebat mempunyai banyak metode pembelajaran. Sebaliknya, tenaga pendidik yang biasa-biasa saja adalah pendidik yang hanya mampu mengajar dengan metode biasa-biasa-biasa-biasa juga. Metode pembelajaran tidak hanya wawancara, demonstrasi, diskusi, Tanya jawab eksperimen, tutorial, atau observasi, tetapi juga metode yang dapat diciptakan sendiri. prisnsipnya, metode tersebut memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran.

(15)

pembejaran pendidik menggunakan metode ceramah, selajutnya pendidik menggunakan metode penugasan dan metode diskusi.

Ada beragam metode pembelajaran yang ditemukan oleh para ahli. Namun dalam penelitian ini hanya digunakan beberapa metode pembelajaran yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada lokasi penelitian yaitu Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti :

a) Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok

Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah ditentukan melalui cara tukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Menurut Killen (1998) dalam Sanjaya (2006:154) mendefinisikan metode diskusi sebagai berikut : metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat keputusan. Metode diskusi dapat digunakan mahasiswa untuk mencari alternatif pemecahan masalah dengan anggota kelompoknya.

b) Metode Pembelajaran Ceramah.

Menurut Sanjaya (2006:147) mengartikan “metode ceramah sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa”. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan, yaitu :

(16)

b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas;

c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan;

d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah;

e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.

c) Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Salah satu metode yang dapat lebih memberdayakan siswa adalah pendekatan konstektual (Contextual Teaching and Learning/CTL). Menurut Sanjaya (2006:255) mendefinisikan CTL sebagai berikut. CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri, bukan mengetahuinya.

Dengan metode CTL diharapkan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh peserta didik, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Metode CTL sebagai pilihan untuk menghidupkan kelas, agar peserta didik belajar dengan sesungguhnya belajar (learning how to learn). Sehingga pada akhirnya diharapkan peserta didik tidak bosan mengikuti pembelajaran dan terjadi interaksi multi arah.

(17)

perusahaan, atau tempat-tempat lainnya. Akuntan pendidik harus pintar memilih serta mendesain lingkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, serta lainnya, sehingga mahasiswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi secara aktif pemahamannya.

d) Metode Pembelajaran Tugas Terstruktur

Tugas tersturktur merupakan tugas yang wajib dikerjakan oleh peserta didik guna mendalami dan memperluas penguasaan materi yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran yang sudah dikaji. Tugas terstruktur bisa berupa:

1. Makalah individu, yaitu tugas kepada mahasiswa untuk membuat karangan bebas yang ada hubungannya dengan mata kuliah. Makalah individu ini isinya paling tidak meliputi: (1) pendahuluan yang berisi latar belakang; (2) perumusan masalah; (3) pembahasan masalah; dan (4) simpulan.

(18)

Metode tugas terstruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai literatur, yang nantinya hasil kerja peserta didik akan di periksa oleh akuntan pendidik untuk mengetahui tingkat kebenaran jawaban peserta didik.

5. Variasi Mengajar

Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar mengajar. Gaya mengajar seorang guru berbeda antara yang satu dan yang lain pada saat proses belajar mengajar walaupun mempunyai tujuan yang sama yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk sikap siswa, dan menjadika siswa rerampil dalam berkarya.

Sedangkan menurut Mulyasa (2011:78) variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kebosanan dan kejenuhan.

Penggunaan variasi mengajar ditujukan terhadap perhatian peserta didik, motivasi, dan proses mengajar. Tujuan menurut Zain (2006:161-165) adalah :

1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi terhadap proses belajar mengajar.

2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar.

3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.

4. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual. 5. Mendorong anak didik untuk belajar.

Dalam mengajar hendaknya menggunakan berbagai macam variasi gaya. Dengan vriasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik terhadap penampilan mengajar tenaga pendidik. Variasi mengajar meliputi beberapa komponen keterampilan yang mencakup hak-hal sebagai berikut:

(19)

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu (Suwarna Dkk, 2006:85).

b. Penekanan (focusing)

Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan “penekanan secara verbal”, misalnya : “perhatikan baik-baik!”, ini adalah bagian yang sukar, dengarkan baik-baik.” Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan. Menurut (Marno & M.Idris, 2010:144) ada beberapa teknik yang dapat dilakukan guru untuk memusatkan perhatian anak. Teknik-teknik terebut adalah sebagai berikut:

1) Meminta anak untuk memperhatikan, “Coba perhatikan...”

2) Mengatur tekanan suara, yang bermakna perlu mendapat perhatian 3) Dengan menunjukkan pengetahuan/konsep yang penting

4) Dengan menggaris bawahi konsep yang penting 5) Dengan pengulangan pengungkapan

Dengan teknik-teknik tertentu, perhatian anak terpusat pada pengetahuan yang diharapkan guru untuk dikuasai.

c. Kesenyapan atau kebisuan guru

(20)

siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.

d. Kontak pandang

Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas menatap mata setiap anak didik untuk membentuk hubugan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Guru dapat membantu anak didik dengan menggunakan matanya menyampaikan informasi dan dengan pandangnnya dapat menarik perhatian anak didik. Hal-hal yang harus dihindari guru selama presentasinya didepan kelas :

1) Melihat keluar ruang 2) Melihat kearah langit-langit 3) Melihat kearah lantai

4) Melihat hanya pada siswa tertentu atas kelompok siswa saja

5) Melihat dan menghadap kepapan tulis saat menjelaskan kecuali sambil menunjukkan sesuatu. (Sardiman, 2009:205)

Hal-hal diatas bertujuan supaya bisa mengendalikan situasi kelas dengan baik.

e. Gerakan anggota badan (gesturing)

(21)

menangkap makna yang disampaikan guru. Begitu pula dengan gerak gestural yang bermakna dan benar dapat memudahkan anak memahami konsep. (Marno, & Idris 2010 : 143).

6) Tingkat Prestasi Mahasiswa

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2010: 2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menurut Sumadi (2002:297), “Prestasi Belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau Prestasi belajar siswa selama waktu tertentu”. Bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu.

Menurut Nana (2009: 102) : Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Menurut Ngalim (2006:102) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu :

(22)

b) Faktor individual antara lain : kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

7) Kerangka Pemikiran

Perguruan tinggi sebagai lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi mahasiswa. Sebagai penyelenggara pendidikan formal, perguruan tinggi mengadakan kegiatan secara berjenjang dan berkesinambungan. Salah satu indikator keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi kontribusi terhadap pencapaian indeks prestasi kumulatif mahasiswa, yaitu dengan profesionalisme akuntan pendidik, metode pengajaran, dan variasi mengajar.

Mahasiswa sebagai calon akuntan yang potensial sangat membutuhkan akuntan pendidik yang mampu memberikan pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Peran akuntan pendidik sangat penting karena posisinya dalam perguruan tinggi sebagai kunci terdepan dan sentral proses pendidikan guna menciptakan akuntan-akuntan yang berkualitas.Dari pemaparan tersebut, maka dapat dilihat kerangka pemikiran pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Profesionalisme Akuntan Pendidik X1

Metode Pengajaran X2

Variasi Mengajar X3

(23)

Keterangan :

: Mengambarkan pengaruh secara simultan : Mengambarkan pengaruh secara parsial E. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Diduga profesionalisme akuntan pendidik, metode pembelajaran, dan variasi mengajar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

2. Diduga profesionalisme akuntan pendidik berpengaruh terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

3. Diduga metode pembelajaran berpengaruh terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

4. Diduga variasi mengajar berpengaruh terhadap tingkat prestasi mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

F. Metodologi Penelitian 4. Tipe Penelitian

(24)

hubungan antara dua atau lebih variabel untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lainnya.

5. Tempat dan Waktu

Lokasi penelitian dilaksanakan pada STIE Panca yakni Jurusan Akuntansi. Dengan ruang lingkup penelitian penelitian adalah mahasiswa jurusan akuntansi angkatan (tahun masuk perguruan tinggi) 2011, 2012, dan 2013.

6. Jenis Dan Sumber Data

a) Data Primer, data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner oleh responden. Adapun data yang dikumpulkan, yaitu:

1) Tanggapan mahasiswa STIE Panca Bhakti Palu jurusan akuntansi mengenai profesionalisme akuntan pendidik dosen STIE Panca Bhakti Palu jurusan akuntansi.

2) Tanggapan mahasiswa STIE Panca Bhakti Palu jurusan akuntansi mengenai metode pembelajaran dosen STIE Panca Bhakti Palu jurusan akuntansi. 3) Tanggapan mahasiswa STIE Panca Bhakti Palu jurusan akuntansi mengenai

variasi mengajar dosen STIE Panca Bhakti Palu jurusan akuntansi.

b) Data Sekunder, data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini seperti :

1) Literatur kepustakaan, penelitian terdahulu, teori professional akuntan pendidik, metode pembelajaran, dan variasi mengajar.

2) STIE Panca Bhakti Palu, yang berupa sejarah singkat STIE Panca Bhakti Palu, struktur organisasi STIE Panca Bhakti Palu, visi dan misi.

(25)

Penelitian dilaksanakan dengan datang langsung ke lokasi atau tempat yang menjadi objek penelitian dimana proses layanan konsumen berlangsung. Maka metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a) Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya berdasarkan persepsi dan apa yang dirasakan. Dalam penelitian ini kuesioner terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Bagian I : yaitu pertanyaan mengenai identitas responden yang dijadikan sampel, yang terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat IPK mahasiswa dan angkatan.

2. Bagian II : yaitu bentuk pertanyaan mengenai penelitian ini, pertanyaan tersebut berupa berupa profesionalisme akuntan pendidik, metode pembelajaran, dan variasi mengajar.

b) Pengamatan, merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada objek penelitian. Mengamati secara langsung proses belajar mengajar pada jurusan akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

c) Wawancara, teknik wawancara untuk mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner tersebut. Wawancara juga digunakan untuk memperluas pandangan peneliti tentang data-data lain yang tidak terformulasi dalam kuesioner.

5. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel a) Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik bagi peneliti untuk diinvestigasi (Sekaran dan Bougie, 2010:262). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah mahasiswa strata satu Jurusan Akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

b) Sampel

(26)

tersebut. Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi”. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini, ditentukan sebanyak 60 orang mahasiswa yang terdiri dari :

a) Angkatan tahun 2011 sebanyak 20 orang. b) Angkatan tahun 2012 sebanyak 20 orang. c) Angkatan tahun 2013 sebanyak 20 orang. c. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penarikan non probability sampling dengan teknik penarikan sampel menggunakan menggunakan purposive sampling. Metode purposive sampling, menurut Sugiyono (2008:122) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel antara lain :

a) Mahasiswa jurusan Akuntasi STIE Panca Bhakti Palu. b) Tahun angkatan mahasiswa antara 2011, 2012, dan 2013. 6. Definisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

a) Profesional Akuntan Pendidik (X1)

Sikap konsisten akuntan publik untuk memberikan jasa berupa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidik yang ada, guna melahirkan akuntan-akuntan yang terampil dan professional. Adapun indikator pengukuran antara lain :

1. Memiliki pengetahuan umum yang luas. 2. Pengetahuan bisnis yang luas.

(27)

4. Proses pengajaran diisi dengan diskusi kelas.

5. Memberikan contoh maupun studi kasus yang berkaitan dengan materi kuliah.

6. Mempresentasikan materi kuliah dengan bahasa maupun kalimat yang mudah dipahami.

7. Memberikan tugas makalah sesuai materi kuliah.

8. Mampu menjelaskan tentang program-program komputer yang terbaru yang berkaitan dengan akuntansi.

9. Menjaga keserasian penampilannya setiap dia berada di lingkungan kampus.

10.Dapat mengolah waktu dengan baik.

11. Memisahkan antara masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. 12.Aktif dalam berbagai organisasi.

13.Tidak menyinggung masalah pribadi dosen lainnya. 14.Mengganti mata kuliah yang pernah ditinggalkan. b) Metode Pembelajaran (X2)

Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Metode pembelajaran biasanya disusun berdasarkan prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Keberhasilan peserta didik dalam belajar, tidak lepas dari kepintaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Adapun indikator pengukuran antara lain :

1. Proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran diskusi kelompok 2. Proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran ceramah.

(28)

4. Proses belajar mengajar dengan tugas makala individu.. 5. Proses belajar mengajar dengan tugas makala kelompok. c) Variasi Mengajar (X3)

Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kebosanan dan kejenuhan. Adapun indikator pengukuran antara lain :

1. Mampu meningkatkan perhatian mahasiswa terhadap relevensi terhadap proses belajar mengajar.

2. Mampu memelihara perhatian mahasiswa terhadap relevensi terhadap proses belajar mengajar.

3. Mampu memelihara motivasi mahasiswa terhadap relevensi terhadap proses belajar mengajar.

4. Mampu memelihara motivasi siswa terhadap relevensi terhadap proses belajar mengajar.

5. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual. 6. Mampu mendorong mahasiswa didik untuk giat belajar.

d) Tingkat Prestasi Mahasiswa (Y)

Tingkat prestasi mahasiswa adalah keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu yang dicapai dalam waktu tertentu. Adapun indikator pengukuran antara lain :

1. Faktor keluarga

2. Dosen dan cara mengajarnya.

3. Alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar 4. Lingkungan.

(29)

6. Motivasi sosial. 7. Kematangan. 8. Kecerdasan. 9. Latihan

7. Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian a) Skala pengukuran

Skala pengukuran merujuk pada skala pengukuran model Likert. Dalam skala Likert responden akan diberikan pertanyaan/pernyataan dengan beberapa alternatif jawaban yang dianggap responden paling tepat. Adapun skala Likert yang digunakan adalah hasil yang selanjutnya dikonversikan dalam 5 pilihan skala, yakni:

a. Sangat Setuju (SS) : dinilai dengan bobot 5 b. setuju (S) : dinilai dengan bobot 4 c. Ragu-ragu (RR) : dinilai dengan bobot 3 d. Tidak Setuju (TS) : dinilai dengan bobot 2 e. Sangat Tidak Setuju : dinilai dengan bobot 1

Penggunaan skala Likert dalam penelitian ini terkait dengan penelitian mengenai sikap. Sugiyono (2002 : 15) berpendapat bahwa penelitian mengenai sikap dapat diukur dengan skala Likert, data-data yang diperoleh dari pengukuran instrumen sikap dengan skala Likert adalah data yang interval.

b) Uji Validitas

(30)

Menurut Umar (2000:179), validitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana instrumen atau alat pengukuran itu betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas merupakan pengujian terhadap tingkat kesalahan item pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Uji ini dilakukan untuk menjaga konsistensi terhadap pertanyaan yang diajukan. Menurut Solimun (2002:81) bahwa bilamana koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator (Corrected item – Total Correlation) lebih besar dari 0,3 (r -≥ 0,3) maka instrumen tersebut dianggap valid.

c) Uji Reliabilitas

Instrumen yang dikembangkan dalam daftar pertanyaan, dianggap reliabel apabila mempunyai tingkat konsistensi hasil yang dicapai. Dalam arti mempunyai ketepatan, keakuratan, dalam mengungkap variabel yang diteliti walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Untuk menguju tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, maka dilakukan uji reabilitas dengan cara mengkorelasikan jawaban ganjil dengan genap yang terlebih dahulu diskor.

Pengujian relibilitas instrumen dapat menggunakan Rank Spearman Malhotra dalam Solimun (2002 : 71).“Suatu instrumen dikatakan reliabel manakala memenuhi standar koefisienalpha Cronbach lebih besar dari 0,6 (α ≥ 0.6). sebaliknya jika angka koefisien realibilitas yang diperoleh di bawah 0,6 (α  0.6) maka dapat dikatakan kuesioner tersebut dianggap tidak reliabel atau dianggap tidak cukup handal dalam mengukur persepsi responden terhadap variabel yang diteliti”.

(31)

Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah model Regresi Linier Berganda terjadi gangguan atau tidak, maka untuk mengetahui hal tersebut dilakukan uji sebagai berikut:

a) Uji Normalitas Residual Data

Yamin et al. (2011:10-11) menyatakan bahwa pemerikasaan normalitas error

dalam bentuk visual dipresentasikan dalam bentuk Normal PP plot of Regresion Standardized Residual. Pemeriksaan bentuk visual ini dimaksudkan untuk melihat gambar awal distribusi data. Suatu data mengikuti distribusi normal jika pencaran data dalam Normal PP plot of Regresion Standardized Residual berpencar di sekitar garis lurus miring yang melintang. Grafik berikutnya menunjukan bahwa plot data menyebar di sekitar garis lurus melintang.

b) Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005 : 105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(32)

Penelitian ini menggunakan metode analisis analisis Regresi Linier Berganda. Menurut Yamin et al. (2011:2) analisi regresi adalah sebuah metode statistik yang berguna untuk memodelkan fungsi hubungan di antara variabel, dalam hal ini variabel variabel independen dan variabel dependen.

Lebih lanjut Yamin et al. (2011:29) menyatakan regresi linier berganda/majemuk digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel independen dan varaibel dependen, dengan jumlah variabel independen lebih dari satu. Model matematis dalam regresi linier berganda sebagai berikut:

Dimana :

Y = Variabel dependen

X1 = Variabel independen β0, β1... βp = Koefisien regresi

e = Error

Berdasarkan pernyataan Yamin et al. (2011:29) mengenai rumus regresi linier berganda. Maka apabila diaplikasikan dalam penelitian ini, maka akan diperoleh bentuk persamaan regresi linier berganda, sebagai berikut :

Dimana :

Y = Profesional akuntan pendidik

X1 = Metode pembelajaran X2 = Variasi mengajar

Β1- β5 = Koefisien regresi yang diukur e = 5% (0.05)

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + ...+ βpXp + e

(33)

Formulasi rumusan regresi linier berganda yang telah dipaparkan diatas berdasarkan varibel-varibel yang akan diteliti untuk mengetahui pengaruh pengaruh profesionalisme akuntan pendidik, metode pembelajaran, dan variasi mengajar terhadap tingkat prestasi mahasiswa. Adapun kaidah-kaidah pengambilan keputusan, antara lain:

1) Uji – F (uji serempak) untuk uji hipotesis pertama a. Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

1. H0 yaitu Hipotesis mula-mula, menyatakan bahwa apabila nilai F hitung

< F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (alpha = 0.05 atau 5%), maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan (nyata) terhadap variabel dependen.

2. Ha yaitu Hipotesis alternatif, menyatakan bahwa apabila nilai F hitung >

F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (alpha = 0.05 atau 5%), maka variabel independen berpengaruh signifikan (nyata) terhadap variabel dependen.

b. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Untuk bisa mengetahui pengaruh serempak variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan pengujian statistik uji F. Adapun Hipotesis statistik dengan ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut : a) Jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka H0

ditolak dan Ha diterima terbukti bahwa semua variabel bebas yang diamati

(34)

b) Jika F hitung < F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka H0

diterima dan Ha ditolak terbukti bahwa semua variabel bebas yang diamati

secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. 2) Uji – T (uji parsial) untuk uji hipotesis ke 2,3, dan 4

a. Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

1. H0 yaitu Hipotesis mula-mula, menyatakan bahwa apabila nilai t-hitung

< t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (alpha = 0.05 atau 5%), maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan (nyata) terhadap variabel dependen.

2. Ha yaitu Hipotesis alternatif, menyatakan bahwa apabila nilai t-hitung >

t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (alpha = 0.05 atau 5%), maka variabel independen berpengaruh signifikan (nyata) terhadap variabel dependen.

b. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Untuk menguji keberartian dari koefisien regresi secara parsial atau untuk mengetahui variabel mana yang lebih dominan berpengaruh tehadap variabel independen maka digunakan uji – t. Dengan ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut :

1)Jika t-hitung > t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka H0

ditolak dan Ha diterima terbukti bahwa variabel independen (X) yang

diamati mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tidak bebas.

2)Jika t-hitung < t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka H0

(35)

diamati tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tidak bebas.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mengarahkan pada sasaran yang diharapkan maka penulisan proposal ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

Latar belakang merupakan sub yang mendeskripsikan fenomena yang terjadi mengenai profesionalisme akuntan pendidik, metode pembelajaran, dan variasi mengajar terhadap tingkat prestasi mahasiswa jurusan akuntansi STIE Panca Bhakti Palu.

Rumusan masalah merupakan sub yang menguraikan tentang permasalahan utama yang akan dianalisis untuk mendapatkan jawaban berdasarkan tanggapan atau jawaban responden yang menjadi sampel.

Tujuan dan kegunaan penelitian merupakan sub yang menguraikan tujuan dari penelitian dengan menjawab permasalahan berdasarkan data statistik serta diharapkan berguna bagi perguruan tinggi swasta STIE Panca Bhakti Pali untuk menjadi acuan khususnya jurusan akuntansi dalam kinerja tenaga pendidik dan tingkat prestasi mahasiswa.

Landasan teori merupakan sub yang menguraikan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, teori-teori pendukung seperti teori profesional akuntan pendidik, metode pembelajran, variasi mengajar dosen, dan tingkat prestasi mahasiswa .

(36)

Hipotesis merupakan sub yang menguraikan tentang kesimpulan sementara dari permasalahan yang diidentifikasi oleh peneliti dan akan diuji kebenarannya secara statistik.

Metode penelitian merupakan sub yang menguraikan tentang tipe penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, instrument penelitian, asumsi klasik dan analisis data.

Gambar

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Variabel partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran, kesulitan pencapaian tujuan, evaluasi anggaran, penerapan sistem informasi akuntansi,

Pengaruh Jenis Nasi Terhadap Nilai Gizi dan Mutu Kimiawi Nasi Dalam Kemasan Selama Penyimpanan Sebagai Alternatif Pangan Darurat ( Giyatmi, Desy Dwi Anggraini) digunakan dalam

28 GP03614 BEREMAS ANAK INGGIT Pend Matematik Prof Madya Dr Effandi Zakaria 29 GP03684 ZUNADIA BINTI ZULKIFLI Pend Matematik Prof Dr Norazah Mohd Nordin 30 GP03908 RAMUNAH BINTI

Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar (Catharina Tri Ani, dalam Setyowati,

Apabila berhadapan dengan hajat manusia untuk mempergunakannya dalam keadaan darurat, sedangkan sama sekali tidak ada bahan lagi yang dapat diperguna- kannya untuk

Hasil penelitian ini jika dibandingkan antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan yang memiliki persepsi body image tidak sesuai dengan status gizinya (menganggap dirinya lebih

Uang adalah sebagai persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi (Mankiw 2007).. Jenis uang: (1)Uang atas unjuk ( fiat money ) Contoh

Pada tahun 2014 BPTP Kalimantan Tengah menjadi lembaga pengkajian yang handal dalam penyediaan dan diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi